Tes Instrumen Penelitian Instrumen menurut Arikunto 2000:149 adalah alat pada waktu penelitian

Novta Dewi Astri N., 2012 Kemampuan Berbicara Dan Penerapan Model Pembelajaran Jurisprudensial Terhadap Siswa Kelas XI SMK Citra Bangsa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Setelah pelaksanaan eksperimen terhadap pembelajaran dengan model jurisprudensial melalui diskusi dilaksanakan, maka data yang telah dikumpulkan diolah dengan cara menggunakan teknik secara kuantitatif.

3.6 Instrumen Penelitian Instrumen menurut Arikunto 2000:149 adalah alat pada waktu penelitian

menggunakan suatu metode. Untuk itu, instrumen dalam penelitian ini terdiri atas skala penilaian dan observasi yang bertujuan untuk menghasilkan data supaya lebih akurat, skala penilaian dipakai sebagai alat untuk menjaring kemampuan pada siswa dalam berbicara. Skala penilaian berisi kriteria-kriteri untuk menentukan tinggi rendahnya skor yang dipakai para siswa dalam pembelajaran diskusi. Penilaian meliputi aspek kebahasaan dan nonkebahasaan. Penyekoran pada kedua aspek itu dilakukan agar tidak menimbulkan subjektivitas. Dalam penyekoran digunakan katagori tinggi, sedang , dan rendah. Sesuai dengan jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka instrumrn penelitian yang digunakan sebagai berikut:

3.6.1 Tes

Tes digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa prestest dan kemampuan akhir postest siswa dalam keterampilan berbicara setelah proses belajara mengajar berlangsung. Bentuk tes secara lisan, pengukuran ini dilakukan kepada para siswa. Aspek-aspek yang diukur dalam tes keterampilan berbicara meliputi kebahasaan dan nonkebahasaan. Novta Dewi Astri N., 2012 Kemampuan Berbicara Dan Penerapan Model Pembelajaran Jurisprudensial Terhadap Siswa Kelas XI SMK Citra Bangsa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Dalam hal berbicara Shihabudin 2008: 198 menuliskan kriteria penilaian terhadap kemampuan berbicara seseorang sekurang-kurangnya harus memperhatikan minimal enam aspek berikut a. Lafal Aspek ini meliputi a tekanan sesuai dengan standar, tidak nampak adanya pangaruh bahasa daerah, b ucapan yang dipahami, c sesekali timbul kesukaran memahami, d susah dipahami, e sama sekali tidak dapat dipahami. b. Tata Bahasa Aspek ini meliputi a hampir tidak membuat kesalahan, b sedikit sekali membuat kesalahan, sehingga kadang-kadang mengeluarkan pengertian, d kesalahan tata bahasa dan susunan kata menyebabkan pembicaraan sukar dipahami, c pembicara sering berhenti dan berbicara dengan terpatah-patah. c. Isi pembicaraan Aspek ini meliputi a alur pembicara sangat baik dan runtun, b alur topik berbicara sedikit terbuka, c alur pembicaraan masih bisa dipahami meskipun kurang runtun, d alur pembicaraannya kurang runtun dan kurang menjelaskan topik, e alur pembicaraannya tidak jelas sehingga menyimpang dari topik pembicaraan. Novta Dewi Astri N., 2012 Kemampuan Berbicara Dan Penerapan Model Pembelajaran Jurisprudensial Terhadap Siswa Kelas XI SMK Citra Bangsa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu d. Tata bahasa Aspek ini meliputi a penggunaan kata-kata dan ungkapan sangat baik, b kadang-kadang digunakan kata atau istilah yang kurang tepat, c seringg menggunakan kata-kata yang salah dan penggunaannya sangat terbatas, d sering menggunakan kata-kata yang salah menyebabkan pembicaraan sukar dipahami, e kosakata amat terbatas, sehingga memacetkan pembicaraan. e. Kefasihan Aspek ini meliputi a penbicaraan lancar sekali, b kelancaran sering mengalami gangguan, c kecepatan dan kelancaran tampaknya sering diganggu oleh kesulitan berbahasa, d umumnya pembicara tersendat- sendat, e pembicaraan sering terhenti dan pendek-pendek. f. Pemahaman Aspek ini meliputi a dapat memahami masalah tanpa kesulitan, b dapat memahami percakapan dengan kecepatan yang normal dan dapat beraksi secara tepat, c dapat memahami sebagaian besar percakapan tetapi lambat beraksi, d dapat dikatakan tidak mampu memahami maksud percakapan bertapapun sangat bersahaja. Ktiteria Penilaian Keterampilan Berbicara Faktor Kebahasaan

a. Pilihan Kata atau Diksi

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA KELAS XI SMA.

0 2 23

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

0 3 24

PENERAPAN PEMBELAJARAN URET SUSU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DI DEPAN KELAS PADA SISWA KELAS X.2 Penerapan Pembelajaran Uret Susu Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Di Depan Kelas Pada Siswa Kelas X.2 SMA Muhammadiyah 4 Andong Dengan Pembe

0 1 15

PENERAPAN MODEL TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2009/2010.

0 1 14

PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA PEMBELAJARAN BERBICARA MENYAMPAIKAN LAPORAN SECARA NARATIF : Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas XI SMK Tunas Bangsa Ciater Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 45

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL JURISPRUDENSIAL DALAM MENUMBUHKAN KESADARAN HUKUM SISWA:Studi deskriptif pada siswa kelas XI teknik komputer di SMK ulil albab depok kabupaten cirebon.

1 4 40

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AFEKTIF DAN MATEMATIKA SISWA DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA SISWA KELAS XI KEPERAWATAN SMK KESEHATAN CITRA MEDIKA SUKOHARJO.

0 0 16

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TIPE JURISPRUDENSIAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI - repository UPI S PEK 1102398 Title

0 0 4

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TSTS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA

1 3 11

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMPREDIKSI DAN RASA INGIN TAHU MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE DEMONSTRATION PADA SISWA KELAS XI SMA

0 0 16