DINAS KESEHATAN LKPJ TAHUN 2015 1. LKPJ Tahun 2015

€ ‚ ƒ „ … †„ ‡ „ … ˆ ˆ€ ‰ € €… LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 V - 1

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

TAHUN 2015 Sesuai dengan Undang - undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang menyebutkan bahwa tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah atau desa dari pemerintah provinsi kepada Kabupaten Kota atau Desa serta dari pemerintah Kabupaten Kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu. Pemberian tugas pembantuan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan, dan pelayanan umum. Adapun tujuan pemberian tugas pembantuan adalah memperlancar pelaksanaan tugas dan penyelesaian permasalahan serta membantu pengembangan pembangunan bagi daerah dan desa. Pada tahun anggaran 2015 Pemerintah Kota Dumai menerima Tugas Pembantuan TP dengan sumber pendanaan dari APBN kepada 3 tiga Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD dengan total anggaran tugas pembantuan tahun 2015 sebesar Rp. 10.529.802.000,-. Adapun nama - nama SKPD tersebut adalah : 1. Dinas Kesehatan Kota Dumai 2. Rumah Sakit Umum Daerah Kota Dumai 3. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kota Dumai

A. DINAS KESEHATAN

1. Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan BOK Dinas Kesehatan Kota Dumai sesuai dengan DIPA Ditjen Bina Gizi dan KIA Kementerian Kesehatan RI Nomor : DIPA-024.03.4.0995262015, mendapat dana Tugas Pembantuan Bantuan Operasional Kesehatan BOK TA 2015 sebesar Rp. 707.000.000,- tujuh ratus tujuh juta rupiah . Realisasi Anggaran sampai dengan 31 Desember 2015 sebesar Rp. 700.462.887,- tujuh ratus juta empat ratus enam puluh dua ribu delapan ratus delapan puluh tujuh rupiah atau sebesar 99,08 dari total anggaran yang diberikan. : a Puskesmas Dumai Kota Kegiatan BOK di Puskesmas Dumai Kota mendapat anggaran sebesar Rp. 25.000.000,- sesuai dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Kota Dumai Nomor 65SKRT-BOKDINKES tentang Alokasi Dana BOK di Puskesmas dan Jaringannya TA 2015. Dan realisasi anggaran sebesar Rp. 25.000.000,- atau sebesar 100. Š‹ LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 V - 2 b Puskesmas Jayamukti Kegiatan BOK di Puskesmas Jayamukti mendapat anggaran sebesar Rp. 25.000.000,- sesuai dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Kota Dumai Nomor 65SKRT-BOKDINKES tentang Alokasi Dana BOK di Puskesmas dan Jaringannya TA 2015. Dan realisasi anggaran mencapai Rp. 25.000.000,- atau sebesar 100 dari total anggaran yang diberikan. c Puskesmas Bumi Ayu Kegiatan BOK di Puskesmas Bumi Ayu mendapat anggaran sebesar Rp. 50.000.000,- sesuai dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Kota Dumai Nomor 65SKRT-BOKDINKES tentang Alokasi Dana BOK di Puskesmas dan Jaringannya TA 2015. Dan realisasi anggaran sebesar Rp. 49.975.000,- atau sebesar 99,25 dari total anggaran yang diberikan. d Puskesmas Dumai Barat Kegiatan BOK di Puskesmas Dumai Barat mendapat anggaran sebesar Rp. 60.000.000,- sesuai dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Kota Dumai Nomor 65SKRT-BOKDINKES tentang Alokasi Dana BOK di Puskesmas dan Jaringannya TA 2015. Dan realisasi anggaran sebesar Rp. 60.000.000,- atau sebesar Rp. 100 dari total anggaran. e Puskesmas Purnama Kegiatan BOK di Puskesmas Purnama mendapat anggaran sebesar Rp. 65.000.000,- sesuai dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Kota Dumai Nomor 65SKRT-BOKDINKES tentang Alokasi Dana BOK di Puskesmas dan Jaringannya TA 2015. Dan realisasi anggaran sebesar Rp. 65.000.000,- atau sebesar 100 dari total anggaran. f Puskesmas Bukit Timah Kegiatan BOK di Puskesmas Bukit Timah mendapat anggaran sebesar Rp. 75.000.000,- sesuai dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Kota Dumai Nomor 65SKRT-BOKDINKES tentang Alokasi Dana BOK di Puskesmas dan Jaringannya TA 2015, dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 75.000.000,- atau 100 dari total anggaran yang diberikan. g Puskesmas Bukit Kapur Kegiatan BOK di Puskesmas Bukit Kapur mendapat anggaran sebesar Rp. 110.000.000,- sesuai dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Kota Dumai Nomor 65SKRT-BOKDINKES tentang Alokasi Dana BOK di Puskesmas dan Jaringannya TA 2015, dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 110.000.000,- atau 100 dari total anggaran yang diberikan. h Puskesmas Sungai Sembilan Kegiatan BOK di Puskesmas Sungai Sembilan mendapat anggaran sebesar Rp 55.000.000,- sesuai dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Kota Dumai Nomor 65SKRT-BOKDINKES Œ LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 V - 3 tentang Alokasi Dana BOK di Puskesmas dan Jaringannya TA 2015, dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 55.000.000,- atau 100 dari Total anggaran yang diberikan. i Puskesmas Medang Kampai Kegiatan BOK di Puskesmas Medang Kampai mendapat anggaran sebesar Rp. 75.000.000,- sesuai dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Kota Dumai Nomor 65SKRT-BOKDINKES tentang Alokasi Dana BOK di Puskesmas dan Jaringannya TA 2015, dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 75.000.000,- atau 100 dari total anggaran yang diberikan. j Manajemen Dinas Kesehatan Manajemen BOK di Dinas Kesehatan Kota Dumai mendapat alokasi anggaran sebesar Rp. 167.000.000,- sesuai dengan DIPA Nomor DIPA-024.03.4.0995262015. Namun realisasi anggaran sebesar Rp. 160.487.887,- atau 96,10 dari total anggaran yang diberikan. 2. Pencapaian Program Bantuan Operasional Kesehatan BOK a Sesuai dengan Indikator Kinerja Utama, maka pencapaian Program BOK TA 2014 adalah sebagai berikut ; - Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama Kn - 1. Cakupan Kn-1 Kota Dumai pada Tahun 2015 adalah sebesar 94,57 - Persentase Balita ditimbang Berat Badannya Jumlah Balita ditimbang Balita seluruhnya D S. Sedangkan Persentase DS Kota Dumai pada Tahun 2015 sebesar 83,18. b Sedangkan Pencapaian Indikator Monitoring dalam kegiatan BOK TA 2015 ini adalah ; Persentase 100 Penyerapan Dana BOK di Tingkat Kabupaten Kota, dimana Tingkat Realisasi Anggaran BOK Kota Dumai TA 2015 adalah sebesar 99,08. c Sedangkan Pencapaian Indikator Monitoring dalam kegiatan BOK TA 2015 ini adalah ; Tabel 5. 1 Capaian Persentase Penyaluran Dana BOK Tahun 2015 Indikator Input : 100 defisit anggaran POA dipenuhi oleh BOK Realisasi defisit Anggaran POA Puskesmas dipenuhi dana BOK sebesar ± 80 : 100 dana BOK yang dicairkan Dinkes Kab Kota disalurkan kepada Puskesmas yang mengajukan surat permintaan uang Realisasi penyaluran dana BOK ke Puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kota Dumai yang mengajukan Surat Permintaan Uang sebesar 100 Indikator Proses : 100 dana BOK tersalurkan tepat waktu sesuai POA Dana BOK disalurkan dengan menggunakan mekanisme LS Non Kontrak, sehingga penyaluran sesuai dengan Surat Permintaan Uang yang Puskesmas sampaikan setiap triwulannya Indikator Output : 100 dana BOK digunakan untuk upaya promotif dan preventif sesuai Lokmin 100 Dana BOK digunakan untuk Upaya Promotif dan Preventif : 100 dana BOK di Dinkes Kab Kota dimanfaatkan untuk pengelolaan BOK. Dana BOK di Dinas Kesehatan yang terealisasi sebesar 100 dengan realisasi fisik kegiatan sebesar 100 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Dumai Ž LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 V - 4 3. Permasalahan Upaya Penyelesaian Masalah Dalam pelaksanaan BOK TA 2015 ditemukan berbagai kendala masalah yang antara lain ; a Masalah : - DIPA BOK TA 2015 baru terbit pada tanggal 28 April 2015, sehingga realisasi dana manajemen rendah. - Perencanaan Tingkat Puskesmas kurang terkoordinasi dan terintegrasi dengan baik, sehingga sering mengalami perubahan dalam RKA Puskesmas. - Laporan Pertanggungjawaban Bulanan Puskesmas masih belum lancar sebagaimana mestinya. b Upaya Penyelesaian Masalah : - Melakukan Pembinaan, Monitoring dan evaluasi ke Puskesmas secara berkala dan langsung melakukan rapat koordinasi lintas program di Puskesmas sehingga langsung didapatkan solusi tanpa intervensi yang berlebihan dari Dinas Kesehatan Kota Dumai. Karena bagaimapun, Dinas Kesehatan selain membuat regulasi, hanya melakukan fungsi pengawasan dan pembinaan saja. - meminta baik melalui surat dan Lisan langsung kepada Pimpinan Puskesmas dan Pengelola Keuangan BOK di Puskesmas, sehingga pada Triwulan ke-IV, disiplin penyampaian Laporan Pertanggungjawaban Keuangan untuk diverifikasi meningkat tajam. 4. PrestasiPenghargaan dan Kendala Yang Dihadapi Akuntabilitas kinerja Dinas Kesehatan Kota Dumai merupakan perwujudan kewajiban Dinas Kesehatan untuk mempertanggung jawabkan keberhasilankegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Dengan keterbatasan alokasi APBD untuk Dinas Kesehatan Kota Dumai tahun 2015, keberhasilan pelaksanaan kegiatan dapat dilihat dari pencapaian sasaran yang telah ditetapkan beserta uraiannya. Selain itu, sampai dengan tahun 2015 ada beberapa prestasipenghargaan yang telah diterima Kota Dumai pada bidang kesehatan baik tingkat nasional maupun tingkat propinsi, seperti terlihat pada tabel berikut ini : ‘ LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 V - 5 Tabel 5. 2 Daftar Nama Penghargaan Pada Bidang Kesehatan Yang Diterima Kota Dumai dari Tahun 2011 sampai dengan 2015 No Tahun Nama Penghargaan Tingkat 1 2011 Juara Tenaga Paramedis Teladan I Tk Propinsi Bidan PTT Poskeskel Guntung Propinsi 2 2011 Juara Tenaga Gizi Teladan I Tk Propinsi Propinsi 3 2012 Juara Tenaga Kesmas Teladan II Tk Propinsi Propinsi 4 2012 Juara Tenaga Medis Teladan III Tk Propinsi Propinsi 5 2012 Penghargaan atas keberhasilan dalam penemuan dan pengobatan TB Paru dengan strategi DOTS Propinsi 6 2013 Juara 1 Kinerja Posyandu Terbaik Tk. Propinsi Posyandu Kembang Sepatu Kelurahan Bagan Keladi Tk. Propinsi Propinsi 7 2013 Juara Tenaga Gizi Teladan II Tk. Propinsi Propinsi 8 2014 Juara Tenaga Paramedis Teladan II Tk Propinsi Bidan PTT Poskeskel Gurun Panjang Propinsi 9 2014 Juara Tenaga Gizi Teladan III Tk Propinsi Propinsi 10 2014 Juara 1 Lomba Penyuluhan Jambore Kader PKK tingkat Propinsi Propinsi 11 2014 Peringkat Pertama Penilaian Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah SAKIP di lingkungan Pemerintah Kota Dumai Tahun 2014 Kota Dumai 12 2014 Penghargaan untuk puskesmas Bumi Ayu sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Percontohan Kesehatan Divisi Regional II dari BPJS Kesehatan Nasional 13 2015 Terbaik II Puskesmas Berprestasi Tingkat Provinsi Riau Puskesmas Bumi Ayu Propinsi 14 2015 Terbaik II Penilaian Kinerja Posyandu Tingkat Kota se Propinsi Riau Posyandu Cempaka Kelurahan bagan Besar Kecamatan Bukit Kapur Propinsi 15 2015 Terbaik III Tenaga Kesehatan Teladan kategori Gizi Tingkat Propinsi Riau Tenaga Gizi Puskesmas Sei sembilan Propinsi Sumber : Dinas Kesehatan Kota Dumai Namun demikian, masalah-masalah kesehatan yang dihadapi terasa semakin kompleks, terutama sejak terjadinya krisis ekonomi yang berdampak luas berupa menurunnya pendapatan nyata penduduk terutamanya pada keluarga miskin. Sehingga kedepannya Dinas Kesehatan mempunyai tugas yang lebih berat dalam melaksanakan upaya-upaya di bidang kesehatan agar tetap mencapai target kinerja Adapun permasalahan yang masih dijumpai dalam pelaksanaan kinerja dinas Kesehatan Kota Dumai antara lain adalah: 1. Akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar sudah meningkat yang ditandai dengan meningkatnya jumlah puskesmas, dibentuknya Pos Kesehatan Kelurahan poskeskel di setiap kelurahan. Namun akses terhadap pelayanan kesehatan belum merata di seluruh Kota Dumai, terutama di wilayah kerja puskesmas yang memiliki daerah sulit dijangkau karena kondisi geografis dan terbatasnya transportasi dan infrastruktur seperti wilayah kerja puskesmas Sungai Sembilan, Bukit Kapur dan Medang Kampai ’“ LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 V - 6 2. Sarana bangunan puskesmas dan puskesmas pembantu yang ada yang merupakan bangunan hibah dari pemerintah Kabupaten Bengkalis karena adanya pemekaran Kota Dumai, pada umumnya sudah berumur tua dan kondisinya sudah mulai rusak. Selain itu kondisi peralatan kesehatan yang ada di puskesmas jumlahnya terbatas dan kondisinya tidak lengkap atau rusak. Hal tersebut sangat berdampak pada akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar di puskesmas. Masyarakat lebih memilih untuk langsung mendapatkan pelayanan kesehatan dasar atau berobat di RSUD Kota Dumai dari pada ke puskesmas karena sarana dan peralatan kesehatan termasuk tenaga di RSUD Kota Dumai lebih lengkap dan canggih. 3. Permasalahan penduduk pendatang atau illegal merupakan permasalahan terbesar dalam pelaksanaan program kesehatan di Kota Dumai. Apabila permasalahan penduduk pendatang atau illegal ini tidak ditangani secara serius oleh Pemerintah Kota Dumai, maka dapat berdampak pada kegagalan pencapaian pelaksanaan program kesehatan yang diukur melalui indikator Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Balita, Angka Kematian Ibu Melahirkan, serta persentase balita dengan gizi buruk dan gizi kurang. Pada umumnya permasalahan kesehatan yang ada banyak merupakan kontribusi dari penduduk pendatang illegal tersebut. Para penduduk pendatang illegal pada umumnya berdomisili di Kecamatan Dumai Timur, Dumai Selatan, Medang Kampai dan Sungai Sembilan dan mereka juga jarang mengakses pelayanan kesehatan dasar karena status mereka yang illegal yang otomatis tidak mempunyai kartu identitas seperti KTP. 4. Penyakit Demam Berdarah DBD dan Malaria masih merupakan penyakit endemis di Kota Dumai. Kasus malaria dan DBD mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada tahun 2014. Bahkan kasus malaria yang umumnya sering ditemukan di wilayah kerja puskesmas Sungai Sembilan, saat ini sudah ditemukan juga di wilayah kerja puskesmas Bukit Kapur, Medang Kampai dan Jaya Mukti. Meskipun berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit demam berdarah dan malaria sudah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Dumai, namun kasus DBD dan Malaria belum bisa ditekan secara maksimal. Hal tersebut dikarenakan perubahan cuaca yang ekstrim, tingkat mobilitas penduduk masih tinggi dan ± 80 penduduk Kota Dumai masih menggunakan bakdrum sebagai tempat penampungan air, serta rendahnya peran serta masyarakat dalam upaya pemberantasan sarang nyamuk. Selain itu ketersediaan peralatan fogging yang ada masih kurang dan tidak layak. Saat ini peralatan fogging yang tersedia jumlahnya terbatas dan kondisinya sudah banyak yang rusak karena ”• LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 V - 7 terlalu sering digunakan. Sedangkan peralatan fogging ULV yang ada kondisinya rusak berat sehingga tidak digunakan lagi. 5. Karena keterlambatan pengesahan Peraturan Gubernur Riau Nomor 104 Tahun 2015 tentang Perubahan Peraturan Gubernur Nomor 71 Tahun 2015 tentang Pedoman Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi Riau kepada pemerintah KabupatenKota yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Propinsi Riau Tahun Anggaran 2015, dimana baru ditandatangani oleh Plt. Gubernur Riau pada tanggal 15 Desember 2015, ada beberapa kegiatan pengadaan barang dan jasa yang dibiayai melalui Bantuan Keuangan Bankeu tidak bisa dilaksanakan. Hal tersebut karena waktu yang tidak cukup melaksanakan pengadaan barang dan jasa melalui proses lelang atau tender dan pengadaan barang dan jasa melalui proses penunjukan langsung e-Katalog tidak mampu menyediakan barang dan jasa dalam waktu singkat. Sebagai akibatnya penyerapan anggaran belanja langsung di Dinas Kesehatan tidak maksimal. Adapun solusi dalam mengatasi permasalahan yang masih dijumpai dalam pelaksanaan kinerja Dinas Kesehatan Kota Dumai antara lain adalah: 1. Untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar khususnya di daerah sulit dijangkau perlu didukung oleh ketersediaan pra sarana jalan, jembatan, listrik dan transportasi yang memadai, sehingga dalam perencanaan pembangunan Kota Dumai kedepannya agar lebih memprioritaskan pembangunan infrastruktur di Kecamatan Sungai Sembilan, Medang Kampai dan Bukit Kapur. Dengan kondisi infrastruktur yang ada saat ini untuk menjangkau daerah sulit diperlukan transportasi darat khusus berupa puskesmas keliling pusling double gardan dan sepeda motor roda 2 trail. 2. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dengan gedung yang representatif dan menggunakan alat-alat kesehatan sesuai dengan perkembangan teknologi serta dilaksanakan oleh sumber daya manusia yang profesional, sudah menjadi tuntutan masyarakat guna mendapatkan pelayanan yang lebih baik. Oleh sebab itu kinerja dan penampilan puskesmas perlu terus ditingkatkan yang salah satunya melalui peningkatan dan pengadaan sarana dan prasarana puskesmas dan jaringannya. 3. Perlu penanganan serius terhadap permasalahan penduduk pendatang atau illegal ini oleh Pemerintah Kota Dumai, misalnya dengan menetapkan peraturan daerah beserta sanksi bagi penduduk pendatang yang melanggar perda tersebut. 4. Upaya yang paling efektif untuk mencegah timbulnya penyakit DBD dan Malaria adalah dengan pemberantasan sarang nyamuk secara serentak oleh seluruh warga masyarakat –— LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 V - 8 secara terus menerus. Selain itu perlu juga didukung oleh ketersediaan peralatan fogging yang cukup dan layak. 5. Mekanisme perencanaan dan pembahasan Bantuan Keuangan serta pengesahan Peraturan Gubernur Riau tentang Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi Riau kepada pemerintah KabupatenKota yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Propinsi Riau agar dapat dilaksanakan sesuai jadual perencanaan dan penganggaran.

B. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA DUMAI