Tahap-Tahap Dalam Proses Pengambilan Keputusan

yang timbul dri keadaan fisiologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima. b. Persepsi Sebagai proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda dari objek yang sama karena adanya tiga proses persepsi, yaitu perhatian yang selektif, gangguan yang selektif, mengingat kembali yang selektif. Faktor-faktor persepsi ini yaitu pemasar harus bekerja agar pesan yang disampaikan diterima. c. Proses Belajar Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. d. Kepercayaan dan Sikap Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

3. Tahap-Tahap Dalam Proses Pengambilan Keputusan

Menurut Setiadi 2005:16 proses yang spesifik terdiri dari urutan kejadian berikut: pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku sesudah pembelian, keseluruhan dapat terlihat pada gambar 2.1: A. B. Gambar 2.1. Proses Pengambilan Keputusan Sumber: setiadi 2005:16, diolah Mengenali kebutuhan Pencarian informasi Evaluasi alternatif Keputusan membeli Perilaku pasca pembelian Universitas Sumatera Utara Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1 Pengenalan Masalah Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi yang sesungguhnya yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan internal dalm kasus pertama dari kebutuhan normal seseorang, yaitu rasa lapar, dahaga, atau seks meningkat hingga tingkat tertentu dan berubah menjai dorongan. Suatu kebutuhan dapat juga timbul karena disebabkan rangsangan eksternal, seperti seseorang yang melewati warung bakso dan mencium aroma bakso sehingga dapat merangsang rasa lapar. 2 Pencarian Informasi Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi yang sedang-sedang saja yang disebut perhatian yang meningkat. Pencarian informasi secara aktif di mana ia mencari bahan-bahan bacaan, menelpon teman-temannya, dan melakukan kegiatan-kegiatan mencari untuk mempelajari yang lain. Umunya jumlah aktivitas pencarian konsumen akan meigkat bersamaan dengan kosumen berpindah dari situasi pemecahan masalah yang terbatas ke pemecahan masalah yang ekstensif. Salah satu faktor kunci bagi pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang dipertimbangkan oleh konsumen dan berpengaruh relatif dari masing-masing sumber terhadap keputusan membeli. Sumber-sumber informasi konsumen dapat dikelompokkan mmenjadi empat kelompok, yaitu: a sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan Universitas Sumatera Utara b sumber komersial: iklan, tenaga penjualan, peyalur, kemasan, dan pameran c sumber umum: media massa, organisasi konsumen d sumber pengalaman: pernah menangani, menguji, menggunakan produk 3. Evaluasi Alternatif Ada beberapa proses evaluasi konsumen yang bersifat kognitif, yaitu permasalahan memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional. Konsumen mungkin mengembangkan seperangkat kepercayaan merek tentang dimana setiap merek berbeda pada ciri-ciri masing-masing kepercayaan merek menimbulkan merek. 4. Keputusan Membeli Pada tahap evaluasi kosumen membentuk preferensi terhadap merek- merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai. Walaupun demikian, dua faktor dapat mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan membeli. Faktor yang utama adalah sikap oranng lain, sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi pilihan seseorang akan tergantung pada dua hal: 1. Intensitas sikap negatif orang lain tersebut terhadap altrnatif pilihan konsumen dan 2. Motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain tersebut. Semakin tinggi intensitas sikap orang lain tersebut akan semakin dekat hubungan orang tersebut dengan konsumen, maka semakin besar kemungkinan konsumen akan menyesuaikan tujuan pembeliannya. Universitas Sumatera Utara Tujuan pembelian dipengaruhi oleh faktor-faktor keadaan yang tidak terduga. Konsumen membentuk tujuan pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti: pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan, dan manfaat produk yang diharapkan. Pada saat konsumen ingin bertindak, faktor- faktor keadaan yang tidak terduga mungkin timbul dan mengubah tujuan membeli. 5. Perilaku Sesudah Pembelian Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan konsumen akan mengalami beberapa tingkat ketidakpuasan. Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat pemasar. Pekerjaan pemasar tidak akan berakir pada saat suatu produk dibeli, tetapi akan terus berlangsung hingga periode sesudah pembelian. 6. Kepuasan Sesudah Pembelian Pembelian suatu produk, mungkin konsumen mendeteksi adanya suat cacat. Beberapa pembeli tidak akan menginginkan produk cacat tersebut, yang lainnya akan bersifat netral dan beberapa bahkan mungkin melihat cacat itu sebagai sesuatu yang meningkatkan nilai dari produk. Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari dekatnya antara harapan dari pmbeli tentag produk dan kemampuan dari produk tersebut. 7. Tindakan-Tindakan Sesudah Pembelian Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada suatu produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas, maka ia akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk Universitas Sumatera Utara itu lagi. Konsumen yang tidak puas akan mengambil satu atau dua tindakan. Mereka mungkin mengurangi ketidakcocokannya dengan meninggalkan atau mengembalikan produk tersebut, atau mereka mungkin berusaha mengurangi ketidakcocokannya dengan mencari informasi yang mungkin menginformasikan produk tersebut sebagai bernilai tinggi atau menghindari informasi yang mengkonfirmasikan produk tersebut sebagai bernilai rendah. C.Kredit 1. Pengertian kredit Menurut asal mulanya kata kredit berasal dari kata credere yang artinya adalah kepercayaan, maksudnya adalah apabila sesorang memperoleh kredit maka berarti mereka memperoleh kepercayaan. Sedangkan bagi si pemberi kredit artinya memberikan kepercayaan kepada seseorang bahwa uang yang dipinjamkan pasti kembali. Kasmir, 2004:72. Pengertian kredit Perbankan tahun 1992, Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara suatu perusahaan dengan pihak pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah uang, imbalan pembagian hasil keuntungan. Menurut pasal 1 ayat 11 UU No.101998 tentang Perubahan UU No.71992 tentang perbankan; Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam- meminjam antara bank dengan pihak pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kredit adalah pemberian pinjaman oleh bank atau lembaga keuangan lainnya kepada nasabahnya untuk membiayai kegiatan usahanya dalam jumlah tertentu dalam jangka waktu yang disepakati kedua belah pihak dengan ketentuan- ketentuan antara lain kesediaan debitur unuk membayar kembali kreditnya, termasuk beban bunganya.

2. Fungsi Kredit