commit to user
49
ditransmisikan ke powermeter dan diukur dayanya. Dari daya listrik yang terukur pada powermeter selanjutnya dapat dihitung intensitasnya dengan menggunakan
persamaan: 4.70
Dengan I adalah intensitas wattm
2
, P adalah daya listrik watt dan A adalah luasan m
2
. Untuk mendapatkan nilai reflektansi dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan reflektansi berkaitan dengan intensitas sesuai dengan
tinjauan pustaka pada persamaan 2.18 yaitu: 2.18
Dengan R adalah Reflektansi, I adalah Intensitas sinar yang dipantulkan, dan I adalah Intensitas sinar mula-mula.
Pada Gambar 4.11 terlihat bahwa nilai reflektansi untuk mode TE semakin meningkat jika sudut datang semakin besar. Peningkatan intensitas tidak linier
akan tetapi membentuk lengkungan seperti grafik eksponensial. Mula ±mula
untuk sudut 1° nilai reflektansi adalah 0,079 kemudian meningkat seiring dengan penambahan sudut datang hingga reflektansi 1 pada sudut 90°. Untuk nilai
reflektansi Mode TM pada gambar 4.11 menunjukkan bahwa nilai reflektansi PMMA akan terus turun dari sudut 1° dengan nilai reflektansi 0,086 hingga sudut
56° dengan nilai reflektansi 0,002. Tetapi setelah melewati sudut 57° dengan nilai reflektansi 0,004, nilai reflektansi PMMA mengalami peningkatan yang signifikan
hingga sudut 90°. Berdasarkan grafik juga terlihat bahwa nilai reflektansi minimum PMMA untuk mode TE sebesar 0,079, terjadi pada sudut 10.
Sedangkan untuk mode TE sebesar 0,002 dan terjadi pada sudut 56°. Jika dibandingkan antara kurva reflektansi TE dan TM terlihat bahwa nilai reflektansi
TE lebih kecil dari pada TM ketika sudut datang 5°.
4.2.4. Pengukuran Indeks Bias PMMA
Pengukuran indeks bias terhadap bahan PMMA dilakukan untuk mengetahui perbedaan indeks bias PMMA dengan indeks bias udara. Perbedaan
indeks bias udara dengan PMMA merupakan syarat utama agar pemanduan ܫ ൌ
ܲ ܣ
ܴ ൌ ܫ
ܫ
commit to user
50
cahaya dalam kolektor surya dapat terjadi. Pengukuran indeks bias telah dilakukan terhadap PMMA dengan menggunakan metode reflektansi. Hasil pengukuran
reflektansi PMMA untuk pengukuran indeks bias disajikan dalam Gambar 4.12.
50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 0,002
0,004 0,006
0,008 0,010
0,012 0,014
Reflektansi
Sudut datang
TM
Gambar 4. 12. Grafik Reflektansi PMMA mode TM dari 50°-60°
Pada Gambar 4.11 terlihat nilai reflektansi untuk mode TM memiliki nilai terendah terendah pada rentang sudut 50° hingga 60°. Untuk mendapatkan hasil
yang lebih teliti, maka pengukuran kembali dilakukan pada rentang sudut 50° hingga 60° dengan peningkatan sudut datang sebesar 0,167°, lebih teliti dibanding
sebelumnya dengan peningkatan sudut datang sebesar 1°. Pada gambar 4.12. terlihat bahwa grafik reflektansi PMMA untuk rantang sudut datang dari 50°
hingga 60° berbentuk cekung. Nilai refelektansi PMMA terendah adalah 0,002 terjadi pada sudut 56,333°. Seteleah melewati sudut 56,333° nilai reflektansi
mode TM ini akan terus naik secara signifikan hingga sudut 60° Dengan mengingat hukum Brewster tentang pemantulan dan pembiasan
yang secara matematis dapat dituliskan : 2.29
Dengan ș
p
adalah sudut reflektansi terkecil mode TM, n
2
adalah indeks bias medium 1 yang dalam penelitian ini adalah PMMA dan n
1
adalah indeks bias medium 2 yang dalam penelitian ini adalah udara.
ߠ
ൌ ݊
ଶ
݊
ଵ
commit to user
51
Dengan ș
p
adalah 56,333°, n
1
adalah 1 maka dapat dihitung indeks bias PMMA n
2
. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh indeks bias untuk PMMA adalah 1,501. Nilai ini bersesuaian dengan yang ada diliteratur pembuat PMMA
www.an-internasional yang menyebutkan bahwa indeks bias PMMA berkisar antara 1,49-1,51 bergantung pada komposisi bahan .
4.2.5. Pengukuran NA Numerical Aperture