makanan. Kesulitan menelan disfagia akibat inflamasi tenggorokan yang menyakitkan atau karena striktur esofagus dapat menghambat seseorang untuk
mendapatkan nutrisi yang memadai. Proses penyakit dan pembedahan saluran gastrointestinal dapat memengaruhi pencernaan absorpsi, metabolisme, dan
eksresi zat gizi yang esensial.batu empedu yang dapat menghambat aliran empedu, merupakan penyebab umum terjadinya gangguan pencernaan lipid.
Proses metabolik dapat terganggu oleh penyakit hati. Penyakit pankreas dapat memengaruhi metabolisme glukosa atau pencernaan lemak.
2.6 Penilaian Status Nutrisi Secara Langsung
1. Antropometri
Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi.Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan
fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh. Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan beberapa
parameter seperti ukuran tunggal dari tubuh manusia antara lain: umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar
pinggul, dan tebal lemak dibawah kulit Supariasa, 2002. Indeks antropometri yang umum digunakan dalam menilai status gizi
adalah berat badan menurut umur BBU, tinggi badan menurut umur TBU, dan berat badan menurut tinggi badan BBTB.Penilaian status gizi dengan
antropometri banyak digunakan dalam berbagai penelitian atau survey, baik survey secara luas dalam skala nasional maupun survey untuk wilayah terbatas
Supariasa, 2002. Berdasarkan ukuran baku tersebut, penggolongan status nutrisi
Universitas Sumatera Utara
menurut indeks antropometri adalah seperti yang tercantum dalam tabel 2 berikut ini:
Tabel 2.1: Penggolongan keadaan gizi menurut indeks antropometri
Status Gizi Ambang batas baku untuk keadaan gizi berdasarkan
indeks
BBU TBU
BBTB LLAU
LLATB Gizi baik
Gizi kurang Gizi buruk
80 61-80
≤ 60 85
71-85 ≤ 70
90 81-90
≤ 80 85
71-85 ≤ 70
85 76-85
≤75 Supariasa, 2002.
Beberapa indeks antrometri antara lain: a.
Berat badan menurut umur BBU Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran masa
tubuh.Masa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mendadak, misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan dan
menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi.Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil.
b. Tinggi badan menurut umur TBU
Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal.Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan
bertambahnya umur.Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relatif kurang sensitif terhadap kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh
defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu yang relatif lama.
c. Berat badan menurut tinggi badan BBTB
Universitas Sumatera Utara
Berat badan memliki hubungan yang linear dengan tinggi badan. Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan
tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Jellife pada tahun 1966 telah memperkenalkan indeks ini untuk menilai status gizi. Indeks BBTB merupakan
indikator yang baik untuk menilai status gizi saat ini, dan merupakan indeks yang independen terhadap umur
d. Lingkar lengan atas menurut umur LLAU
Lingkar lengan atas memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit.LLA berkorelasi dengan indeks BBU maupun
BBTB.Lingkar lengan atas merupakan parameter antropometri yang sangat sederhana dan mudah dilakukan oleh tenaga yang bukan professional.Indeks
lingkar lengan atas sulit digunakan untuk melihat pertumbuhan anak. Pada usia 2 sampai 5 tahun perubahannya tidak nampak secara nyata, oleh karena itu lingkar
lengan atas banyak digunakan dengan tujuan screening individu, tetapi dapat juga digunakan untuk pengukuran status gizi.
e. Tebal lemak dibawah kulit menurut umur
Pengukuran lemak tubuh melalui pengukuran ketebalan lemak dibawah kulit skinfold dilakukan pada beberapa bagian tubuh, misalnya pada bagian
lengan atas Trisep dan bisep, lengan bawah forearm, tulang belikat subcapular, ditengah garis ketiak midaxilaris, sisi dada pectord, perut
abdomen, suprailiaka, paha, tempurung lutut suprapatelar, dan pertengahan tungkai bawah medial calf
Universitas Sumatera Utara
f. Indeks masa tubuh IMT
Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa usia 18 tahun keatas merupakan masalah penting, karena selain mempunyai resiko penyakit-
penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi produktifitas kerja. Oleh karena itu, pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan secara berkesinambungan. Salah
satu cara adalah dengan mempertahankan berat badan yang ideal atau normal Supariasa, 2002.
Di Indonesia khususnya, cara pemantauan dan batasan berat badan normal orang dewasa belum jelas mengacu pada patokan tertentu. Menurut
FAOWHOUNU tahun 1985 menyatakan bahwa batasan berat badan normal orang dewasa ditentukan berdasarkan nilai Body Mass Indeks BMI.Di Indonesia
diartikan sebagai indeks masa tubuh IMT. IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa
Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut : IMT=
m badan
tinggi x
m badan
tinggi kg
badan berat
Tabel 2.2 Katagori Ambang Batas IMT
Katagori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat
17,0 Kekurangan berat badan tingkat ringan
17,0 – 18,5 Normal
18,5 – 25 Gemuk
Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,0 – 27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat 27,0
Supariasa, 2002
Universitas Sumatera Utara
2.7 Pengaturan Jadwal dan Volume Pemberian Nutrisi dan Cairan melalui NGT