Karakterisasi Simplisia Uji Antihiperkolesterolemia Ekstrak Etil Asetat Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) pada Serum Darah Marmot

22

3.3 Karakterisasi Simplisia

Pemeriksaan karakterisasi simplisia seperti penetapan kadar air dilakukan menurut prosedur World Health Organization 1998; pemeriksaan makroskopik, mikroskopik, penetapan kadar sari larut air, penetapan kadar sari larut etanol, penetapan kadar abu total dan penetapan kadar abu tidak larut asam dilakukan menurut prosedur Depkes RI 1995.

3.3.1 Pemeriksaan makroskopik

Pemeriksaan makroskopik terhadap simplisia daun binahong meliputi pemeriksaan bentuk, bau, warna, dan rasa dan juga dilakukan pemeriksaan makroskopik terhadap daun binahong segar.

3.3.2 Pemeriksaan mikroskopik

Pemeriksaan mikroskopik dilakukan terhadap irisan melintang dan membujur daun binahong segar untuk melihat susunan anatomis dari daun binahong. Caranya: dibuat irisan melintang dan membujur dari daun binahong kemudian diletakkan di atas objek gelas lalu ditetesi larutan kloralhidrat, dipanaskan dengan lampu spriritus, dicuci dengan air, ditutup dengan kaca penutup dan dilihat di bawah mikroskop. Pemeriksaan mikroskopik juga dilakukan terhadap serbuk simplisia daun Binahong untuk melihat fragmen-fragmen pengental dari simplisia tersebut. Sejumlah serbuk simplisia diletakkan merata di atas objek gelas yang telah ditetesi larutan kloralhidrat, ditutupi dengan kaca penutup dan dilihat dibawah mikroskop. 3.3.3 Penetapan kadar air Sebanyak 200 ml toluen dan 2 ml air suling dimasukkan ke dalam labu alas bundar, lalu didestilasi selama 2 jam. Setelah itu, toluene dibiarkan mendingin selama 30 menit, dan dibaca volume air pada tabung penerima dengan Universitas Sumatera Utara 23 ketelitian 0,05 ml. kemudian ke dalam labu tersebut dimasukkan 5 gram serbuk simplisia yang telah ditimbang seksama, labu dipanaskan hati-hati selama 15 menit. Setelah toluene mendidih, kecepatan tetesan diatur lebih kurang 2 tetes tiap detik sampai sebagian besar air terdestilasi, kemudian kecepatan tetesan dinaikkan hingga 4 tetes tiap detik. Setelah semua air terdestilasi, bagian dalam pendingin dibilas dengan toluen. Destilasi dilanjutkan selama 5 menit, kemudian tabung penerima dibiarkan mendingin pada suhu kamar. Setelah air dan toluen memisah sempurna, volume air dibaca dengan ketelitian 0,05 ml. Selisih kedua volume air yang dibaca sesuai dengan kandungan air yang terdapat dalam bahan yang diperiksa. Kadar air dihitung dalam persen.

3.3.4 Penetapan kadar sari yang larut dalam air

Sebanyak 5 gram serbuk simplisia dimasukkan dalam labu tersumbat, dimaserasi dengan 100 ml air kloroform P 2,5 ml kloroform dalam 1000 ml air selama 24 jam, sambil sesekali dikocok selama 6 jam pertama dan kemudian dibiarkan Selama 18 jam. Disaring, sejumlah 20 ml filtrat diuapkan sampai kering dalam cawan dangkal berdasar rata yang telah ditara, sisanya dipanaskan pada suhu 105 o C sampai bobot tetap. Hitung kadar dalam persen sari yang larut dalam air, terhadap bahan yang telah dikeringkan udara.

3.3.5 Penetapan kadar sari yang larut dalam etanol

Sebanyak 5 gram serbuk simplisia dimasukkan dalam labu tersumbat, dimaserasi dengan 100 ml etanol 95 selama 24 jam, sambil sesekali dikocok selama 6 jam pertama, kemudian dibiarkan selama 18 jam. Disaring, kemudian sejumlah 20 ml filtrat diuapkan sampai kering dalam cawan dangkal berdasarkan rata-rata cawam yang telah ditara sebelumnya, kemudian sisanya dipanaskan pada suhu 105 o C sampai bobot tetap. Hitung dalam persen kadar sari yang larut dalam Universitas Sumatera Utara 24 etanol terhadap bahan yang telah dikeringkan udara.

3.3.6 Penetapan kadar abu total

Sebanyak 2 gram serbuk yang telah digerus dan ditimbang seksama dimasukkan dalam krus porselin yang telah dipijar dan ditara, kemudian dirata- ratakan. Krus pijar pada suhu 600 o C sampai arang habis. Didinginkan dan ditimbang sampai diperoleh bobot tetap. Kadar abu dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan udara.

3.3.7 Penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam

Abu yang telah diperoleh dalam penetapan kadar abu total didihkan dalam 25 ml asam klorida encer selama 5 menit, bagian yang tidak larut dalam asam dikumpulkan, disaring melalui kertas saring bebas abu, cuci dengan air panas, dipijar pada suhu 600 o C sampai bobot tetap, kemudian didinginkan dan ditimbang. Kadar abu yang tidak larut dalam asam dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan.

3.4 Pembuatan Ekstrak Etil Asetat Daun Binahong

Dokumen yang terkait

Penganrh Salep Ekstrak I)aun Binahong (Anredera cordifulia (Tenore) Steenis) terhadap Pembentukan Jaringan Granulasi pada Luka Bakar Tikus Sprngue dawley (Studi Pendahuluan Lama Paparan Luka Bakar 30 Detik dengan Plat Besi

1 19 89

Uji aktivitas ekstrak Etanol 70% daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) terhadap penurunan kadar asam urat dalam darah tikus putih jantan yang diinduksi dengan Kafeina

1 42 73

Pengaruh pemberian salep ekstrak daun Binahong (anredera cordifolia (tenore) steenis) terhadap re-epitelisasi pada luka bakar tikus sprague dawley : studi pendahuluan lama paparan luka bakar 30 detik dengan plat besi

0 20 70

Uji Antihiperkolesterolemia Ekstrak Etil Asetat Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) pada Serum Darah Marmot

0 0 16

Uji Antihiperkolesterolemia Ekstrak Etil Asetat Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) pada Serum Darah Marmot

0 0 2

Uji Antihiperkolesterolemia Ekstrak Etil Asetat Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) pada Serum Darah Marmot

0 2 6

Uji Antihiperkolesterolemia Ekstrak Etil Asetat Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) pada Serum Darah Marmot

0 1 13

Uji Antihiperkolesterolemia Ekstrak Etil Asetat Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) pada Serum Darah Marmot Chapter III V

0 0 24

Uji Antihiperkolesterolemia Ekstrak Etil Asetat Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) pada Serum Darah Marmot

0 0 4

Uji Antihiperkolesterolemia Ekstrak Etil Asetat Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) pada Serum Darah Marmot

0 0 30