Pengertian Pemilu KERANGKA TEORI

29 c. Myth dan symbol. Didalamnya banyak mengandung simbol-simbol. d. Synifying power yaitu iklan sebagai simbol kekuatan. Biasanya iklan seperti ini digunakan oleh pihak penguasa yang memiliki pengalaman serta kredebilitas. 30

3. Retorika Politik

Cleanth Brooks dan Robert Penn Warren dalam bukunya, Modern Rhetoric, mendefenisikan retorika sebagai the art of using language effectively atau seni penggunaan bahasa secara efektif. 31 Retorika atau pidato politik sebagai suatu seni berbicara,memang memiliki daya persuasi politik yang sangat tinggi, dengan menggunakan bahasa lisan yang indah irama, mimic, dan intonasi suara. Justru itu, sangat berbahaya jika retorika politik kemudian di gunakan sebagai medium propaganda. 32 Kemampuan beretorika sangat diperlukan bagi komunikator politik untuk menyampaikan pesan politiknya secara persuasive sehingga public komunikan tertarik dengan apa yang disampaikan oleh komunikator.

D. Pengertian Pemilu

Secara universal pemilihan umum adalah lembaga sekaligus praktik politik yang memungkinkan terbentuknya suatu pemerintahan perwakilan representative government, menurut Dahl merupakan gambaran ideal dan 30 Gun-Gun Heryanto,” Hand Out Perkuliahan Komunikasi Politik”, materi-8, h. 6 31 Onong Uchajana, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek,Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1992 h. 53 32 Anwar Arifin, Pencitraan dalam Politik, Strategi Pemenangan Pemilu dalam Perspektif Komunikasi Politik Jakarta, Pustaka Indonesia, 2006 h. 67 30 maksimal bagi suatu pemerintahan demokrasi di zaman modern. 33 Pengertian demokrasi secara sederhana adalah suatu sistem politik dimana para pembuat keputusan kolektif tertinggi dalam system itu dipilih melalui pemilihan umum yang adil, jujur, dan berkala. 34 Karena pemilu itu tidak hanya berkaitan dengan kebutuhan pemerintah akan keabsahan kekuasaanya, melainkan sebagai sarana bagi rakyat untuk mengartikulasikan aspirasinya untuk kehidupan bersama. Pemilihan umum disebut juga dengan “Political Market” Dr. Indria Samego. Artinya pemilu adalah pasar politik tempat individumasyarakat berinteraksi untuk melakukan kontrak social antara peserta pemilu partai politik dengan pemilih rakyat yang memiliki hak pilih setelah terlebih dahulu melakukan serangkaian aktifitas politik untuk meyakinkan pemilih, sehingga mencoblos partai politik yang menjadi peserta pemilu untuk mewakilinya dalam badan legislatif maupun eksekutif. 35 Tujuan pemilu menurut Undang-Undang No.12 tahun 2003, tentang pemilihan umum DPR, DPD, dan DPRD adalah : “Pemilu diselenggarakan dengan tujuan untuk memilih wakil rakyat dan wakil daerah, serta untuk membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat dan memperoleh dukungan rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan nasional sebagaimana diamanatkan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”. 36 33 Robert. A.Dahl, Demokrasi dan Para Pengkritiknya, Jakarta:Yayasan Obor Indonesia,1992, h. 33 34 Samuel Hunnington, Gelombang Demokratisasi ketiga Jakarta:Pustaka Utama Grafiti, 1995, h.15 35 A. Rahman H.I, Sistem Politik Indonesia, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007 h. 147 36 A. Rahman H.I, Sistem Politik Indonesia, h. 148 31 Dalam kaitan itu, pemilu mempunyai beberapa fungsi yang tidak bisa dipisahkan antara yang satu dengan yang lain. Pertama, sebagai sarana legitimasi politik. Fungsi legitimasi ini menjadi kebutuhan pemerintah dan sistem politik yang mewadai format pemilu yang berlaku. Melalui pemilu, keabsahan pemerintah yang berkuasa dapat ditegakkan. Kedua, Fungsi perwakilan politik. Fungsi ini terutama menjadi kebutuhan rakyat, baik dalam rangka mengevaluasi maupun mengontrol perilaku pemerintah dan program serta kebijakan yang dihasilkannya. Pemilu dalam kaitan ini merupakan mekanisme demokratis bagi rakyat untuk duduk dalam pemerintahan maupun lembaga legislatif. Ketiga, pemilu sebagai mekanisme bagi pergantian atau sirkulasi elit penguasa. Keterkaitan pemilu dalam sirkulasi elit didasarkan pada asumsi bahwa elit berasal dari dan bertugas mewakili masyarakat luas. Dalam kaitan ini pemilu merupakan sarana dan jalur langsung untuk menacapai posisi elit penguasa. Dengan begitu maka pemilu diharapkan bisa berlangsung pergantian atau sirkulasi elit penguasa secara kompetitif dan demokratis. 37 Keempat, sebagai sarana pendidikan politik bagi rakyat. Pemilu merupakan salah satu bentuk pendidikan politik bagi rakyat yang bersifat langsung, umum, bebas, dan rahasia. Yang diharapkan bisa mencerdaskan pemahaman politik dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai demokrasi. 37 Syamsudin Haris, Menggugat Pemilihan Umum Orde Baru, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 1998, h. 8

BAB III GAMBARAN UMUM PARTAI GERINDRA

DAN PIMPINAN ANAK CABANG LIMO

A. Gambaran Umum Partai Gerindra

1. Sejarah Berdiri

Partai Gerakan Indonesia Raya Gerindra berdiri pada 6 Februari 2008 merupakan partai yang berazaskan pancasila dan UUD 1945. 1 Pendiriannya terkait dengan kondisi bangsa Indonesia, dimana mayoritas rakyatnya masih berkubang dalam penderitaan dan sistem politik yang tak kunjung mampu melaksanakan perekonomian nasional untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat Indonesia dari kemelaratan. 2 Berangkat dari hal tersebut, Prabowo berinisiatif membangun sebuah wadah baru yang kemudian lahirlah partai baru yang dengan nama Gerindra. Prabowo sendiri tidak ikut sebagai pendiri dibelakang layar karena masih terikat sebagai anggota Partai Golongan Karya. Pendiriannya dilakukan oleh sekelompok pendukungnya seperti Fadli Zon, Suhardi, Ahmad Muzani dan Muchdi PR. Baru setelah keluar dari partai Golkar, Prabowo ahkirnya resmi menjadi anggota partai tanggal 12 Juli 2008. Partai Gerindra langsung mengusung Prabowo Subianto sebagai sosok calon presiden dalam pemilihan presiden 2009. Melalui HKTI, Prabowo menyerukan pentingnya membeli produk makanan dalam negeri. 1 Tanya Jawab Seputar Partai Gerindra Jakarta : DPP Partai Gerindra, 2008 h. 3 2 Fadli Zon, Manifesto partai Gerindra, Jakarta : DPP Partai Gerindra, 2008 h. 12 32