Metode .1 Isolasi Enzim Aktivitas lipase inti sawit dengan substrat minyak kelapa, minyak

28

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Bahan dan Alat 1. Bahan-bahan yang digunakan adalah lemak kakao UKM, Malaysia, minyak kelapa dibuat secara tradisional dan minyak kemiri press mekanik, enzim yang diisolasi dari biji sawit PPKS, Medan, biji kemiri pasar tradisional, Medan dan biji kakao perkebunan rakyat, Medan, katalis kimia NaOCH 3 , enzim komersial Lipozyme®TL IM dan bahan-bahan kimia dari produk E- merk. 2. Peralatan yang digunakan seperti alat-alat gelas, sentrifus, hot plate stirrer, blender, termometer, termostat, batang pengaduk, GC jenis Shimadzu GC- 14B, Japan, dengan menggunakan kolom kaca fasa diam dan fasa pendukung kromosom weigh, detector FID, integrator cromatopac C-R5 A, suhu kolom 180 o C, suhu injector 220 o C dan suhu detector 230 o C, pulsa NMR tipe BS- 684. Penelitian dilakukan di laboratorium Kimia Organik, laboratorium biokimia, Universitas Sumatera Utara USU, Laboratorium University Kebangsaan Malaysia UKM, Selangor, Malaysia dan laboratorium salah satu perusahaan swasta di Medan. 3.2 Metode 3.2.1 Isolasi Enzim Ada 3 jenis enzim yang diisolasi yaitu enzim dari biji sawit, biji kemiri dan biji kakao. Preparasi enzim Preparasi enzim dari biji sawit, biji kemiri, da biji kakao masing-masing dilakukan pada t=4 C dalam termostat, biji dicuci dengan air destilata dan Universitas Sumatera Utara 29 dihomogenkan selama 10 menit pada medium yang mengandung 0.6 M sukrosa, 1 mM EDTA, 10 mM KCl, 1 mM MgCl 2 , 2 mM DTT dan 0.15 M tricine N- trishydroxymethyl methyl-glycine kemudian di blender dan pH diatur 7.5 dengan penambahan KOH, setelah itu disentrifus selama 30 menit pada kecepatan 10.000 rpm Abigor, et.al., 2002. Lapisan supernatan digunakan untuk pemurnian enzim. Proses pemurnian enzim dilakukan menggunakan garam ammonium sulfat. Penambahan amonium sulfat dilakukan sampai terbentuk endapan maksimal. Pengendapan dengan amonium sulfat dilakukan dengan cara menambahkan amonium sulfat sedikit demi sedikit pada larutan ekstrak kasar enzim sambil diaduk dengan pengaduk magnet. Pengadukan diusahakan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan busa selama kurang lebih 20 menit. Setiap endapan protein enzim yang didapat dipisahkan dari filtratnya dengan menggunakan sentrifugasi pada kecepatan 5000 rpm selama 15 menit kemudian dilarutkan dalam larutan buffer fosfat pH 7.5 dengan konsentrasi 0,05M lalu diuji aktivitasnya menggunakan metode titrimetri Handayani dan Sulistyo, 2005, Nurhasanah dan Herasari, 2008.

3.2.2 Penentuan Aktivitas Lipase

Aktivitas Lipase ditentukan terhadap 3 macam enzim dan 3 macam substrat yaitu:

a. Aktivitas lipase inti sawit dengan substrat minyak kelapa, minyak

kemiri dan lemak kakao Aktifitas lipase inti sawit dilakukan dengan metode titrimetri Handayani dan Sulistyo, 2005. Sebanyak 20 mL minyak kelapa dan 470 µL larutan 0.5 M CaCl 2 dicampurkan dan dihomogenkan pada t= 30 o C dan diaduk dengan magnetik stirer selama 5 menit. Dalam campuran ditambahkan 1 mg enzim dan diaduk kembali selama 20 menit. Setelah itu enzim dinonaktifkan dengan campuran aseton:etil asetat 1:1. Ditambahkan 3 tetes phenolpthalein sebagai indikator, kemudian dititrasi dengan 0.05 N NaOH standar. Blanko dilakukan dengan mentitrasi 20 ml campuran aseton:etil asetat. Universitas Sumatera Utara 30 Aktivitas lipase dihitung dengan rumus: Aktivitas enzim per mg = V x N x 1000 t V = volume NaOH yang dipakai mL N = normalitas NaOH N t= waktu menit Aktivitas enzim = IU International Unit yaitu enzim yang mengkatalisis pembentukan 1µ mol produk per menit. Penentuan aktivitas lipase inti sawit terhadap substrat minyak kemiri dan lemak kakao dilakukan hal sama seperti yang diatas. b. Untuk menentukan aktivitas lipase dari biji kemiri dan biji kakao terhadap substrat minyak kelapa, minyak kemiri dan lemak kakao juga dilakukan seperti lipase inti sawit.

3.2.3 Penentuan Komposisi Asam Lemak

3.2.3.1 Lemak kakao

Lemak kakao diperoleh dari University Kebangsaan Malaysia UKM dan ditentukan komposisi asam lemak dengan kromatografi gas GC.

3.2.3.2 Komposisi Minyak Kelapa

Minyak kelapa dibuat secara tradisional dengan memanaskan santan kelapa sebanyak ±2 liter sampai terjadi minyak. Untuk menghilangkan kelebihan air, minyak kelapa yang dihasilkan dilarutkan dengan n-heksana kemudian dirotari evaporator dan diperoleh residu sebanyak 700 mL. Minyak tersebut dimurnikan dengan tahapan-tahapan pemurn\ian minyak yaitu penyaringan, degumming, Universitas Sumatera Utara 31 netralisasi, pemisahan sabun, pemucatan dan deodorisasi Irianto, 2002. lalu ditentukan komposisi asam lemak dengan kromatografi gas GC.

3.2.3.3 Komposisi Minyak Kemiri

Biji kemiri sebanyak 1 kg, dipress untuk mengambil minyak, untuk menghilangkan air, minyak yang diperoleh dilarutkan dengan n-heksana, kemudian dirotari evaporator untuk memperoleh minyak kemiri sebagai residu sebanyak 600 gram. Minyak yang diperoleh kemudian dilakukan proses pemurnian. Tahapan-tahapan pemurnian minyak yaitu penyaringan, degumming, netralisasi, pemisahan sabun, pemucatan dan deodorisasi Irianto, 2002.kemudian ditentukan komposisi asam lemak dengan GC. 3.2.4 Interesterifikasi 3.2.4.1 Interesterifikasi lemak kakao dengan minyak kelapa Proses interesterifikasi dilakukan dengan 4 perbandingan yaitu 90:10; 80:20; 70:30; dan 60:40 dan 3 jenis enzim yang diisolasi yaitu lipase inti sawit, lipase kemiri dan lipase kakao, dan 2 enzim pembanding yaitu lipozyme TL IM dan katalis NaOCH 3 antara lemak kakao dengan minyak kelapa dan dengan minyak kemiri. Perbandingan ini bertujuan untuk mendapatkan rasio terbaik sebagai pengganti lemak kakao.

3.2.4.1.1 Enzim lipase Lipase inti sawit, lipase kemiri, lipase kakao dan lipozyme TL IM

Kedalam campuran lemak kakao dan minyak kelapa dengan perbandingan 90:10 ditambahkan lipase inti sawit 10 kemudian diaduk pada suhu 40 o C dan selama 120 menit dengan kecepatan pengaduk 4000 rpm. Enzim dinonaktifkan dengan penambahan aseton dan etanol 1:1 20 ml, lalu disaring. Perlakuan yang sama juga dilakukan terhadap perbandingan 80:20; 70:30; dan 60:40.

3.2.4.1.2 Katalis kimia NaOCH

3 Universitas Sumatera Utara 32 Kedalam campuran lemak kakao dan minyak kelapa dengan perbandingan 90:10 ditambahkan katalis NaOCH 3 0.3 gram, kemudian diaduk pada suhu 80 o C dan selama 120 menit dengan kecepatan pengadukan 4000 rpm. Katalis dinonaktifkan dengan menggunakan asam sitrat 20 sebanyak 20 ml, kemudian dipisahkan dengan corong pisah. Hal yang sama dilakukan terhadap campuran lemak kakao dan minyak kelapa dengan perbandingan masing-masing 80:20; 70:30 dan 60:40.

3.2.4.2 Interesterifikasi lemak kakao dengan minyak kemiri

Proses interesterifikasi lemak kakao dengan minyak kemiri dilakukan hal yang sama baik dengan enzim lipase yaitu lipase inti sawit, lipase kemiri, lipase kakao dan lipozyme TL IM dan katalis kimia NaOCH 3 . Proses interesterifikasi juga dilakukan dengan 4 perbandingan yang sama yaitu 90:10, 80:20, 70:30, dan 60:40.

3.2.5 Karakterisasi Hasil Interesterifikasi

Hasil interesterifikasi dari masing-masing reaksi interesterifikasi di atas dikarakterisasi dengan beberapa cara yaitu: - penentuan kandungan lemak padat SFC - penentuan titik leleh - penentuan komposisi asam lemak dan asam lemak trans - penentuan komposisi trigliserida TG - penentuan asam lemak bebas FFA

3.2.5.1 Penentuan kandungan lemak padat SFC

Penentuan SFC dilakukan dengan pulsa NMR pada hasil interesterifikasi lemak kakao dengan minyak kelapa dan dengan minyak kemiri masing-masing dengan 3 macam enzim dari lipase inti sawit, kemiri dan kakao dan 2 enzim pembanding yaitu lipozyme TL IM dan katalis NaOCH 3 , sedangkan hasil reaksi dibedakan dengan proses blending. Kandungan lemak padat SFC juga ditentukan dengan empat perbandingan 90:10; 80:20; 70:30; dan 60:40. Universitas Sumatera Utara 33

3.2.5.1.1 Penentuan SFC dari hasil interesterifikasi lemak kakao dan

minyak kelapa Dengan lipase inti sawit, lipase kemiri dan lipase kakao Hasil interesterifikasi lemak kakao dengan minyak kelapa 90:10 yang diperoleh dengan menggunakan lipase inti sawit, dipanaskan pada suhu 70 o C dalam oven selama 30 menit, kemudian didinginkan dalam water bath pada suhu 20 o C selama 30 menit. Sampel dibiarkan dalam suhu tersebut, lalu tentukan kandungan lemak padatnya dengan pulsa NMR. Setelah itu, suhu dinaikkan menjadi 25 o C, tentukan lagi kandungan lemak padatnya. Hal yang sama dilakukan pada suhu 30 o C, 35 o C dan 40 o C. Untuk hasil interesterifikasi lemak kakao dengan minyak kelapa menggunakan lipase inti sawit dilakukan hal yang sama untuk campuran dengan perbandingan 80:20; 70:30; dan 60:40 masing-masing pada suhu 25 o C, 30 o C, 35 o C dan 40 o C. Hal yang sama dilakukan terhadap campuran lemak kakao dengan minyak kelapa menggunakan lipase kemiri atau lipase kakao dengan 4 perbandingan yaitu 90:10; 80:20; 70:30 dan 60:40 masing-masing pada suhu 20 o C, 25 o C, 30 o C, 35 o C dan 40 o C. 3.2.5.1.2 Penentuan SFC dari hasil interesterifikasi lemak kakao dan minyak kemiri Seperti halnya campuran lemak kakao dengan minyak kelapa, untuk campuran dengan minyak kemiri juga dilakukan hal sama dengan 3 macam enzim yaitu lipase inti sawit, lipase kemiri dan lipase kakao. Campuran hasil interesterifikasi dengan perbandingan 90:10; 80:20; 70:30; dan 60:40 masing-masing suhu 20 o C, 25 o C, 30 o C, 35 o C dan 40 o C.

3.2.5.1.3 Penentuan SFC dari enzim lipozyme TL IM dan katalis NaOCH

3 Universitas Sumatera Utara 34 Sebagai pembanding terhadap kandungan SFC hasil interesterifikasi lemak kakao dengan minyak kelapa dan dengan minyak kemiri menggunakan enzim yang diisolasi dari biji inti sawit, biji kemiri dan biji kakao, hal yang sama dengan memakai enzim komersial Lipozyme TL IM dan katalis kimia NaOCH 3 sebagai pengganti lipase inti sawit, kemiri, dan kakao.

3.2.5.1.4 Penentuan SFC blending

Untuk melihat pengaruh enzim yang digunakan maka akan dibandingkan dengan proses blending yaitu hanya pencampuran tanpa menggunakan enzim. Pada proses blending ini akan dilakukan perbandingan yang sama dan dengan suhu yang sama dengan proses interesterifikasi.

3.2.5.2 Penentuan Titik Leleh TL

Titik leleh ditentukan dengan metode pipa kapiler AOAC, 1989, Liu, et.al., 2007. Titik leleh dilakukan terhadap campuran lemak kakao dengan minyak kelapa dan dengan minyak kemiri, masing-masing dengan 4 perbandingan yaitu 90:10; 80:20; 70:30 dan 60:40 dan 3 enzim yang diisolasi yaitu lipase inti sawit, lipase kemiri dan lipase kakao dan 2 enzim pembanding yaitu lipozyme TL IM dan NaOCH 3, hasil titik leleh dibandingkan dengan proses blending. 3.2.5.3 Komposisi asam lemak dan asam lemak trans hasil interesterifikasi dengan berbagai katalis Sejauh ini, telah ditentukan karakterisasi yaitu SFC dan TL dari hasil interesterifikasi lemak kakao dengan minyak kelapa dan dengan minyak kemiri. Dari hasil interesterifikasi tersebut ternyata yang memenuhi pengamatan SFC dan TL hanya hasil interesterifikasi dengan campuran 90:10 dan 80:20 oleh karena itu, komposisi asam lemak yang ditentukan di bawah ini hanyalah hasil interesterifikasi yang memenuhi persyaratan SFC dan TL. Komposisi asam lemak dan asam lemak trans ditentukan dengan GC. Untuk membandingkan apakah sudah terjadi interesterifikasi antara lemak kakao dengan minyak kelapa dan dengan minyak kemiri dilihat dari hasil blending. Universitas Sumatera Utara 35

3.2.5.4 Penentuan Komposisi Trigliserida TG

Penentuan komposisi trigliserida TG dilakukan terhadap hasil interesterifikasi lemak kakao dengan minyak kelapa dan dengan minyak kemiri menggunakan 3 macam enzim yaitu lipase inti sawit, lipase kemiri, lipase kakao serta 2 enzim pembanding yaitu lipozyme TL IM dan NaOCH 3 dengan perbandingan 90:10 dan 80:20. Komposisi TG ditentukan dengan GC TG. 3.2.5.5 Penentuan Asam Lemak Bebas FFA 3.2.5.5.1 FFA untuk restrukturisasi lemak kakao dengan minyak kelapa dan dengan minyak kemiri Asam lemak bebas untuk hasil interesterifkasi lemak kakao dengan minyak kelapa dan dengan minyak kemiri pada perbandingan 90:10 dan 80:20 dengan 5 jenis enzim yaitu lipase inti sawit, lipase kemiri, lipase kakao, lipozyme TL IM dan katalis NaOCH 3 ditentukan secara titrimetri menggunakan indikator phenolphthalein. Universitas Sumatera Utara 36 Diagram alir proses interesterifikasi dengan katalis kimia dan lipase dapat dilihat pada Gambar 3.1 di bawah ini. - tambah katalis kimiaenzim - aduk dengan pengaduk magnetik T=40 o C lipase80 C NaOCH 3 , 4000 rpm, t=120 menit Pemisahan katalis kimiaenzim corong pisah Hasil interesterifikasi interesterifikasi analisis endapan filtrat Asam Lemak trigliserida Asam lemak trans Lemak kakao + Minyak kelapa minyak kemiri 90:10; 80:20; 70:30;60:40 Kandungan Lemak Padat Titik leleh Gambar 3.1 Diagram Alir Proses Interesterifikasi Lemak kakao dengan Minyak Kelapa atau Minyak Kemiri dengan Katalis KimiaEnzim Universitas Sumatera Utara 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN