cukup seragam Odum, 1996. Kisaran indeks keseragaman antara 0 sampai 1, semakin kecil nilainya mendekati nol menunjukan bahwa penyebaran jumlah
individu tiap spesies tidak seragam Krebs, 1985; Odum, 1993. Dengan hasil ini dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan makrofauna tanah yang didapat pada
lokasi I dan lokasi II spesiesnya cukup seragam jumlah individu merata tiap spesiesnya.
4.6. Indeks Similaritas Kesamaan Makrofauna Tanah
Dari hasil penelitian ditemukan 23 spesies makrofauna tanah pada lokasi I dan 30 spesies makrofauna tanah pada lokasi II. Dari hasil tersebut ditemukan 21 spesies
yang sama yang menempati kedua lokasi dengan nilai indeks similaritas
kesamaan seperti yang terlihat pada Tabel 4.7 berikut ini: Tabel 4.7. Nilai Indeks Similaritas Kesamaan Makrofauna Tanah Pada
Setiap Lokasi Penelitian Indeks Similaritas
Lokasi I Lokasi II
Lokasi I -
79,245
Lokasi II -
-
Keterangan : Lokasi I = Lahan Pertanian Anorganik, Lokasi II = Lahan Pertanian Organik
Hasil analisis data pada Tabel 4.7 memperlihatkan nilai indeks similaritas
kesamaan makrofauna tanah antara lokasi I dan lokasi II adalah sebesar 79,245
≥ 75 yang menunjukkan kesamaan makrofauna tanah antar lokasi sangat mirip Suin, 2002. Faktor iklim lingkungan diduga memberikan pengaruh
terhadap hasil tersebut. Kedua lokasi berada pada jarak yang tidak jauh berbeda ± 2 Km dan menempati wilayah dengan topografi yang sama sehingga keadaan
iklim kedua lokasi relatif sama. Berdasarkan data BPS 2013 wilayah tersebut memiliki temperatur udara yang berkisar antara 18,8°C
– 19,8°C, kelembaban udara rata rata setinggi 84,66 dan curah hujan rata-rata setinggi 64 MM
– 268 MM. Artinya, daya dukung iklim lingkungan secara umum pada kedua lokasi
adalah sama, sehingga makrofauna tanah yang mampu hidup pada wilayah ini spesiesnya sangat mirip atau tidak jauh berbeda.
Suhu udara sering menjadi faktor pembatas kehidupan organisme baik terhadap aktivitas, konsumsi makan, pertumbuhan dan fungsi fisiologi lainnya.
Kelembaban udara yang merupakan jumlah uap air yang terdapat dalam udara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
juga memberikan pengaruh terhadap fauna tanah karena sebagian besar tubuh fauna tanah terdiri dari air, dan air dapat menjadi faktor pembatas pada ekosistem
darat. Curah hujan juga demikian, curah hujan yang terlalu banyak atau terlalu sedikit pada suatu tempat menentukan tipe vegetasi dan penyebaran fauna di suatu
daerah Suin, 2002. Menurut Michael 1995, iklim tidak sama di seluruh tempat, iklim juga memberikan pengaruh terhadap makhluk hidup dan substrat daerah
tersebut. Faktor lainnya yang diduga memberikan pengaruh terhadap kesamaan
spesies makrofauna tanah yang ditemukan adalah jenis-jenis tumbuhan yang ditanam Sugiyarto, 2000b; Mukti et al., 2004; Sugiyarto, 2005 serta pola tanam
yang diterapkan Reisig et al., 1986; Sabaruddin et al., 2008. Jenis tumbuhan
yang ditanam atau dibudidayakan pada kedua lokasi relatif sama Lampiran 2.
Pola tanam yang diterapkan pada kedua lokasi juga sama yaitu polikultur. Hal ini menyebabkan pengaruhnya terhadap kemampuan makrofauna tanah untuk hidup
pada masing-masing lokasi juga tidak jauh berbeda. Faktor pembatasnya adalah berupa faktor fisik dan kimia tanah, ketersediaan makanan dan berbagai macam
gangguan yang disebabkan oleh sistem pengelolaan lahan pada kedua lokasi.
4.7. Analisis Korelasi Pearson r