51
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1. DATA PROYEK
Analisa mengenai pengolahan data yang digunakan untuk memberikan gambaran dari hasil jawaban responden terhadap poin-poin pertanyaan pada
kuisioner. Data responden dalam penelitian ini adalah analisa mengenai pengolahan
data yang digunakan untuk memberikan gambaran dari hasil jawaban responden terhadap pertanyaan kuisioner. Banyaknya kuisioner yang disebarkan dan yang
menjawab sebanyak dan tidak menjawab
4.2. ANALISA DATA
Penelitian ini membahas tentang analisa statistik deskritif, yaitu data yang diolah menggunakan aplikasi SPSS. Rata-rata hitung untuk data kuantitatif yang
terdapat dalam sebuah sampel dihitung dengan jalan membagi jumlah nilai data oleh banyak data.
Universitas Sumatera Utara
52
4.2.1. Faktor Lingkup dan Kontrak Pekerjaan Contract Document
Padadokumen perjanjian kontrak kerja konstruksi antara kontraktor dan owner sebaiknya berisi penjelasan tentang lingkup pekerjaannya yang
penulisannya bisa dibuat dengan pasal tersendiri, hal ini untuk memberikan kejelasan pada kedua belah pihak tentang ruang lingkup pekerjaan ini akan
menjelaskan tentang proyek yang menjadi tanggung jawab kontraktor,nama proyeknya,dimana alamat proyeknya, kapan tahun anggarannya, dan bagaimana
sifat harga kontraknya LKP1 : Perencanaan gambarspesifikas yang salah atau tidak lengkap
LKP2 : Perubahan lingkup pekerjaan pada waktu pelaksanaan LKP3 : Keterlambatan pemilik dalam membuat keputusan
LKP4 : Adanya banyak sering pekerjaan tambahan LKP5 : Adanya permintaan perubahan atas pekerjaan yang telah selesai
LKP6 : Ketidaksepahaman antara pembuatan gambar kerja antara perencanaan dan kontraktor.
Tabel 4.1. Nilai mean faktor lingkup dan kontrak pekerjaan
No Faktor lingkup dan kontrak pekerjaan
Mean Skor
1 Perencanaan gambarspesifikas yang salah atau tidak lengkap
4,575 1
2 Perubahan lingkup pekerjaan pada waktu pelaksanaan
3,575 2
3 Keterlambatan pemilik dalam membuat keputusan
3,375 3
4 Adanya banyak sering pekerjaan tambahan
3,300 4
5 Adanya permintaan perubahan atas pekerjaan yang telah
selesai 3,375
3
6 Ketidak sepahaman antara pembuatan gambar kerja antara 2,525
5
Universitas Sumatera Utara
53
perencanaan dan kontraktor.
4.2.2. Faktor Perencanaan dan Penjadwalan Planing and scheduling
Penjadwalan atau schedulingadalah pengalokasian waktu yang tersedia melaksanakan masing-masing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu
proyek hingga tercapai hasil optimal dengan mempertimbangkan keterbatasan- keterbatasan yang ada.
PP1 : Tidak lengkapnya identifikasi jenis pekerjaan PP2 : Rencana urutan kerja yang tidak tersusun dengan baik terpadu
PP3 : Penentuan durasi waktu kerja yang tidak seksama PP4 : Rencana kerja pemilik yang selalu berubah-ubah
Tabel 4.2. Nilai mean faktor perencanaan dan penjadwalan
No Faktor Perencanaan dan Penjadwalan
Mean Skor
1 Tidak lengkapnya identifikasi jenis pekerjaan
2,575 2
2 Rencana urutan kerja yang tidak tersusun dengan baik
terpadu 2,300
4
3 Penentuan durasi waktu kerja yang tidak seksama
2,425 3
4 Rencana kerja pemilik yang selalu berubah-ubah
2,600 1
4.2.3. Faktor ManajerialManagerial
Manajer proyek perlu mengawasi dan mengendalikan para pegawainya yang bertanggung jawab menimbulkan pengeluaran-pengeluaran. Pengawasan dan
pengendalian bukan hanya melalui prosedur dan metode serta kebijaksanaan, namun perlu diperhatikan pula bagaimana jalannya koordinasi untuk memecahkan
Universitas Sumatera Utara
54
hambatan-hambatan dan perbedaan pendapat diantara mereka dan perbedaan pendapat dalam unit kerjanya sendiri, kecepatan mereka mengambil keputusan
terhadap masalah yang dibawahnya, bagaimana mereka memberi petunjuk kepada bawahan dalam memecahkan masalah, apakah mereka menyarankan cara kerja
yang lebih baik, dan apakah mereka berusaha menciptakan iklim atau lingkungan pengawasan dan pengendalian menghargai pelaksanaan tugas yang baik dan
memberikan kritik terhadap pelaksanaan tugas yang tidak memuaskan. Deskripsi pekerjaan manajer proyek:
1. Melapor kepada direktur perusahaan dan pemilik proyek
2. Mengawasi atau mengarahkan site manager, site engginer, pelaksana,
logistik, administrasi dan keuangan 3.
Fungsi pokok : •
Memimpin dan mengarahkan segala sumber daya yang akan ada dalam proyek untuk mencapai sasaran proyek
• Kewajiban dan tanggung jawab
• Menjamin terselenggaranya kegiatan proyek serta tersedianya
fasilitas pendukung sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
• Menjamin terselenggaranya adminstrasi kegiatan penanganan
proyek bedasarkan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati •
Menjamin ketersedian material, tenaga kerja, dan peralatan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat
• Menjamin terlaksananya pengendalian biaya, mutu, waktu dan
keselamatan kerja
Universitas Sumatera Utara
55
4. Wewenang
• Mengarahkan dan memimpin seluruh kegiatan proyek
• Mengarahkan, memimpin kegiatan penilai hasil progres
pekerjaan •
Mengawasi, mengendalikan persedian alat, material dan tenaga kerja
• Membuat penjadwalan material, alat dan tenaga kerja
• Mengawasi dan mengendalikan cashflow proyek
• Mengarahkan tindakan perbaikan pekerjaan
• Memimpin dan mengambil keputusan dalam rapat-rapat
internal proyek 5.
Hubungan kerja •
Bekerja sama dengan pihak internal perusahaaan seperti site manajer, site engginer, manajer logistik, manajer administrasi
dan keuangan •
Bekerja sama dengan seluruh eksternal perusahaan seperti pemilik proyek, konsultan perencana, konsultan pengawas, sub
kontraktor serta pemasok M1 : Pengalaman manajer lapangan
M2 : Komunikasi antara wakil owner dan kontraktor M3 : Komunikasi antara perencanaan dan kontraktor
Universitas Sumatera Utara
56
Tabel 4.3. Nilai mean faktor manajerial
No Faktor Manajerial
Mean Skor
1 Pengalaman manajer lapangan
2,950 1
2 Komunikasi antara wakil owner dan kontraktor
2,925 2
3 Komunikasi antara perencanaan dan kontraktor
2,725 3
4.2.4. Faktor Situasi Environment
Pada faktor keterlambatan situasi biasanya terjadi pada setiap proyek konstruksi gedung dimana saja, namun hanya lokasi daerahnya saja yang
membedakan kejadiannya pada lokasi proyek gedung tersebut. Namun juga pada intensitas geografisnya juga dibedakan oleh lokasi daerahnya juga. Dan ini
memang sangat banyak sekali pengaruh keterlambatan proyek gedung. Dan juga biasanya pada foktor ini juga biasanya faktor masyarakat sekitar juga dapat
menjadi faktor kendala pada pelaksanaan proyek gedung dimana saja.
S1 : Intensitas curah hujan. S2 : Faktor sosial dan budaya.
S3 : Terjadinya hal-hal yang tak terduga seperti kebakaran,banjir,cuaca amat buruk,badaiangin ribut,gempa bumi dan tanah longsor.
Universitas Sumatera Utara
57
Tabel 4.4. Nilai mean faktor situasi
No Faktor Situasi
Mean Skor
1 Intensitas curah hujan.
4,550 1
2 Faktor sosial dan budaya.
3,025 2
3 Terjadinya hal-hal yang tak terduga seperti kebakaran,banjir,cuaca
amat buruk,badaiangin ribut,gempa bumi dan tanah longsor. 2,275
3
4.2.5. Faktor Bahan Material
Pelaksanaan setiap proyek konstruksi, pemakaian material merupakan bagian terpenting yang mempunyai persentase cukup besar dari total biaya
proyek. Dari penelitian menyatakan bahwa biaya material menyerap 50-75 dari biaya proyek, biaya ini belum termasuk biaya penyimpanan material.Oleh karena
itu, penggunaan teknik manajemen yang baik dan tepat untuk membeli,
menyimpan, mendistribusikan, dan menghitung material konstruksi. Manajeman material didefinisikan sebagai suatu pendekatan organisasional
untuk menyelesaikan permasalahan material yang memerlukan kombinasi ke mampuan manajerial dan teknis. Kegagalan dalam menjalankan proses atau lebih
akan menyebabkan kegagalan menyeluruh dari manajemen material dan akan menghasilkan sebuah proyek konstruksi yang mahal.
B1 : Keterlambatan pengiriman barang B2 : Kekurangan bahan konstruksi
B3 : Kualitas bahan yang kurang baik B4 : Kerusakan bahan di tempat penyimpanan
B5 : Perubahan material pada bentuk, fungsi dan spesifikasi
Universitas Sumatera Utara
58
B6 : Kelangkaan karena kekhususan B7 : Ketidaktepatan waktu pemesanan
Tabel 4.5. Nilai mean faktor bahan
No Faktor Bahan
Mean Skor
1 Keterlambatan pengiriman barang
3,800 1
2 Kekurangan bahan konstruksi
3,600 2
3 Kualitas bahan yang kurang baik
3,075 4
4 Kerusakan bahan di tempat penyimpanan
2,825 7
5 Perubahan material pada bentuk, fungsi dan spesifikasi
2,975 6
6 Kelangkaan karena kekhususan
3,325 3
7 Ketidaktepatan waktu pemesanan
3,025 5
4.2.6. Faktor Peralatan Equipment
Pada beberapa proyek, penggunaan dan jenis peralatan dapat dibagi atas tingkat beratnya pekerjaan serta lokasi yang digunakan, berupa mesin, perkakas,
instalasi serta perlengkapan lainnya yang dapat berupa: 1.
Alat-alat berat seperti bulldozer, dumptruck, motor grader, scraper atau bachoe biasa digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan berat, seperti
pembukaan lahan, peralatan lahan, penggalian tanah dengan volume besar, pengangkutan tanah serta penimbunan tanah. Tower
cranedigunakan pada bangunan bertingkat untuk mengangkut material secara vertikal dan horizontal. Bactching plant dan truckmixer adalah
tempat fabrikasi beton dan alat angkut menuju proyek.
Universitas Sumatera Utara
59
2. Peralatan ringan seperti mixer pengaduk beton di lokasi proyek atau bar
bender dan bar cutter digunakan untuk pembengkokan dan pemotongan besi beton, dan perancah untuk penopang bekisting beton.
Pada proyek manufaktur dikenal pula peralatan foeklift dan crane pengangkut barangmaterial di seputar lokasi. Peralatan lain adalah peralatan ringan yang
sifatnya statis seperti peralatan las, peralatan mesin pembentukancetakan model produk, pengecatan, dan lain sebagainya.
P1 : Keterlambatan pengirimanpenyediaan peralatan. P2 : Kerusakan peralatan
P3 : Ketersediaan peralatn yang memadaisesuai kebutuhan P4 : Produktifitas peralatan
P5 : Kemampuan mandor atau operator yang kurang dalam mengoperasika peralatan
Tabel 4.6. Nilai mean faktor peralatan
No Faktor Peralatan
Mean Skor
1 Keterlambatan pengirimanpenyediaan peralatan.
3,275 2
2 Kerusakan peralatan
3,300 1
3 Ketersediaan peralatn yang memadaisesuai kebutuhan
3,200 3
4 Produktifitas peralatan
2,800 4
5 Kemampuan mandor atau operator yang kurang dalam
mengoperasika peralatan 2,775
5
Universitas Sumatera Utara
60
4.2.7. Faktor Tenaga Kerja Labors
Sumber daya manusia yang ada pada suatu proyek dapat dikategorikan sebagai tenaga kerja tetap dan tenaga kerja tidak tetap. Pembagian kategori ini
dimaksudkan agar efisiensi perusahaan dalam mengelola sumber daya dapat maksimal dengan beban ekonomis yang memadai. Tenaga kerjakaryawan yang
berstatus tetap biasanya dikelola perusahaan dengan pembayaran gaji tetap setiap bulannya dan diberi fasilitas lain dalam rangka memelihara produktifitas kerja
karyawan serta rasa kebersamaan dan rasa memiliki perusahaaan. Hal ini dilakukan agar karyawan tetap sebagai aset perusahaan dapat memberikan karya
terbaiknya serta memberikan keuntungan bagi perusahaan dengan keahlian yang dimilikinya. Adanya tenaga kerja tidak tetap dimaksudkan agar perusahaan tidak
terbebani oleh pembayaran gaji tiap bulan bila proyek tidak ada atau jumlah tenaga kerja pada saat tertentu dalam suatu proyek dapat disesuaikan dengan
jumlah yang seharusnya. Biasanya tenaga kerja tidak tetap ini dibutuhkan dalam jumlah yang cukup besar dibandingkan jumlah tenaga kerja tetap dengan tingkat
keahlian sedang. Informasi tentang jenis serta deskripsi pekerjaan pada proyek perlu diidentifikasi sedemikian hingga tugas, tanggung jawab dan wewenang
masing-masing pihak dapat dijalankan sesuai rencana dan aturan-aturan perusahaan.
TK1 : Keahlian tenaga kerja TK2 : Kedisiplinan tenaga kerja
TK3 : Jumlah pekerja yang kurang memadaisesuai dengan aktifitas pekerjaan yang ada.
TK4 : Komunikasi antara tenaga kerja dan kepala tukang mandor
Universitas Sumatera Utara
61
Tabel 4.7. Nilai mean faktor tenaga kerja
No Faktor Tenaga Kerja
Mean Skor
1 Keahlian tenaga kerja
3,400 2
2 Kedisiplinan tenaga kerja
3,325 4
3 Jumlah pekerja yang kurang memadaisesuai dengan aktifitas
pekerjaan yang ada. 3,375
3
4 Komunikasi antara tenaga kerja dan kepala tukang mandor
3,875 1
4.2.8. Faktor KeuanganFinancing
Pada bagian ini faktor-faktor yang disebutkan lebih cendrung mempengaruhi profit kontraktor pembanguanan proyek dari sisi pemilik dan juga faktor keuangan
ini sangat berpengaruh juga terhadap keterlambatan proyek gedung. Proyek bangunan yang pemiliknya lebihdari satu orang dibandingkan dengan
pemilikproyek bangunan pribadi yang sama telah berkali-kali membangun proyek akan mengalami keterlambatan pembayaran yang lebih buruk.
K1 : Harga meterial K2 : Kesulitan pendanaan di kontraktor
K3 : Kesulitan pembayaran oleh pemilik Tabel 4.8. Nilai mean faktor keuangan
No Faktor Keuangan
Mean Skor
1 Harga material
3,050 2
2 Kesulitan pendanaan di kontraktor
3,175 1
3 Kesulitan pembayaran oleh pemilik
2,975 3
Universitas Sumatera Utara
62
4.2.9. Faktor Perubahan Change
Perubahan desain pada konstruksi bisa terjadi akibat perubahan rencana oleh owner dan kesalahan yang dilakukan oleh konsultan perencana. Terjadinya
perubahan desain akan berpengaruh biaya, mutu dan waktu proyek konstruksi. Tentu saja gambaran keseluruhan dari segi ekonomi dan finansial akan menjadi
faktor utama dalam pengambilan keputusan. Proses ini merupakan masalah kritis pada kegiatan desain engineering.
PR1 : Terjadi perubahan desain oleh owner PR2 : Kesalahan desain yang dibuat oleh perencana
PR3 : Keselahan dalam penyelidikan tanah Tabel 4.9. Nilai mean faktor perubahan
No Faktor Perubahan
Mean Skor
1 Terjadi perubahan desain oleh owner
3,200 1
2 Kesalahan desain yang dibuat oleh perencana
3,175 2
3 Keselahan dalam penyelidikan tanah
2,975 3
4.2.10. Faktor Karakteristik Tempat Site characteristic
Pada faktor ini juga termasuk faktor yang sangat penting pada pelaksanaan konstruksi gedung dan juga berpengaruh terhadap faktor keterlambatan pekerjaan
proyek gedung, dimana apabila kontraktor salah meletakkan bahan material, lokasi pekerja lain juga akan terganggu pada bahan material yang mengganggu
pada pekerjaan mereka. Lokasi proyek itu sendiri juga sangat berpengaruh terhadap pelakaksanaan pekerjaan, karena setiap lokasi proyek selalu memiliki
Universitas Sumatera Utara
63
lokasi yang berbeda-beda maka tingkatan lokasi tempat juga tidak pasti yaitu sesuai dengan lokasi proyek itu sendiri.
KT1 : Keadaan permukaan dan dibawah permukaan tanah KT2 : Tempat penyimpanan bahanmaterial
KT3 : Akses ke lokasi proyek KT4 : Kebutuhan ruang kerja
Tabel 4.10. Nilai mean faktor karakteristik tempat
No Faktor Karakteristik Tempat
Mean Skor
1 Keadaan permukaan dan dibawah permukaan tanah
2,825 1
2 Tempat penyimpanan bahanmaterial
2,700 2
3 Akses ke lokasi proyek
2,475 3
4 Kebutuhan ruang kerja
2,350 4
4.2.11. Faktor Sistem Inspeksi, Kontrol Dan Evaluasi Pekerjaan
Pada faktor pekerjaan sistem inspeksi, kontrol pada pekerjaan ini juga termasuk dalam faktor keterlambatan pekerjaan yaitu dikarenakan pada pekerjaan
pengontrolan ini juga sangat penting untuk di ketahui sebagai contoh pada pekerjaan inspeksi ini banyak juga penyebabnya yaitu antara lain perbedaan
jadwal sub-kontraktor dalam penyelesaian proyek, pengajuan contoh bahan oleh kontraktor yang tidak terjadwal, keterlambatan proses pemeriksaan dan uji bahan,
dan juga banyaknya hasil pekerjaan yang harus diperbaiki diulang karena cacat tidak benar pada pelaksanaannya di lapangan.
IK1 : Perbedaan jadwal sub-kontraktor dalam penyelesaian proyek IK2 : Pengajuan contoh bahan oleh kontraktor yang tidak terjadwal
Universitas Sumatera Utara
64
IK3 : Keterlambatan proses pemeriksaan dan uji bahan IK4 : Banyak hasil pekerjaan yang harus diperbaiki diulang karena cacat
tidak benar.
Tabel 4.11. Nilai mean faktor sistem inspeksi, kontrol dan evaluasi pekerjaan
No Faktor Sistem Inspeksi, Kontrol dan Evaluasi Pekerjaan
Mean Skor
1 Perbedaan jadwal sub-kontraktor dalam penyelesaian proyek
2,275 3
2 Pengajuan contoh bahan oleh kontraktor yang tidak terjadwal
2,350 2
3 Keterlambatan proses pemeriksaan dan uji bahan
2,275 3
4 Banyak hasil pekerjaan yang harus diperbaiki diulang karena
cacat tidak benar 2,475
1
Tabel 4.12. deskriptif dampak faktor resiko yang mempengaruhi kinerja waktu pelaksanaan proyek konstruksi
Tingkat Resiko Variabel
Faktor Penyebab Keterlambatan Mean Median
X1 Perencanaan gambarspesifikasi yang salah atau tidak lengkap
4,575 5
X2 Perubahan lingkup pekerjaan pada waktu pelaksanaan
3,575 4
X3 Keterlambatan pemilik dalam pembuatan keputusan
3,375 3
X4 Adanya banyak sering pekerjaan tambahan
3,300 3
X5 Adanya permintaan perubahan atas pekerjaan yang telah selesai
3,375 3
X6 Ketidak sepahaman antara pembuatan gambar kerja antara
perencanaan dan kontraktor 2,525
3
Universitas Sumatera Utara
65
X7 Tidak lengkapnya identifikasi jenis pekerjaan
2,575 3
X8 Rencana urutan kerja yang tidak tersusun dengan baikterpadu
2,300 2
X9 Penentuan durasi waktu kerja yang tidak seksama
2,425 2
X10 Rencana kerja pemilik yang sering berubah-ubah
2,600 3
X11 Pengalaman manajer lapangan
2,950 3
X12 Komunikasi antara wakil owner dan kontraktor
2,925 3
X13 Komunikasi antara perencana dan kontraktor
2,725 3
X14 Intensitas curah hujan
4,550 5
X15 Faktor sosial dan budaya
3,025 3
X16 Terjadinya hal-hal tak terduga seperti kebakaran,banjir,cuaca
amat buruk,badai,angin ribut,gempa bumi dan tanah longsor 2,275
2 X17
Keterlambatan pengiriman barang 3,800
4 X18
Kekurangan bahan konstruksi 3,600
4 X19
Kualitas bahan yang kurang baik 3,075
3 X20
Kerusakan bahan di tempat penyimpanan 2,825
3 X21
Perubahan material pada bentuk, fungsi dan spesifikasi 2,975
3 X22
Kelangkaan karena kekhususan 3,325
3 X23
Ketidaktepatan waktu pemesanan 3,025
3 X24
Keterlambatan pengiriman penyediaan peralatan 3,275
3 X25
Kerusakan peralatan 3,300
3 X26
Ketersediaan peralatan yang memadai sesuai kebutuhan 3,200
3 X27
Produktifitas peralatan 2,800
3 X28
Kemempuan mandor atau operator yang kurang dalam 2,775
3
Universitas Sumatera Utara
66
mengoperasikan peralatan X29
Keahlian tenaga kerja 3,400
3 X30
Kedisiplinan tenaga kerja 3,325
3
X31 Jumlah pekerja yang kurang memadai sesuai dengan aktifitas
pekerjaan yang ada 3,375
3 X32
Komunikasi antara tenaga kerja dan kepala tukang mandor 3,875
4 X33
Harga material 3,050
3 X34
Kesulitan pendanaan di kontraktor 3,175
3 X35
Kesulitan pembayaran oleh pemilik 2,975
3 X36
Terjadi perubahan desain oleh owner 3,200
3 X37
Kesalahan desain yang dibuat oleh perencana 3,175
3 X38
Kesalahan dalam penyelidikan tanah 2,975
3 X39
Keadaan permukaan dan dibawah permukaan tanah 2,825
3 X40
Tempat penyimpanan bahan material 2,700
3 X41
Akses ke lokasi proyek 2,475
2 X42
Kebutuhan ruang kerja 2,350
2 X43
Perbedaan jadwal sub-kontraktor dalam penyelesaian proyek 2,275
2 X44
Pengajuan contoh bahan oleh kontraktor yang tidak terjadwal 2,350
2 X45
Keterlambatan proses pemeriksaan dan uji bahan 2,275
2
X46 Banyak hasil pekerjaan yang harus diperbaiki diulang karena
cacat tidak benar 2,475
2
Universitas Sumatera Utara
67
Tabel 4.13. Analisa statistik deskriptif melalui program SPSS
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation
N VAR00001
4.5750 .54948
40 VAR00002
3.5750 .50064
40 VAR00003
3.3750 .62788
40 VAR00004
3.3000 .64847
40 VAR00005
3.3750 .83781
40 VAR00006
2.5250 .67889
40 VAR00007
2.5750 .71208
40 VAR00008
2.3000 .46410
40 VAR00009
2.4250 .50064
40 VAR00010
2.6000 .49614
40 VAR00011
2.9500 .84580
40 VAR00012
2.9250 .72986
40 VAR00013
2.7250 .67889
40 VAR00014
4.5500 .59700
40 VAR00015
3.0250 .89120
40 VAR00016
2.2750 .64001
40 VAR00017
3.8000 .82275
40 VAR00018
3.6000 .87119
40 VAR00019
3.0750 .76418
40 VAR00020
2.8250 .50064
40 VAR00021
2.9750 .76753
40 VAR00022
3.3250 .97106
40 VAR00023
3.0250 .80024
40 VAR00024
3.2750 .71567
40 VAR00025
3.3000 .72324
40 VAR00026
3.2000 .75786
40 VAR00027
2.8000 .56387
40
Universitas Sumatera Utara
68
VAR00028 2.7750
.57679 40
VAR00029 3.4000
.81019 40
VAR00030 3.3250
.79703 40
VAR00031 3.3750
.89693 40
VAR00032 3.8750
1.22344 40
VAR00033 3.0500
.87560 40
VAR00034 3.1750
.74722 40
VAR00035 2.9750
.94699 40
VAR00036 3.2000
.72324 40
VAR00037 3.1750
.84391 40
VAR00038 2.9750
.83166 40
VAR00039 2.8250
.81296 40
VAR00040 2.7000
.56387 40
VAR00041 2.4750
.64001 40
VAR00042 2.3500
.48305 40
VAR00043 2.2750
.45220 40
VAR00044 2.3500
.48305 40
VAR00045 2.2750
.45220 40
VAR00046 2.4750
.55412 40
Tabel 4.14. Nilai summary item statistic
Summary Item Statistics
Mean Minimum
Maximum Range
Maximum Minimum
Variance N of Items
Item Means 3.028
2.275 4.575
2.300 2.011
.285 46
4.3. TEMUAN DAN BAHASAN
Vaktor dominan yang berpengruh terhadap kinerja waktu pelaksanaan pembangunan pada proyek gedung di kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
69
Tabel 4.15. variabel yang dominan
No Kelompok Faktor
Variabel Variabel Dominan yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Waktu
1 Faktor lingkup dan kontrak
dokumen pekerjaan X1
Perencanaan gambarspesifikasi yang salah atau tidak lengkap
2 Faktor lingkup dan kontrak
dokumen pekerjaan X2
Perubahan lingkup pekerjaan pada waktu pelaksanaan
3 Faktor situasi
X14 Intensitas curah hujan
4 Faktor bahan
X17 Keterlambatan pengiriman barang
5 Faktor bahan
X18 Kekurangan bahan konstruksi
6 Faktor tenaga kerja
X32 Komunikasi antara tenaga kerja dan
kepala tukang mandor
Untuk variabel Y, yang merupakan kinerja waktu pelaksanaan proyek, diperoleh nilai modus mode sebesar 3 yang berarti kinerja waktunya rata-rata
mengalami keterlambatan 0 sd -8 Bedasarkan hasil pengolahan data, ditemui 46 peringkat faktor risiko dari
sebelas sumber risiko yang ada pada pelaksanaan proyek konstruksi. Hasil statistik variabel-variabel yang dominan mempengaruhi keterlambatan
penyelesaian proyek konstruksi, dan ada enam variabel yang dominan dari faktor risiko yang paling berdampak dengan keterlambatan proyek konstruksi yaitu:
Universitas Sumatera Utara
70
Tabel 4.16. variabel yang dominandan tindakan koreksi
No Faktor Resiko
Tindakan Koreksi
1 Perencanaan
gambarspesifikasi yang salah atau tidak
lengkap. X1 -
Membentuk tim perencana yang profesional sesuai dengan latar belakang keahlian.
- Mengidentifikasi perbedaan teknis baik kualitas
maupun kuantitas dari lingkup proyek terdahulu dengan proyek yang akan dikerjakan.
- Pendidikan tim perencana minimal S1 teknik
sesuai jurusan yang dibuktikandengan ijazah. -
Membentuk tim perencana yang propesional sesuai dengan latar belakang keahlian.
2 Perubahan lingkup
pekerjaan pada waktu pelaksanaan. X2
- Pemantauan dan pelaporan hasil pelaksanaan
pekerjaan, mengubah metode atau cara kerja bagi pekerja dan memperketat disiplin kerja.
- Seringnya melakukan pengontrolan tiap-tiap
pekerjaan yang dilakukan khususnya pada pekerjaan yang berada pada jalur-jalur kritis.
3 Intensitas curah hujan
X14 -
Membuat saluran drainase kecil di sekitar area proyek yang sering di genangi oleh air.
- Menambah peralatan pompa air untuk
mempercepat pekerjaan di area-area yang tergenangi air.
Universitas Sumatera Utara
71
4 Keterlambatan
pengiriman barang X17
- Melakukan komunikasi terus menerus kepada
pihak pengiriman barang dan sekaligus mengkoordinasikan pekerjaan yang bisa
dikerjakan terlebih dahulu oleh pekerja. -
Melakukan kesepakatan terlebih dahulu kepada pihak pengiriman barang sebelum memulai
proyek. 5
Kekurangan bahan konstruksi X18
- Melakukan pengontrolan bahan-bahan
konstruksi bangunan sesering mungkin , terkhusus dengan material yang sulit di dapat.
6 Komunikasi antara
tenaga kerja dan kepala tukang
mandor X32 -
Seringnya melakukan rapat antara kontraktor dan konsultan perencana dan pihak owner
mengenai permasalahan penyelesaian proyek. -
Selalu melakukan pendekatan terhadap tukang.
Universitas Sumatera Utara
72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil analisa data menunjukan ada enam faktor resiko utama yang sangat
berpengaruh terhadap kinerja waktu pelaksanaan konstruksi gedung di kota Medan, penilaiannya di lihat dari 46 faktor resiko yang terdiri dari 11
pengelompokan faktor yaitu: Perencanaan gambarspesifikasi yang salah atau tidak lengkapX1, rangking 1 4,575; Intensitas curah hujanX14,
rangking 2 4,550; Komunikasi antara tenaga kerja dan kepala tukang mandor X32, rangking 3 3,875; Keterlambatan pengiriman barang
X17, rangking 4 3,800; Kekurangan bahan konstruksiX18, rangking 5 3,600; dan Perubahan lingkup pekerjaan pada waktu pelaksanaan X2,
rangking 6 3,575. 2.
Untuk mengatasi keterlambatan ini, pihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan konstruksi gedung harus melakukan beberapa cara atau
strategi diantaranya: pemantauan dan pelaporan hasil pelaksanaan pekerjaan, mengubah metode atau cara kerja bagi pekerja dan
memperketat disiplin kerja, melakukan pendekatan terhadap tukang yang bekerja di lapangan, dan seringnya melakukan rapat-rapat antara pekerja
yang terkait. 3.
Perusahaan konstruksi yang akan melaksanakan proyek hendaknya memperhatikan metode pelaksanaan, kebutuhan tenaga kerja dan
Universitas Sumatera Utara