Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dengan melihat penuturnya bahasa Jepang dapat dikatakan sebagai bahasa yang dipakai oleh bangsa Jepang yaitu sekelompok masyarakat yang lahir dan
hidup di negara Jepang yang memiliki luas wilayahnya kurang lebih 380.000 km
persegi yang terdiri atas pulau-pulau besar yaitu Hôkaido, Honshû, Shikoku, Kyûshu, dan kira-kira 7000 pulau kecil yang ada disekitarnya. Negara Jepang
dibagi menjadi delapan distrik yang berurutan dari sebelah utara, yaitu Hokkaido,
Tôhoku, Kantô, Chûbu, Kinki, Chûgoku, Shikoku dan Kyûshû. Namun secara administratif negara Jepang dibagi menjadi 1 to, yaitu Tôkyôto, 1 dô dari
Hokkaidô, 2 fu yaitu Ôsakafu dan Kyôtofu, serta 43 ken. Masing-masing to-dô-fu-
ken tersebut dibagi-bagi lagi menjadi shi,chô
atau son
http:indojapanese.comjapanese-languagebahasa-jepang. Jadi bahasa Jepang adalah bahasa yang dipakai oleh sekelompok orang
yang tinggal di wilayah negara tersebut terutama sebagai bahasa ibunya yang memiliki berbagai macam dialek. Bahasa Jepang dipakai juga oleh orang Jepang
yang berimigrasi ke negara lain misalnya Brazil dan Hawai dan dipakai juga oleh orang Jepang yang tinggal sementara di negara lain dengan alasan bekerja atau
belajar. Selain itu walaupun jumlahnya sedikit, bahasa Jepang kadang-kadang
dipakai oleh orang asing yang tinggal di negara yang pernah diduduki Jepang,
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
misalnya Korea dan Taiwan Sakakura,
1987:34 dalam
http:indojapanese.comjapanese-languagebahasa-jepang. Jumlah orang asing yang belajar bahasa Jepang dari tahun ke tahun pada
umumnya terus meningkat. Sebagaimana dilaporkan didalam Nihongo Kyôiku
Nenkan bahwa dengan meningkatnya kedudukan Jepang di tingkat internasional
atau disebabkan perkembangan hubungan internasional Jepang dengan negara- negara lain, maka pembelajar bahasa Jepang di Jepang mencapai 95.000 orang
berdasarkan penelitian Bunkachô tahun 2000. Sementara jumlah pembelajar bahasa Jepang di luar negara Jepang mencapai 2.100.000 orang berdasarkan
penelitian The Japan Foundation tahun 1998 Kokuritsu Kokugo Kenkyûjo 2002:103 dalam http:indojapanese.comjapanese-languagebahasa-jepang.
Bahasa Jepang adalah bahasa yang unik. Apabila kita melihat para penuturnya, tidak ada masyarakat negara lain yang memakai bahasa Jepang
sebagai bahasa nasionalnya, misalnya bahasa Inggris yang dipakai oleh beberapa negara sebagai bahasa nasionalnya seperti di Amerika, Inggris, Australia, Selandia
Baru, Kanada dan sebagainya. Sehingga kita dapat berkomunikasi dengan warga negara tersebut walaupun hanya menguasai bahasa Inggris. Bahasa Jepang tidak
sama dengan bahasa tersebut di atas. Bahasa Jepang hanya dipakai oleh bangsa Jepang sebagai bahasa nasionalnya, yaitu orang-orang yang lahir dan hidup di
dalam lingkungan masyarakat dan kebudayaan Jepang. Kita dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Jepang hanya dengan orang Jepang atau dengan orang lain
yang pernah mempelajarinya.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
Bangsa Jepang hanya memakai satu bahasa sebagai bahasa nasionalnya yaitu bahasa Jepang. Tidak ada bahasa lain yang dipakai di Jepang sebagai bahasa
nasionalnya. Sementara bangsa lain ada juga yang memakai dua, tiga, bahkan empat bahasa sebagai bahasa nasionalnya. Keunikan bahasa Jepang lainnya
berkaitan dengan rumpun bahasanya. Bahasa-bahasa yang ada di dunia ini pada umumnya jelas rumpun bahasanya, sedangkan rumpun bahasa Jepang sampai
sekarang masih diperdebatkan oleh para ahlinya. Bahasa Jepang tidak dapat dimasukkan ke dalam suatu rumpun bahasa tertentu. Kecenderungannya bahwa
bahasa Jepang merupakan bahasa yang terisolasi. Beberapa universitas internasional di dunia mengajarkan bahasa Jepang.
Mulainya ketertarikan belajar bahasa Jepang sewaktu abad ke-18 Masehi, lalu melonjak dimana Jepang mulai memimpin ekonomi dunia pada tahun 1980.
Bahasa Jepang semakin diminati karena mendominasi dunia kartun anime dan manga
di seluruh penjuru dunia. Kebanyakan dari otaku penggemar anime bisa berbicara bahasa Jepang walaupun hanya dasarnya. Pemerintah Jepang sebagai
pihak yang mengatur bahasa Jepang menyediakan tes profisiensi sejenis TOEFL yaitu JLPT Japanese Language Proficiency Test.
Perkembangan Bahasa Jepang di Indonesia cukup pesat dari tahun ke tahun, hal ini bisa dilihat dari survey yang dilakukan setiap lima tahun oleh The
Japan Foundation yang berpusat di Tokyo. Data terbaru tahun 2006 menyebutkan bahwa jumlah pembelajar bahasa Jepang di Indonesia adalah sebanyak 272.719
orang meningkat lebih dari 3 kali lipat dari data tahun 2003, yaitu sebanyak 75.604 orang yang tersebar dalam 1.084 data tahun 2003 sebanyak 510 lembaga
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
pendidikan dengan jumlah tenaga pengajar sebanyak 2.651 orang data tahun 2003 sebanyak 1.182 orang. Di samping minat yang tinggi untuk belajar bahasa
Jepang di lingkungan anak muda Indonesia, hal ini juga tidak lepas dari dukungan penuh pemerintah Jepang melalui The Japan Foundation yang memberikan
berbagai bantuan untuk peningkatan pendidikan bahasa Jepang ini. Bahkan di Medan sendiri sudah banyak sekolah yang mempelajari bahasa
Jepang. Salah satunya adalah SMA Dharma Pancasila yang akan menjadi objek peneliti. SMA Dharma Pancasila Medan yang terletak di Jl. Dr.Mansyur No.71C
Medan merupakan sebuah yayasan yang diasuh oleh Ibu-Ibu yang berpengalaman di bidang pendidikan dan secara langsung dipimpin oleh Ny.T.Rizal Nurdin
dengan misi “Turut serta membantu Pemerintah dalam bidang pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa”. Yayasan ini didirikan tahun 1987 dengan
mengelola sekolah TK, SMP, dan SMA. SMA Dharma Pancasila Medan mendapat akreditasi A Amat Baik dari BASDA Sumatera Utara. SMA Dharma
Pancasila dipimpin oleh Bapak Drs. Ibrahim Daulay,M.Pd mempunyai Visi “Menjadikan SMA Dharma Pancasila sebagai sekolah unggul dalam prestasi,
menguasai IPTEK dan IMTAQ”. Di sekolah ini, bahasa Jepang sudah diajarkan sejak tahun 2007 sebagai
mata pelajaran bahasa asing dalam program pilihan dengan tenaga pengajar satu orang, yaitu Ibu Vinariana,S.S. Buku yang digunakan adalah buku pelajaran
bahasa Jepang yang berjudul “SAKURA” terbitan Japan Foundation dan Ditjen Manajemen Dikdasmen Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang telah
disesuaikan dengan KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
Tujuan pengajarannya adalah agar siswai menguasai kompetensi bahasa Jepang secara terpadu sehingga mampu berkomunikasi secara lisan maupun
tertulis menggunakan bahasa dan huruf-huruf Jepang Hiragana, Katakana, dan Kanji dengan tepat. Biasanya siswai belajar bahasa Jepang selama 3 jam dalam
seminggu dan dilihat dari nilai rata-rata ujian semester, tingkat keseriusan mempelajari bahasa Jepang adalah tergolong cukup. Oleh karena itu, peneliti
ingin mengetahui keadaan pembelajaran bahasa Jepang dan sejauh mana minat siswai di sekolah tersebut.
Beranjak dari pemaparan hal di atas, maka timbul suatu ketertarikan untuk meneliti tentang minat terhadap bahasa Jepang. Oleh karena itu, penulis ingin
mengajukan suatu masalah dengan menguraikannya dalam bentuk skripsi yang berjudul “Analisis Minat Siswai SMA Dharma Pancasila Terhadap Bahasa
Jepang”.
1.2. Rumusan Masalah