Misbah Umar Lubis : Penyesuaian Diri Orang Tua Yang Memiliki Anak Autis, 2009. USU Repository © 2009
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan unsur yang penting dalam penelitian ilmiah karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menentukan apakah
penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan hasilnya Hadi, 2000. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang bersifat deskriptif yang
dimaksudkan untuk melihat bagaimana penyesuaian diri orangtua yang memiliki anak autis. Menurut Azwar 1999 penelitian deskriptif merupakan metode yang
menggambarkan dengan sistematik dan akurat fakta dengan tidak bermaksud menjelaskan, menguji hipotesis, membuat prediksi maupun implikasi. Menurut
Hadi 2000 metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan suatu fenomena yang terjadi tanpa bermaksud mengambil kesimpulan yang berlaku secara umum.
A. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah penyesuaian diri orangtua yang memiliki anak autis.
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Penyesuaian diri merupakan usaha individu untuk mengatasi secara efektif berbagai tuntutan atau tekanan yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri
maupun dari lingkungannya. Penyesuaian diri dalam penelitian ini dapat diungkap melalui skala penyesuaian diri yang disusun oleh peneliti berdasarkan teori
Misbah Umar Lubis : Penyesuaian Diri Orang Tua Yang Memiliki Anak Autis, 2009. USU Repository © 2009
penyesuaian diri yang dikemukakan oleh Schneiders 1964 yang mengungkap karakteristik penyesuaian diri yang baik. Skala ini menunjukkan semakin tinggi
total skor yang diperoleh individu maka akan menunjukkan penyesuaian diri yang baik, sebaliknya semakin rendah total skor yang diperoleh individu maka akan
menunjukkan penyesuaian diri yang buruk.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi dan Sampel
Dalam suatu penelitian masalah populasi dan sampel yang dipakai merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan. Populasi adalah
seluruh objek yang dimaksud untuk diteliti. Populasi dibatasi sebagai sejumlah subjek atau individu yang paling sedikit memiliki satu sifat yang sama Hadi,
2000. Populasi pada penelitian ini adalah orangtua yaitu ayah dan ibu yang memiliki anak autis.
Menyadari luasnya keseluruhan populasi dan keterbatasan yang dimiliki penulis, maka subjek penelitian yang dipilih adalah sebagian dari keseluruhan
populasi yang dinamakan sampel. Sampel adalah sebahagian dari populasi yang merupakan penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi. Sampel harus
mempunyai paling sedikit satu sifat yang sama Hadi, 2000. Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah orangtua yaitu ayah dan ibu yang
memiliki anak autis dengan krakteristik sebagai berikut:
Misbah Umar Lubis : Penyesuaian Diri Orang Tua Yang Memiliki Anak Autis, 2009. USU Repository © 2009
a. Orangtua baik ayah maupun ibu yang memiliki anak autis.
Diasumsikan karena orangtua memiliki peranan penting dalam mengupayakan penyembuhan kepada anak autis.
b. Taraf pendidikan orangtua minimal SMU untuk mempermudah
pengambilan data saat penelitian.
2. Jumlah Sampel Penelitian
Sugiarto 2003 berpendapat bahwa untuk penelitian yang akan menggunakan analisis data dengan statistik, besar sampel yang paling kecil adalah
30, walaupun ia juga mengakui bahwa banyak peneliti lain menganggap bahwa sampel sebesar 100 merupakan jumlah yang minimum. Sedangkan menurut Siegel
1994 tidak ada batasan mengenai berapa jumlah ideal sampel penelitian. Kekuatan tes statistik meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah
sampel. Azwar 2001 menyatakan tidak ada angka yang dikatakan dengan pasti. secara tradisional statistika menganggap jumlah sampel lebih dari 60 orang sudah
cukup banyak. Jumlah total sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 39.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu, dalam jumlah yang sesuai,
dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili populasi Poerwanti, 1994. Teknik sampling
yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster random sampling. Teknik
Misbah Umar Lubis : Penyesuaian Diri Orang Tua Yang Memiliki Anak Autis, 2009. USU Repository © 2009
pengambilan sampel ini diambil secara acak terhadap kelompok bukan terhadap individu melainkan dari kelompok-kelompok individu. sampling ini dipandang
ekonomis, lebih mudah dan lebih murah Azwar, 2000. Prosedur random akan dilakukan terhadap yayasan-yayasan anak berkebutuhan khusus di kota Medan.
Antara lain Yayasan Ananda Karsa Mandiri Yakari, Yayasan Anak kita Yakita, Kidz Smile Centre Therapy, i – Homeschooling dan Yayasan Tali Kasih.
Kemudian akan diambil secara random 3 yayasan untuk dijadikan sampel penelitian.
D. Alat Ukur yang Digunakan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengambilan data dengan skala psikologis atau disebut dengan metode skala. Metode skala
digunakan karena data yang ingin diukur berupa konstruk atau konsep psikologis yang dapat diungkap secara tidak langsung melalui indikator-indikator perilaku
yang diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem pernyataan Azwar, 2001. Hadi 2000 menyatakan bahwa skala psikologis dapat digunakan dalam
penelitian berdasarkan asumsi-asumsi berikut : 1.
Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya. 2.
Hal-hal yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya.
3. Interpretasi subjek tentang pernyataan-pernyataan yang diajukan
kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan peneliti.
Misbah Umar Lubis : Penyesuaian Diri Orang Tua Yang Memiliki Anak Autis, 2009. USU Repository © 2009
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan menggunakan skala, yaitu skala penyesuaian diri.
1. Skala Penyesuaian Diri
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala penyesuaian diri yang terdiri dari butir-butir pernyataan yang disusun berdasarkan karakteristik
penyesuaian diri yang baik yang dikemukakan oleh Schneiders 1964 yaitu : Tidak terdapat emosionalitas yang berlebihan absence of excessive emotionality,
tidak terdapat mekanisme psikologis absence of psychological mechanisms, tidak terdapat perasaan frustrasi pribadi absence of the sense of personal
frustration, kemampuan untuk belajar ability to learn, pemanfaatan pengalaman utilization of past experience, sikap yang realistis dan objektif realistic and
objective attitudes dan pertimbangan rasional dan pengarahan diri rational deliberation and self direction.
Skala ini menggunakan skala model Likert yang terdiri dari pernyataan dengan empat pilihan jawaban yaitu : Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju
TS, dan Sangat Tidak Setuju STS. Skala disajikan dalam bentuk pernyataan favourable mendukung dan unfavourable tidak mendukung. Nilai setiap
pilihan bergerak dari 1-4, bobot penilaian untuk pernyataan favorable yaitu SS = 4, S = 3, TS = 2, STS = 1. Sedangkan untuk bobot pernyataan unfavorabel yaitu
SS = 1, S = 2, TS = 3, dan STS = 4. Untuk lebih jelasnya, cara penilaian skala sikap yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai
berikut:
Misbah Umar Lubis : Penyesuaian Diri Orang Tua Yang Memiliki Anak Autis, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 1. Cara Penilaian Skala Penyesuaian Diri
3. Skala Sebelum Uji Coba
Sebelum melakukan penelitian yang sebenarnya, skala penyesuaian diri yang telah disusun, terlebih dahulu diujicobakan. Tujuannya agar mengetahui
seberapa jauh alat ukur menunjukkan kecermatan atau ketelitian pengukuran atau dengan kata lain dapat menunjukkan keadaan yang sebenarnya Azwar, 1999.
Butir-butir aitem skala penyesuaian diri disusun berdasarkan karakteristik penyesuaian diri yang baik yang dikemukakan oleh Schneiders 1964 dengan
blue print pada tabel 2 di bawah ini :
Tabel 2. Blue print Skala Penyesuaian Diri Sebelum Uji Coba No
Karakteristik Penyesuaian Diri
Nomor Butir Aitem Skala Jumlah
Persen Favorable
Unfavorable 1
Tidak terdapat emosionalitas yang
berlebihan 1, 11, 13, 17,
21, 33, 45 2, 22, 26, 46,
66, 93, 97 14
14,3
2
Tidak terdapat mekanisme psikologis
3, 23, 49, 55, 63, 69, 71
30, 32, 75, 81, 83, 85, 95
14 14,3
3
Tidak terdapat perasaan frustasi pribadi
5, 9, 15, 27, 37, 43, 61
16, 20, 28, 34, 48, 54, 70
14 14,3
4
Kemampuan untuk belajar
25, 31, 35, 39, 41, 47,59
4, 18, 40, 52, 64, 74, 82
14 14,3
5 Pemanfaatan pengalaman
7, 19, 29, 67, 79, 87, 91
6, 38, 50, 56, 76, 92, 94
14 14,3
6 Sikap yang realistis dan
objektif 24, 58, 60, 80,
84, 88, 98 8, 10, 14, 36,
42, 44, 62 14
14,3
7 Pertimbangan rasional
dan pengarahan diri 51, 53, 57, 65,
73, 77, 89 12, 68, 72, 78,
86, 90, 96 14
14,3
Jumlah 49
49 98
Bentuk Peryataan 1
2 3
4
Favorable STS
TS S
SS Unfavorable
SS S
TS STS
Misbah Umar Lubis : Penyesuaian Diri Orang Tua Yang Memiliki Anak Autis, 2009. USU Repository © 2009
Persen 50
50 100
E. Validitas Dan Reliabilitas Alat Ukur
Validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan dalam sebuah penelitian sangat menetukan keakuratan dan keobjektifan hasil penelitian yang dilakukan.
Suatu alat ukur yang tidak valid dan tidak reliabel akan memberikan informasi yang tidak akurat mengenai keadaan subjek atau individu yang dikenai tes ini
Azwar, 2001. Peneliti akan melakukan uji coba pada skala terhadap sejumlah responden,
dengan tujuan memperoleh alat ukur yang valid dan reliabel. Hadi 2000 mengemukakan beberapa tujuan dari try out adalah sebagai berikut :
1. Menghindari pernyataan-pernyataan yang kurang jelas maksudnya
2. Menghindari penggunaan kata-kata yang terlalu asing, terlalu
akademik, ataupun kata-kata yang menimbulkan kecurigaan. 3.
Memperbaiki pernyataan-pernyataan yang biasa dilewati dihindari atau hanya menimbullkan jawaban-jawaban dangkal.
4. Menambah aitem yang sangat perlu ataupun meniadakan aitem yang
ternyata tidak relevan dengan tujuan penelitian.
1. Validitas
Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Valid tidaknya suatu alat ukur tergantung pada
mampu tidaknya alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat Azwar, 2000. Azwar juga mengatakan bahwa suatu alat tes atau
Misbah Umar Lubis : Penyesuaian Diri Orang Tua Yang Memiliki Anak Autis, 2009. USU Repository © 2009
instrumen pengukuran dikatakan mamiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai
dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Dalam penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas isi yaitu
sejauh mana suatu tes yang merupakan seperangkat soal, dilihat dari isinya benar- benar mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur Hadi, 2000. Validitas isi
ini dilakukan melalui pendapat profesional profesional judgement.
2. Reliabilitas
Reliabilitas alat ukur menunjukkan derajat keajegan atau konsistensi alat ukur yang bersangkutan bila diterapkan beberapa kali pada kesempatan yang
berbeda Hadi, 2000. Reliabilitas alat ukur yang dapat dilihat dari koefisien reliabilitas merupakan indikator konsistensi butir-butir pernyataan tes dalam
menjalankan fungsi ukurnya secara bersama-sama. Reliabilitas alat ukur ini sebenarnya mengacu pada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur, yang
mengandung makna kecermatan pengukuran Azwar, 2000. Uji reliabilitas menggunakan pendekatan reliabilitas konsistensi internal
yaitu single trial administration, dimana prosedurnya hanya memerlukan satu kali pengenaan tes kepada individu sebagai subjek. Teknik yang digunakan adalah
teknik koefisien Alpha Cronbach, yang akan menghasilkan reliabilitas dari skala penyesuaian diri. Pengolahan data tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan
bantuan program SPSS versi 16.
Misbah Umar Lubis : Penyesuaian Diri Orang Tua Yang Memiliki Anak Autis, 2009. USU Repository © 2009
Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan 1. koefisien reliabilitas yang semakin mendekati angka 1
menandakan semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya, koefisien yang semakin mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitas pengukurannya.
Menurut Azwar 2000, pengukuran pada aspek-aspek sosial-psikologis yang mencapai angka koefisien reliabilitas 1 tidak pernah dijumpai karena
manusia sebagai subjek pengukuran psikologis merupakan sumber error yang potensial. Menurut Triton 2006 ada beberapa pembagian kategori reliabilitas
pengukuran, yaitu : 0 sd 0,20 kurang reliabel, 0,20 sd 0,40 agak reliabel, 0,40 sd 0,60 cukup reliabel, 0,60 sd 0,80 reliabel, 0.80 sd 1 sangat reliabel.
F. Daya Beda Aitem
Daya beda suatu alat ukur dalam penelitian sangat diperlukan karena melalui daya beda aitem dapat diketahui seberapa cermat suatu alat ukur
melakukan fungsinya. Daya beda aitem dilakukan untuk mengukur konsistensi internal tiap-tiap aitem pada skala dengan mengkorelasikan skor aitem dengan
skor total Azwar,2000. Pengujian daya diskriminasi aitem menghendaki dilakukannya komputasi
korelasi antara distribusi skor aitem dengan suatu kriteria yang relevan, yaitu distribusi skor skala itu sendiri. Komput asi ini akan menghasilkan koefisien
korelasi aitem total r
ix
yang dikenal dengan sebutan parameter daya beda aitem. Kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem menggunakan batasan r
ix
≥ 0.30. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0.30, daya
Misbah Umar Lubis : Penyesuaian Diri Orang Tua Yang Memiliki Anak Autis, 2009. USU Repository © 2009
pembedanya dianggap memuaskan. Aitem yang memiliki harga r
ix
0.30 dapat diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya diskriminasi rendah Azwar,
2000. Penelitian ini menggunakan batasan rix ≥ 0.30.
Pengujian daya diskriminasi aitem pada skala sikap dilakukan dengan mengkorelasikan antara skor tiap aitem dengan skor total, dengan menggunakan
teknik korelasi Pearson Product Moment dengan bantuan program SPSS versi 16.
G. Hasil Uji Coba Alat Ukur