5.2. Sikap dalam Penggunaan Pestisida
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar petani memiliki sikap kategori baik 70.2, namun masih banyak juga petani yang menjawab kurang
setuju tentang dosis dan cara penyemprotan pestisida. Menurut Notoatmodjo 2012, seseorang telah setuju terhadap objek, maka akan terbentuk pula sikap positif
terhadap obyek yang sama. Apabila sikap positif terhadap suatu program atau obyek telah terbentuk, maka diharapkan akan terbentuk niat untuk melakukan program
tersebut. Bila niat itu betul-betul dilakukan, hal ini sangat bergantung dari beberapa aspek seperti tersediannya sarana dan prasarana serta kemudahan-kemudahan lainnya,
serta pandangan orang lain disekitarnya. Niat untuk melakukan tindakan, misalnya menggunakan alat pelindung diri secara baik dan benar pada saat melakukan
penyemproan pestisida, seharusnya sudah tersedia dan praktis sehingga petani mau menggunakannya. Hal ini merupakan dorongan untuk melakukan tindakan secara
tepat sesuai aturan kesehatan sehingga risiko terjadinya keacunan pestisida dapat dicegah atau dikurangi.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 50.9 responden mengatakan setuju agar penyemprotan dilakukan pada saat terik matahari. Sehingga
hal tersebut akan menambah peluang terjadinya keracunan karena suhu yang tinggi akan menyebabkan metabolisme di dalam tubuh meningkat dan penyerapan pestisida
ke dalam tubuh menjadi semakin besar. Menurut Prabu 2008, suhu lingkungan yang buruk bagi petani penyemprot pestisida adalah jika lebih tinggi dari suhu tubuh
manusia yaitu 27 C. Jika suhu lingkungan tinggi, maka suhu tubuh pun akan
meningkat.38 Suhu badan yang tinggi akan menyebabkan vasodilasi yaitu pembuluh
Universitas Sumatera Utara
darah mengembang untuk berdekatan dengan kulit lingkungan luar yang memungkinkan panas dibebaskan keluar, lebih banyak darah pada kulit untuk
memudahkan panas darah terbebas keluar melalui proes penyinaran dan berpeluh, air keringat yang dirembes oleh kelenjar keringat mempunyai panas tertentu sehingga
dapat menyerap panas yang tinggi dan terbebas ke lingkungan sekitar apabila air keringat menguap. Selain itu, meningkatnya suhu tubuh juga dapat meningkatkan
metabolisme rate dengan setiap peningkatan 1 suhu tubuh inti akan meningkatkan kecepatan reaksi biokimia. Hal ini mendukung dugaan bahwa suhu lingkungan yang
tinggi pada saat penyemprotan akan menyebabkan proses kontaminasi yang lebih besar terutama melalui kulit.
Pestisida yang umum digunakan petani di lokasi penelitian adalah golongan orghanoposfat. Menurut Khodijah 2012, dampak keracunan kronis tidak langsung
dirasakan. Namun dalam waktu lama bisa menimbulkan gangguan kesehatan. Seperti, gangguan terhadap syaraf, hati liver, perut, sistem kekebalan dan hormon. Gejala
keracunan ini baru kelihatan setelah beberapa beberapa tahun kemudian. Mekonnen dan Agonafir 2002, menyatakan bahwa pengelolaan pestisida
yang baik merupakan cara yang paling penting dalam mencegah keracunan akibat pestisida, antara lain menghindari cuaca yang panas dan berangin saat penyemprotan,
penggunaan alat pelindung diri secara lengkap dan benar, praktek pencampuran dan penuangan pestisida pada sprayer.
Universitas Sumatera Utara
5.3. Aplikasi dalam Penggunaan Pestisida