Basic Earning Power. Debt to Equity Ratio

Selanjutnya, Laju pertumbuhan modal sendiri dihtiung sebagai berikut Brigham 2003:364 : Jumlah modal sendiri pada tahun t - Jumlah modal sendiri pada tahun t-1 g = x 100 Jumlah modal sendiri pada tahun t - 1

4. Basic Earning Power.

Basic Earning Power menunjukkan kemampuan perusahaan memanfaatkan assetnya untuk menghasilkan keuntungan profit. Rasio ini membandingkan profit dengan asset yang digunakan untuk menghasilkan profit tersebut. Brigham 2003:365, menghitung Basic Earning Power sebagai berikut: EBIT pada tahun t Basic Earning Power = x 100 Total Asset pada tahun t Karenanya, basic earning power dapat mengindikasikan efisiensi manajemen dalam menggunakan asset perusahaan untuk mendapatkan profit. Basic earning power yang positif menunjukkan bahwa total asset yang digunakan untuk operasi perusahaan mampu memberikan laba perusahaan. Sebaliknya, basic earning power yang negatif menunjukkan bahwa total asset yang digunakan memberikan kerugian bagi perusahaan. Pertumbuhan basic earning power memiliki pengaruh positif terhadap tingkat pertumbuhan equity karena profit yang diperoleh dan ditahan akan menambah jumlah equity, sehingga pertumbuhan equity meningkat. Apabila asset yang digunakan untuk operasi perusahaan tidak memberikan laba bagi perusahaan, maka kerugian yang diperoleh akan mengurangi jumlah equity, sehingga tingkat pertumbuhan equity akan menurun.

5. Debt to Equity Ratio

Perusahaan memiliki pilihan untuk menentukan sumber pembiayaan perusahaan. Hutang debt dan saham stock adalah sumber pembiayaan eksternal Universitas Sumatera Utara yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk menyediakan keperluan finansial perusahaan. Laba ditahan adalah sumber dana internal yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan financial perusahaan. Debt to equity ratio merupakan rasio yang menunjukkan perbandingan antara total hutang dengan total equity. Rasio tersebut menunjukkan seberapa besar perusahaan didanai oleh pihak kreditur. Semakin tinggi debt to equity ratio berarti semakin besar dana yang diambil dari luar perusahaan. Penggunaan hutang atau modal sendiri terhadap tingkat pertumbuhan equity pada tingkat bunga i yang berbeda digambarkan pada Gambar 2.2 berikut: Sumber : Foster, George, 2001 : 222 Gambar 2.2. Hubungan antara Debt to Equity Ratio dengan Pertumbuhan modal. Pada posisi tingkat bunga pinjaman i lebih rendah dari tingkat basic earning power EP, penggunaan hutang dalam pendanaan operasi perusahaan akan meningkatkan pertumbuhan equity g. Pada posisi ini, tambahan porsi hutang akan memberikan penghematan pajak yang lebih besar dibanding beban bunga yang ditanggung, sehingga earning after tax meningkat relatif lebih besar terhadap equity- nya. Karenanya, pada posisi ini, penambahan porsi hutang akan memberi dampak Universitas Sumatera Utara positif terhadap pertumbuhan equity. Karena tingkat pertumbuhan equity g merupakan hasil perkalian tingkat laba yang ditahan b dengan return on equity, maka, pada posisi dimana i EP, penambahan hutang untuk membelanjai operasi perusahaan akan meningkatkan pertumbuhan equity g. Berarti pada posisi ini, debt to equity ratio berpengaruh positif terhadap tingkat pertumbuhan equity. Sebaliknya pada posisi dimana bunga pinjaman i lebih tinggi dari tingkat EP, penggunaan hutang dalam pendanaan operasi perusahaan justru akan menurunkan pertumbuhan equity g. Pada posisi dimana i EP, tambahan hutang akan menimbulkan beban bunga yang lebih besar dibanding penghematan pajak, sehingga Earning After Tax menurun relatif lebih besar terhadap equity-nya. Karenanya, pada posisi ini, penambahan porsi hutang akan memberi dampak negatif terhadap pertumbuhan equity. Maka, pada posisi ini, debt to equity ratio berpengaruh negatif terhadap tingkat pertumbuhan equity g. Pada kondisi tersebut, perusahaan akan dapat menaikkan tingkat pertumbuhan equity apabila perusahaan menggunakan modal sendiri. Pada posisi dimana tingkat bunga pinjaman i sama dengan EP, makin besarnya penggunaan hutang tidak akan mempengaruhi EP. Sebagaimana didefinisikan Brigham 2003:365, debt to equity ratio dihitung sebagai berikut : Jumlah seluruh debt pada tahun t Debt to Equity Ratio = x 100 Jumlah seluruh equity pada tahun t

6. Plowback Ratio.

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN MODAL SENDIRI PERUSAHAAN PROPERTY, REAL ESTATE & BUILDING CONSTRUCTION DI BURSA EFEK INDONESIA

1 57 8

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia

1 6 78

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Real Estate and Property di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2007.

0 0 102

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PROPERTY, REAL ESTATE DAN BUILDING CONSTRUCTION DI INDONESIA - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 26

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia

0 0 15

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia

0 1 2

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN MODAL SENDIRI PERUSAHAAN PROPERTY, REAL ESTATE BUILDING CONSTRUCTION DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 8