Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
BAB II URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Hariyanto 2000 melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Produktifitas Kerja Karyawan Di PT. Parmorin Indonesia Surabaya”
penelitian ini menghasihkan kesimpulan bahwa iklim organisasi mempunyai kolerasi yang signifikan terhadap produktifitas kerja.
Lindiawati 2000 melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerja Karyawan Di Bengkel Auto 2000 Hr. Muhammad Surabaya, hasil
penelitian tersebut menyimpulkan bahwa iklim organisasi mempunyai korelasi yang positif dan signifikan terhadap gairah kerja, dengan demikian gairah kerja dapat timbul dengan
adanya iklim organisasi yang baik.
B. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Mathis dan Jackson 2001 : 4 menyatakan :”Manajemen sumberdaya manusia berhubungan dengan sistem rancangan formal didalam organisasi
untuk menentukan efektivitas dan efisiensi dilihat dari bakat seorang untuk mewujudkan sasaran suatu organisasi.”
Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa untuk terwujudnya tujuan dari perusahaan maka yang menentukan adalah sumber daya manusia yang memiliki keahlian
yang tepat dalam bidangnya masing – masing.
1 3
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
Menurut Mathis dan Jackson 2001 : 4 menyatakan : ”Sumber daya manusia harus didefinisikan bukan dengan apa yang sumber daya manusia lakukan, tetapi apa yang
sumber daya manusia hasilkan.” Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia yang baik bagi
perusahaan adalah sumber daya manusia yang memberikan hasil bagi perusahaan. Untuk mencapai hasil seperti yang diharapkan oleh perusahaan, tentunya dibutuhkan sumber daya
manusia yang berdaya guna tinggi. Menurut Kasmir 2001 : 135 menyatakan :”Manajemen sumber daya manusia
adalah pengelolaan sumber daya manusia mulai dari perancangan analisa jabatan, perencanaan tenaga kerja, rekruitmen dan seleksi, pelatihan dan pengembangan,
perencanaan karier, penilaian prestasi kerja sampai dengan kompensasi.” Berdasarkan defenisi tersebut, maka kita dapat menyimpulkan bahwa kegiatan
manajemen sumber daya manusia meliputi hal – hal sebagai berikut : 1.
Perancangan analisa jabatan 2.
Perancangan tenaga kerja 3.
Rekruitmen dan seleksi 4.
Pelatihan dan pengembangan 5.
Perencanaan karier 6.
Penilaian prestasi kerja 7.
Kompensasi
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
Menurut Manulang 2001 : 8 menyatakan bahwa:”Manajemen sumber daya manusia adalah segenap aktiva yang bersangkut paut dengan masalah penggunaan tenaga
kerja manusia dalam usaha kerjasama untuk mencapai tujuan”. Menurut definisi tersebut dapat dikatakan bahwa dalam pencapaian tujuan
bersama yaitu tujuan perusahaan diperlukan suatu tim yang tangguh dalam bekerjasama. Terkait dengan karyawan sebagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan yang bertugas
melaksanakan segala aktivitas perusahaan maka diperlukan kesatuan tim sumber daya manusia dan manajemennya yang tangguh guna mencapai apa yang telah direncanakan
oleh pihak perusahaan. 1. Pengertian Iklim Organisasi
Setiap organisasi atau perusahaan memiliki cara tersendiri dalam menyajikan usahanya. Oleh karena itu suatu organisasi mempunyai iklim berbeda
dengan organisasi lainnya. Iklim dapat bersifat menekan, netral atau dapat pula bersifat mendukung, tergantung bagian mengaturnya, karena itu setiap organisasi
selalu mempunyai iklim kerja yang unik. Organisasi cenderung menarik dan mempertahankan orang-orang yang sesuai dengan iklimnya, sehingga dalam
tingkatan tertentu polanya dapat langgeng. Menurut Davis dan Hewstrom 1995 : 23 menyatakan:”Iklim organisasi
adalah lingkungan dimana para karyawan suatu organisasi melakukan pekerjaan mereka. Iklim mengitari dan mempengaruhi segala hal yang bekerja dalam
organisasi sehingga iklim dikatakan sebagai suatu konsep yang dinamis”.
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
Menurut definisi diatas kita dapat melihat bahwa iklim adalah sebuah konsep dinamis yang mempengaruhi keseluruhan organisasi di dalam lingkungan
tempat organisasi itu beraktivitas dalam rangka pencapaian tujuan Menurut Gibson, Ivancevich dan Donelly 1992:702 menyatakan:”Iklim
organisasi adalah serangkaian keadaan lingkungan yang dirasakan secara langsung atau tidak langsung oleh karyawan.”
Gibson, Ivancevich dan Donelly menggambarkan iklim organisasi sebagai beberapa keadaan atau kondisi dalam satu rangkaian yang secara langsung atau
tidak langsung, sadar atau tidak sadar memepengaruhi karyawan. Menurut Higgins 1998:204 menyatakan bahwa :”Iklim organisasi adalah
kumpulan dari persepsi karyawan termasuk mengenai pengaturan karyawan, keinginan dari pekerjaan dalam organisasi, dan lingkungan sosial dalam organisasi.
Jadi iklim organisasi merupakan harapan-harapan serta cara pandang individu terhadap organisasi.”
Menurut teori dikemukakan Higgins dapat dikatakan iklim organisasi terbentuk karena adanya persepsi karyawan mengenai pengaturan karyawan,
keinginan organisasi dan lingkungan sosialnya, atau dengan kata lain iklim organisasi adalah cara pandang karyawan terhadap organisasi.
Menurut Simamora 2001 : 31 ”iklim organisasi terdiri dari hubungan antar karyawan dan kombinasi antara nilai dan tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan”
Simamora lebih melihat iklim organisasi sebagai sinergisitas antara hubungan antara karyawan dengan nilai dan tujuan yang ditetapkan oleh
perusahaan.
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
2. Sifat – Sifat Iklim Organisasi Menurut Al-Shammri 1998:30, Slocum mengemukakan 4 sifat iklim
organisasi, antara lain : 1.
Iklim baik secara organisasi Individu maupun group, secara keseluruhan bersifat psikologis dan
persepsi, individu yaitu persepsi yang diperoleh oleh seluruh anggota dari satuan unit sosial.
2. Semua iklim adalah abstrak
Orang-orang biasanya memanfaatkan informasi tentang barang lain dan berbagai kegiatan yang terjadi dalam organisasi tersebut untuk
membentuk suatu rangkuman persepsi mengenai iklim. Setelah itu digabungkan hasil dari pengamatan mereka dan pengalaman pribadi
orang-orang lain untuk dibuat peta kognitif dari orang tersebut.
3. Iklim bersifat abstrak dan perseptual
Maka mereka memiliki prinsip-prinsip yang sama dengan persepsi seperti konsep psikologis yang lainnya. Ketika prinsip ini digunakan dalam
pengamatan lingkungan kerja maka sebuah deskripsi yang bersifat multidimensi akan dihasilkan.
4. Iklim itu sendiri
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
Disadari lebih bersifat deskriptif daripada evaluatif, jadi peneliti lebih banyak menanyakan apa yang mereka lihat dalam lingkungan kerja
mereka pada seseorang dibandingkan menanyakan kepada mereka untuk menyatakan apakah itu bagus atau buruk.
3. Dimensi – Dimensi Iklim Organisasi Menurut West 2000:134., iklim suatu organisasi merujuk pada
berfungsinya organisasi secara keseluruhan dari sudut pandang para karyawan. Dengan demikian, iklim adalah suatu metafora yang menggambarkan agregat
persepsi karyawan individual mengenai lingkungan organisasi mereka. Dimensi- dimensi tertentu dari iklim memberikan pengaruh khusus pada kemampuan
organisasi untuk meningkatkan kinerja mereka. Dimensi-dimensi ini adalah : a.
Kebijakan dan peraturan organisasi Menurut Schatz 1995:131, kebijakan dan peraturan organisasi
yang lebih mementingkan kenyamanan kerja dan kesejahteraan karyawan akan menyebabkan produktivitas meningkat sehingga
karyawan lebih bersemangat dalam bekerja. Misalnya, pada penelitian yang dikembangkan oleh Elton Mayo dari Hawthorne Plant of Western
Electric pada tahun 1927. Pada penelitian tersebut, Mayo membuktikan dugaan mereka bahwa kebijakan organisasi untuk menambah
penerangan listrik di lokasi-lokasi produksi akan memacu produktivitas. Hal ini disebabkan karena karyawan merasa pihak organisasi lebih
memperhatikan kenyamanan kerja dan kesejahteraan karyawan
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
sehingga mereka pun lebih bersemangat dalam bekerja. Suatu iklim kerja yang kondusif akan menimbulkan pengaruh positif yang sangat
besar terhadap semangat dan hasil kerja. b.
Tingkat efektivitas komunikasi Komunikasi sangat penting dalam semua kegiatan manajemen,
terutama dalam organisasi, karena dengan adanya komunikasi suatu organisasi dapat mengeluarkan atau menyampaikan ide-ide juga
gagasan dan saling bertukar informasi. Menurut Steers 1980:121, komunikasi yang efektif dapat menciptakan iklim yang menekankan
pada pentingnya pencapaian tujuan organisasi. Contoh dari tingkat efektivitas komunikasi adalah Carlson diangkat sebagai direktur utama
United Airlines sejak tahun 1970. Saat itu perusahaan tengah dililit kesulitan, dan pendapatannya terus menerus merosot. Carlson sadar
bahwa sebelum membuat langkah perombakan ia harus mengetahui dengan pasti segala sesuatu yang terjadi di tingkat operasional. Untuk
memperoleh semua informasi yang dibutuhkan serta memperlihatkan itikad baiknya, Carlson mengadakan inspeksi keliling secara langsung.
Akan tetapi begitu sampai di lapangan, ia begitu sulit memperoleh informasi yang diperlukan. Karena itu ia mulai mengadakan pendekatan
pribadi dan membicarakan segala sesuatu yang semula dianggap terlalu pribadi dengan setiap karyawan yang ditemuinya. Menurut Schatz
1995:147-148, dengan adanya komunikasi yang efektif dapat membangun iklim keterbukaan dan saling percaya.
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
c. Tingkat hubungan antara karyawan
Menurut Schatz 1995:170, tingkat hubungan yang baik antara pimpinan dengan para karyawannya dan antara sesama
karyawan dapat meningkatkan kinerja karyawan perusahaan semaksimal mungkin. Salah satu contoh betapa pentingnya tingkat
hubungan antara karyawan adalah Presiden direktur Giant Food’s Co., Izzy Cohen, senantiasa memperlakukan setiap karyawannya, mulai dari
wakil presiden direktur hingga karyawan yang terendah, sebagai mitra kerja yang setara. Cohen jauh lebih mementingkan hubungan antara
sesama pekerja daripada hasil kerja itu sendiri. Menurut Cohen, hubungan yang baik dan harmonis antara sesama pekerja merupakan
sesuatu yang paling penting. Lagipula, Cohen berkeyakinan bahwa apabila hubungan antar segenap pegawai dan pimpinan perusahaan
telah terbina dengan baik, maka hasil kerja yang maksimal dengan sendirinya akan tercipta. Pada akhirnya Cohen benar-benar berhasil
menciptakan iklim positif yang untuk mendukung pelaksanaan tugas. Para pegawai benar-benar turut merasa sebagai pemilik perusahaan.
Dengan merasa turut memiliki, mereka senantiasa terdorong untuk bekerja sebaik mungkin. Menurut Schatz 1995:171, apabila iklim kerja
yang positif sudah berhasil diciptakan, maka hal-hal yang serba positif berikutnya akan menyusul dengan sendirinya.
d.. Tingkat partisipasi karyawan
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
Menurut Kossen 1986:191, manajer yang efektif akan menggunakan pendekatan partisipatif dalam merencanakan,
mempengaruhi perubahan, atau memecahkan persoalan biasanya akan menemukan karyawan-karyawan yang berpengaruh dan menyampaikan
kepada mereka sepenuhnya masalah-masalah, keperluan-keperluan, dan sasaran-sasaran organisasi. Kemudian manajer yang partisipatif
akan menanyakan gagasan-gagasan kelompok tentang melaksanakan perubahan. Salah satu contoh keefektifan tingkat partisipasi karyawan
yang ditulis oleh Cane 1998:84 adalah adanya perusahaan memiliki rangkaian lima manual yang harus diketahui dan digunakan oleh seluruh
karyawan dalam toko-tokonya. Para karyawan didorong untuk membuat proposal guna meningkatkan isi manual tersebut dan juga
bagaimana mengoperasikan toko-tokonya. Segera setelah sarannya diterima, dibuat prosedur yang ketat dalam berurusan dengannya.
Saran yang dianggap baik oleh para manajer toko dan eksekutif senior diumumkan dalam rapat bulanan yang diselenggarakan untuk para
manajer toko. Para karyawan yang memberikan saran yang baik diberi imbalan, dan pemberitahuan tentang saran dan nama orangnya
dipasang dalam papan pengumuman Menurut Kossen 1986:192, partisipasi oleh manajer sering menghilangkan rasa permusuhan dan
perlawanan dan, sebaliknya, menciptakan iklim sikap-sikap kerjasama yang cenderung meningkatkan pengaruh para manajer atas bawahan
mereka.
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
C. Pengertian Gairah Kerja