- Yentirizal Dari Desa Ke Desa Dinamika Gender dan Pengelolaan Kekayaan Alam

BAGIAN 4 - Yentirizal

47 dari kelompok ini dalam mengembangkan anyaman bambu ditunjukkan dengan semangat mereka untuk belajar dari desa lain yang sudah mengembangkan kegiatan serupa. Sampai saat tulisan ini dibuat, kelompok perempuan Desa Sungai Telang masih sedang berupaya mengembangkan kerajinan anyaman ini. Nampaknya masih memerlukan waktu dan usaha yang serius untuk mencapai apa yang mereka cita-citakan. Hambatan dan rintangan dalam mencapai suatu tujuan tak selalu berjalan dengan mulus seperti apa yang diharapkan. Begitu pula pengalaman bersama perempuan desa ini dalam upaya menemukan sumber pendapatan alternatif. Rasa takut dan malu bila berhadapan dengan orang luar menjadi salah satu hal yang perlu diperbaiki ke depannya. Kelompok perempuan ini juga merasakan adanya kendala pembagian waktu. Mereka seringkali kesulitan mengatur waktu untuk mengurus rumah tangga dan kegiatan di luar rumah. Banyak dari anggota kelompok yang tidak cukup waktu untuk berkumpul karena adanya tugas mengurus rumah tangga dan menggarap lahan pertanian. HIKMAH Fasilitasi dengan metode PAR telah mendorong perubahan di Sungai Telang. Kelompok perempuan yang menjadi sasaran dampingan telah belajar banyak mulai dari memahami kondisi dan persoalan yang mereka hadapi, mencari solusi-solusi yang mungkin dan bekerja bersama untuk mencapai tujuan, terutama mencari sumber pendapatan alternatif. Dengan proses belajar bersama ini kapasitas perempuan meningkat, komunikasi diantara mereka menjadi lebih bermakna. Mereka juga mulai berani untuk berkomunikasi dengan pihak pemerintah kabupaten yang diharapkan bisa memberikan dorongan bagi upaya- upaya kelompok perempuan ini. Pengalaman perempuan Sungai Telang sekali lagi menunjukkan bahwa peran dan kontribusi perempuan dalam menopang pendapatan keluarga tidak bisa diremehkan. Anggapan bahwa perempuan pedesaan hanya bertugas mengurus dapur dan anak-anak agaknya perlu segera dikesampingkan. Perempuan Sungai Telang selain mengurus rumah tangga, juga bekerja mengurus ladang, bahkan sekarang berupaya mencari sumber pendapatan alternatif. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada tim CAPRi CIFOR Ibu Carol Colfer, Pak Heru Komarudin, Ibu Yulia Siagian, Ibu Yuneti Tarigan dan Ibu 48 Dari Desa ke Desa Dinamika Gender dan Pengelolaan Kekayaan Alam Dede William yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk bisa terlibat dalam penulisan ini. Tak lupa saya ucapkan terimakasih banyak kepada masyarakat Desa Sungai Telang yang telah bekerja sama dengan baik selama kegiatan pendampingan di lapangan. BAHAN BACAAN Anonim.2004. Perempuan, Tanah dan Sumber Daya Alam. Down to Earth No. 63. November. http:dte.gn.apc.org63iwo.htm 15 Sep 2005. Pemerintah Daerah Kabupaten Bungo. 2005. Kebijakan Daerah Pembangunan Kehutanan Kabupaten Bungo. Bungo, Jambi, Indonesia. Wiliam, Dede. 2005. Adil Gender: Mengungkap Realita Perempuan di Jambi, laporan workshop Gender di Sungai Telang-Bungo dan Lubuk Kambing-Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi. CIFOR. Bogor, Indonesia. BAGIAN 5 Bertahan Saat Hidup Semakin Sulit Seselia Ernawati Dari Desa ke Desa Dinamika Gender dan Pengelolaan Kekayaan Alam “Sudah tiga hari ini keluarga kami tidak makan ikan. Sulit mencari ikan bahkan untuk lauk”. Sariah 45 th, perempuan kampung nelayan Semalah, Taman Nasional Danau Sentarum Foto oleh Yayan IndriatmokoCIFOR