BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri dari berbagai pulau yang tersebar dalam wilayah teritorial, bentuk negara Indonesia didasarkan
pada asas Negara Demokrasi, yaitu pemerintahan yang dilakukan dari rakyat, oleh rakyat, dan kembali kepada kepentingan rakyat. Kendali pemerintahan
Indonesia diwujudkan dengan adanya lembaga tinggi dan tertinggi negara, dalam hal ini yaitu DPR dan MPR sebagai pusat kontrol kebijakan
pemerintah. Lembaga tersebut dimulai dari tingkat daerahkota sampai dengan provinsi. Semua lembaga perwakilan rakyat ini langsung dipilih oleh rakyat
dalam kurun waktu 5 lima tahun sekali untuk menjadi delegasi rakyat dalam pemerintahan.
Di Indonesia pemilu di selenggarakan pertama kali pada tahun 1955 untuk memilih anggota DPR dan MPR. Dalam pemilu pertama ini Indonesia
menganut sistem multi partai, yang ditandai dengan munculnya 25 partai politik.
1
PNI Partai Nasional Indonesia berhasil memenangkan pemilu pertama ini .
Pada tanggal 21 Mei 1998 setelah Presiden Soeharto dijatuhkan dari kekuasaannya, terdapat 3 perubahan mendasar dalam mekanisme pemilu :
1. Kembalinya sistem ‘multipartai’ dari sitem ‘tripartai’ dalam pemilu yang
direalisasikan pada 7 juni 1999 dengan diikuti oleh 48 partai.
1
Firmanzah Ph, D. Marketing Politik , Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2008 h. 108
1
2
2. Pada pemilu 2004, dengan melakukan pemilu dua kali ; pemilu pertama
untuk memilih wakil-wakil rakyat dan pemilu kedua untuk memilih presiden secara langsung
3. Dengan dikeluarkannya PP No.6 tahun 2005 tentang pemilihan,
pengesahan, pengangkatan dan pembehentian kepala daerah dan wakil kepala daerah sebagai landasan dan pedoman pelaksanaan PILKADA
pemilihan kepala daerah secara langsung seperti yang diamanatkan oleh UU No.32 tahun 2004.
2
Pemilu yang diadakan pada tahun 2009 adalah yang kesepuluh kalinya semenjak Indonesia merdeka. Dengan kembalinya sistem multi partai ini, para
kontestan pemilu dihadapkan pada sebuah kenyataan, bahwa persaingan untuk mampu merebut, memuaskan dan meyakinkan pemilih semakin ketat. Tujuan
akhir dari persaingan antar partai ini adalah membawa pemilih ke tempat pemungutan suara TPS sampai akhirnya mencoblos suatu partai.
Pemilu legislatif yang dikenal dengan Pileg serentak dilakukan di seluruh Indonesia pada tanggal 9 april 2009, dengan peserta pemilu sebanyak
38 partai multi partai, baik partai-partai lama maupun partai-partai baru. Tiga puluh delapan partai yang beraliran agamis dan nasionalis. Perebutan
suara di berbagai DPT terlihat sangat nyata, ini dapat ditemui pada setiap wilayah-wilayah pemilihan dengan banyaknya atribut partai yang tersebar di
setiap gang-gang serta jalan-jalan. Singkatnya pemilu pada saat sekarang ini; sebagai landasan pokok demokrasi telah mengalami berbagai perubahan
sesuai dengan tuntutan masyarakat Indonesia itu sendiri, wujud nyata
2
Firmanzah, Marketing Politik, h. XXX
3
perubahan ini terlihat dengan adanya penyonterengan nama dan foto Calon legislative caleg itu sendiri.
Dengan demikian masyarakat diharapkan mengenal siapa yang akan dijadikan pemimpin mereka nantinya. Secara otomatis sistem komunikasi
politik yang digunakan antar partai politik partai politik pun sangat variatif terlebih partai tersebut baru mengikuti pemilu. Salah satunya adalah partai
Gerindra, partai ini berperan sebagai pemain baru di dunia perpolitikan Indonesia, dengan mengusung seorang tokoh nasional bernama Prabowo
Subianto yang menjabat sebagai dewan pembina partai Gerindra dan menjadi calon presiden dari partai berlambang Garuda ini.
Partai Gerindra hadir sebagai respon atas kegagalan partai politik yang ada dalam menjalankan peran dan fungsi, serta mempunyai citra buruk sebagai
institusi yang koruptif. Kepercayaan publik pada partai merosot tajam dan berkembang opini anti partai. Untuk memantapkan posisi politik, Partai
Gerindra menciptakan tema-tema kampanye dalam bentuk slogan dan issue yang pro kepada rakyat tentunya dengan melakukan berbagai strategi
komunikasi politik. Oleh karena itu pentingnya sebuah komunikasi politik yang baik,
untuk memperoleh dukungan dari masyarakat, dalam hal ini partai Gerindra sebagai partai yang baru untuk mampu membawa partai berlambang burung
garuda ini sukses meloloskan Calegnya dari Pimpinan Anak Cabang PAC Limo pada pileg di Depok pada tahun 2009. Dari latar belakang masalah di
atas penulis tertarik untuk meneliti “Strategi Komunikasi Politik Partai Gerindra PAC Limo Dalam Pemilu Legislatif Di Depok”
4
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah