Karakteristik Sampel Berdasarkan Usia Karakteristik Sampel Berdasarkan Latar Belakang Pemimpin Produk Product

72

1. Karakteristik Sampel Berdasarkan Usia

Tabel 4.1 Jenis_Kelamin Usia Crosstabulation Usia Total 21-30 Tahun 31-40 Tahun 41-50 Tahun 20 Tahun 50 Tahun Jenis_Kelami n LAKI-LAKI 27 18 5 7 8 65 PEREMPUAN 3 18 3 7 4 35 Total 30 36 8 14 12 100 Sumber : Hasil pengolahan data melalui program SPSS v 16.0, 2013 Gambar 4.1 memberikan gambaran mengenai umur sampel berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner. Dapat diketahui bahwa sampel yang berumur 21-30 tahun sebanyak 30 orang, yang berumur 31-40 tahun sebanyak 36 orang, yang berumur 20 tahun sebanyak 14 orang dan yang berumur 50 tahun sebanyak 12.

2. Karakteristik Sampel Berdasarkan Latar Belakang Pemimpin

Tabel 4.2 Jenis_Kelamin Latar_Belakang_Pemimpin Crosstabulation Latar_Belakang_Pemimpin Total EKONOMI MILITER PENDIDIKKALA NGAN PROFESIONAL PENGUSAHA POLITIK SOSIAL AGAMA Jenis_Kelamin LAKI-LAKI 24 9 8 10 9 5 65 PEREMP UAN 14 3 4 5 1 8 35 Total 38 12 12 15 10 13 100 Sumber : Hasil pengolahan data melalui program SPSS v 16.0, 2013 Tabel 4.2 memberikan gambaran mengenai latar belakang partai politik sampel berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner. Dapat diketahui bahwa sampel yang terdiri dari latar belakang calon pemimpin yang ingin di pilih dari ekonomi sebanyak 38, militer terdiri dari 12 orang, pendidikankalangan Universitas Sumatera Utara 73 profesional terdiri dari 12 orang , pengusaha terdiri dari 15 orang, politik terdiri dari 10 orang, sosial agama terdiri dari 13 orang.

3. Karakteristik Sampel Berdasarkan Jalur Pemimpin

Tabel 4.3 Jenis_Kelamin Jalur_Pemimpin Crosstabulation Jalur_Pemimpin Total DEPENDEN INDEPEND Jenis_Kelamin LAKI-LAKI 39 26 65 PEREMPUAN 18 20 35 Total 54 46 100 Sumber : Hasil pengolahan data melalui program SPSS v 16.0, 2013 Tabel 4.7 memberikan gambaran mengenai jalur partai yang akan dipilih sampel berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner. Dapat diketahui bahwa sampel jalur dependen berjumlah 54 orang, independen berjumlah 46 orang.

4.2.1.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel-Variabel Dalam Penelitian.

a. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Produk X1.

Tabel 4.4 Frekuensi Jawaban Responden Variabel Produk Pertanyaan STS TS KS S SS Total F F F F F F 1 4 4.0 10 10.0 32 32.0 42 42.0 12 12.0 100 100 2 6 6.0 7 7.0 32 32.0 46 46.0 9 9.0 100 100 3 6 6.0 12 12.0 32 32.0 36 36.0 14 14.0 100 100 4 3 3.0 9 9.0 32 32. 48 48.0 8 8.0 100 100 5 1 1.0 9 9.0 31 31.0 50 50 9 9.0 100 100 Sumber : Hasil pengolahan data melalui program SPSS v 16.0, 2013 1. Pada pernyataan pertama, dari 100 orang responden 12.0 menyatakan sangat setuju bahwa Visi dan Misi Politik Gus Irawan Pasaribu sangat Universitas Sumatera Utara 74 menarik , 42,0 menyatakan setuju, 32.0 menyatakan kurang setuju, sedangkan 10,0 menyatakan tidak setuju dan 4,0 menyatakan sangat tidak setuju. 2. Pada pernyataan kedua, dari 100 orang responden 9,0 menyatakan sangat setuju bahwa Kepribadian kandidat Gus Irawan Pasaribu sesuai dengan keinginan anda, 46,0 menyatakan setuju, 32,0 menyatakan kurang setuju, 7,0 menyatakan tidak setuju dan 6,0 menyatakan sangat tidak setuju. 3. Pada pernyataan ketiga, dari 100 orang responden 14,0 menyatakan sangat setuju bahwa Kinerja Gus Irawan Pasaribukedepanya dapat memberikan rasa percaya, 36,0 menyatakan setuju, 32,0 menyatakan kurang setuju, 12,0 menyatakan tidak setuju dan 6,0 menyatakan sangat tidak setuju. 4. Pada pernyataan keempat, dari 100 orang responden 8,0 menyatakan sangat setuju bahwa Pemimpin masa lalu Gus Irawan Pasaribumenjadi daya tarik tersendiri, 48,0 menyatakan setuju, 32,0 menyatakan kurang setuju, 9,0 menyatakan tidak setuju dan 3,0 menyatakan sangat tidak setuju. 5. Pada pernyataan kelima, dari 100 orang responden 9,0 menyatakan sangat setuju bahwa program yang ditawarkan Gus Irawan Pasaribu menarik, 50,0 menyatakan setuju, 31,0 menyatakan kurang setuju, 1,0 menyatakan tidak setuju dan 1,0 menyatakan sangat tidak setuju. Universitas Sumatera Utara 75

b. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel PromosiX2

Tabel 4.5 Frekuensi Jawaban Responden Promosi X2 Pertanyaan STS TS KS S SS Total F F F F F F 1 3 3.0 7 7.0 30 30.0 52 52.0 8 8.0 100 100 2 2 2.0 10 10.0 34 34.0 44 44.0 10 10.0 100 100 3 1 1.0 9 9.0 29 29.0 47 47.0 14 14.0 100 100 4 4 4.0 8 8.0 39 39.0 45 45.0 4 4.0 100 100 5 1 1.0 4 4.0 19 19.0 66 66.0 10 10.0 100 100 6 5 5.0 6 6.0 26 26.0 56 56.0 7 7.0 100 100 7 2 2.0 4 4.0 22 22.0 60 60.0 12 12.0 100 100 8 1 1.0 7 7.0 14 14.0 66 66.0 12 12.0 100 100 Sumber : Hasil pengolahan data melalui program SPSS v 16.0, 2013 1. Pada pernyataan pertama, dari 100 orang responden 8.0 menyatakan sangat setuju bahwa Gus Irawan Pasaribu mempunyai ideologi yang sama dengan anda, 52,0 menyatakan setuju, 30.0 menyatakan kurang setuju, sedangkan 7,0 menyatakan tidak setuju dan 3,0 menyatakan sangat tidak setuju. 2. Pada pernyataan kedua, dari 100 orang responden 10,0 menyatakan sangat setuju bahwa Slogan Gus Irawan Pasaribu gerakan perubahan dijanjikan sangat menarik, 44,0 menyatakan setuju, 34,0 menyatakan kurang setuju, 10,0 menyatakan tidak setuju dan 2,0 menyatakan sangat tidak setuju. 3. Pada pernyataan ketiga, dari 100 orang responden 14,0 menyatakan sangat setuju bahwa Iklan kandidat yang selalu muncul di TV menarik, 47,0 menyatakan setuju, 29,0 menyatakan kurang setuju, 9,0 menyatakan tidak setuju dan 1,0 menyatakan sangat tidak setuju. Universitas Sumatera Utara 76 4. Pada pernyataan keempat, dari 100 orang responden 4,0 menyatakan sangat setuju bahwa Publisitas Gus Irawan center menamba pengetahuan anda, 45,0 menyatakan setuju, 39,0 menyatakan kurang setuju, 8,0 menyatakan tidak setuju dan 4,0 menyatakan sangat tidak setuju. 5. Pada pernyataan kelima, dari 100 orang responden 10,0 menyatakan sangat setuju bahwa Pesan yang disampaikan mengenai Gus Irawan Pasaribu mudah di mengerti, 66,0 menyatakan setuju, 19,0 menyatakan kurang setuju, 4,0 menyatakan tidak setuju dan 1,0 menyatakan sangat tidak setuju. 6. Pada pernyataan keenam, dari 100 orang responden 7,0 menyatakan sangat setuju bahwa Bintang iklan yang menjadi objek Gus Irawan Pasaribu menjadi pemacu yang positif, 56,0 menyatakan setuju, 26,0 menyatakan kurang setuju, 6,0 menyatakan tidak setuju dan 5,0 menyatakan sangat tidak setuju. 7. Pada pernyataan ketuju, dari 100 orang responden 12,0 menyatakan sangat setuju bahwa Event debat memberikan wawasan anda tentang Gus Irawan center Gus Irawan Pasaribu, 60,0 menyatakan setuju, 22,0 menyatakan kurang setuju, 4,0 menyatakan tidak setuju dan 2,0 menyatakan sangat tidak setuju. 8. Pada pernyataan kedelapan, dari 100 orang responden 12,0 menyatakan sangat setuju bahwa Orasidebat Gus Irawan Pasaribu memberikan hal yang positif, 66,0 menyatakan setuju, 14,0 Universitas Sumatera Utara 77 menyatakan kurang setuju, 7,0 menyatakan tidak setuju dan 1,0 menyatakan sangat tidak setuju.

c. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Harga X3

Tabel 4.6 Frekuensi Jawaban Responden Variabel Harga Pertanyaan STS TS KS S SS Total F F F F F F 1 1 1.0 13 13.0 30 30.0 40 40.0 16 16.0 100 100 2 2 2.0 6 6.0 26 26.0 51 51.0 15 15.0 100 100 3 2 2.0 5 5.0 31 31.0 50 50.0 12 12.0 100 100 4 2 2.0 17 17.0 28 28.0 45 45.0 8 8.0 100 100 5 3 3.0 20 20.0 28 28.0 35 35.0 14 14.0 100 100 6 2 2.0 8 8.0 21 21.0 60 60.0 9 9.0 100 100 Sumber : Hasil pengolahan data melalui program SPSS v 16.0, 2013 1. Pada pernyataan pertama, dari 100 orang responden 16.0 menyatakan sangat setuju bahwa Penyelenggaraan Kampanye yang gencar mendorong menguatkan keikut sertaan anda, 40,0 menyatakan setuju, 30.0 menyatakan kurang setuju, sedangkan 13,0 menyatakan tidak setuju dan 1,0 menyatakan sangat tidak setuju. 2. Pada pernyataan kedua, dari 100 orang responden 15,0 menyatakan sangat setuju bahwa Para artis ibu kota dalam kampaye Gus Irawan Pasaribu mendorong keputusan anda, 51,0 menyatakan setuju, 26,0 menyatakan kurang setuju, 6,0 menyatakan tidak setuju dan 2,0 menyatakan sangat tidak setuju. 3. Pada pernyataan ketiga, dari 100 orang responden 12,0 menyatakan sangat setuju bahwa Kampaye yang nyaman Gus Irawan Pasaribu menjadi daya tarik, 50,0 menyatakan setuju, 31,0 menyatakan Universitas Sumatera Utara 78 kurang setuju, 5,0 menyatakan tidak setuju dan 2,0 menyatakan sangat tidak setuju. 4. Pada pernyataan keempat, dari 100 orang responden 8,0 menyatakan sangat setuju bahwa Kemeriahan event kampaye Gus Irawan center memberikan dampak positif bagi anda, 45,0 menyatakan setuju, 28,0 menyatakan kurang setuju, 17,0 menyatakan tidak setuju dan 2,0 menyatakan sangat tidak setuju. 5. Pada pernyataan kelima, dari 100 orang responden 14,0 menyatakan sangat setuju bahwa Gus Irawan Pasaribu memberikan rasa percayajujur akan perubahan kedepanya, 35,0 menyatakan setuju, 28,0 menyatakan kurang setuju, 20,0 menyatakan tidak setuju dan 3,0 menyatakan sangat tidak setuju. 6. Pada pernyataan keenam, dari 100 orang responden 9,0 menyatakan sangat setuju bahwa Kedepanya Gus Irawan Pasaribudapat diandalkan, 60,0 menyatakan setuju, 21,0 menyatakan kurang setuju, 8,0 menyatakan tidak setuju dan 2,0 menyatakan sangat tidak setuju. Universitas Sumatera Utara 79

d. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Penempatan

X4 Tabel 4.7 Frekuensi Jawaban Responden Variabel Penempatan Pertanyaan STS TS KS S SS Total F F F F F F 1 3 3.0 8 8.0 32 32.0 52 52.0 5 5.0 100 100 2 3 3.0 9 9.0 34 34.0 47 47.0 7 7.0 100 100 3 5 5.0 8 8.0 31 31.0 52 52.0 4 4.0 100 100 4 1 1.0 5 5.0 18 18.0 64 64.0 12 12.0 100 100 5 1 1.0 5 5.0 20 20.0 61 61.0 13 13.0 100 100 6 2 2.0 6 6.0 32 32.0 56 56.0 4 4.0 100 100 Sumber : Hasil pengolahan data melalui program SPSS v 16.0, 2013 1. Pada pernyataan pertama, dari 100 orang responden 5.0 menyatakan sangat setuju bahwa Lokasi basis Gus Irawan Pasaribu sudah sesuai menurut anda, 52,0 menyatakan setuju, 32.0 menyatakan kurang setuju, sedangkan 8,0 menyatakan tidak setuju dan 3,0 menyatakan sangat tidak setuju. 2. Pada pernyataan kedua, dari 100 orang responden 7,0 menyatakan sangat setuju bahwa Lokasi basis menjangkau tokoh-tokoh masyarakat yang berpegaruh di masyarakat, 47,0 menyatakan setuju, 34,0 menyatakan kurang setuju, 9,0 menyatakan tidak setuju dan 3,0 menyatakan sangat tidak setuju. 3. Pada pernyataan ketiga, dari 100 orang responden 4,0 menyatakan sangat setuju bahwa Lokasi Gus Irawan center dapat langsung menemui dan bersama masyarakat, 52,0 menyatakan setuju, 31,0 menyatakan kurang setuju, 8,0 menyatakan tidak setuju dan 5,0 menyatakan sangat tidak setuju. Universitas Sumatera Utara 80 4. Pada pernyataan keempat, dari 100 orang responden 12,0 menyatakan sangat setuju bahwa Lokasi basis Gus Irawan center Terjangkau ke seluruh pelosok, 64,0 menyatakan setuju, 18,0 menyatakan kurang setuju, 5,0 menyatakan tidak setuju dan 1,0 menyatakan sangat tidak setuju. 5. Pada pernyataan kelima, dari 100 orang responden 13,0 menyatakan sangat setuju bahwa Basis Gus Irawan center yang ada dapat menberikan pendekatan secara kriteria semua kalangan, 61,0 menyatakan setuju, 20,0 menyatakan kurang setuju, 5,0 menyatakan tidak setuju dan 1,0 menyatakan sangat tidak setuju. 6. Pada pernyataan keenam, dari 100 orang responden 4,0 menyatakan sangat setuju bahwa Penempatan Basis Gus Irawan Pasaribu sudah menjangkau asprirasi anda, 56,0 menyatakan setuju, 32,0 menyatakan kurang setuju, 6,0 menyatakan tidak setuju dan 2,0 menyatakan sangat tidak setuju.

e. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan

Memilih Gus Irawan Pasaribu Sebagai Calon Gubernur Sumatera Utara Y Tabel 4.8 Frekuensi Jawaban Responden Variabel Keputusan Memilih Gus Irawan Pasaribu Sebagai Calon Gubernur Sumatera Utara Y Pertanyaan STS TS KS S SS Total F F F F F F 1 4 4.0 6 6.0 38 38.0 41 41.0 11 11.0 100 100 2 2 2.0 10 10.0 35 35.0 44 44.0 9 9.0 100 100 3 5 5.0 9 9.0 21 21.0 54 54.0 11 11.0 100 100 4 2 2.0 5 5.0 29 29.0 52 52.0 12 12.0 100 100 Sumber : Hasil pengolahan data melalui program SPSS v 16.0, 2013 Universitas Sumatera Utara 81 1. Pada pernyataan pertama, dari 100 orang responden 11.0 menyatakan sangat setuju bahwa Anda mencari informasi tentang Gus Irawan Pasaribu, 41,0 menyatakan setuju, 38.0 menyatakan kurang setuju, sedangkan 6,0 menyatakan tidak setuju dan 4,0 menyatakan sangat tidak setuju. 2. Pada pernyataan kedua, dari 100 orang responden 9,0 menyatakan sangat setuju bahwa Kandidat Gus Irawan Pasaribu sudah layak untuk memimpin, 44,0 menyatakan setuju, 35,0 menyatakan kurang setuju, 10,0 menyatakan tidak setuju dan 2,0 menyatakan sangat tidak setuju. 3. Pada pernyataan ketiga, dari 100 orang responden 11,0 menyatakan sangat setuju bahwa Anda yakin dengan keberhasilan yang akan diberikan Gus Irawan Pasaribu, 54,0 menyatakan setuju, 21,0 menyatakan kurang setuju, 8,0 menyatakan tidak setuju dan 5,0 menyatakan sangat tidak setuju. 4. Pada pernyataan keempat, dari 100 orang responden 12,0 menyatakan sangat setuju bahwa Anda berharap banyak setelah Gus Irawan Pasaribu terpilih, 54,0 menyatakan setuju, 29,0 menyatakan kurang setuju, 5,0 menyatakan tidak setuju dan 2,0 menyatakan sangat tidak setuju. Universitas Sumatera Utara 82

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

4.2.2.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin menguji apakah dalam model regresi distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid. Ada tiga cara untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan pendekatan histogram, pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogorv-Smirnov.

a. Pendekatan Histogram

Pendekatan Histogram dilakukan untuk menguji normalitas data yang dapat dilihat dengan kurva normal, yaitu kurva yang memiliki ciri-ciri khusus, salah satunya adalah bahwa : mean, mode dan median pada tempat yang sama. Sumber : Hasil pengolahan data melalui program SPSS v 16.0, 2013 Gambar 4.1 Uji Normalitas Dengan Pendekatan Histogram Universitas Sumatera Utara 83 Pada Gambar 4.1 terlihat bahwa variabel terdistribusi normal. Hal tersebut ditunjukkan oleh distribusi data yang tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan.

b. Pendekatan Grafik

Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik normal p-p plot. Grafik normal p-p plot akan membentuk plot antara nilai-nilai teoritis sumbu x melawan nilai-nilai yang didapat dari sampel sumbu y. Sumber : Hasil pengolahan data melalui program SPSS v 16.0, 2013 Gambar 4.2 Uji Normalitas Dengan Pendekatan Grafik Universitas Sumatera Utara 84 Berdasarkan Gambar 4.2 terlihat pada scatter plot terdapat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini berarti data berdistribusi normal.

c. Pendekatan Kolmogorv-Smirnov

Uji normalitas juga dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov-smirnov. Hal ini untuk memastikan apakah data di sepanjang garis normal berdistribusi normal. Tabel. 4.9 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 100 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 1.40409072 Most Extreme Differences Absolute .095 Positive .034 Negative -.095 Kolmogorov-Smirnov Z .951 Asymp. Sig. 2-tailed .327 a. Test distribution is Normal. Sumber : Hasil pengolahan data melalui program SPSS v 16.0, 2013 Pada Tabel 4.9 terlihat bahwa nilai Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,327 dan di atas nilai signifikan 0,05, dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal. Nilai kolmogorov-smirnov Z adalah 0,951 dan lebih kecil dari 1,97 yang berarti tidak ada perbedaan Universitas Sumatera Utara 85 antara distribusi teoritik dan distribusi empiric atau dengan kata lain, data berdistribusi normal.

4.2.2.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah sebuah grup memiliki varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians tidak sama, dikatakan terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji heteroskedastisitas, dapat dilakukan dengan model pendekatan grafik dan model pendekatan statistik.

a. Model Pendekatan Grafik

Kriteria keputusan: 1 Jika diagram pencar yang ada membentuk pola- pola tertentu yang teratur maka regresi mengalami gangguan heterokedastisitas. 2 Jika diagram pencar yang ada tidak membentuk pola- pola tertentu yang teratur maka regresi tidak mengalami gangguan heterokedastisitas. Universitas Sumatera Utara 86 Sumber : Hasil pengolahan data melalui program SPSS v 16.0, 2013 Gambar 4.3 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas Dari Gambar 4.3 terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y, dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

b. Model Pendekatan Statistik Dengan Uji Glejser

Kriteria keputusan: 1 Jika probabilitas 0,05 maka tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas. 2 Jika probabilitas 0,05 maka mengalami gangguan heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara 87 Tabel. 4.10 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .941 .585 1.608 .111 Produk -.036 .038 -.160 -.943 .348 Harga .016 .037 .085 .428 .670 Promosi .036 .044 .165 .834 .406 Penempatan -.014 .043 -.058 -.330 .742 a. Dependent Variable: absut Sumber : Hasil pengolahan data melalui program SPSS v 16.0, 2013 Pada Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa kolom Sig. pada tabel koefisien regresi untuk variabel independen adalah 0,348; 0,670; 0,406; 0,742; atau probabilitas lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi gangguan heteroskedastisitas. Hal ini menunjukkan semua variabel independen yang terdiri dari produk, harga, promosi, penempatan signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolut Ut absUt.

4.2.2.3 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji adanya korelasi antara variabel independen. Jika terjadi korelasi maka dinamakan multikol, yaitu adanya masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Nilai cutoff yang umum Universitas Sumatera Utara 88 dipakai untuk menunjukkan adanya mulitkolinieritas adalah : Tolerance 0.1 sedangkan variance inflation factor VIF 5. Tabel. 4.11 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant .288 .934 .308 .759 Produk .181 .061 .269 2.949 .004 .357 2.800 Harga .034 .059 .061 .573 .568 .259 3.860 Promosi -.039 .069 -.060 -.563 .574 .263 3.806 Penempatan .459 .069 .629 6.657 .000 .332 3.012 a. Dependent Variable: Keputusan_Memilih Sumber : Hasil pengolahan data melalui program SPSS v 16.0, 2013 Pada Tabel 4.11 variabel kualitas produk, kepercayaan, kepuasan, memiliki nilai Tolerance 0,358; 0,259; 0,263; 0,332; 0,1 dan nilai VIF 2,800; 3,860; 3,806; 3,012; 5 maka variabel tersebut tidak mempunyai persoalan multikolinearitas.

4.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda

4.2.3.1 Uji Koefisien Determinasi R

2 Pengujian koefisien determinasi R² digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai satu 0 ≤ R² ≤ 1. Jika R² semakin besar mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X adalah besar terhadap variabel terikat Y. Hal Universitas Sumatera Utara 89 ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan demikian sebaliknya. Derajat pengaruh variabel X 1 , X 2, X 3, terhadap variabel Y dapat dilihat pada hasil berikut ini: Tabel. 4.12 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .847 a .718 .706 1.43335 a. Predictors: Constant, Penempatan, Produk, Promosi, Harga b. Dependent Variable: Keputusan_Memilih Sumber : Hasil pengolahan data melalui program SPSS v 16.0, 2013 Pada Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa : 1. R = 0,847 berarti hubungan relation antara produk, harga, promosi, penempatan sebesar 84,7, artinya hubungannya sangat erat. Untuk memastikan tipe hubungan antar variabel dapat dilihat pada Tabel 4.13. Tabel 4.13 Hubungan Antar Variabel Nilai Interpretasi 0,0 – 0,19 Sangat Tidak Erat 0,2 – 0,39 Tidak Erat 0,4 – 0,59 Cukup Erat 0,6 – 0,79 Erat 0,8 – 0,99 Sangat Erat Sumber : Situmorang dan Lufti 2012: 155 2. Untuk regresi dengan lebih dari dua variabel bebas, digunakan Adjusted R Square sebagai koefisien determinasi. Adjusted R Square sebesar Universitas Sumatera Utara 90 0,706 berarti 70,6 loyalitas pelanggan dapat dijelaskan oleh kualitas produk, kepercayaan, kepuasan. Sedangkan sisanya 29,4 dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini. 3. Standard Error of Estimated artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Standard Error of Estimated juga dapat disebut standar deviasi. Standard Error of Estimated dalam penelitian ini adalah 1.43335. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.

4.2.3.2 Uji Signifikansi Simultan Uji-F

Uji-F uji serentak dilakukan untuk melihat secara bersama-sama pengaruh atau hubungan positif dan signifikan variabel bebas X 1 , X 2 , X 3 , berupa variabel produk, harga, promosi, penempatan dan variabel terikat Keputusan Memilih Gus Irawan sebagai Calon Gubernur SUMUT Y. Model hipotesis yang digunakan dalam uji F adalah sebagai berikut : H : b 1 = b 2 = b 3 = b 4 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas X 1 , X 2 , X 3 , berupa variabel produk, harga, promosi, penempatan dan variabel terikat Keputusan Memilih Gus Irawan sebagai Calon Gubernur SUMUT Y. H : b 1 = b 2 = b 3 = b 4 = 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas X 1 , X 2 , X 3 , berupa variabel produk, harga, promosi, penempatan dan variabel terikat Keputusan Memilih Gus Irawan sebagai Calon Gubernur SUMUT Y.. Universitas Sumatera Utara 91 Nilai F hitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan software SPSS for windows, kemudian akan dibandingkan dengan nilai F tabel pada tingkat α = 5 dengan kriteria sebagai berikut : H diterima bila F hitung ≤ F tabel pada α = 5 H ditolak bila F hitung ≥ F tabel pada α = 5. Tabel 4.13 ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 497.414 4 124.354 60.528 .000 a Residual 195.176 95 2.054 Total 692.590 99 a. Predictors: Constant, Penempatan, Produk, Promosi, Harga b. Dependent Variable: Keputusan_Memilih Pada Tabel 4.13 dapat dilihat : 1. Pada Tabel 4.14 dapat dilihat nilai F hitung adalah 60,528 dimana F hitung F tabel , yaitu 60,528 3,12 dan tingkat signifikansinya 0,000. Nilai F tabel pada tingkat signifikan 95 α = 0,05 sebesar 2,054. Oleh karena pada kedua perhitungan yaitu F hitung F tabel dan tingkat signifikansinya 0,000 0,05 menunjukan bahwa pengaruh variabel produk, harga, promosi, penempatan dan variabel terikat Keputusan Memilih Gus Irawan sebagai Calon Gubernur SUMUT Y. 2. Kolom pertama dari uji ANOVA yaitu kolom regresi, adalah jumlah kuadrat dari varians yang dihasilkan oleh model persamaan regresi, yaitu sebesar 497.414 sedangkan kolom kedua yaitu residual adalah Universitas Sumatera Utara 92 jumlah kuadrat varians yang tidak dihasilkan dari model persamaan regresi yaitu sebesar 497.414.

4.2.3.3 Uji Signifikansi Parsial Uji-t

Uji-t dilakukan untuk menguji secara parsial variabel bebas yang terdiri dari variabel Produk X 1 , Harga X 2 , Promosi X 3 , Penempatan X 4 dan variabel Keputusan Memilih Gus Irawan sebagai Calon Gubernur SUMUT. Model hipotesis yang digunakan dalam uji t adalah sebagai berikut : H : b 1 = b 2 = b 3 = b 4 = 0, yang berarti variabel bebas yang terdiri dari Produk X 1 , Harga X 2 , Promosi X 3 , Penempatan X 4 dan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat Y berupa Keputusan Memilih Gus Irawan sebagai Calon Gubernur SUMUT. H : b 1 = b 2 = b 3 = b 4 = 0, yang berarti variabel bebas yang terdiri dari Produk X 1 , Harga X 2 , Promosi X 3 , Penempatan X 4 dan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat Y berupa Keputusan Memilih Gus Irawan sebagai Calon Gubernur SUMUT. H diterima jika t hitung t tabel pada α = 5 H a diterima jika t hitung t tabel pada α = 5 Universitas Sumatera Utara 93 Tabel 4.14 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .288 .934 .308 .759 Produk .181 .061 .269 2.949 .004 Harga .034 .059 .061 .573 .568 Promosi -.039 .069 -.060 -.563 .574 Penempatan .459 .069 .629 6.657 .000 a. Dependent Variable: Keputusan_Memilih Pada Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa : 1. Variabel produk X 1 Variabel produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan memilih, hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,004 lebih kecil dari 0,05 dan nilai t hitung 3.933 t tabel , artinya sehingga dapat disimpulkan bahwa jika di tingkatkan variabel produk maka Keputusan Memilih Gus Irawan sebagai Calon Gubernur SUMUT akan meningkat. 2. Variabel harga X 2 Variabel harga berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap keputusan memilih, hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,568 lebih besar dari 0,05 dan nilai t hitung0.675 t tabel , artinya sehingga dapat disimpulkan bahwa walaupun di tingkatkan variabel promosi maka Keputusan Memilih Gus Irawan sebagai Calon Gubernur SUMUT tidak akan meningkat . Universitas Sumatera Utara 94 3. Variabel promosi X 3 Variabel promosi berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap keputusan memilih, hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,574 lebih besar dari 0,05 dan nilai t hitung1,533 t tabel , artinya sehingga dapat disimpulkan bahwa walaupun di tingkatkan variabel penempatan dalam pemasaran maka Keputusan Memilih Gus Irawan sebagai Calon Gubernur SUMUT tidak akan meningkat. 4. Variabel Penempatan X 4 Variabel penempatan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan memilih, hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan nilai t hitung 2.959 t tabel , artinya sehingga dapat disimpulkan bahwa jika di tingkatkan variabel penempatan maka Keputusan Memilih Gus Irawan sebagai Calon Gubernur SUMUT akan meningkat .

4.3 Pembahasan

4.3.1 Variabel Produk

Variabel produk merupakan gagasan-gagasan calon gubernur Gus Irawa. Produk yang berisi konsep, identitas ideologi. Baik dimasa lalu maupun sekarang yang berkontribusi dalam pembentukan sebuah produk politik. Dimana memilih akan menikmatinya setelah calon gubernur terpilih. Arti penting sebuah produk politik tidak hanya ditentukan oleh karaktenstik produk itu sendiri. pemahaman memilih juga memainkan Universitas Sumatera Utara 95 peranan penting dalam memaknai dan menginterpretasikan sebuah produk politik. Produk utama dari sebuah calon gubernur adalah platform calon gubernur yang berisikan konsep, identitas, ideologi, dan program kerja sebuah institusi politik ini menjadi variabel yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan memilih sehingga dapat disimpulkan bahwa jika di tingkatkan variabel produk maka Keputusan Memilih Gus Irawan sebagai Calon Gubernur SUMUT akan meningkat. Dapat dilihat alasan masyarakat umum yang memilih Gus Irawan sebagai Calon Gubernur SUMUT disebabkan lebih pada Janji Politik, Visi dan Misi Politik, Kepribadian kandidat, Kinerja, dan Program yang ditawarkan. Janji politik berupa visi dan misi Gus Irawan yaitu Misi yang diantaranya Sumut sejahtera, maksudnya meningkatkan perekonomian rakyat dengan azas pancasila. Misi Gus Irawan yaitu menata birokasi yang lebih efisien dan efektif dengan efisiennya dan efektifnya birokasi diharapkan mampu mewujudkan visi Gus Irawan. Kurun waktu 5 tahun diusahakan kemiskinan akan berkurang dari 11 menjadi hanya hanya 5 dengan cara berkepihakan dengan UKM. Meningkatkan perutumbuhan ekonomi dengan cara mendapatkan investor. Skala perioritas secara umum adalah meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, dan olahraga. Pendapat masyarakat melihat keberhasilan Gus Irawan memimpin Bank Sumut banyak juga masyarakat percaya.Tetapi sebagian besar Universitas Sumatera Utara 96 pemilih sudah apatis hanya menginginkan kenikmatan sesaat, memilih calon yang membagi sembako.

4.3.2 Variabel Harga

Variabel harga dalam marketing politik mencakup banyak hal. Mulai biaya ekonomi, psikologis sampai ke citra nasional. Harga ekonomi meliputi semua biaya yang dikeluarkan calon gubernur selama periode kampanye, seperti iklan, publikasi, biaya rapat-akbar, biaya pengorganisasian tim kampanye. Harga psikologis mengacu pada harga persepsi psikologis, misal apakah memilih merasa nyaman dengan latar belakang etnis, agama, pendidikann dan lain-lain, seorang kandidat kepala daerah. Harga citra nasional berkaitan dengan apakah memilih merasa kandidat calon gubernur bisa memberikan citra positif daerah dan bisa menjadi kebanggaan atau tidak. Pada penelitian ini variable harga berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap keputusan memilih sehingga dapat disimpulkan bahwa walaupun di tingkatkan variabel promosi maka Keputusan Memilih Gus Irawan sebagai Calon Gubernur SUMUT tidak akan meningkat .

4.3.3 Variabel Promosi

Variabel Promosi dalam marketing politik membahas cara upaya periklanan, kehumasan dan promosi untuk sebuah calon gubernur yang di mix sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dengan melakukan promosi ide, platform partai dan Ideologi selama kampanye Universitas Sumatera Utara 97 Pemilu. Tidak jarang institusi politik bekerjasama dengan sebuah biroagen iklan dalam membangun slogan dan citra yang akan ditampilkan. Selain itu perlu dipertimbangkan memilihan media. Pada penelitian ini variabel promosi berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap keputusan memilih dapat disimpulkan bahwa walaupun di tingkatkan variabel penempatan dalam pemasaran maka Keputusan Memilih Gus Irawan sebagai Calon Gubernur SUMUT tidak akan meningkat.

4.3.4 Variabel Penempatan

Variabel Penempatan berkaitan erat dengan cara hadir atau distribusi sebuah calon gubernur dan kemampuana dalam berkomunikasi dengan para memilih. Ini berati calon gubernur harus dapat memetakan struktur serta karakteristik masyarakat baik itu geografis maupun demografis. Kampanye politik memang harus bisa menyentuh segenap lapisan masyarakat. Hal ini bisa dilakukan dengan melakukan segmentasi politik. Variabel penempatan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan memilih sehingga dapat disimpulkan bahwa jika di tingkatkan variabel penempatan maka Keputusan Memilih Gus Irawan sebagai Calon Gubernur SUMUT akan meningkat . Universitas Sumatera Utara 98 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil uji signifikansi secara simultan atas faktor-faktor yang mempengaruhi Keputusan Memilih Gus Irawan sebagai Calon Gubernur SUMUT yang terdiri dari Produk, Harga, Promosi, Penempatan secara bersama-sama atau simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Memilih Gus Irawan sebagai Calon Gubernur SUMUT. 2. Berdasarkan hasil uji signifikansi secara parsial yang dominan mempengaruhi loyalitas pelanggan pada Keputusan Memilih Gus Irawan sebagai Calon Gubernur SUMUT adalah Produk dan Penempatan. 3. Produk dan Penempatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Memilih Gus Irawan sebagai Calon Gubernur SUMUT. Sementara harga, promosi berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap Keputusan Memilih Gus Irawan sebagai Calon Gubernur SUMUT.

5.2 Saran

1. Produk, Harga, Promosi, Penempatan secara bersama-sama atau simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Memilih Gus Irawan sebagai Calon Gubernur SUMUT harus tetap mempertahankan dan meningkatkan Produk, Harga, Promosi, 85 Universitas Sumatera Utara 99 Penempatan tersebut. Produk, Harga, Promosi, Penempatan tersebut merupakan yang memiliki potensi untuk menghasilkan keuntungan bagi Keputusan Memilih Gus Irawan sebagai Calon Gubernur SUMUT. 2. Keputusan Memilih Gus Irawan sebagai Calon Gubernur SUMUT harus meningkatkan variabel produk dengan cara memperhatikan visi misi yang akan dicapai dan menyentuh langsung ke masyarakat. 3. Gus Irawan sebagai Calon Gubernur SUMUT harus meningkatkan penempatan dengan cara memenuhi basis politik yang menyentuh langsung masyarakat bawah, sehingga Keputusan Memilih Gus Irawan sebagai Calon Gubernur SUMUT akan meningkat. Universitas Sumatera Utara 20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Pemasaran dan Pemasaran Politik

Sebagaimana yang dikatakan oleh Stanton 2000 : 7 bahwa pemasaran adalah “suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial”. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa dalam pemasaran terdapat empat unsur pokok kegiatan pemasaran yakni produk, harga, promosi dan distribusi yang dimana satu sama lain saling berkaitan. Sehingga untuk menciptakan pemasaran yang baik dan berhasil dalam mencapai tujuan perusahaan serta memberikan kepuasan terhadap konsumen, maka keempat unsur tadi perlu dirancang sebaik mungkin terutama dengan memperhatikan apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen sesuai dengan konsep pemasaran. Kotler 2009:20 mendefinisikan bahwa “bauran pemasaran adalah kelompok kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep utama dalam dunia pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat pemasaran taktis yang terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi yang dapat dikendalikan dan dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran Kotler 2003: 78. 7 Universitas Sumatera Utara 21 Kotler dan Keller 2009: 24 juga menyatakan bahwa bauran pemasaran atau yang sering disebut sebagai 4 P tersebut antara lain: Produk, promosi, harga, dan penempatan. 2.2 Marketing dan Politik Penggunaan metode marketing dalam bidang politik dikenal sebagai marketing politik political marketing. Dalam marketing politik, yang ditekankan adalah penggunaan pendekatan dan motode marketing untuk membantu politikus dan partai politik agar lebih efisien serta efektif dalam membangun hubungan dua arah dengan konstituen dan masyarakat. Hubungan ini diartikan secara luas, dari kontak fisik selama periode kampanye sampai dengan komunikasi tidak langsung melalui pemberitaan di media massa. Marketing politik telah menjadi suatu fenomena, tidak hanya dalam ilmu politik, tetapi juga memunculkan beragam pertanyaan para marketer yang selama ini sudah terbiasa dalam konteks dunia usaha. Tentunya terdapat beberapa asumsi yang mesti dilihat untuk dapat memahami marketing politik, karena konteks dunia politik memang mengandung banyak perbedaan dengan dunia usaha. Menurut OShaughnessy 2001, politik berbeda dengan produk retail, sehingga akan berbeda pula muatan yang ada di antara keduanya. Politik terkait erat dengan pernyataan sebuah nilai value. Jadi, isu politik bukan sekadar produk yang diperdagangkan, melainkan menyangkut pula keterikatan simbol dan nilai yang menghubungkan individu-individu. Dalam hal ini politik lebih dilihat sebagai aktivitas sosial untuk menegaskan identitas masyarakat. Universitas Sumatera Utara 22 Menurut Lock dan Harris 1996 dalam Firmanzah 2008:129 terdapat beberapa karakteristik mendasar yang membedakan marketing politik dengan marketing dalam dunia bisnis. Perbedaan ini berasal dari kenyataan bahwa kondisi memilihan umum memang berbeda dengan konteks dunia usaha pada umumnya. Perbedaan-perbedaan tersebut, menurut mereka, adalah: 1. Pada setiap memilihan umum, semua memilih memutuskan siapa yang mereka pilih pada hari yang sama. Hampir tidak ada perilaku pembelian produk dan jasa dalam dunia usaha seperti perilaku yang terjadi selama memilihan umum. 2. Meskipun beberapa pihak berargumen tentang adanya biaya individu dalam jangka panjang atau penyesalan dalam bahasa ekonomi sebagai akibat keputusan yang diambil ketika melaksanakan pencoblosan dalam pemilu, pada kenyataanya tidak ada harga langsung ataupun tidak langsung yang terkait dengan pencoblosan. Hal inilah yang paling membedakan konsep pembelian purchase dalam politik dibandingkan dengan pembelian yang terdapat dalam dunia bisnis. 3. Meskipun tidak ada harga spesifik yang terkait dengan pencoblosan yang dilakukan, memilih harus hidup dengan pilihan kolektif, meskipun kandidat atau partai yang memenangkan pemilu bukan pilihan mereka. Hal ini membedakan pilihan publik dengan proses pembelian yang terjadi dalam pasar ekonomi. Dalam proses pembelian di pasar ekonomi, produk, dan jasa yang dikonsumsi Universitas Sumatera Utara 23 adalah yang mereka beli. Pembeli dapat menolak konsumsi atas barang-barang yang tidak disukai. Sedangkan dalam politik, ketika partai atau kandidat mereka kalah, pihak yang kalah ini harus hidup dan menelan kenyataan atas berkuasanya kandidat serta partai yang memenangkan pemilu. 4. Produk politik atau kandidat individu adalah produk tidak nyata intangible yang sangat kompleks, tidak mungkin dianalisis secara keseluruhan. Sebagai konsekuensinya, kebanyakan memilih menggunakan judgment terhadap keseluruhan konsep dan pesan yang diterima. 5. Meskipun terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengubah arah dan platform partai politik, ke- mungkinan untuk meluncurkan brand politik yang baru sangatlah sulit. Soalnya, brand dan image politik pada umumnya sudah melekat dengan keberadaan partai tersebut. 6. Pemenang pemilu akan mendominasi dan memonopoli proses pembuatan kebijakan publik. Pemenang pemilu akan mendapatkan hak dan legitimasi untuk melakukan semua hal yang mengatur keteraturan sosial dalam masyarakat. 7. Dalam banyak kasus marketing di dunia bisnis, brand yang memimpin pasar cenderung untuk tetap menjadi leader dalam pasar. Sedangkan dalam politik, pihak yang berkuasa akan dapat dengan mudah jatuh menjadi partai yang tidak populer ketika mengeluarkan Universitas Sumatera Utara 24 kebijakan publik yang tidak populer seperti menaikkan pajak dan menaikkan harga bahan bakar minyak. Reputasi politik dapat meroket dan dengan cepat jatuh tenggelam hingga ke dasar yang paling dalam. Melihat perbedaan-perbedaan mendasar antara dunia politik dengan dunia usaha komersial, perlu ada penyesuaian-penyesuaian dalam penerapan marketing di dunia politik. Untuk itulah diperlukan suatu bahasan yang lebih mendalam tentang marketing politik. Sebagaimana lazimnya bahasan tentang suatu ilmu, kita harus lebih dulu menengok dasar-dasarnya. Hal ini dilakukan agar penerapan ilmu marketing sesuai dengan konteks dunia politik. Marketing politik adalah suatu cabang atau ranting ilmu social interdisipliner. Paling tidak dua cabang ilmu_sosial menyusun marketing politik, yaitu marketin dan ilmu politik. Seperti halnya dalam perpaduan atau percabangan ilmu sosial lainnya, tak pelak lagi marketing politik pun disertai polemik yang masih hangat hingga saat ini. Apalagi bila diingat betapa secara hakiki terdapat perbedaan antara marketing dan politik, terutama bila sudah berbicara tentang etika. Kedua cabang ilmu tersebut memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain. Rasionalitas yang membangun kedua cabang ilmu tersebut juga sangat berbeda. Ilmu marketing berangkat dari kondisi persaingan competition dan banyak sekali digunakan untuk menjelaskan serta menggambarkan bagaimana suatu usaha baik swasta maupun negara bisa memenangkan persaingan di pasar. Tujuan utama marketing adalah agar Universitas Sumatera Utara 25 produk dan jasa relatif dapat lebih unggul dan kompetitif dibandingkan dengan para pesaingnya. Dan tentunya juga agar konsumen dapat terkesan bahwa produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan lebih unggul dibandingkan dengan pesaing. Semua peralatan, metode, dan teori yang terdapat dalam ilmu marketing diarahkan untuk mencapai tujuan ini.

2.3 Peran

marketing dalam dunia politik Tidak ubahnya domain aktivitas sosial lain, dunia politik telah menjadi lebih terbuka dan transparan. Dunia politik pun tidak kebal terhadap persaingan. Bahkan bidang ini justru sangat kental diwarnai persaingan. Persaingan terjadi untuk memperebutkan hati konstituen dan membuat mereka memilih kandidat partai politik atau kontestan individu masing-masing selama periode memilihan umum. Persaingan tidak hanya terjadi di antara kontestan dalam memperebutkan konsumen mereka, melainkan juga dalam lobi-lobi politik di parlemen. Persaingan ini menuntut masing-masing konsumen untuk memikirkan cara dan metode yang efektif untuk mampu berkomunikasi dan meyakinkan konstituen bahwa kandidat atau partai politik merekalah yang paling layak dipilih. Dalam hal ini marketing lebih dilihat secara filosofis dan relasional. Filosofis dalam arti marketing adalah mekanisme pertukaran antara dua pihak atau lebih. Antara kontestan dengan konstituen terdapat pertukaran ide, gagasan, ideologi, dan program kerja. Partai politik dan kandidat individu mencoba untuk menyusun program kerja yang sesuai dengan harapan masyarakat. Selain itu program kerja perlu Universitas Sumatera Utara 26 dikomunikasikan dan mendapatkan umpan-balik feedback dari masyarakat, sehingga terbentuk hubungan yang relasional. Peran konstituen tidak terbatas sewaktu memilihan umun saja. Untuk dapat membangun loyalitas kepada partai politik atau kontestan individu, konstituen perlu dibina dan dipertahankan serta dimengerti dalam hal yang menyangkut permasalahan mereka. Di samping itu, partai politik perlu memikirkan identitas partai politik mereka sekaligus untuk membedakan partai mereka yang khas dengan partai politik lain, baik dari sisi ideologi, program kerja sampai pada atribut-atribut fisik partai seperti simbol, logo, dan warna yang digunakan.

2.4 Proses Pemasaran Politik

Pemasaran politik merupakan barunya disiplin marketing politik membuat cabang ilmu ini masih membutuhkan kontribusi dari semua pihak baik politikus, akademisi politik maupun marketing, marketer, dan media massa, diharapkan ikut pula berkontribusi untuk meningkatkan pemahaman meskipun di belakang kepala kita segudang pertanyaan intelektual masih menghantui dalam hal yang menyangkut etika dan moralitas marketing politik, hal ini tidak mengurangi keputusan politikus danatau marketer dalam mengembangkan bidang keilmuan baru ini. Menurut OCass 1996 dalam Firmanzah 2008:196 bahwa falsafah marketing memberikan arahan tentang cara menerapkan ilmu marketing dalam dunia politik. Pada dasarnya ilmu marketing melihat bahwa kebutuhan konsumen adalah hal terpenting, sehingga perlu diidentifikasi dan dicari cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Universitas Sumatera Utara 27 Konsep marketing komersial berdasarkan pada premis bahwa semua perencanaan dan operasi perusahaan berorientasi pada pemuasan kebutuhan konsumen. Ketika falsafah marketing diaplikasikan dalam dunia politik oleh partai politik atau seorang kandidat untuk dapat memenangkan pemilu, mereka harus bisa menangkap keresahan dan permasalahan mendasar yang berkecamuk di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Dengan demikian, program-program yang mereka tawarkan akan bisa menjawab akar permasalahan yang ada, kemudian mampu pula menumbuhkan keyakinan memilih untuk memberikan suara ke partai politik atau calon presiden bersangkutan. Yang menjadi persoalan mendasar dalam hal ini adalah teknik dan metode manakah yang dapat digunakan oleh para politikus untuk dapat mengembangkan produk politik? Bagaimana mengemas strategi komunikasi politik agar tepat dan sesuai dengan sasaran? Bagaimana distribusi pesan dan isu politik agar masyarakat luas dapat mengakses secara langsung? Bagaimana agar dapat memenangkan persaingan politik dalam sistem multipartai? Dengan semakin meningkatnya iklim persaingan yang sehat dan terbuka di antara partai-partai politik, banyak kalangan yang menganjurkan agar partai politik lebih berorientasi pasar OCass, 2001; Lilleker Negrine, 2006. Tentunya konsep agar dunia politik berorientasi pasar bukan berarti sebuah partai politik atau seorang kandidat presiden harus at all cost memenuhi apa saja keinginan pasar. Karena masing-masing partai politik memiliki konfigurasi Universitas Sumatera Utara 28 ideologi dan aliran pemikiran yang menjadikan satu partai berbeda identitas dengan partai lainnya. Pesan yang ingin disampaikan dalam konsep marketing politik adalah 1 menjadikan memilih sebagai subjek, bukan objek partai politik atau seorang kandidat Presiden, 2 menjadikan permasalahan yang dihadapi memilih sebagai langkah awal dalam menyusun program kerja yang ditawarkan dengan bingkai ideologi masing- masing partai Dermody Scullion, 2001, 3 marketing politik tidak menjamin sebuah kemenangan, tapi menyediakan tools untuk menjaga hubungan dengan memilih sehingga dari situ akan terbangun kepercayaan, dan selanjutnya akan diperoleh dukungan suara mereka OShaughnessy, 2001. Mengikuti OShaughnessy 2001, Gus Irawan sependapat bahwa marketing politik berbeda dengan marketing komersial. Marketing politik bukanlah konsep untuk menjual partai politik atau kandidat presidensial ke memilih, namun sebuah konsep yang menawarkan bagaimana sebuah partai politik atau kontestan bisa membuat program yang berhubungan dengan permasalahan aktual. Mencari, mengumpulkan dan menganalisis informasi yang berasal dari masyarakat adalah hal penting yang hams dilakukan sebelum menyusun program kerja. Setelah program kerja selesai disusun, cara mengemas dan mengkomunikasikannya juga merupakan peranan ilmu marketing yang sangat penting dalam politik. Marketing politik adalah konsep permanen yang harus dilakukan terus-menerus oleh sebuah partai politik atau kontestan dalam membangun kepercayaan dan image publik Butler Collins, Universitas Sumatera Utara 29 2001. Membangun kepercayaan dan image ini hanya bisa dilakukan melalui hubungan jangka panjang, tidak hanya pada masa kampanye Dean Croft, 2000. Marketing politik harus dilihat secara komprehensif Lees- Marshmant, 2001. Pertama, marketing politik lebih daripada sekadar komunikasi politik. Kedua, marketing politik diaplikasikan dalam seluruh proses organisasi partai politik. Tidak hanya tentang kampanye politik tetapi juga sampai pada tahap bagaimana memformulasikan produk politik melalui pembangunan simbol, image, platform dan program yang ditawarkan. Ketiga, marketing politik menggunakan konsep marketing secara luas, tidak hanya terbatas pada teknik marketing, namun juga sampai strategi marketing, dari teknik publikasi, menawarkan ide dan program, serta desain produk sampai ke market intelligent dan pemprosesan informasi. Keempat, marketing politik melibatkan banyak disiplin ilmu dalam pembahasannya, seperti sosiologi dan psikologi. Misalnya produk politik merupakan fungsi dari pemahaman sosiologis mengenai simbol dan identitas, sedangkan faktor psikologisnya adalah kedekatan emosional dan karakter seorang pemimpin, sampai ke aspek rasionalitas platform partai. Kelima, konsep marketing politik bisa diterapkan dalam berbagai situasi politik, mulai dari memilihan umum sampai ke proses lobi di parlemen Harris, 2001. Dalam hal strategi komunikasi politik, marketing mengajarkan bagaimana partai politik bisa mendiferensiasikan produk dan image politiknya. Universitas Sumatera Utara 30 Dengan begitu, masyarakat luas akan dapat mengenali identitas masing-masing partai politik dan kontestan perorangan. Selanjutnya Niffenneger 1989 dan Butler Collins 1993 dalam Firmanzah 2008:199 menjelaskan karakteristik marketing politik dengan lebih rinci, Karakteristik dan content marketing politik berbeda dengan marketing komersial, Meskipun proses marketing politik masih mengikuti proses yang terdapat dalam marketing komersial, namun hal-hal yang dibahas di tiap tahapan proses sangat berbeda antara marketing komersial dengan marketing politik. Proses marketing politik menurut Niffenneger 1989 terlihat seperti bagan di bawah ini: Sumber : Niffenergger 1989 dalam Firmanzah 2008:199. Gambar 2.1 Proses Marketing Politik Universitas Sumatera Utara 31 Marketing politik merupakan gabungan 2 istilah yaitu marketing dan politik, sehingga konsep-konsep yang ada di marketing tetap digunakan yaitu 4P bauran marketing. Penjelasannya sebagai berikut:

1. Produk Product

Produk Product berarti partai kandidat dan gagasan- gagasan partai yang akan disampaikan konstituen.produk ini berisi konsep, identitas ideologi. Baik dimasa lalu maupun sekarang yang berkontribusi dalam pembentukan sebuah produk politik yang ditawarkan institusi politik. Dimana memilih akan menikmatinya setelah partai atau kandidiat terpilih. Arti penting sebuah produk politik tidak hanya ditentukan oleh karaktenstik produk itu sendiri. pemahaman memilih juga memainkan peranan penting dalam memaknai dan menginterpretasikan sebuah produk politik. Produk utama dari sebuah partai politik institusi politik adalah platform partai yang berisikan konsep, identitas, ideologi, dan program kerja sebuah institusi politik.

2. Promosi Promotion

Dokumen yang terkait

Pengaruh Bauran Pemasaran Politik Terhadap Keputusan Memilih Gus Irawan Pasaribu Sebagai Calon Gubernur Sumatera Utara

0 0 13

Pengaruh Bauran Pemasaran Politik Terhadap Keputusan Memilih Gus Irawan Pasaribu Sebagai Calon Gubernur Sumatera Utara

0 0 2

Pengaruh Bauran Pemasaran Politik Terhadap Keputusan Memilih Gus Irawan Pasaribu Sebagai Calon Gubernur Sumatera Utara

0 0 6

Pengaruh Bauran Pemasaran Politik Terhadap Keputusan Memilih Gus Irawan Pasaribu Sebagai Calon Gubernur Sumatera Utara

0 0 30

Pengaruh Bauran Pemasaran Politik Terhadap Keputusan Memilih Gus Irawan Pasaribu Sebagai Calon Gubernur Sumatera Utara

0 0 2

Pengaruh Bauran Pemasaran Politik Terhadap Keputusan Memilih Gus Irawan Pasaribu Sebagai Calon Gubernur Sumatera Utara

0 0 14

Pengaruh kampanye Politik Calon Gubernur Sumatera Utara terhadap Perilaku Memilih Masyarakat Kecamatan Medan Kota Kota Medan (Studi pada Pemilukada Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013)

0 0 12

Pengaruh kampanye Politik Calon Gubernur Sumatera Utara terhadap Perilaku Memilih Masyarakat Kecamatan Medan Kota Kota Medan (Studi pada Pemilukada Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013)

0 0 2

Pengaruh kampanye Politik Calon Gubernur Sumatera Utara terhadap Perilaku Memilih Masyarakat Kecamatan Medan Kota Kota Medan (Studi pada Pemilukada Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013)

0 0 7

Pengaruh kampanye Politik Calon Gubernur Sumatera Utara terhadap Perilaku Memilih Masyarakat Kecamatan Medan Kota Kota Medan (Studi pada Pemilukada Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013)

0 0 34