6 terhubung dengan kelenjar submandibula dan sublingual, sedangkan inferior nuklei
CN IX mempersarafi kelenjar parotid.
22,23
Serabut saraf simpatis yang menginervasi kelenjar saliva berasal dari ganglion servikalis superior dan beriringan dengan arteri yang mensuplai arteri karotis eksterna
yang memberikan suplai darah pada kelenjar parotis dan bersama arteri lingualis memberikan suplai darah ke submandibula, serta bersama dengan arteri fasialis yang
mensuplai darah ke kelenjar sublingualis. Rangsangan simpatis akan menstimuli reseptor adrenergik menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah pada kelenjar saliva
menyebabkan jumlah saliva sedikit, lebih kental dan kaya mukus. Berbeda dengan rangsangan parasimpatis yang menstimuli reseptor kolinergik menyebabkan
vasodilatasi pembuluh darah, menyebabkan volume saliva lebih banyak dan kaya enzim
22,23
2.2 Komposisi Saliva
Komposisi saliva terdiri atas 99 air dan 1 terdiri atas ion dan unsur organik. Ion penting dalam saliva adalah kation, Na
+
dan K
+
, anion Cl
-
dan bikarbonat HCO
3
. Elektrolit lain yang terdapat dalam saliva seperti kalsium, fosfat, fluorida, tiosianat, magnesium sulfat dan iodin. Unsur organik saliva seperti protein,
karbohidrat, lipid dan molekul organik kecil.
10
Kalsium saliva dan fosfor dalam konsentrasi lewat jenuh dalam saliva dan memainkan peranan dalam remineralisasi gigi.
pH netral dalam rongga mulut adalah dipertahankan oleh kapasitas buffer dari saliva.
10
Kalsium merupakan nutrisi penting dan tidak hanya untuk mineralisasi tulang dan gigi tetapi untuk mengatur peristiwa
intraselular disebagian besar dan tidak pada semua jaringan tubuh.
24
Komposisi saliva merupakan faktor penting dalam menentukan prevalensi karies. Perlindungan relatif terhadap kavitas gigi, laju aliran saliva, kapasitas buffer,
kalsium, fosfat dan konsentrasi fluorida adalah hal-hal yang diperlukan. Sirkulasi saliva dalam rongga mulut disebut sebagai seluruh saliva terdiri atas campuran
sekresi dari kelenjar saliva mayor, minor dan sedikit dari cairan krevikular. Saliva
Universitas Sumatera Utara
7 dapat meningkatkan kesehatan rongga mulut dan oleh karena itu kekurangan sekresi
saliva akan mengakibatkan proses penyakit.
11
2.3 Pengaruh Saliva Terhadap Karies
Saliva dapat mempengaruhi proses karies dalam berbagai cara yaitu: aliran saliva dapat menurunkan akumulasi plak pada permukaan gigi dan juga
meningkatkan pembersihan karbohidrat dari rongga mulut. Sistem buffer asam karbonat-bikarbonat, serta kandungan amonia dan urea dalam saliva dapat
menyangga dan menetralkan penurunan pH yang terjadi saat bakteri plak sedang memetabolisme gula. Kapasitas buffer dan pH saliva erat hubungannya dengan
kecepatan sekresinya.
2
Kapasitas buffer saliva merupakan faktor penting, yang berperan dalam pemeliharaan pH saliva dan remineralisasi gigi. Kapasitas buffer saliva pada dasarnya
tergantung pada konsentrasi bikarbonat berhubungan dengan tingkat aliran saliva, karena setiap faktor penurunan laju aliran saliva cenderung mengalami penurunan
terhadap kapasitas buffer dan meningkatnya risiko perkembangan karies.
21
Pengaruh fungsi saliva penting adalah pembersihan dan menetralkan untuk pencegahan karies. Secara umum, meningkatkannya sekresi laju aliran saliva maka
terjadi proses pembersihan dan kapasitas buffer tinggi. Berkurangnya laju aliran saliva dan bersamaan dengan penurunan sistem pertahanan rongga mulut dapat
menyebabkan karies meningkat dan peradangan mukosa, karies gigi sebagian besar disebabkan karena hiposalivasi.
25
2.3.1 Pengaruh Volume Saliva Terhadap Karies
Saliva memegang peranan penting dalam mempertahankan kesehatan rongga mulut dan proses biologis yang terjadi di dalam rongga mulut.
4
Total aliran saliva sehari 500-1000 mlhari.
10
Volume saliva dengan stimulasi yang normal berkisar lebih dari 5,0 ml5 menit, rendah 3,5-5,0 ml5 menit dan hiposalivasi kurang dari 3,5
ml5 menit.
26
Volume saliva dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk derajat hidrasi, posisi tubuh dan terpaparnya cahaya matahari.
27
Universitas Sumatera Utara