35 menghasilkan demineralisasi pada gigi dan menciptakan suatu lingkungan yang
menguntungkan lebih lanjut bakteri Streptococcus mutans.
.25
5.2 Nilai Keasaman pH Saliva Pada Karies dan Bebas Karies.
Berdasarkan hasil penelitian Tabel 2 menunjukkan nilai rerata pH saliva pada kelompok karies 5,26 ± 0,219 dan pada kelompok bebas karies kelompok
kontrol 6,68 ± 0,362. Hasil ini sesuai dengan penelitian Pandey 2008 yaitu nilai pH meningkat pada kelompok bebas karies dan pada kelompok karies nilai pH
menurun.
38
Berdasarkan uji statistik T tidak berpasangan terdapat perbedaan yang signifikan P 0,05.
Menurut penelitian Kidd 2012, bahwa pada individu yang memiliki intensitas karies tinggi, terlihat adanya pH lebih rendah dibandingkan pada
intensitas karies rendah, dengan kerusakan kavitas gigi sebagai tempat penumpukan sisa-sisa makanan yang kemudian akan terjadi pembusukan oleh
bakteri dan dapat menyebabkan penurunan pH saliva. Hal ini terjadi karena adanya interaksi antara gigi dan saliva sebagai host, mikroorganisme normal
didalam mulut, serta makanan terutama karbohidrat yang mudah difermentasikan menjadi asam melalui proses glikolisis.
2
Mikroorganisme yang berperan dalam proses glikolisis adalah Streptococcus sp
dan Lactobacillus sp, hal ini menyatakan bahwa pada kelompok karies tinggi jumlah Streptococcus sp dan Lactobacillus sp lebih banyak dari pada
penderita karies rendah atau bebas karies, sedangkan asam organik yang terbentuk antara lain asam piruvat dan asam laktat yang dapat menurunkan pH saliva
sehingga terjadi
demineralisasi.
1,2
Penurunan pH
tersebut mendorong
Lactobacillus sp untuk memproduksi asam dan menyebabkan terjadinya proses
karies.
1,2
Streptococcus sp memiliki sifat-sifat tertentu yang memegang peranan utama dalam proses karies gigi dengan memfermentasi karbohidrat menghasilkan
asam sehingga mengakibatkan pH turun.
1
Bakteri plak akan memfermentasi karbohidrat sukrosa dan menghasilkan asam, sehingga menyebabkan pH plak akan turun dalam waktu 1-3 menit sampai
pH 4,5-5,0. Kemudian pH akan kembali normal pada pH sekitar 7 dalam 30-60 menit, dan jika penurunan pH plak ini terjadi secara terus-menerus maka akan
Universitas Sumatera Utara
36 menyebabkan demineralisasi pada permukaan gigi. Kondisi asam seperti ini maka
bakteri streptococcus mutans dan Lactobacillus sp ,yang merupakan mikroorganisme penyebab utama dalam proses terjadinya karies. Streptococcus
mutans berperan dalam permulaan initition terjadi karies gigi, sedangkan
Lactobacillus sp , berperan pada proses perkembangan dan kelanjutan karies.
28
Pertama kali akan terlihat white spot pada permukaan enamel kemudian proses ini berjalan secara perlahan sehingga lesi kecil tersebut berkembang, dan dengan
adanya destruksi bahan organik, kerusakan berlanjut pada dentin disertai kematian odontoblas.
28
Demineralisasi dapat terjadi apabila enamel berada dalam suatu lingkungan pH di bawah 5,5, saat ini banyak minuman ringan dengan pH di
bawah 5,5 yang dikonsumsi oleh masyarakat pH berperan pada demineralisasi karena pH yang rendah akan meningkatkan konsentrasi ion hidrogen dan ion ini
akan merusak hidroksiapatit enamel gigi.
39
Proses demineralisasi dan remineralisasi sering kali terjadi setiap hari pada setiap individu. Dari waktu kewaktu akan menyebabkan karies gigi. Perbaikan
dan kebalikan pada lesi atau pemeliharaan. Remineralisasi sering terjadi, khususnya jika pH biofilm dikembalikan oleh saliva yang bertindak sebagai aksi
buffer . Area remineralisasi mempunyai konsentrasi tinggi dari flourida dan
struktur enamelnya sedikit lebih mikroporus dari pada struktur gigi aslinya disebabkan perolehan kalsium dan fosfat dari saliva.
1
5.3 Kadar Kalsium Saliva Pada Karies dan Bebas Karies.