Mekanisme Kerja Farmakologi Efek Samping Dosis

6 Analisa elemen : C, 59.83; H, 5.5; F, 5.26; N, 11.63; O, 17.71 Al- Omar, 2009. pH : 3.8-5.5 Al-Omar, 2009.

2.1.1 Mekanisme Kerja

Ofloksasin merupakan antibiotik golongan kuinolon, berkhasiat bakterisid pada fase pertumbuhan kuman berdasarkan inhibisi dua enzim bakteri yaitu DNA-gyrase dan topo-isomerase IV sehingga sintesis DNA-nya terganggu. DNA-gyrase adalah enzim yang mengkompres DNA bakteri sehingga dapat diinkorporasi dalam sel bakteri, sedangkan topo-isomerase diperlukan bagi struktur ruang DNA. Enzim tersebut hanya terdapat pada pada kuman dan tidak pada sel dari organisme lebih tinggi, sehingga sintesa DNA manusia tidak dihambat Tan dan Rahardja, 2007.

2.1.2 Farmakologi

Ofloksasin digunakan untuk infeksi saluran kemih, saluran nafas bawah, gonore uretritis dan servisitis Sukandar, dkk., 2009. Ofloksasin ini merupakan antibakteri yang memiliki spektrum kerja luas broad spectrum, dapat digunakan untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif dan bakteri gram negatif Okeri dan Arhewoh, 2008. Resorpsinya cepat dan praktis lengkap dengan persentase pengikatan pada protein kurang lebih 25 dan plasma-t12 kurang lebih 6 jam, yang dapat meningkat sampai 10-30 jam pada gangguan fungsi ginjal Tan dan Rahardja, 2007. Universitas Sumatera Utara 7

2.1.3 Efek Samping

Efek samping obat ini yang terpenting ialah pada saluran cerna dan susunan saraf pusat. Manifestasi pada saluran cerna, terutama berupa mual dan hilang nafsu makan, merupakan efek samping yang paling sering dijumpai. Efeksamping pada susunan saraf pusat umumnya bersifat ringan berupa sakit kepala, vertigo, dan insomnia Setiabudy, 1995.

2.1.4 Dosis

Sukandar dkk., 2009 menyebutkan pembagian dosis ofloksasin sebagai berikut: 1. Oral Infeksi saluran kemih: 200-400 mghari, sebaiknya pagi hari. Pada infeksi saluran kemih atas dapat dinaikkan sampai 2 × 400 mghari. Infeksi saluran kemih bawah: 400 mghari, bila perlu dinaikkan menjadi 2 × 400 mghari. Gonore tanpa komplikasi: 400 mg dosis tunggal. Uretritis atau servisitis non gonokokus: 400 mghari dalam dosis terbagi atau tunggal. 2. Infus intravena: 200 mg30 menit Infeksi saluran kemih dengan komplikasi: 200 mghari. Infeksi saluran kemih bawah: 200 mg dua kali sehari. Infeksi kulit dan jaringan lunak: 400 mg dua kali sehari. Infeksi berat atau dengan komplikasi: 400 mg dua kali sehari.

2.2 Tablet