Jenis dan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Data Penelitian

42 Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Menjadi Sampel NO. Nama Perusahaan Kode 1. PT. Akasha Wira International Tbk. ADES 2. PT. Cahaya Kalbar Tbk. CEKA 3. PT. Delta Djakarta Tbk. DLTA 4. PT. Darya Varia Laboratoria Tbk. DVLA 5. PT. Gudang Garam Tbk. GGRM 6. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF 7. PT. Kimia Farma Tbk. KAEF 8. PT. Kedawung Setia Industrial Tbk KDSI 9. PT. Kedaung Indah Can Tbk. KICI 10. PT. Kalbe Farma Tbk.. KLBF 11. PT. Martina Berto Tbk. MBTO 12. PT. Merck Tbk. MERK 13. PT. Mustika Ratu Tbk. MRTA 14. PT. Mayora Indah Tbk. MYOR 15. PT. Pyridam Farma Tbk. PYFA 16. PT. Bentoel Internasional Investama Tbk RMBA 17. PT. Sekar Laut Tbk. SKLT 18. PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. SQBI 19. PT. Mandom Indonesia Tbk. TCID 20. PT. Ultra Jaya Milk Tbk. ULTJ

3.4 Jenis dan Sumber Data

Peneliti menggunakan data sekunder dalam penelitian ini. Umar 2003: 60, “Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain.” Data sekunder yang ada untuk penelitian ini diperoleh dari website resmi BEI Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id berupa laporan keuangan tahunan Universitas Sumatera Utara 43 perusahaan-perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI selama tahun 2009 sampai tahun 2011. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah kombinasi antara data time series dengan data cross section. Data time series disebut juga data deret waktu, merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu, misalnya dalam waktu mingguan, bulanan, atau tahunan. Sedangkan, data cross section atau sering disebut data satu waktu merupakan sekumpulan data suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu tertentu Umar, 2003:70.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data ini dengan memperoleh data secara teoritis dengan mempelajari buku-buku, catatan kuliah dan buku referensi lain yang berkaitan dengan penelitian ini. Data-data yang didapat dalam penelitian ini diperoleh dengan mengunduh laporan-laporan keuangan perusahaan-perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009, 2010, dan 2011 di www.idx.co.id .

3.6 Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis statistik dan menggunakan software SPSS 17.0. Universitas Sumatera Utara 44 3.6.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata mean, standar deviasi, nilai minimum dan maksimum.

3.6.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.

3.6.2.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas menurut Ghozali 2005 adalah untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Normalitas data dapat diketahui dengan menggambarkan penyebaran data melalui sebuah grafik. Data yang menyebar di sekitar dan mengikuti arah garis diagonal menandakan bahwa data berdistribusi normal dan memenuhi asumsi normalitas. Uji statistik juga dapat digunakan untuk menguji apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S. Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 maka data Universitas Sumatera Utara 45 residual berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka data residual tidak berdistribusi normal.

3.6.2.2 Uji Multikolinearitas

Tujuan uji multikolinearitas menurut Ghozali 2005 adalah untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebasnya. Pengujian terhadap ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan lawannya, serta Variance Inflation Factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF=1 tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance 0.10 atau sama dengan nilai VIF 10.

3.6.2.3 Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali 2005, uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 Universitas Sumatera Utara 46 sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi, di antaranya dengan Uji Durbin Watson. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut :  bila nilai Durbin-Watson DW terletak antara batas atas atau Upper Bound DU dan 4-DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi,  bila nilai Durbin-Watson DW lebih rendah daripada batas bawah atau Lower Bound DL maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol, berarti ada autokorelasi positif,  bila nilai Durbin-Watson DW lebih besar daripada 4-DL, maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negatif,  bila nilai Durbin-Watson DW terletak antara batas atas DU dan batas bawah DL atau DW terletak antara batas antara 4-DU dan 4-DL, maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

3.6.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas menurut Ghozali 2005 bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance Universitas Sumatera Utara 47 dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Suatu model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Uji heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot antar nilai prediksi variabel independen dengan nilai residualnya. Jika ada pola seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur maka terjadi heteroskedastisitas. Namun, jika tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar ke atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, berarti tidak terjadi heteroskedastisitas. Selain melihat grafik Scatterplot, untuk melihat adanya heterokedastisitas dapat juga digunakan uji Glejser. Jika dari uji Glejser, didapatkan probabilitas signifikansi di atas tingkat kepercayaan 5 0.05 dapat disimpulkan model regresi tidak menunjukkan adanya heterokedastisitas.

3.6.3 Koefisien Determinasi R

2 Koefisien determinasi R 2 berfungsi untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variasi variabel independen dalam menerangkan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Menurut Situmorang dan Lufti 2012: 154, semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya semakin mendekati satu model semakin baik. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Universitas Sumatera Utara 48 3.6.4 Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis persamaan regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dari beberapa variabel bebas independen terhadap satu variabel terikat dependen. Persamaan regresi linear berganda yang digunakan dapat dinyatakan sebagai berikut: Y = α + β1X1 + e Di mana: Y = Variabel Dependen Modal Kerja α = Konstanta β1 = Koefisien Regresi X1 = Variabel Independen Perputaran Persediaan Barang Jadi e = error atau variabel pengganggu Pengujian hipotesis untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, peneliti menggunakan uji signifikansi parsial t- test dan uji signifikansi simultan F- test.

3.6.4.1 Uji t t- test

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 α = 5. Universitas Sumatera Utara 49 Penolakan atau penerimaan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut : 1. Jika nilai signifikansi kurang dari atau sama dengan 0,05 maka hipotesis diterima yang berarti secara parsial variabel independen perputaran persediaan barang jadi berpengaruh terhadap modal kerja. 2. Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka hipotesis ditolak yang berarti secara parsial variabel independen perputaran persediaan barang jadi tidak berpengaruh terhadap modal kerja. Signifikansi juga dapat dilihat dengan membandingkan t hitung , dengan ketentuan: 1. Jika t hitung t tabel α = 5 maka hipotesis diterima. 2. Jika t hitung t tabel α = 5 maka hipotesis ditolak.

3.6.4.2 Uji F F- test

Uji F digunakan untuk menguji, apakah seluruh variabel independen memiliki pengaruh secara bersama-sama atau tidak terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 α = 5. Penolakan atau penerimaan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut : 1. Jika nilai signifikansi kurang dari atau sama dengan 0,05 maka hipotesis diterima yang berarti secara bersama-sama variabel Universitas Sumatera Utara 50 perputaran persediaan barang jadi berpengaruh terhadap modal kerja. 2. Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka hipotesis ditolak yang berarti secara bersama-sama variabel perputaran persediaan barang jadi tidak berpengaruh terhadap modal kerja. Signifikansi juga dapat dilihat dengan membandingkan F hitung , dengan ketentuan: 1. Jika F hitung F tabel α = 5 maka hipotesis diterima. 2. Jika F hitung F tabel α = 5 maka hipotesis ditolak. Universitas Sumatera Utara 51 BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian

Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 20 perusahaan, sampel dipilih dengan memilih perusahaan-perusahaan yang laporan keuangannya dapat diakses dari tahun 2009, 2010, 2011 dan memiliki data-data yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian ini. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Perputaran Persediaan Barang Jadi. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Modal Kerja. Deskripsi data penelitian secara statistik dari masing-masing variabel baik itu Modal Kerja modalkerja maupun Perputaran Persediaan Barang Jadi PPBJ yang diteliti meliputi nilai mean, standar deviasi, maksimum, dan minimum dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Modalkerja 60 3.09 100.21 19.4172 2.68095 20.76653 PPBJ 60 2.3821E10 1.6847E13 1.648381E12 4.6689255E11 3.6165341E12 Valid N listwise 60 Sumber: Data Olahan SPSS, 2013 Universitas Sumatera Utara 52 Berdasarkan hasil yang diperoleh dari Tabel 4.1 maka dapat dijelaskan bahwa: 1. Variabel Modal Kerja modalkerja memiliki jumlah sampel sebanyak 60, nilai minimum 3,09 , nilai maksimum 100,21 , mean nilai rata-rata sebesar 19,4172 , dan Standard Deviation atau simpangan baku sebesar 2,68095. 2. Variabel Perputaran Persediaan Barang Jadi PPBJ memiliki jumlah sampel sebanyak 60, nilai minimum 2.3821E10, nilai maksimum 1.6847E13, mean nilai rata-rata sebesar 1.648381E12 dan Standard Deviation atau simpangan baku sebesar 3.6165341E12. 3. Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 60 sampel.

4.2 Hasil Analisis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perputaran Persediaan terhadap Likuiditas pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

16 141 75

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERSEDIAAN DAN AKTIVA TETAP TERHADAP RENTABILITAS PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2013.

0 4 31

Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Likuiditas Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2008-2011).

0 0 43

Pengaruh Perputaran Persediaan Barang Jadi Terhadap Modal Kerja Perusahaan-Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011

0 0 12

Pengaruh Perputaran Persediaan Barang Jadi Terhadap Modal Kerja Perusahaan-Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011

0 0 2

Pengaruh Perputaran Persediaan Barang Jadi Terhadap Modal Kerja Perusahaan-Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011

0 0 9

Pengaruh Perputaran Persediaan Barang Jadi Terhadap Modal Kerja Perusahaan-Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011

0 0 30

Pengaruh Perputaran Persediaan Barang Jadi Terhadap Modal Kerja Perusahaan-Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011

2 7 3

Pengaruh Perputaran Persediaan Barang Jadi Terhadap Modal Kerja Perusahaan-Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011

0 0 6

PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA, PERPUTARAN KAS, DAN PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2014

0 0 16