Reflektansi Dan Transmitansi TINJAUAN PUSTAKA

commit to user 16 90° yang secara matematis ߠ ௣ ൅ ߠ ଶ ൌ ͻͲι, maka sinar pantul terpolarisasi linier. Sudut datang yang menghasilkan sinar pantul terpolarisasi disebut sudut polarisasi atau sudut Brewster ߠ ௣ ሻ. Gambar 2. 12. Polarisasi karena pemantulan dan pembiasan Hukum Snellius untuk menyatakan pembiasan adalah: ݊ ଵ •‹ ߠ ௣ ൌ ݊ ଶ •‹ ߠ ଶ Oleh karena ߠ ଶ ൌ ͻͲι െ ߠ ௣ Maka •‹ ͻͲι െ ߠ ௣ ൌ …‘• ߠ ௣ Sehingga hukum Snellius diatas menjadi: 2.15 Persamaan 2.15 disebut dengan hukum Brewster. Dalam penelitiaaan ini persamaan 2.15 akan digunakan untuk mencari indek bias PMMA dengan mengunakan metode reflektansi.

2.10. Reflektansi Dan Transmitansi

Pada proses pemantulan dan pembiasan, cahaya dapat terpolarisasi sebagian atau seluruhnya oleh refleksi. Perbandingan intensitas cahaya yang dipantulkan dengan cahaya yang datang disebut reflektansi R, sedangkan perbandingan intensitas cahaya yang ditransmisikan dengan cahaya datang disebut –ƒ ߠ ௣ ൌ ݊ ଶ ݊ ଵ Sinar datang Sinar pantul Sinar bias Garis Normal commit to user 17 transmitansi T. Fresnel menyelidiki dan merumuskan suatu persamaan koefisien refleksi dan koefisien transmisi yang dihasilkan oleh pemantulan dan pembiasan Pedrotti, 1993. Jenis polarisasi dengan medan listrik ܧtegak lurus bidang datang dan medan magnet ܤsejajar bidang datang disebut transverse electric TE.Sebaliknya jika medan listrik ܧsejajar bidang datang maka jenis polarisasi ini disebut transverse magnetic TM. Polarisasi TE yaitu polarisasi dimana vektor medan listrik berada pada bidang yang tegak lurus arah perambatan gelombang.Polarisasi TM yaitu polarisasi dimana vektor medan magnetik berada pada bidang yang tegak lurus arah perambatan gelombang Gambar 2.13. Gambar 2. 13. Polarisasi mode TE dan mode TM Transmitansi dari bahan dapat dicari dengan membandingkan intensitas sinar laser setelah melalui bahan ሺܫ ௧ ሻ dengan intensitas sinar laser sebelum mengenai bahan ሺܫ ଴ ሻ. 2.16 Transmitansi juga dapat dikaitkan dengan koefisien absorbansi suatu bahan. Keterkaitan antara koefisien absorbsi dan transmitansi digambarkan oleh persamaan 2.17: ܶ ൌ ‡š’ሺെߙݐሻ 2.17 Dimana ܶ adalah Transmitansi, ߙadalah koefisien absorbsiሺܿ݉ ିଵ ሻ, dan ݐ adalah ketebalan bahan ሺܿ݉ሻǤ Sedangkan Reflektansi R didefinisikan sebagai perbandingan antara intensitaspemantulan dengan intensitas sumber yang dapat ditulis: 2.18 ܶ ൌ ܫ ௧ ܫ ଴ ܴ ൌ ܫ ௥ ܫ ଴ ܧത Arah rambat gelombang ܤത Arah rambat gelombang TE TM commit to user 18 Pada penelitian ini persamaan 2.18 akan digunakan untuk menghitung Reflektansi PMMA untuk mode TE dan TM. Untuk metode kedua dengan menggunakan sudut datang dan sudut bias didapatkan nilai koefisien refleksi r dan koefisien tansmisit sebagai berikut: 2.19 2.20 2.21 2.22 Sedangkan untuk nilai koefisien refleksi r dan koefisien tansmisit sebagai fungsi sudut datang dapat diperoleh dengan persamaan sebagai berikut: 2.23 2.24 2.25 2.26 Dimana ߠ adalah sudut gelombang datang, dan ݊ adalah indeks bias relatif ሺ݊ ؠ ݊ ଶ Ȁ݊ ଵ ሻ.Sampai di persamaan koefisien refleksi dan transmitansi diatas sehingga dapat di ambil suatu komentar bahwa pada penelitian ini tidak menggunakan selinder dengan dinding dalam cermin karena tiap pantulan energi akan hilang sebesar ͳ െ ݎ.

2.11. Absorbansi