Pengaruh Pengaturan Jadwal dan Volume Pemberian Nutrisi dan Cairan melalui NGT terhadap Pemenuhan Intake Nutrisi dan Cairan pada Pasien Gangguan Gastrointestinal di RSUP. HAM Medan

(1)

Pengaruh Pengaturan Jadwal dan Volume Pemberian Nutrisi

dan Cairan melaluiNGT terhadap Pemenuhan Intake

Nutrisi dan Cairan pada Pasien Gangguan

Gastrointestinal di RSUP. HAM Medan

Sri Mahyunita

Skripsi

Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara


(2)

(3)

PRAKATA

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi penelitian ini.Skripsi penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana (S1) Keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2011 dengan Judul “Pengaruh Pengaturan Jadwal dan Volume Pemberian Nutrisi dan Cairan melalui NGT terhadap Pemenuhan Intake Nutrisi dan Cairan pada Pasien Gangguan Gastrointestinal di RSUP Haji Adam Malik Medan”. Dalam penyusunan skripsi penelitian ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU. 2. Ibu Erniyati S. Kp, MNS, Pembantu Dekan I (satu) Fakultas Keperawatan USU. 3. Ibu Rosina Tarigan, S.Kep, M.Kep, Sp.KMB, CWCC selaku pembimbing yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, bimbingan maupun saran serta dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen beserta staf Fakultas Keperawatan USU yang telah memberikan bekal ilmu dan bimbingan selama penulis dalam pendidikan.

5. Teristimewa kepada ayahanda dan ibunda serta keluarga besarku yang telah memberikan moril maupun materil dan senantiasa memerikan doa yang tulus untuk penulis.Terima kasih juga penulis ucapkan untuk saudara-saudaraku tercinta: Mahyudin Hamdi, Mahyunizar Abdi dan Sri Mahyulizah yang senantiasa memberikan doa dan dukungan untuk penulis.


(4)

6. Teman-teman S1 Keperawatan Ekstensi Pagi dan Ekstensi Sore Fakultas Keperawatan USU angkatan 2010/2011 yang telah bekerja sama dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi penelitian ini.

7. Teman-teman terdekat Yunita Dwi Anditra (Yuntex), Melisa Salim, Entin Manurung, Yessi Ayumi, Henny, Ratna Willis Pohan, Sairomaito Harahap, M. Sukri Tanjung dan lainnya yang tidak tersebutkan semua yang telah memberikan dukungan dan semangat selama penyusunan skripsi.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi penelitian ini masih terdapat kekurangan.Hal ini bukanlah suatu kesengajaan melainkan karena keterbatasan ilmu dan kemampuan penulis. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi penelitian ini.

Akhir kata kepada-Nya kita berserah diri semoga skripsi penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya dibidang kesehatan. Terima kasih.

Medan, Februari 2012 Penulis


(5)

DAFTAR ISI

LEMBARAN PERSETUJUAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI iv DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR SKEMA ... vii

ABSTRAK ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Pertanyaan Penelitian ... 4

1.4 Tujuan Penelitian ... 4

1.5 Manfaat Penelitian... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gastrointestinal ... 6

2.1.1 Pengertian Gangguan Gastrointestinal ... 6

2.1.2Klasifikasi ... 6

2.1.3 Patofisiologi ... 6

2.1.4 Manifestasi klinis... 8

2.1.5 Komplikasi ... 9

2.1.6 Penatalaksanaan... 10

2.2Cairan ... 10

2.3Nutrisi... ... 12

2.4 Diit Pada Pasien Gangguan Gastrointestinal ... 16

2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nutrisi ... 21

2.6 Penilaian Status Nutrisi secara Langsung ... 23

2.7 Pengaturan Jadwal dan Volume Pemberian Nutrisi dan Cairan ... 27

BAB III KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka konseptual ... 28

3.2 Defenisi operasional ... 29

3.3 Hipotesa Penelitian ... 30

BAB IV METODELOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 31

4.2 Populasi dan Sampel ... 31

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

4.4 Pertimbangan Etik Penelitian ... 33

4.5 Instrumen Penelitian... 33

4.6 Prosedur Pengumpulan Data ... 34

4.7 Analisa Data ... 35

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian ... 37


(6)

5.1.2 Karakteristik Responden ... 38

5.1.3 Pemenuhan Intake Nutrisi dan Cairan Sebelum dan Sesudah dilakukan intervensi pengaturan jadwal dan volume pemberian nutrisi dan cairan melalui NGT pada kasus gastrointestinal ... 40

5.1.4 Hasil Pengaruh Pengaturan jadwal volume pemberian nutrisi dan cairan melalui NGT ... 40

5.2 Pembahasan ... 41

5.2.1 Karakteristik demografi Responden... 41

5.2.2 Sebelum dilakukan pengaturan jadwal dan volume pemberian nutrisi dan cairan melalui NGT ... 42

5.2.3 Sesudah dilakukan pengaturan jadwal dan volume pemberian nutrisi dan cairan melalui NGT ... 42

5.2.4 Pengaruh Penerapan Pengaturan Jadwal dan Volume sebelum dan sesudah intervensi ... 43

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 44

6.2 Rekomendasi ... 44

6.2.1 Rekomendasi terhadap penelitian selanjutnya ... 44

6.2.2 Rekomendasi bagi praktek keperawatan ... 44

6.2.3 Rekomendasi bagi Pendidikan Keperawatan ... 45 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1. Surat Penelitian dari Fakultas dan Rumah Sakit 2. Lembaran Persetujuan Responden

3. Lembaran Checklis data demografi

4. Protap Langkah Pemberian nutrisi dan cairan melalui NGT.

5. Petunjuk pengaturan jadwal dan volume pemberian nutrisi dan cairan melalui NGT

6. Lembar pengaturan jadwal dan volume pemberian nutrisi dan cairan 7. Instrumen Penelitian

8. Data SPSS 9. Curiculum Vitae


(7)

DAFTAR TABEL

2.1 Penggolongan keadaan gizi menurut indeks antropometri ... 24 2.2 Kategori Ambang Batas IMT ... 26 3.1 Definisi Operasional ... 29 5.1 Distribusi frekuensi, dan persentase karakteristik demografi

responden N=13 ... 39 5.2 Lembar Observasi Pre dan Post Pemenuhan Intake Nutrisi dan Cairan ... 40 5.3 Hasil dari pengukuran sebelum dan sesudah pengaturan jadwal


(8)

DAFTAR SKEMA


(9)

Judul : Pengaruh Pengaturan Jadwal dan Volume Pemberian Nutrisi dan Cairan melalui NGT terhadap Pemenuhan Intake Nutrisi dan Cairan pada Pasien Gangguan Gastrointestinal di RSUP Haji Adam Malik

Nama Mahasiswa : Sri Mahyunita

NIM : 101121085

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2012

Abstrak

Gangguan Gastrointestinal adalah suatu kelainan atau penyakit pada jalan makanan/pencernaan.Mual muntah adalah gejala utama penyakit gastrointestinal, muntah biasanya didahului dengan mual. Penderita Gangguan Gastrointestinal yang hebat biasanya diberi makanan yang khusus guna mengimbangi cairan dan zat gizi yang hilang. Salah satu cara khusus untuk memberikan makan kepada orang sakit adalah pemberian makanan menggunakan NGT. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pengaturan jadwal dan volume pemberian nutrisi dan cairan melalui NGT terhadap pemenuhan intake nutrisi dan cairan pada pasien gangguan gastrointestinal. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi pre dan post dan data demografi pasien terhadap pengaturan jadwal dan volume. Penelitian ini dilakukan di RSUP HAM ruangan RA1 dan RA2 dengan jumlah sampel sebanyak 13 orang dengan diagnosa gangguan gastrointestinal yang menggunakan NGT. Desain penelitian Quasi Eksperimen dengan One Group Pretest-Posttest. Data demografi yang didapat rentang usia 50-59 tahun (46,1%), jenis kelamin perempuan (69,2%), agama Islam (61.5%), suku Batak (46.1%), pendidikan SMA (53.8%), pekerjaan Wiraswata (38.4%). Hasil uji analisis paired t test pre dan post menunjukkan bahwa nilai p: 0.000 (<0.005) yang artinya terdapat perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan pengaturan jadwal dan volume pemberian nutrisi dan cairan melalui NGT terhadap pemenuhan intake nutrisi dan cairan. Saran penelitian memberikan pengetahuan kepada perawat khususnya perawat yang bekerja di ruang RA1 dan RA2 agar dapat mengaplikasikan atau mengatur jadwal dan volume pemberian nutrisi dan cairan dengan benar melalui NGT.

Kata kunci :Pengaturan Jadwal dan Volume, Pemenuhan Intake Nutrisi dan Cairan, Gangguan Gastrointestinal.


(10)

Judul : Pengaruh Pengaturan Jadwal dan Volume Pemberian Nutrisi dan Cairan melalui NGT terhadap Pemenuhan Intake Nutrisi dan Cairan pada Pasien Gangguan Gastrointestinal di RSUP Haji Adam Malik

Nama Mahasiswa : Sri Mahyunita

NIM : 101121085

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2012

Abstrak

Gangguan Gastrointestinal adalah suatu kelainan atau penyakit pada jalan makanan/pencernaan.Mual muntah adalah gejala utama penyakit gastrointestinal, muntah biasanya didahului dengan mual. Penderita Gangguan Gastrointestinal yang hebat biasanya diberi makanan yang khusus guna mengimbangi cairan dan zat gizi yang hilang. Salah satu cara khusus untuk memberikan makan kepada orang sakit adalah pemberian makanan menggunakan NGT. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pengaturan jadwal dan volume pemberian nutrisi dan cairan melalui NGT terhadap pemenuhan intake nutrisi dan cairan pada pasien gangguan gastrointestinal. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi pre dan post dan data demografi pasien terhadap pengaturan jadwal dan volume. Penelitian ini dilakukan di RSUP HAM ruangan RA1 dan RA2 dengan jumlah sampel sebanyak 13 orang dengan diagnosa gangguan gastrointestinal yang menggunakan NGT. Desain penelitian Quasi Eksperimen dengan One Group Pretest-Posttest. Data demografi yang didapat rentang usia 50-59 tahun (46,1%), jenis kelamin perempuan (69,2%), agama Islam (61.5%), suku Batak (46.1%), pendidikan SMA (53.8%), pekerjaan Wiraswata (38.4%). Hasil uji analisis paired t test pre dan post menunjukkan bahwa nilai p: 0.000 (<0.005) yang artinya terdapat perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan pengaturan jadwal dan volume pemberian nutrisi dan cairan melalui NGT terhadap pemenuhan intake nutrisi dan cairan. Saran penelitian memberikan pengetahuan kepada perawat khususnya perawat yang bekerja di ruang RA1 dan RA2 agar dapat mengaplikasikan atau mengatur jadwal dan volume pemberian nutrisi dan cairan dengan benar melalui NGT.

Kata kunci :Pengaturan Jadwal dan Volume, Pemenuhan Intake Nutrisi dan Cairan, Gangguan Gastrointestinal.


(11)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Gastrointestinal ialah suatu kelainan atau penyakit pada jalan makanan/pencernaan. Penyakit Gastrointestinal yang termasuk yaitu kelainan penyakit kerongkongan (eshopagus), lambung (gaster), usus halus (intestinum), usus besar (colon), hati (liver), saluran empedu (traktus biliaris) dan pankreas(Sujono Hadi, 2002).

Perdarahan merupakan gejala awal dari penyakit Gastrointestinal dalam 30% pasien. Hematemesis adalah muntah darah. Perdarahan biasanya proksimal dari ligamentum Treitz, kemungkinan dengan melena konkuren. Muntah yang berwarna seperti ampas kopi menandakan perdarahan yang lebih pelan. Melena adalah tinja yang gelap. Dapat diproduksi sebanyak 50 Ml dan dapat berlangsung 5 hari setelah akhir perdarahan. Biasanya timbul dari perdarahan Gastrointestinal atas(Linda Chandranata, 2000).

Perdarahan yang sering ditemukan digastrointestinal yaitu perdarahan saluran makan. Perdarahan saluran makan dapat dibagi dua pokok, yaitu perdarahan saluran makan atas (SMBA) berupa hematemesis dan melena, serta perdarahan saluran makan bawah (SMBB) yaitu berupa pseudo-melena dan hematokezia. Telah banyak laporan yang membahas mengenai perdarahan saluran makan, baik dalam negeri maupun keluar negeri, antara lain: Hilmi dan kawan-kawan (1971) melaporkan kejadian perdarahan saluran makan bagian atas pada 184 kasus selama periode 1968 s/d 1970 yang dirawat di RS Cipto


(12)

Mangunkusumo Jakarta, Djajapranata (1973), melaporkan 471 kasus hematemesis dan melena selama priode 1969-1971 di RS Dr. Sutomo Surabaya, Abdurachman dan Hadi (1975) melaporkan hasil penelitiannya selama 5 tahun dari tahun 1970 s/d 1974, menemukan 224 kasus hematemesis dan melena di RS Hasan Sadikin Bandung (Sujono Hadi, 2002). Menurut survey awal yang dilakukan peneliti di rumah sakit umum pusat Haji Adam Malik Medan selama priode April sampai Mei 2010 terdapat 133 pasien yang menderita penyakit gastrointestinal.

Mual muntah adalah gejala utama lain penyakit gastrointestinal, muntah biasanya didahului dengan mual, yang dapat dicetuskan oleh bau, aktivitas, atau masukan makanan. Muntah dapat bervariasi isi dan warnanya. Muntah dapat berisi partikel makanan yang tidak tercerna atau darah (hematemesis). Bila ini terjadi segera setelah perdarahan, muntah berwarna merah terang. Bila darah tertahan dalam lambung, akan berubah menjadi warna kopi karena kerja enzim pencernaan(Brunner & Suddarth, 2002).

Kesulitan menelan terjadi baik pada bentuk makanan padat maupun cairan, terutama bila terjadi refluks nasal, berarti adanya kelainan saraf (neuromuscular disorder). Kesulitan meneruskan makanan dari mulut kedalam lambung biasanya disebabkan oleh kelainan dalam tenggorokan biasanya infeksi atau tumor di oropharynx, larynx, spasme dari oto cricopharynx. Rasa terhentinya makanan didaerah retrosternal setelah menelan makanan, biasanya disebabkan kelainan dalam esofagus sendiri, yaitu timbulnya regurgitasi, refluks asam, rasa nyeri didada yang intermiten, misalnya pada akhalasia, karsinoma esofagus, spasme yang difus pada esofagus (Sujono Hadi, 2002).


(13)

Pemberian nutrisi melalui pipa lambung dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi peroral atau adanya gangguan fungsi menelan, nafsu makan menurun, mual muntah pada fase akut. Mual sampai muntah disebabkan oleh peningkatan produksi asam lambung sehingga menimbulkan masalah volume pemenuhan nutrisi dan cairan. Pola defekasi biasanya terjadi konstipasi akibat penurunan peristaltik usus (Arif Muttaqin, 2008). Pemberian makan siklik adalah pemberian makan berkelanjutan yang diberikan kurang dari 24 jam (mis 12 sampai 16 jam) agar kebutuhan nutrisi terpenuhi( Kozier, 2010).

Penderita Gangguan Gastrointestinal yang hebat biasanya diberi makanan yang khusus guna mengimbangi cairan dan zat gizi yang hilang. Salah satu cara khusus untuk memberikan makan kepada orang sakit dalam keadaan seperti ini adalah pemberian makanan dengan menggunakan NGT. Komposisi makanan dapat dibagi menjadi enam kali pemberian. Pada penderita penyakit saluran pencernaan yang baru selasai operasi, pemberian makanan cair juga bertujuan menunjang tindakan operasi yang diperlukan (Sjahmien Moehyi, 2000)

Berdasarkan hal-hal yang telah dijelaskan di atas tentang pentingnya pemenuhan nutrisi pada pasien gastrointestinal. Peneliti tertarik untuk meneliti Pengaruh Pengaturan Jadwal dan Volume Pemberian Nutrisi dan Cairan melalui NGT terhadap Pemenuhan Intake Nutrisi dan Cairan pada Pasien Gangguan Gastrointestinal di RSUP Haji Adam Malik Medan.


(14)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat disimpulkan rumusan masalah penelitian ini adalah apakah pengaturan jadwal dan volume pemberian nutrisi dan cairan melalui NGTberpengaruh terhadap pemenuhan intake nutrisi dan cairan pada pasien gangguan gastrointestinal ?

1.3 Pertanyaan Penelitian

1.3.1. Bagaimana pemenuhan intake nutrisi dan cairan sebelum intervensi pada pasien gangguan gastrointestinal ?

1.3.2. Bagaimana pemenuhan intake nutrisi dan cairan sesudah intervensi pada pasien gangguan gastrointestinal ?

1.3.3 Apakah ada Pengaruh Pengaturan Jadwal dan Volume Pemberian Nutrisi dan Cairan melalui NGT terhadap Pemenuhan Intake Nutrisi dan Cairan pada Pasien Gangguan Gastrointestinal sesudah dilakukan intervensi?

1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan penelitian dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Untuk mengetahui pengaruh pengaturan jadwal dan volume pemberian nutrisi dan cairan melalui NGT terhadap pemenuhan intake nutrisi dan cairan pada pasien gangguan gastrointestinal di RSUP Haji Adam Malik Medan.


(15)

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi pemenuhan intake nutrisi dan cairan sebelum intervensi pada pasien gangguan gastrointestinal.

2. Mengidentifikasi pemenuhan intake nutrisi dan cairan sesudah intervensi pada pasien gangguan gastrointestinal.

3. Mengidentifikasi Pengaruh Pengaturan Jadwal dan Volume Pemberian Nutrisi dan Cairan melalui NGT terhadap Pemenuhan Intake Nutrisi dan Cairan pada Pasien gangguan Gastrointestinal.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil yang diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi institusi pandidikan keperawatan di bidang medikal bedah.

1.5.2 Manfaat Bagi Pelayanan Keperawatan

Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu referensi yang dapat menambah pengetahuan pelayanan keperawatan dalam pengaturan jadwal dan volume pemberian nutrisi dan cairan melalui NGTterhadap pemenuhan intake nutrisi dan cairan pada pasien gangguan gastrointestinal.

1.5.3 Manfaat Bagi Penelitian Keperawatan

Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta pemahaman bagi peneliti keperawatan mengenai asuhan keperawatan pada pasien gangguan gastrointestinal.


(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1Gastrointestinal

2.1.1Pengertian Gangguan Gastrointestinal

Gastrointestinal ialah suatu kelainan atau penyakit pada jalan makanan/pencernaan. Penyakit Gastrointestinal yang termasuk yaitu kelainan penyakit kerongkongan (eshopagus), lambung (gaster), usus halus (intestinum), usus besar (colon), hati (liver), saluran empedu (traktus biliaris) dan pankreas (Sujono Hadi, 2002).

Pencernaan makanan ialah suatu proses biokimia yang bertujuan mengolah makanan yang dimakan menjadi zat-zat yang mudah dapat diserap oleh selaput-selaput lendir usus, bilamana zat-zat tersebut diperlukan oleh badan(Sujono Hadi, 2002)

2.1.2 Klasifikasi

Menurut Linda Chandranata (2000) Klasifikasi gastrointestinal dibagi menjadi dua yaitu Gastrointestinal atas seperti gangguan nafsu makan, mual muntah dan Gastronitestinal bawah yaitu konstipasi, diare. Penyakit gangguan gastrointestinal yang termasuk yaitu Gangguan esofagus, gangguan lambung dan usus, neoplasma intestinal dan proses inflamasi, trauma abdomen, gangguan hepatik dan billiaris.

2.1.3 Patofisiologi

Proses pencernaan mulai dengan aktivitas mengunyah dimana makanan dipecah kedalam partikel kecil yang dapat ditelan dan dicampur dengan


(17)

enzim-enzim pencernaan. Makan, atau bahkan melihat, mencium, atau mencicip makanan dapat menyebabkan refleks salivasi. Saliva adalah sekresi pertama yang kontak dengan makanan. Saliva disekresi dalam mulut melalui kelenjar saliva pada kecepatan kira-kira 1,5 L setiap hari. Saliva juga mengandung mukus yang membantu melumasi makanan saat dikunyah, sehingga memudahkan menelan. Dua pusat dalam inti retikularis medula oblongata adalah zona pencetus kemoreseptif yaitu uremia, emesis yang diinduksi oleh obat, emesis karena radiasi dan pusat yang terintegrasi. Jaras eferen muncul dari hampir semua tempat tubuh. Jaras vagal adalah sangat penting, tetapi vagotomi tidak menghilangkan muntah . jaras eferen empatik yang memperantarai muntah berkaitan dengan distensi abdomen.

Muntah terjadi bila kedua jaras eferen somatik dan viseral menyebabkan penutupan glotis, kontraksi diagfragma mempunyai pilorus dan relaksi lambung diikut i oleh kontraksi peristaltik yang berjalan dari lambung tengah keujung insisura dengan kontraksi abdmen, diagfragma, dan interkosta, muntah berkaitan dengan tanda dan gejala cetusan otonom. Seamua ada kaitan dengan gangguan traktus gastrointestinalis, terutama obstruksi, dengan obstruksi tinngi akut menyebabkan muntah dini. Kekacauan otonom, obat-obatan gangguan psikogenik, dan penelanan bahan-bahan yang berbahaya merupakan menyebab lain yang sering.

Faktor-faktor yang mengurangi pasokan darah dan penghantar oksigen ke medula (renjatan, oklusi vaskular, peningkatan tekanan intrakranial). Dapat menginduksi emesis. Obat-obat emetik menghasilkan efeknya melalui stimulasi


(18)

sentral langsung atau dengan iritasi mukosa lambung. Pola muntah mendadak, sering kali proyektil tanpa didahului mual, sangat kuat menunjukkan penyebab sentral. Konsekuensi muntah metabolik, dengan muntah hebat terjadi hipovolemia, hipokalemia, dan alkalosis metabolik serta deplesi natrium total.( Linda Chandranata, 2000)

2.1.4 Manifestasi Klinis

Menurut Linda Chandranata (2000), manifestasi klinis gastrointestinal yaitu: a. Keluhan pada mulut, bau mulut yang tidak sedap, atau rasa tidak enak atau rasa

pahit pada mulut, rasa tidak enak pada mulut yang menetap biasanya disebabkan karena keluhan psikhis.

b. Anoreksia, keluhan nafsu makan menurun dapat ditemukan pada semua penyakit, termasuk juga penyakit saluran makan.

c. Disfagia, merupakan keluhan yang disebabkan kelainan pada esofagus, yaitu timbulnya kesulitan pada waktu menelan makanan atau cairan. Kesulitan menelan terjadi baik pada bentuk makanan padat maupun cairan, terutama bila terjadi refluks nasa, berarti adanya kelainan saraf (neuromuscular disorder). Kesulitan meneruskan makanan dari mulut kedalam lambung biasanya disebabkan oleh kelainan dalam tenggorokan biasanya infeksi atau tumor di oropharynx, larynx, spasme dari oto cricopharynx. Rasa terhentinya makanan didaerah retrosternal setelah menelan makanan, biasanya disebabkan kelainan dalam esofagus sendiri, yaitu timbulnya regurgitasi, refluks asam, rasa nyeri didada yang intermiten, misalnya pada akhalasia, karsinoma esofagus, spasme yang difus pada esofagus.


(19)

d. Nausea, beberapa rangsangan yang dapat menimbulkan rasa mual, rasa mual diantaranya adalah: rasa nyeri dalam perut, rangsangan labirin, daya ingat yang tak menyenangkan.

e. Vomitus, timbulnya muntah-muntah sebagai akibat karena kontraksi yang kuat dari antrum dan pilorus dan timbulnya anti peristaltik yang kuat pada antrum dengan disertai relaksasi dari otot-otot spinghter kardia, disusul melebarnya esofagus dan menutupnya glotis.

f. Nyeri tekan, kekakuan, demam, massa yang dapat diraba, bising usus berubah, perdarahan gastrointestinal, defisit nutrisional, ikterus dan tanda disfungsi hepar.

2.1.5 Komplikasi

Menurut Linda Chandranata (2000)komplikasi dari gastrointestinal adalah:

a. Kanker esofagus, meliputi disfagia,tidak bisa makan dan perasaan penuh di perut adalah tidak jelas dan dapat dihubungkan dengan beberapa kondisi lain. Gejala-gejala ini dapat dengan mudah dihubungkan dengan konsumsi tipe makanan tertentu (pedas, gorengan, dll)

b. Kanker lambung, rasa tidak nyaman epigastrik, tidak bisa makan dan perasaan gembung setelah makan.. ini adalah gejala semu yang dengan mud ah dikaitkan dengan kegagalan lambung.

c. Kanker pankreas, penurunan barat badan, ikterik dan nyeri daerah punggung atau epigastrik adalah triad gejala yang umum.

d. Kanker hepar, nyeri abdomen yang sangat sakit , tumpul, dan pada kuadran atas kanan, nyeri bersifat terus menerus, mengganggu tidur dan bertambah


(20)

sakit saat posisi tidur miring kekanan dan mungkin menyebar keskapula kanan.

e. Kanker kolorektal, perubahan dalam defekasi, darah pada feses, konstipasi, perubahan dalam penampilan fesestenesmus, anemia, dan perdarahan rektal merupakan keluhan utama yang mungkin mengindikasikan adanya kanker kolorektal.

2.1.6 Penatalaksanaan

Menurut Linda Chandranata (2000), penatalaksanaan penyakit gastrointestinal yaitu:

a. Pemeriksaan saluran Gastrointestinal atas, seri gastrointestinal atas memungkinkan pemeriksa untuk mendeteksi atau melihat adanya ketidakdaruratan anatomi atau fungsi organ gastrointestinal atas atau sfingter, ini juga membantu dalam mendiagnosis ulkus, varises, tumor, enteritis regional, dan sindrom malabsorbsi.

b. Pemeriksaan saluran gastrointestinal bawah, untuk mendeteksi adanya polip, tumor, dan lesi lain dari usus besar serta untuk mendemontrasikan adanya anatomi abnormal atau malfungsi dari usus.

c. Pembedahan.

2.2 Cairan

Dalam tubuh seorang individu yang sehat sekitar 60% dari berat badannya terdiri dari air dan secara umum dianggap terdapat dalam dua kompartemen utama yaitu cairan intraselular dan ekstraselular. Kompartemen cairan ekstraselular dapat dibagi menjadi cairan interstisial dan intravascular. Kurang lebih 2/3 dari jumlah


(21)

air tubuh adalah cairan intraselular dan sisanya adalah cairan ekstraselular ; 2/3 dari cairan ekstraselular adalah cairan intertisial dan sisanya cairan intravaskulelar.

Jadi, dalam tubuh seseorang dewasa normal dengan berat badan 70 kg mengandung cairan tubuh kurang lebih 42 liter, 26,04 liter adalah cairan intraselular dan 15,96 liter cairan ekstraselular, 12,6 liter adalah cairan interstitial dan 3,36 liter adalah cairan intravascular (volume plasma) (Norman Muirhead, 2000). Pada orang tua, total body water (TBW) menyusun sekitar 45% sampai 50% berat badan (Narins,1994 dalam buku Sylvia A. Price & dkk, 2006). Setiap orang mempunyai kebutuhan cairan berbeda-beda. Contoh: dalam tubuh seseorang dewasa normal dengan berat badan 70 kg, cairan dalam tubuh 60% maka mengandung cairan tubuh kurang lebih 42 liter. Berat badan 70 kg dibagi jumlah cairan tubuh 42 menghasilkan 0,6 liter/kg (1 L = 1000 cc; 600cc). Jadi cairan tubuh yang perlu ditambah agar sesuai dengan kebutuhan adalah 4 ml/KgBB. (Graber, 2003).

Menurut Graber (2003), kebutuhan cairan dalam tubuh setiap orang berbeda-beda dengan rumus 4 : 2 : 1 dimana rumatan/biasa tanpa dehidrasi, 10 kg pertama : 4 Ml/Kg/jam ; 11 – 20 Kg : ± 2 Ml/Kg/jam ; > 20 Kg : ± 1 Ml/Kg/jam. Sebagai contoh berat badan seseorang 60 Kg = ( 4 x 10 ) + ( 2 x 20 ) + ( 1 x 30 ) = 40 + 40 + 30 = 110 Kg/ 1 jam = 2640/24 jam.

Pengertian dari cairan tubuh adalah air dan unsur-unsurnya yang diperlukan untuk menjaga kesehatan tubuh. Unsur selain air contohnya adalah ion tubuh, misalkan ion natrium dan kalium. Cairan tubuh biasanya dibagi menjadi


(22)

dua macam, yaitu cairan yang berada di dalam sel (intraseluler) dan cairan yang berada di luar sel (ekstraseluler). Cairan intraseluler mengisi sitoplasma dan cairan ekstraseluler mengisi ruang antar sel dan rongga pembuluh darah. Dalam situasi normal, kadar cairan dalam tubuh kita berada dalam keseimbangan. Keseimbangan cairan tubuh memiliki perngertian bahwa jumlah cairan yang masuk dan yang keluar memiliki jumlah yang sama. Hal ini juga menunjukka n bahwa jumlah cairan yang ada dalam tubuh akan selalu konstan. Proses fisiologis tubuh untuk menyeimbangkan cairan dan elektrolit yang ada dalam tubuh inilah yang dinamakan dengan homeostatis.

Sumber cairan tubuh, cairan pada tubuh kita sebagaimana telah deskripsikan secara singkat di atas bersumber dari: air minum (1500-2000cc/hari), air yang ada dalam makanan (700cc/hari), air yang dihasilkan oleh proses metabolisme (200cc/hari). Jadi total kira-kira ada 2400-2900 cc cairan yang masuk pada tubuh kita tiap hari. Sedangkan cairan keluar dari tubuh, ekskresi ginjal, berupa urine (1400-1900 cc/hari), udara ekspirasi pernafasan, berbentuk uap air (350 cc/hari), kulit ada dua macam: a. difusi (350cc/hari) b. keringat (100 cc/hari), air dalam feces atau tinja (200 cc/hari). Jadi total ada sekitar 2400-2900 cc cairan yang keluar dari tubuh tiap harinya. Jumlah cairan yang masuk dan keluar memiliki jumlah yang sama pada keadaan normal.

2.3Nutrisi

Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan


(23)

menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktifitas penting dalan tubuh dan mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat-zat lain yang terkandung, aksi reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit. ( Tarwoto & Wartonah, 2010)

Nutrisi adalah jumlah semua interaksi antara suatu organisme dan makanan yang dikonsumsinya. Dengan kata lain, nutrisi adalah sesuatu yang dimakan seseorang dan bagaimana tubuh menggunakannya. (Kozier, 2010)

Jenis-jenis Nutrisi

Air, air merupakan sumber kehidupan yang utama bagi makhluk hidup.

Air meliputi 60%-70% berat badan individu dewasa dan 80% berat badan bayi.Fungsi air bagi tubuh adalah untuk membantu proses/ reaksi kimia dalam tubuh serta mengontrol suhu tubuh.

Karbohidrat, karbohidratadalah kelompok nutrien yang penting dalam susunan

makanan.Senyawa ini mengandung unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Jenis-jenis Karbohidrat: Monosakarida, Disakarida, Polisakarida

Dalam hal ini, ukuran molekul polisakarida adalah yang paling besar dan termasuk ke dalam golongan senyawa nongula. Sedangkan monosakarida dan disakarida termasuk dalam golongan senyawa gula.

Fungsi Karbohidrat, Sebagai sumber energi, Sebagai penghasil lemak, Sebagai pasangan protein, Sumber Karbohidrat

Serealia dan makanan yang terbuat dari serealia, Gula murni (sukrosa) Sayuran (mis., kentang), Buah-buahan, Susu.


(24)

Protein, Protein merupakan kelompok nutrien yang sangat penting bagi makhluk

hidup.Senyawa ini dijumpai pada semua sitoplasma semua sel hidup, baik hewan maupun tumbuhan. Protein akan dihidrolisis oleh enzim-enzim proteolitik.

Fungsi protein, Protein menggantikan protein yang hilang, Protein menghasilkan jaringan baru, Protein diperlukan dalam pembuatan protein-protein yang baru, Protein sebagai sumber energi.

Sumber protein dalam susunan makanan

Kebutuhan protein dapat diperoleh dari sumber pangan hewani dan nabati.Kandungan protein pangan hewani lebih tinggi dibandingkan pangan nabati.

Sumber protein ini dapat diperoleh dari daging, ikan, roti, serealia, susu, keju, telur, dan sayuran.

Lemak, Lemak adalah suatu senyawa yang mengandung unsur karbon, hidrogen,

dan oksigen.Lemak merupakan sumber energi yang dipadatkan.

Lemak dan minyak terdiri atas gabungan gliserol dan asam-asam lemak.

Fungsi lemak:Sebagai sumber energi, Ikut serta membangun jaringan tubuh, Perlindungan, Penyekatan/isolasi, Perasaan kenyang, Vitamin larut dalam lemak. Sumber lemak dalam diet:

Daging, ikan, mentega, margarine, susu, krim, keju, makanan panggang, minyak dan lemak untuk memasak, telur, serta makanan lain (mis., es krim, cokelat, kembang gula, biji-bijian, dan kuah salad). Sayur-sayuran dan buah-buahan mengandung sedikit lemak, kecuali kedelai (24%) dan alpokat (8%).


(25)

Vitamin, Vitamin adalah bahan organik yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan

berfungsi sebagai katalisator proses metabolisme tubuh. Jenis-jenis Vitamin

Vitamin larut lemak yaitu vitamin A, D, E, K, Vitamin larut air yaitu vitamin B dan C .

Vitamin A (Retinol): Vitamin A dijumpai pada minyak ikan, hati, mentega, susu, keju, telur, serta minyak nabati.

Fungsi Vitamin A : Mendukung pertumbuhan dan Metabolisme sel-sel tubuh, Membantu pembentukan rodopsin, Memelihara kesehatan jaringan permukaan, Mendukung perkembangan dan pertumbuhan tulang yang baru memiliki sifat antikanker

Vitamin D: Vitamin D terdapat pada hati ikan, telur, mentega, hati, keju, dan susu. Fungsi vitamin D : Untuk pertubuhan dan pemeliharaan tulang dan gigi, Membantu absorbsi kalsium oleh usus dan penyerapan kalsium dan fosfor oleh tulang dan gigi.

Vitamin E: Bahan makanan yang mengandung vitamin E antara lain biji gandum, sayuran hijau, dan minyak sayur.

Fungsi vitamin E bagi tubuh untuk membantu memelihara struktur sel dan membantu pembentukan sel darah merah.

Vitamin K: Bahan makanan yang mengandung vitamin K antara lain sayuran hijau, hati, kacang kedelai. Vitamin K sangat penting untuk membantu pembentukan protombin dalam hati.


(26)

Vitamin B: Senyawa yang termasuk vitamin B antara lain :Tiamin (vitamin B1), Riboflavin (vitamin B2), Asam nikotinat.

Vitamin C: Vitamin ini banyak ditemukan di hampir semua bahan pangan nabati seperti sayuran dan buah-buahan segar. Fungsi vitamin C adalah mendukung pembentukan semua jaringan tubuh.

Mineral, Mineral merupakan unsur esensial bagi fungsi normal sebagian enzim

dan sangat penting dalam pengendalian sistem cairan tubuh.

Fungsi mineral : Konstituen tulang dan gigi, Pembentukan garam-garam yang larut dan mengendalikan komposisi cairan tubuh, Bahan dasar enzim dan protein.

2.4 Diit pada pasien Gangguan Gastrointestinal

Makanan khusus diberikan juga pada pasien dengan gangguan sistem tubuh, hal ini diberikan untuk memenuhi kebutuhan intake nutrien yang adekuat. Diit diberikan pada pasien dengan gangguan pada sistem pencernaan, endokrin, kardiovaskuler, perkemihan dan gangguan metabolisme. Jenis diit yang termasuk dalam diit gangguan sistem pencernaan yaitu diit lambung, diit rendah sisa, dan diit tinggi serat.

2.4.1 Diit lambung, Pemberian diit lambung ini bertujuan memberikan makanan

yang adekuat, tidak merangsang, dapat mengurangi pengeluaran sekresi lambung dan dapat menetralkan kelebihab asam hidroklorid. Diit ini diberikan pada pasien dengan ulkus peptikum, esofagitis, thipus abdominalis, dan pasien paska bedah saluran pencernaan.


(27)

Syarat-syarat pemberian diit lambung, yaitu: Mudah dicerna, porsi makan yang diberikan sedikit dengan frekuensi sering, Cukup protein untuk mengganti jaringan rusak, Makanan tidak merangsang secara mekanis, termis dan kimia lambung, Makanan memenuhi kebutuhan gizi normal secara bertahap

Jenis diit lambung

Diit lambung I, Diit ini diberikan pada pasien dengan ulkus peptikum akut, ulkus

peptikum disertai perdarahan, esofagitis, gastritis akut, dan thypus abdominalis berat.

Bahan makanan yang diberikan berupa susu bubur susu yang diberikan hanya 2 hari karena makanan ini membosankan dan kandungan kalorinya, zat besi, thiamin, dan vitamin C sangat kurang. Cara pemberian diit ini dilakukan tiap 3 jam dengan porsi kecil.

Diit lambung II, Diit ini diberikan sebagai peralihan dari diit lambung 1, dimana

kondisi pada fase akut telah diatasi, pada pasien dengan thypus abdominalis dengan suhu tinggi, dan klien dengan paska bedah saluran pencernaan tertentu. Makanan ini diberikan selama beberapa hari saja, karena membosankan pasien. Bentuk makanan yang diberikan makanan saring atau cincang dalam waktu 3 jam.

Diit lambung III, Diit ini diberikan sebagai peralihan dari diit lambung II, atau

diberikan pada pasien dengan ulkus peptikum ringan, thypus abdominalis dengan suhu tunuh yang sudah kembali normal. Kandungan makanan yang ada yaitu cukup kalori, protein, mineral, vitamin C, tetapi kurang thiamin. Bentuk makanan yang diberikan makanan lunak.


(28)

Diit lambung IV, Diit lambung ini diberikan sebagai makanan peralihan dari diit

lambung III atau pasien yang mengalamiulkus peptikum ringan, gastritis ringan, esofagitis ringan dan thypus abdominalis masa penyembuhan. Kandungan makanan pada diit ini cukup kalori dan semua zat-zat gizi. Bentuk makanan yang diberikan adalah makanan lunak dan biasa.

2.4.2 Diit rendah sisa, Diit rendah sisa diberikan untuk memberikan makanan

yang cukup dan meminimalkan rangsangan organ pencernaan dan meminimalkan sisa buangan.

Syarat-syarat pemberian diit ini adalah makanan mudah dicerna, todak merangsang pencernaan secara mekanis, termis, dan kimia, yakni : Makanan tinggi serat, Makanan tidak terlalu panas dan terlalu dingin, makanan tidak tinggi lemak, tidak terlalu manis, tidak terlalu asam dan tidak terlalu berbumbu merangsang, makanan lunak.

Diit rendah sisa diberikan pada pasien dengan diare berat, ileitis, colitis serosa, diverkulitis akut, obstruksi sebagian saluran cerna, preoperasi dan postoperasi hemorrhoid berat, kolon dan rektum.

Dua tingkatan diit rendah sisa yaitu:

Diit rendah sisa I, Bentuk makanan diit rendah sisa yaitu saring. Serat dan

bumbu tidak banyak. Lemak dan gula dalam jumlah terbatas. Susu dihindari. Diit rendah sisa I diberikan hanya beberapa hari karena asupan kalori, protein, kalsium, zat besi, thiamin, dan vitamin C rendah.

Nilai gizi yang diberikan : Jumlah kalori 1260 g


(29)

Protein 39 g

Lemak 48 g

Karbohidrat 173 g

Kalsium (Ca) 0,3 g

Zat basi (Fe) 7,0 g

Vitamin A 2330 Sl

Thiamin 0,5 mg

Vitamin C 98 mg

Makanan yang dapat diberikan antara lain:

Sumber karbohidrat: beras bubur disaring, roti dibakar, macaroni, mie, bihun direbus, biskuit, kraker, tepung-tepungan dibubur atau dibuat puding.

Sumber protein hewani; daging, hati digiling halus, ikan dicincang, telur direbus,, telur ditim, diceplok air dan dicampur makanan dan minuman

Sumber protein nabati: tahu ditim atau direbus

Lemak:margarine, dan mentega dalam jumlah terbatas Sayuran: sari sayuran

Buah-buahan: air jeruk

Minuman: teh, sirup, kopi encer Bumbu-bumbu : garam, vetsin, gula.

Diit rendah sisa II, Diit ini diberikan sebagai peralihan dari diit rendah sisa I

ataudiberikan pada pasien dengan diare kronis. Bentuk makanan pada diit ini dalambentuk cincang atau lunak. Serat, lemak, dan gula dapat diberikan dalam


(30)

jumlah terbatas, namun bumbu yang merangsang tidak diperbolehkan. Diit ini mengandung cukup kalori dan senua nutrien.

Nilai Gizi yang diberikan : Jumlah kalori 1890 g

Golongan Takaran

Protein 60 g

Lemak 58 g

Karbohidrat 281 g

Kalsium (Ca) 0,8 g

Zat Besi (Fe) 17,5 mg

Vitamin A 6054 Sl

Thiamin 0,8 mg

Vitamin C 110 mg

2.4.3 Diit tinggi serat, Diit ini diberikan bertujuan merangsang peristaltic usus

untuk mengembalikan defekasi normal. Diit ini diberikan pada pasien dengan obstipasi dan penyakit divertikular.

Syarat-syarat pemberian diit ini:

Makanan cukup kalori dan protein, makanan mengandung tinggi vitamin terutama thiamin, vitamin B Komples dan mineral, makanan tinggi serat dan dapat merangsang peristaltik usus, banyak air sebanyak 2-2,5 liter sehari.

Nilai gizi yang diberikan: jumlah kalori 2296 g

Golongan Takaran

Protein 83 g


(31)

Karbohidrat 363 g

Kalsium (Ca) 0,8 g

Zat basi (Fe) 27,3 g

Vitamin A 16788 Sl

Thiamin 1,2 mg

Vitamin C 164 mg

Sumber makanan yang dapat merangsang peristaltik usus antara lain: Karbohidrat: beras tumbuk,beras ketan hitam, jagung, ubi dan singkong. Sayuran: yang menimbulakn gas, seperti kol dan sawi

Buah-buahan: jambu biji, apel anggur, pir dan sebagainya

Minyak: makanan yang digoreng atau diberi santan atau makanan lain dengan menggunakan minyak

Gula dan susu

Bumbu yang merangsang seperti cabe dan merica (Astuti Widya, 2011)

2.5 Faktor-faktor yang memengaruhi nutrisi:

Walaupun kandungan nutrisi dalam makanan adalah pertimbangan penting dalam merencanakan diet, pilihan makanan dan kebiasaan individu sering kali menjadi faktor utama yang memengaruhi asupan makanan aktual. Kebiasaan makan di pengaruhi oleh pertimbangan perkembangan, jenis kelamin, etnis dan budaya, keyakinan mengenai makanan, pilihan pribadi, praktik keagamaan, gaya hidup, medikasi dan terapi, kesehatan, konsumsi alkohol, iklan, dan faktor psikologi.


(32)

a. Perkembangan

Individu yang sedang berada dalam masa pertumbuhan yang cepat (yaitu, masa bayi dan remaja) memiliki kebutuhan zat gizi yang meningkat. Disisi lain lansia memerlukan lebih sedikit kalori dan perubahan diet mengingat risiko penyakit jantung koroner, osteoporosis dan hipertensi.

b. Jenis kelamin

Kebutuhan zat gizi berbeda bagi pria dan wanita karena komposisi tubuh dan fungsi reproduksi. Massa otot yang lebih besar pada pria menjelaskan besarnya kebutuhan kalori dan protein. Karena menstruasi, wanita memerlukan lebih banyak zat besi dibandingkan pria sebelum menopouse. Wanita hamil dan menyusui memiliki peningkatan kebutuhan kalori dan cairan.

c. Gaya hidup

Gaya hidup tertentu dikaitkan dengan prilaku terkait makanan. Orang yang selalu terburu-terburu membeli bahan makanan cepat saji atau memakan makanan restoran. Orang yang meluangkan banyak waktu dirumah mugkin memerlukan waktu untuk mempersiapkan makanan ”lebih detail”. Perbedaan individual juga memengaruhi pola gaya hidup (mis, keterampilan memasak, perhatian mengenai kesehatan). Beberapa orang bekerja di waktu yang berbeda, seperti jam kerja sore atau malam hari. Mereka mungkin perlu mengadaptasi kebiasaan makan dengan jam kerja sore atau malam hari.

d. Kesehatan

Status kesehatan individu sangat memengaruhi kebiasaan makan dan status nutrisi. Gigi tanggal, gigi goyang, atau sariawan mempersulit mengunyah


(33)

makanan. Kesulitan menelan (disfagia) akibat inflamasi tenggorokan yang menyakitkan atau karena striktur esofagus dapat menghambat seseorang untuk mendapatkan nutrisi yang memadai. Proses penyakit dan pembedahan saluran gastrointestinal dapat memengaruhi pencernaan absorpsi, metabolisme, dan eksresi zat gizi yang esensial.batu empedu yang dapat menghambat aliran empedu, merupakan penyebab umum terjadinya gangguan pencernaan lipid. Proses metabolik dapat terganggu oleh penyakit hati. Penyakit pankreas dapat memengaruhi metabolisme glukosa atau pencernaan lemak.

2.6 Penilaian Status Nutrisi Secara Langsung

1. Antropometri

Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi.Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh. Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan beberapa parameter seperti ukuran tunggal dari tubuh manusia antara lain: umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul, dan tebal lemak dibawah kulit (Supariasa, 2002).

Indeks antropometri yang umum digunakan dalam menilai status gizi adalah berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).Penilaian status gizi dengan antropometri banyak digunakan dalam berbagai penelitian atau survey, baik survey secara luas dalam skala nasional maupun survey untuk wilayah terbatas (Supariasa, 2002). Berdasarkan ukuran baku tersebut, penggolongan status nutrisi


(34)

menurut indeks antropometri adalah seperti yang tercantum dalam tabel 2 berikut ini:

Tabel 2.1: Penggolongan keadaan gizi menurut indeks antropometri

Status Gizi Ambang batas baku untuk keadaan gizi berdasarkan indeks

BB/U TB/U BB/TB LLA/U LLA/TB

Gizi baik Gizi kurang Gizi buruk > 80% 61-80% ≤ 60% > 85% 71-85% ≤ 70% > 90% 81-90% ≤ 80% > 85% 71-85% ≤ 70% >85% 76-85% ≤75% (Supariasa, 2002).

Beberapa indeks antrometri antara lain: a. Berat badan menurut umur (BB/U)

Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran masa tubuh.Masa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mendadak, misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan dan menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi.Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil.

b. Tinggi badan menurut umur (TB/U)

Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal.Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan bertambahnya umur.Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relatif kurang sensitif terhadap kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu yang relatif lama.


(35)

Berat badan memliki hubungan yang linear dengan tinggi badan. Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Jellife pada tahun 1966 telah memperkenalkan indeks ini untuk menilai status gizi. Indeks BB/TB merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat ini, dan merupakan indeks yang independen terhadap umur

d. Lingkar lengan atas menurut umur (LLA/U)

Lingkar lengan atas memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit.LLA berkorelasi dengan indeks BB/U maupun BB/TB.Lingkar lengan atas merupakan parameter antropometri yang sangat sederhana dan mudah dilakukan oleh tenaga yang bukan professional.Indeks lingkar lengan atas sulit digunakan untuk melihat pertumbuhan anak. Pada usia 2 sampai 5 tahun perubahannya tidak nampak secara nyata, oleh karena itu lingkar lengan atas banyak digunakan dengan tujuan screening individu, tetapi dapat juga digunakan untuk pengukuran status gizi.

e. Tebal lemak dibawah kulit menurut umur

Pengukuran lemak tubuh melalui pengukuran ketebalan lemak dibawah kulit (skinfold) dilakukan pada beberapa bagian tubuh, misalnya pada bagian lengan atas (Trisep dan bisep), lengan bawah (forearm), tulang belikat (subcapular), ditengah garis ketiak (midaxilaris), sisi dada (pectord), perut (abdomen), suprailiaka, paha, tempurung lutut (suprapatelar), dan pertengahan tungkai bawah (medial calf)


(36)

f. Indeks masa tubuh (IMT)

Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun keatas) merupakan masalah penting, karena selain mempunyai resiko penyakit-penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi produktifitas kerja. Oleh karena itu, pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan secara berkesinambungan. Salah satu cara adalah dengan mempertahankan berat badan yang ideal atau normal (Supariasa, 2002).

Di Indonesia khususnya, cara pemantauan dan batasan berat badan normal orang dewasa belum jelas mengacu pada patokan tertentu. Menurut FAO/WHO/UNU tahun 1985 menyatakan bahwa batasan berat badan normal orang dewasa ditentukan berdasarkan nilai Body Mass Indeks (BMI).Di Indonesia diartikan sebagai indeks masa tubuh (IMT). IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa

Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut :

IMT= ) ( ) ( ) ( m badan tinggi x m badan tinggi kg badan berat

Tabel 2.2 Katagori Ambang Batas IMT

Katagori IMT

Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0 Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,5

Normal >18,5 – 25

Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0 – 27,0 Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0 (Supariasa, 2002)


(37)

2.7 Pengaturan Jadwal dan Volume Pemberian Nutrisi dan Cairan melalui NGT

Pemberian makan siklik adalah pemberian makan berkelanjutan yang diberikan kurang dari 24 jam (mis 12 sampai 16 jam) agar kebutuhan nutrisi terpenuhi( Kozier, 2010)

Penderita Gangguan Gastrointestinal yang hebat biasanya diberi makanan yang khusus guna mengimbangi cairan dan zat gizi yang hilang. Salah satu cara khusus untuk memberikan makan kepada orang sakit dalam keadaan seperti ini adalah pemberian makanan dengan menggunakan NGT. Indikasi pemasangan NGT adalah pasien tidak sadar (koma), pasien dengan masalah saluran pencernaan atas seperti penyempitan atau stenosis pada esofagus, tumor pada mulut, faring atau esofagus, pada pasien yang tidak mampu menelan dan pasien pascaoperasi pada mulut, faring dan esofagus. Pada penderita penyakit saluran pencernaan yang baru selasai operasi, pemberian makanan cair juga bertujuan menunjang tindakan operasi yang diperlukan (Sjahmien Moehyi, 2000). Format Pengaturan Jadwal dan Volume Pemberian Nutrisi dan Cairan melalui NGT dapat dilihat di lampiran 6.


(38)

BAB 3

KERANGKA PENELITAN 3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan. (Notoatmodjo, 2005)

Berdasarkan penelitian di atas, maka dapat dibuat kerangka konsep penelitian mengenai pengaruh pengaturan jadwal dan volume pemberian nutrisi dan cairan melalui NGT terhadap pemenuhan intake nutrisi dan cairan pada pasien gangguan gastrointestinal.

Secara skematis, kerangka konsep penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

Skema 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Pengaturan Jadwal dan Volume Pemberian Nutrisi

dan Cairan melalui NGT Intake nutrisi dan

cairan yang tidak terpenuhi pada pasien gangguan gastrointestinal

Intake nutrisi dan cairan

Terpenuhi : diet yang diberikan habis

Tidak terpenuhi : diet yang diberikan bersisa


(39)

3.2Definisi Operasional

Defenisi operasional adalah defenisi berdasarkan karakteristik yang dapat diamati (diukur) untuk diobservasi atau pengukuran secara cermat terhadap situasi objek atau fenomena yang kemudian dapat diulangi lagi oleh orang lain(Nursalam, 2003).

Untuk menghilangkan kesalah pahaman tentang istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini, maka dibawah ini dijelaskan secara operasional beberapa istilah berikut :

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Defenisi Operasional

Alat ukur

Cara Ukur Hasil ukur Skala

Pemenuhan Intake Nutrisi dan Cairan Nutrisi dan Cairan yang diberikan melalui NGT sesuai dengan diet yang dianjurkan

dari RS habis

Lembar observa si oleh peneliti Peneliti mengobservasi keberhasilan dari pengaturan jadwal dan volume Diet habis =pemenuhan intake nutrisi dan cairan terpenuhi Diet bersisa= pemenuhan intake nutrisi dan cairan tidak terpenuhi Nominal

Volume Jumlah

nutrisi dan cairan yang diberikan melalui NGT dalam memenuhi intake nutrisi dan cairan. Lembar observa si oleh peneliti Peneliti mengobservasi keberhasilan dari pengaturan jadwal dan volume.Diukur dengan objektifsemua rencana dijalankan atau tidak Terjadinya perubahan setelah melakukan pengaturan jadwal dan volume Rasio


(40)

Nutrisi Zat gizi yang diberikan pada pasien melalui NGT sesuai dengan diet yang dianjurkan RS. Lembar observa si oleh peneliti Peneliti mengobservasi keberhasilan dari pengaturan jadwal pemberian nutrisi Terjadinya perubahan setelah melakukan pengaturan pemberian nutrisi setiap 2 jam sekali

Rasio

Cairan Cairan yang diberikan pada pasien melalui NGT sesuai dengan yang dianjurkan RS. Lembar observa si oleh peneliti Peneliti mengobservasi keberhasilan dari pengaturan jadwal pemberian cairan. Terjadinya perubahan setelah melakukan pengaturan pemberian cairan Rasio

3.3 Hipotesa Penelitian

Hipotesa penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah ada pengaruh pengaturan jadwal dan volume pemberian nutrisi dan cairan melalui NGT terhadap pemenuhan intake nutrisi dan cairan pada pasien gangguan jantung. Ha : Ada pengaruh pengaturan jadwal dan volume pemberian nutrisi dan cairan melalui NGT terhadap pemenuhan intake nutrisi dan cairan pada pasien gangguan gastrointestinal.

H0 : Tidak ada pengaruh pengaturan jadwal dan volume pemberian nutrisi dan cairan melalui NGT terhadap pemenuhan intake nutrisi dan cairan pada pasien gangguan gastrointestinal.


(41)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi Eksperiment dengan

One Group Pretest-postest rancangan ini tidak ada kelompok pembanding

(kontrol) tetapi paling tidak sudah dilakukan observasi pertama (pretest) yang memungkinkan peneliti dapat menguji perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen. Dengan metode pengumpulan data observasi eksperiment pendekatan

pretest-posttest untuk mengetahui pengaruh pengaturan jadwal dan volume

pemberian nutrisi dan cairan melalui NGT terhadap pemenuhan intake nutrisi dan cairan pada pasien gangguan gastrointestinal.

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian 4.2.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien gangguan gastrontestinal yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan sebanyak 133 orang.

4.2.2 SampelPenelitian

Pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan teknik purposive

sampling yaitu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara

populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2003).


(42)

Jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%lebih tergantung dari kemampuan peneliti mengambil sampel yang akan diteliti (Arikunto, 2004). Dari rumus diatas akan didapat jumlah sampel 10% x 133 orang jumlah populasi = 13 pasien yang memiliki kriteria sampel

Kriteria sampel yang digunakan adalah kriteria inklusi yaitu karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2003). Karakteristik sampel yang dapat dimasukkan atau yang layak untuk diteliti terdiri dari:

a. Pasien gangguan gastrointestinal yang menggunakan NGT. b. Bersedia menjadi responden.

c. Pemenuhan Intake Nutrisi dan Cairan tidak terpenuhi.

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan di Ruang RA1 dan RA2. Alasan peneliti memilih rumah sakit ini sebagai lokasi penelitian, karena rumah sakit ini adalah rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa keperawatan Universitas Sumatera Utara dan menjadi rumah sakit rujukan tertinggi diantara rumah sakit umum di Sumatera Utara, sehingga diperkirakan akan didapat subjek penelitian. Alasan penenliti memilih ruang RA1 dan RA2 karena sampel terbanyak yang mengalami gastrointestinal terdapat di ruang rawat inap penyakit dalam yaitu ruang RA1 dan RA2.

Alokasi waktu untuk penelitian sampai dengan laporan hasil penelitian adalah mulai pada Juli 2011.


(43)

4.4 Pertimbangan Etik Penelitian

Penelitian dilakukan setelah mendapatkan izin penelitian dari Fakultas Keperawatan USU dan direktur Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Peneliti mengakui hak-hak responden dalam menyatakan kesediaan atau ketidaksediaan untuk dijadikan subjek penelitian. Jika responden bersedia diteliti maka terlebih dahulu harus menandatangani lembar persetujuan (Informed

Concent). Jika responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan

memaksa dan tetap menghormati haknya. Penelitian ini, juga memperhatikan etik yaitu sebagai berikut:

a. Informed Concent

Lembar persetujuan diberikan kepada responden yang akan diteliti yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan manfaat penelitian, bila subjek menolak maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak-hak subjek.

b. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan mencantumkan nama responden, tetapi lembar tersebut diberikan kode.

c. Confidentiality

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti. Hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil peneliti.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian yang pertama berisi tentang data demografi, kuesioner yang


(44)

berhubungan dengan pemenuhan intake nutrisi dan cairandan bagian yang ketiga berisi format prosedur pengaturan jadwal dan volume pemberian nutrisi dan cairan melalui NGT. Dan untuk peneliti instrumen yang digunakan adalah lembar observasi pemenuhan intake nutrisi dan cairan.

1. Data Demografi

Data demografi meliputi nomor responden, nama responden, usia, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan/aktivitas, suku bangsa. Bagian yang kedua kuesioner yang berhubungan dengan pemenuhan intake nutrisi dan cairan. Data ini berguna untuk membantu penelitian mengetahui latar belakang dari responden yang bisa berpengaruh terhadap penelitian.

2. Format prosedur Pengaturan jadwal dan volume pemberian nutrisi dan cairan. Responden penelitian pemberian nutrisi dan cairan diperoleh dengan menggunakan lembar pelaksanaan penilaian nutrisi dan cairan melalui NGT dan lembar observasi perubahan Pemenuhan Intake Nutrisi pre post treatment yang dilakukan peneliti untuk mengamati pemberian nutrisi dan cairan setiap 2 jam sekali. Dalam pemberian nutrisi dan cairan perlu diperhatikan: waktu pemberian, jumlah pemberian nutrisi dan cairan dan Pemenuhan Nutrisi dan Cairan. Pada penelitian ini menggunakan alat dan bahan yaitu gelas ukur (dalam ukuran cc atau ml) dan makanan cair.

4.6 Pengumpulan Data

Sebelum pengumpulan data, peneliti menjalankan langkah-langkah sebagai berikut :


(45)

Mengajukan surat permohonan izin untuk melakukan penelitian kepada institusi pendidikan yakni fakultas keperawatan, Mengirim surat izin penelitian yang diperoleh ketempat dimana akan dilakukan penelitian, Setelah mendapat izin dari Rumah sakit yang bersangkutan peneliti melakukan pengambilan data. Peneliti menentukan calon responden sesuai dengan kriteria sampel.Kemudian Peneliti meminta kesediaan calon responden untuk mengikuti penelitian secara sukarela, kerahasiaan informasi mengenai responden dijaga oleh peneliti. Sebelum kegiatan penelitian nama responden tidak dicantumkan dan sebagai gantinya peneliti menggunakan nomor responden. Sebelum meminta calon responden mengisi kuesioner data demografi penelitian, peneliti menjelaskan terlebih dahulu manfaat penelitian dan cara pengisian kuesioner dan meminta responden yang bersedia untuk menandatangani informed concent. Setelah mendapat persetujuan, pengumpulan data dimulai, kuesioner data demografi diisi oleh peneliti dengan melakukan wawancara pada responden atau keluarganya. Kemudian peneliti mengobservasi Pemenuhan Intake Nutrisi dan Cairan sebelum dan sesudah dilakukan treatment. Pemberian nutrisi dan cairan dilakukan dalam 2 jam sekali selama 1 minggu.Setelah intervensi dilakukan peneliti mengkaji Pemenuhan Intake Nutrisi dan Cairan pada pasien Gangguan Gastrointestinal.

4.7 Analisa Data

Setelah semua data terkumpul, dilakukan analisa data dengan memeriksa kembali semua data satu persatu yakni nama dan identitas serta data responden serta hasil pengukuran Pemenuhan Intake Nutrisi dan Cairan sebelum dilakukan intervensi dan sesudah dilakukan. Hasil penelitian tersebut dibandingkan dengan


(46)

menguji hipotesa penelitian sehingga diketahui pengaturan jadwal dan volume pemberian nutrisi dan cairan denganPemenuhan Intake Nutrisi dan Cairan pada pasien Gangguan Gastrointestinal. Selanjutnyadilakukan pengolahan data.

Analisa data melalui beberapa tahap, dimulai dari editing untuk memeriksa kelengkapan data, kemudian coding dengan memberi kode untuk memudahkan melakukan tabulasi, selanjutnya entry dengan memasukkan data ke komputer dan dilakukan pengolahan data dengan menggunakan tehnik komputerisasi analisis statisitik.

Statistik deskriptif digunakan untuk menyajikan data-data demografi pasien gangguan gastrointestinal yang mengalami anoreksia pre dan post intervensi. Uji paired t-test dilakukan untuk mengetahui Pemenuhan Intake Nutrisi dan Cairan pre dan post intervensi apabila datanya berdistribusi normal.

Menurut Wahyuni (2008), dari uji tersebutakan diperoleh nilai p, yaitu nilai yang menyatakan besarnya peluang hasil penelitian (misalnya adanya perbedaan mean). Kesimpulan hasilnya diinterpretasikan dengan membandingkan niali p dan nilai alpha (α = 0.05). Bila nilai p ≤ α, maka keputusannya adalah H0 ditolak sedangkan bila nilai p >α, maka keputusannya adalah H0 gagal ditolak.

Hipotesa penelitian ini adalah untuk membuktikan kebenaran Ha, terdapat pengaruh Pemenuhan Intake Nutrisi dan Cairan sesudah dilakukan pengaturan jadwal dan volume pemberian nutrisi dan cairan melalui NGT pada pasien gangguan gastrointestinal.


(47)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1.Hasil Penelitian

5.1.1 Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama 2 minggu yaitu mulai 05 Desember 2011 sampai dengan 17 Desember 2011 di ruangan RA1 dan RA2 RSUP HAM. Tempat ini dipilih sebagai tempat penelitian karena RSUP HAM adalah Rumah Sakit pemerintah tipe A di Sumatera Utara sekaligus Rumah Sakit pemerintah pendidikan. Kebanyakan mereka yang mengalami gangguan gastrointestinal apabila keadaannya sudah berat di rujuk ke RSUP HAM dan ditempatkan di ruangan RA1 da RA2.

Jumlah responden pada penelitian ini adalah 13 orang yang didiagnosa mengalami gangguan gastrointestinal oleh dokter yang melakukan penanganan pada setiap pasien juga memiliki kriteria seperti menggunakan NGT dan tidak terpenuhinya intake nutrisi dan cairan. Maka dengan adanya kriteria yang saya sebutkan diatas barulah saya dapat melakukan tindakan intervensi bagaimana pengaruhpengaturan jadwal dan volume pemberian nutrisi dan cairan melalui NGT terhadap pemenuhan intake nutrisi dan cairan pada pasien gangguan gastrointestinal. Pemberian intervensi akan dilakukan pada setiap responden, sebelum melakukan intervensi Perawat cuci tangan, atur posisi semi fowler pada responden yang akan dilakukan treatment, pasang pengalas kemudian letakkan bengkok, sebelum dilakukan treatment Periksa dahulu sisa makanan dilambung dengan menggunakan spuit yang diaspirasikan ke pipa lambung kemudian Buka


(48)

klem/penutup dan Lakukan tindakan pemberian makan dengan cara pasang corong/spuit pada pangkal pipa, masukkan air matang ± 15 cc pada awal dengan cara dituangkan lewat pinggirnya dan Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia, Kemudian bila ada obat-obatan masukan dan beri minum lalu diklem pipa penduga. Dan setelah selesai dilakukan treatment Perawat cuci tangan dan Catat hasilnya atau respon pasien selama pemberian nutrisi dan cairan. Lakukan setiap 2 jam sekali dan pantau terus Pemenuhan Intake Nutrisi dan Cairan pada setiap responden.

Tetapi penelitian ini hanya dilakukan sebanyak 2-3 kali pemberian oleh peneliti, intervensi selebihnya dilakukan perawat yang dinas dan peneliti mengajarkan keluarga untuk memberikan diet seperti jadwal yang telah ditetapkan peneliti. Total pekerjaan pada 1 pasien 7 menit. Peneliti juga memberikan informasi kepada pasien bahwasanya pemberian makan siklik adalah pemberian makan berkelanjutan yang diberikan kurang dari 24 jam (mis 12 sampai 16 jam) agar kebutuhan nutrisi terpenuhi( Kozier, 2010)

5.1.2 Karakteristik Responden

Deskripsi karakteristik demografi responden terdiri dari usia, jenis kelamin, agama, suku, pendidikan dan pekerjaan dan kuesioner yang berhubungan dengan pemenuhan intake nutrisi dan cairan. Renponden pada penelitian ini adalah pasien yang mengalami gangguan gastrointestinal dengan kriteria yang menggunakan NGT dan dilakukan penelitian pada RSUP HAM sebagai tempat penelitian. Setelah data demografi dan kuesioner yang berhubungan dengan pemenuhan intake nutrisi dan cairan diisi, peneliti akan mengetahui pemenuhan


(49)

intake nutrisi dan cairan responden tidak terpenuhi. Berdasarkan hasil penelitian yang saya lakukan didapatkan responden sebagai berikut : rentang usia 50-59 tahun (46,1%), jenis kelamin perempuan (69,2%), agama islam (61.5%), suku batak (46.1%), pendidikan SMA (53.8%), pekerjaan Wiraswata (38.4%).

Tabel 5.1 Distribusi, Frekuensi, dan Persentase Karakteristik Demografi Responden (N=13)

__________________________________________________________________

No Karakteristik Demografi N %

Responden

__________________________________________________________________

1. Usia

35-39 Tahun 2 15.4

40-44 Tahun 2 15.4

45-49 Tahun 3 23.1

50-59 Tahun 6 46.1

2. Jenis Kelamin

Laki-laki 4 30.8

Perempuan 9 69.2

3. Agama

Islam 8 61.5

Protestan 3 23.1

Katolik 2 15.4

4. Suku

Batak 6 46.1

Jawa 3 23.1

Lain-lain 4 30.8

5. Tamatan

SD 1 7.7

SMP 3 23.1

SMA 7 53.8

D III/Sarjana 2 15.4

6. Pekerjaan

Wiraswasta 4 30.8

Karyawan 2 15.4

PNS 2 15.4

IRT 5 38.4


(50)

5.1.3 Pemenuhan intake nutrisi dan cairan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pengaturan jadwal dan volume pemberian nutrisi dan cairan

Dari data di bawah ini, setelah pasien menjawab kuesioner yang berhubungan dengan Pemenuhan intake nutrisi dan cairan. Peneliti mengetahui pasien yang akan menjadi sampel penelitian. Data ini akan dilakukan pentabulasian rata-rata dengan menggunakan SPSS dengan penelitian paired t test. Hasilnya dapat dilihat dalam pembahasan.

Tabel 5.2 Lembar Observasi Pengukuran Pemenuhan Intake Nutrisi dan Cairan Sebelum dan Sesudah dilakukan Intervensi

NO Responden Pemenuhan Intake Nutrisi dan Cairan Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi

NUTRISI (cc) CAIRAN (cc) NUTRISI (cc) CAIRAN (cc)

1 600 550 825 775

2 700 600 900 800

3 650 600 900 800

4 600 550 900 800

5 750 700 900 800

6 800 700 900 800

7 800 700 900 800

8 600 550 825 775

9 700 650 900 800

10 800 700 900 800

11 800 700 900 800

12 800 700 900 800

13 700 600 840 780

5.1.4 Hasil pengaruh pengaturan jadwal dan volume pemberian nutrisi dan cairan melalui NGT terhadap pemenuhan intake nutrisi dan cairan

Berdasarkan hasil uji analisis pada tabel 5.2 dengan uji paired t test didapatkan nilai p: 0.000 (<0.05) yang artinya terdapat perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan pengaturan jadwal dan volume pemberian nutrisi dan cairan melalui


(51)

NGT. Selisih mean 168.5 dan 156.1 yang artinya dalam tarif 95% perbedaan tersebut dapat diterima dan df 12.

Tabel 5.3 Pengaruhpengaturan jadwal dan volume pemberian nutrisi dan cairan melalui NGT terhadap pemenuhan intake nutrisi dan cairan sebelum dan sesudah intervensi

No Variable Mean Selisih Mean SD T Df Sig. (2-tailed) 1 Nutrisi pre

intervensi Nutrisi post

intervensi

715.38 883.85

168.462 68.871 8.819 12 0.000

2 Cairan pre intervensi Cairan post

intervensi

638.46 794.62

156.154 58.919 9.556 12 0.000

α = 0.05 <-tailed, df=12

5.2 Pembahasan

5.2.1 Karakteristik demografi responden

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan data demografi responden sebagai berikut: rentang usia 50-59 tahun (46,1%), jenis kelamin perempuan (69,2%), agama Islam (61.5%), suku batak (46.1%), pendidikan SMA (53.8%), pekerjaan Wiraswata (38.4%).

Jenis kelamin:Kebutuhan zat gizi berbeda bagi pria dan wanita karena

komposisi tubuh dan fungsi reproduksi. Massa otot yang lebih besar pada pria menjelaskan besarnya kebutuhan kalori dan protein. Karena menstruasi, wanita memerlukan lebih banyak zat besi dibandingkan pria sebelum menopouse(Supariasa, 2002). Berdasarkan hasil penelitian jenis kelamin


(52)

perempuan lebih banyak menderita gangguan gastrointestinal dibandingkan pria berhubungan dengan kebutuhan zat gizi yang dibutuhkan wanita.

5.2.2 Sebelum dilakukan pengaturan jadwal dan volume pemberian nutrisi dan cairan melalui NGT

Untuk mengetahui pemenuhan intake nutrisi dan cairan pada pasien dengan gangguan gastrointestinal, peneliti memberikan data demografi dan kuesioner yang berhubungan dengan pemenuhan intake nutrisi dan cairan pasien tersebut.

Sebelum dilakukan intervensi peneliti menjelaskan pada pasien bahwasanya pemberian makan siklik adalah pemberian makan berkelanjutan yang diberikan kurang dari 24 jam (mis 12 sampai 16 jam) agar kebutuhan nutrisi terpenuhi( Kozier, 2010). Setelah itu peneliti mengobservasi intervensi yang diberikan kepada pasien dengan rentang usia 50-59 tahun (46,1%), jenis kelamin perempuan (69,2%), agama Islam (61.5%), suku Batak (46.1%), pendidikan SMA (53.8%), pekerjaan Wiraswata (38.4%) yang bertujuan agar mengetahui pengaturan jadwal dan volume pemberian nutrisi dan cairan melalui NGT mempengaruhi terhadap pemenuhan intake dan nutrisi pada pasien dengan gangguan gastrointestinal.

5.2.3 Sesudah dilakukan pengaturan jadwal dan volume pemberian nutrisi dan cairan melalui NGT

Pengaturan jadwal dan volume yang dilakukan selama 1 minggu dalam 8 kali pemberian dalam sehari. Total pekerjaan pada 1 pasien 7 menit. Setelah


(53)

pemberian intervensi pasien diharapkan mengisi lembar observasi yang diberikan kepada responden agar peneliti dapat membandingkan pemenuhan intake nutrisi sebelum dan sesudah pemberian intervensi.

Hasil rata yang didapat setelah pengaturan jadwal dan volume pemberian nutrisi dan cairan adalah sebesar 168.5 dan 156.1. Dari keseluruhan jumlah responden (N=13), ada 3 responden yang tidak menghabiskan diet yang diberikan dan 10 responden dapat menghabiskan diet yang diberikan setelah intervensi.

5.2.4 Pengaruh Penerapan Pengaturan Jadwal dan Volume sebelum dan sesudah intervensi

Berdasarkan hasil uji analisis dengan uji paired t test didapatkan nilai p: 0.000 (<0.05) yang artinya terdapat perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan pengaturan jadwal dan volume pemberian nutrisi dan cairan melalui NGT. Dari hasil lembar observasi yang dilakukan peneliti didapat seselum intervensi dan sesudah intervensi terdapat peningkatan pemenuhan intake nutrisi dan cairan Selisih mean nutrisi 168.5 dan cairan 156.1 yang artinya dalam tarif 95% perbedaan tersebut dapat diterima. Hasil yang diperoleh setelah dilakukan intervensi didapat bahwa dari responden (N=13), 10 responden yang menghabiskan diet yang diberikan dari rumah sakit yang artinya pemenuhan intake nutrisi dan cairan terpenuhi dan 3 responden menyisakan diet yang diberikan dari rumah sakit yang artinya pemenuhan intake nutrisi dan cairan tidak terpenuhi.


(54)

BAB 6

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan

Penelitian yang dilakukan terhadap 13 pasien yang mengalami gangguan gastrointestinal di ruangan RA1 dan RA2 di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan. Hasil dari penghitungan statistika dengan uji paired t-test didapat rata-rata sesudah intervensi 168.5 dan 156.1 dengan t=8.8 dan 9.5 dan p=0.000 , <0.005 menunjukkan adanya hubungan antara pengaturan jadwal dan volume pemberian nutrisi dan cairan melalui NGT terhadap pemenuhan intake nutrisi dan cairan pada pasien gangguan gastrointestinal.

Karakteristik data demografi yang dapat dilihat pada penelitian ini adalah rentang usia 50-59 tahun (46,1%), jenis kelamin perempuan (69,2%), agama Islam (61.5%), suku Batak (46.1%), pendidikan SMA (53.8%), pekerjaan Wiraswata (38.4%).

6.2Rekomendasi

6.2.1 Rekomendasi terhadap penelitian selanjutnya

Diharapkan bagi penelitian selanjutnya adalah menambahkan intake dari cairan intravena dan menghitung ountput cairan pasien agar hasil pemenuhan intake dan nutrisi didapatkan hasil yang akurat dan indikator pemenuhan intake nutrisi dan cairan

6.2.2 Rekomendasi bagi praktek keperawatan

Perawat sebagai tim kesehatan yang menangani masalah pasien hendaknya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Salah satu tindakan keperawatan yang


(55)

dapat dilakukan perawatdi ruangan RA1 dan RA2 RSUP HAM pada pasien gangguan gastrointestinal adalah dengan cara mengatur jadwal dan volume pemberian nutrisi dan cairan melalui NGT. Tujuan pengaturan jadwal dan volume adalah untuk memenuhi intake nutrisi dan cairan pasien dengan cara pemberian yang benar serta memberikan kenyamanan pada pasien.

6.2.3 Rekomendasi Pendidikan Keperawatan

Melalui institusi pendidikan perlu diinformasi kepada mahasiswa tentang pengaturan jadwal dan volume pemberian nutrisi dan cairan sehingga mahasiswa dapat mengaplikasikannya ketika praktek di lapangan.


(56)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Astuti, W. 2011. Ilmu Gizi dalam Keperawatan. Jakarta : Trans Info Media Brunner & Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Volume 3. Jakarta : EGC

Chandranata, L. 2000. Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah. Jakarta : EGC Danielle & Jane. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Jakarta : EGC Grabber, M.A. 2003.Terapi Cairan dan Metabolisme.Jakarta : Starmedia Hadi, S. 2002. Gastroenterologi. Cetakan ke : 2. Bandung : PT. Alumni Hidayat, A, A,A. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC

Kozier, B. 2010. Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Volume 2.Jakarta : EGC. Moehyi, S. 2000. Pengaturan Makanan dan Diit untuk Penyembuhan Penyakit. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Nurachmah, Elly. 2001. Nutrisi dalam Keperawatan. Cetakan pertama. Jakarta : Infomedika.

Notoatmojo, S. 1993. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian

Setiadi. 2007. Konsep & Penulisan Riset Keperawatan edisi pertama.Yogyakarta : Graha Ilmu

Supariasa, I D N. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC

Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses

Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Wahyuni, A. S. 2009. Statistika Kedokteran. Jakarta : Bamboedoe Cummunication

http://uraeka.com/340/menghitung-kebutuhan-kalori-sesuai-berat-badan-dan-aktivitas


(57)

(58)

(59)

(60)

(61)

(62)

(63)

LAMPIRAN 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN PENGARUH PENGATURAN JADWAL DAN VOLUME PEMBERIAN

NUTRISI DAN CAIRAN MELALUI NGT TERHADAP PEMENUHAN INTAKE NUTRISI DAN CAIRAN PADA PASIEN GANGGUAN GASTROINTESTINAL DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN.

Saya yang bernama Sri Mahyunita/101121085 adalah mahasiswi Ilmu Keperawatan USU. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “Pengaruh pengaturan jadwal dan volume pemberian nutrisi dan cairan melalui NGT terhadap Pemenuhan Intake Nutrisi dan Cairan pada pasien gangguan gastrointestinal di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Ilmu Keperawatan USU.

Penelitian ini salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas skripsi di Fakultas Keperawatan USU Medan. Selanjutnya saya mohon kesedian Bapak/Ibu mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya tanpa dipengaruhi oleh orang lain.

Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas Bapak/Ibu dan semua informasi yang diberikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk penelitian ini. Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu.

Medan, Juni 2011

Peneliti, Responden


(64)

LAMPIRAN 3

LEMBAR WAWANCARA Bagian I :

Judul:Pengaruh pengaturan jadwal dan volume pemberian nutrisi dancairan melalui NGT terhadap pemenuhan intake nutrisi dan cairan pada pasien gastrointestinal di RSUP HAM Medan.

A. Kuesioner Data Demografi

Nama (Inisial) :

Usia : tahun

Jenis Kelamin : 1. ( ) Laki-laki 2. ( ) Perempuan Agama : 1. ( ) Islam 2. ( ) Protestan 3. ( ) Katolik

4. Lain-lain……….

Suku Bangsa : 1. ( ) Jawa 2. ( ) Batak

3. Lain-lain……….

Pendidikan : 1. ( ) SD 3. ( ) SMA

2. ( ) SMP 4. ( ) Diploma/Serjana Pekerjaan : 1. ( ) Karyawan 3. ( ) Wiraswasta


(65)

B. Kuesioner yang berhubungan dengan Pemenuhan Intake Nutrisi dan Cairan

1. Berapa banyak nutrisi (cc) yang diberikan setiap hari? 2. Berapa kali dalam sehari diet diberikan?

3. Setiap jam berapa diet diberikan?

4. Apakah diet yang diberikan selalu habis selama di rawat di RS? 5. Diet apa yang diberikan apa saja komposisi nya?

6. Berapa banyak anda minum air (ml) setiap hari? 7. Berapa banyak anda minum juice (ml) setiap hari?

8. Apakah air minum dan juice (ml) yang diberikan selalu habis? 9. Apakah anda pernah meminum air selain dari NGT dan berapa

banyaknya?

10. Apakah anda pernah memuntahkan makanan atau minuman yang diberikan?


(66)

LAMPIRAN 4

PROSEDUR PEMBERIAN NUTRISI DAN CAIRAN MELALUI NGT

Alat dan bahan 1. Spuit 20 cc 2. Pengalas 3. Bengkok

4. Makanan dalam bentuk cair 5. Air matang

6. Obat-obatan bila ada. 7. Klem

8. Stetoskop Prosedur Kerja

1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan 2. Cuci tangan

3. Atur posisi semi fowler 4. Pasang pengalas

5. Letakkan Bengkok

6. Periksa dulu sisa makanan dilambung dengan menggunakan spuit yang diaspirasikan ke pipa lambung.

7. Sebelum diet diberikan dibagi terlebih dahulu sesuai prosedur, kemudian encerkan diet yang akan diberikan dengan air matang

8. Buka klem/penutup

9. Lakukan tindakan pemberian makanan dengan cara pasang spuit pada pangkal pipa.

10.Masukkan air matang ± 15 cc pada awal dengan cara dituangkan lewat pinggirnya dengan gaya gravitasi.


(67)

11.Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia, kemudian bila ada obat-obatan masukkan dan beri minum lalu diklem pipa penduga. Pemberian diet dilakukan setiap 2 jam sekali.


(68)

LAMPIRAN 5

PETUNJUK PENGATURAN JADWAL DAN VOLUME PEMBERIAN NUTRISI DAN CAIRAN MELALUI NGT PADA PASIEN GANGGUAN

GASTROINTESTINAL

1. Setiap 2 jam sekali bapak/ibu diberikan nutrisi dan cairan.

2. Bapak/ibu akan diberikan nutrisi sesuai dengan diet yang diberikan dari rumah sakit sesuai dengan jadwal yang telah dibuat oleh peneliti agar diet yang diberikan habis sehingga dapat terpenuhinya nutrisi dan cairan bapak/ibu.

3. Apabila bapak/ibu mengkonsumsi air, diharapkan mencatat jumlah air yang dikonsumsi.

4. Bapak/ibu diharapkan mengisi lembar pengaturan jadwal dan volume pemberian nutrisi dan cairan setiap hari selama 1 minggu.


(69)

LAMPIRAN 6

LEMBAR PENGATURAN JADWAL DAN VOLUME PEMBERIAN NUTRISI DAN CAIRAN.

Judul : Pengaruh pengaturan jadwal dan volume pemberian nutrisi dan cairan melalui NGT terhadap pemenuhan intake nutrisi dan cairan pada

pasien gastrointestinal di RSUP HAM Medan.

Nama (Insial) : Petunjuk :

Berikan tanda (√) pada kolom yang sudah disediakan setelah dilakukan treatment. Jadwal dan volume pemberian

nutrisi dan cairan

Jawaban Responden

Waktu Pemberian dan Jumlah Pemberian

Senin Selasa Rabu Khamis Jum’at Sabtu

Nutrisi (cc)

Cairan (cc)

07.00 150 50

09.00 150 50

11.00 250

13.00 150 50

15.00 150 50

17.00 250

19.00 150 50

21.00 150 50

Makanan dari luar


(70)

LAMPIRAN 7

INSTRUMEN PENELITIAN

Lembar Observasi Pengukuran Pemenuhan Intake Nutrisi dan Cairan Sebelum dan Sesudah dilakukan Treatment.

NO

Responden Pemenuhan Intake Nutrisi dan Cairan Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi

NUTRISI (cc) CAIRAN (cc) NUTRISI (cc) CAIRAN (cc) 1

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13


(71)

LAMPIRAN 8

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 precc 715,38 13 82,625 22,916

postcc 883,85 13 30,900 8,570

Pair 2 preml 638,46 13 65,044 18,040

postml 794,62 13 10,300 2,857

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 precc & postcc 13 ,595 ,032

Pair 2 preml & postml 13 ,646 ,017

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed)

Mean SD

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 precc -

postcc

-168,462 68,871 19,101 -210,080 -126,843 -8,819 12 ,000

Pair 2 preml -

postml


(72)

LAMPIRAN 9

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Sri Mahyunita

Nim : 101121085

Tempat/Tanggal Lahir : Marelan/ 5 Juni 1989 Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Hoby : Jalan-jalan, Karaukean, Memancing, Memasak dll. Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan Komp. PT IRA Blok A No: 33

Hamparan Perak, Medan

Riwayat pendidikan : 1. 1995 – 2001 : SD Negeri 067773 Medan 2. 2001 – 2004 : SMP Negeri 11 Medan 3. 2004 – 2007 : SMA Negeri 16 Medan 4. 2007 – 2010 : D3 keperawatan USU Motto : As You Sow, So Shall You Reap n Take It Easy


(73)

LAMPIRAN 10

Taksasi Dana Penelitian

1. Persiapan Proposal

• Biaya tinta dan kertas print skripsi Rp. 250.000,-

• Foto kopi sumber-sumber tinjauan pustaka Rp. 150. 000,-

• Biaya pembelian buku Rp. 50. 000,-

• Biaya internet Rp. 100. 000,-

• Penjilidan Rp. 20.000,-

• Konsumsi Rp. 110. 000,-

• Biaya tak terduga Rp. 200.000,-

2. Pengumpulan Data dan Survei Awal

• Izin penelitian Rp. 50. 000,-

• Transportasi Rp. 120. 000,-


(1)

PETUNJUK PENGATURAN JADWAL DAN VOLUME PEMBERIAN NUTRISI DAN CAIRAN MELALUI NGT PADA PASIEN GANGGUAN

GASTROINTESTINAL

1. Setiap 2 jam sekali bapak/ibu diberikan nutrisi dan cairan.

2. Bapak/ibu akan diberikan nutrisi sesuai dengan diet yang diberikan dari rumah sakit sesuai dengan jadwal yang telah dibuat oleh peneliti agar diet yang diberikan habis sehingga dapat terpenuhinya nutrisi dan cairan bapak/ibu.

3. Apabila bapak/ibu mengkonsumsi air, diharapkan mencatat jumlah air yang dikonsumsi.

4. Bapak/ibu diharapkan mengisi lembar pengaturan jadwal dan volume pemberian nutrisi dan cairan setiap hari selama 1 minggu.


(2)

LEMBAR PENGATURAN JADWAL DAN VOLUME PEMBERIAN NUTRISI DAN CAIRAN.

Judul : Pengaruh pengaturan jadwal dan volume pemberian nutrisi dan cairan melalui NGT terhadap pemenuhan intake nutrisi dan cairan pada

pasien gastrointestinal di RSUP HAM Medan. Nama (Insial) :

Petunjuk :

Berikan tanda (√) pada kolom yang sudah disediakan setelah dilakukan treatment. Jadwal dan volume pemberian

nutrisi dan cairan

Jawaban Responden

Waktu Pemberian dan Jumlah Pemberian

Senin Selasa Rabu Khamis Jum’at Sabtu

Nutrisi (cc)

Cairan (cc) 07.00 150 50 09.00 150 50

11.00 250

13.00 150 50 15.00 150 50

17.00 250

19.00 150 50 21.00 150 50 Makanan

dari luar


(3)

INSTRUMEN PENELITIAN

Lembar Observasi Pengukuran Pemenuhan Intake Nutrisi dan Cairan Sebelum dan Sesudah dilakukan Treatment.

NO

Responden Pemenuhan Intake Nutrisi dan Cairan Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi NUTRISI (cc) CAIRAN (cc) NUTRISI (cc) CAIRAN (cc) 1

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13


(4)

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 precc 715,38 13 82,625 22,916

postcc 883,85 13 30,900 8,570

Pair 2 preml 638,46 13 65,044 18,040

postml 794,62 13 10,300 2,857

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 precc & postcc 13 ,595 ,032

Pair 2 preml & postml 13 ,646 ,017

Paired Samples Test Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed)

Mean SD

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 precc - postcc

-168,462 68,871 19,101 -210,080 -126,843 -8,819 12 ,000

Pair 2 preml - postml

-156,154 58,919 16,341 -191,758 -120,549 -9,556 12 ,000


(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Sri Mahyunita

Nim : 101121085

Tempat/Tanggal Lahir : Marelan/ 5 Juni 1989 Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Hoby : Jalan-jalan, Karaukean, Memancing, Memasak dll. Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan Komp. PT IRA Blok A No: 33

Hamparan Perak, Medan

Riwayat pendidikan : 1. 1995 – 2001 : SD Negeri 067773 Medan 2. 2001 – 2004 : SMP Negeri 11 Medan 3. 2004 – 2007 : SMA Negeri 16 Medan 4. 2007 – 2010 : D3 keperawatan USU Motto : As You Sow, So Shall You Reap n Take It Easy


(6)

Taksasi Dana Penelitian

1. Persiapan Proposal

• Biaya tinta dan kertas print skripsi Rp. 250.000,- • Foto kopi sumber-sumber tinjauan pustaka Rp. 150. 000,- • Biaya pembelian buku Rp. 50. 000,-

• Biaya internet Rp. 100. 000,-

• Penjilidan Rp. 20.000,-

• Konsumsi Rp. 110. 000,-

• Biaya tak terduga Rp. 200.000,-

2. Pengumpulan Data dan Survei Awal

• Izin penelitian Rp. 50. 000,-

• Transportasi Rp. 120. 000,-

Jumlah : Rp. 1.050. 000,-