membahayakan bagi tubuhnya. Gejala dari jenis lupus ini diantaranya Hariadi dan Hoediyanto, 2007:
1. Sering sekali mengalami kejang. 2. Rasa mual, muntah 2 minggu.
3. Menurunnya nafsu makan. 4. Brain Irritation sering mengalami nyeri kepala sebelah yang menyerupai
migrain. 5. Nyeri otot secara berulang.
6. Nyeri pada perut
Jenis obat yang dapat menyebabkan drug induced lupus erythematosus adalah: 1. Obat yang pasti menyebabkan lupus obat: klorpromazin, metildopa, hidralasin,
prokainamid, dan isoniazid. 2. Obat yang mungkin dapat menyebabkan lupus obat: dilantin, penisilamin, dan
kuinidin
Gambar 2.5 merupakan obat-obatan yang dapat menyebabkan seseorang menderita jenis lupus drug induced lupus erythematosus DILE.
Gambar 2.5 Obat-obatan penyebab drug induced lupus erythematosus DILE
2.6 Faktor Risiko
Orang-orang yang mempunyai keluarga yang pernah terkena penyakit lupus ini dicurigai berkecenderungan untuk terkena penyakit ini, lebih kurang 5-12 lebih
besar dibanding orang normal Hariadi dan Hoediyanto, 2007:
Universitas Sumatera Utara
1. Faktor Risiko Genetik. Meliputi jenis kelamin frekuensi pada wanita dewasa 8 kali lebih sering daripada pria dewasa, umur lebih sering pada usia 15-40
tahun, dan faktor keturunan frekuensinya 20 kali lebih sering dalam keluarga di mana terdapat anggota dengan penyakit tersebut.
2. Faktor risiko hormon. Konsumsi hormon juga akan berdampak buruk bagi kesehatan kita. Estrogen menambah risiko systemic lupus erythematosus
SLE. 3. Sinar Ultraviolet. Sinar ultraviolet mengurangi supresi imun sehingga terapi
menjadi kurang efektif, sehingga lupus kambuh atau bertambah berat. Ini disebabkan sel kulit mengeluarkan sitokin dan prostagladin sehingga terjadi
inflamasi di tempat tersebut maupun secara sistemik melalui peredaran di pembuluh darah.
4. Imunitas. Pada pasien lupus terdapat hiperaktivitas sel B atau intoleransi terhadap sel T.
5. Obat. Obat tertentu dalam persentase kecil sekali pada pasien tertentu dan diminum dalam jangka waktu tertentu dapat mencetuskan lupus obat Drug
Induced Lupus Erythematosus atau DILE. 6. Infeksi. Pasien SLE cenderung mudah mendapat infeksi dan kadang-kadang
penyakit ini kambuh setelah infeksi. 7. Stres. Stres berat dapat mencetuskan systemic lupus erythematosus SLE pada
pasien yang sudah memiliki kecenderungan akan penyakit ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Analisis Sistem
Analisis sistem merupakan suatu tahapan untuk membantu memahami sesuatu yang di butuhkan sistem dan mempelajari permasalahan-permasalahan yang ada untuk
kemudian dilakukannya solusi penyelesaian yang didasarkan pada kebutuhan pengguna sistem agar tercipta sebuah sistem yang berguna bagi pengguna. Sehingga
nantinya dapat membantu didalam proses perancangan model suatu sistem yang akan diimplementasikan.
3.1.1 Analisis Permasalahan
Permasalahan untuk perancangan sistem pakar ini yaitu bagaimana mendiagnosis penyakit lupus pada diri seseorang dengan menggunakan metode certainty factor dan
backward chaining. Hal ini sangat bermanfaat bagi para user tahu jenis lupus mana yang mereka derita dan mengetahui bagaimana solusi penanganannya. Sistem pakar
merupakan sistem dengan basis pengetahuan yang dinamis. Pengetahuan tersebut dapat berubah seiring berjalannya waktu sehingga harus dapat dilakukan
pembaharuan, seperti penambahan, penghapusan maupun perubahan terhadap data yang sudah disimpan sebelumnya tanpa harus mengubah isi dari program secara
keseluruhan. Perubahan hanya dilakukan pada bagian database saja sehingga sistem pakar ini dapat dikembangkan lebih lanjut. Gambar 3.1 di bawah ini merupakan
diagram ishikawa yang dapat digunakan untuk menganalisis masalah.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.1 Diagram ishikawa untuk menganalisis masalah
3.1.2 Analisis Kebutuhan Sistem
Untuk membangun sebuah sistem, perlu dilakukan sebuah tahap analisis kebutuhan sistem. Analisis kebutuhan sistem dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu
kebutuhan fungsional dan kebutuhan non-fungsional.
3.1.2.1 Kebutuhan Fungsional Sistem
Kebutuhan fungsional dibutuhkan untuk mengetahui hal-hal yang bisa dikerjakan oleh sistem. Kebutuhan fungsional sistem yang akan dirancang antara lain sebagai berikut:
1. User meng-input data diri terlebih dahulu. 2. Sistem menampilkan jenis-jenis penyakit lupus sebagai hipotesis awal user
dan memberikan pertanyaan-pertanyaan berupa gejala yang harus dijawab oleh user.
3. Sistem melakukan perhitungan dengan menggunakan metode certainty factor dan memberikan hasil diagnosis serta solusinya kepada user.
PEOPLE
Bagaimana mendiagnosis
penyakit lupus menggunakan metode certainty factor dan
backward chaining
MATERIAL
METHOD MACHINE
Banyak orang yang tidak tahu tentang penyakit lupus
serta cara mendiagnoisinya dan bahkan sebagian dari
mereka hanya berasumsi saja.
Selama ini mendiagnosis penyakit
lupus hanya
dilakukan oleh seorang pakar atau ahli lupus saja.
Dalam mendiagnosis
penyakit lupus, seorang pakar atau dokter ahli lupus
tidak dapat mendefinisikan hubungan antara gejala,
penyebab dan jenis lupus yang diderita secara pasti.
Belum adanya aplikasi atau sistem
pakar untuk
mendiagnosis penyakit lupus
Universitas Sumatera Utara
4. Sistem menampilkan informasi tentang jenis-jenis penyakit lupus beserta gejala-gejalanya.
3.1.2.2 Kebutuhan Non-Fungsional Sistem
Kebutuhan non-fungsional sistem merupakan deskripsi dari beberapa fitur, karateristik, dan batasan suatu sistem. Kebutuhan non-fungsional dari sistem adalah:
1. Mudah digunakan user friendly yaitu sistem yang akan dibangun harus user friendly, artinya bahwa sistem mudah digunakan oleh user dengan tampilan
interface yang sederhana dan mudah dimengerti. 2. Data yang digunakan oleh sistem harus data real atau nyata dan sesuai
sehingga dapat memberikan hasil diagnosis yang benar serta memberikan informasi yang benar.
3. Sistem yang telah dirancang bisa dikembangkan ke tingkat yang lebih kompleks lagi bagi pihak-pihak yang ingin mengembangkan sistem tersebut
sehingga solusi yang diberikan lebih efektif.
3.2 Perancangan Sistem