2. 20  digit  nomor  token  harus  diinputkan  ke  meter  melalui  keypad  di  meter
prabayar. Nomor token yang diinputkan akan terlihat di display meter. Periksa nomor  yang diinputkan  sama dengan  nomor token. Jika  salah input,  gunakan
tombol  spasi  balik  untuk  menghapus  nomor  yang  salah.  Bila  ingin mengulangi  inputan  nomor  token, tekan  tombol  tanda  pagar    ini  akan
menghapus semua nomor yang diinput dan anda dapat menginputkan 20 digit nomor token kembali.
3. Setelah  menginputkan  20  digit  nomor  token,  meter  prabayar  akan  mencek
dan jika  nomor  valid  layar  meter  akan  menunjukkan  nilai  KwH  yang  dibeli dan sudah dapat menggunakan listrik pra bayar.
4. Ketika  menyalakan  lampu  atau  peralatan  listrik  lainnya,  nilai  KwH  akan
berkurang  sesuai  dengan  penggunaan.  Pantaulah  selalu  nilai  kredit  KwH  di meter Prabayar, agar  dapat mengatur pemakaian listrik secara hemat.
5. Ketika  sisa  KwH  tinggal  sedikit  di  bawah  20  KwH  indikator  keypad  akan
muncul  di  layar  meter, indikasi dapat  berupa  perubahan lampu LED menjadi merah,  atau  muncul  suara  peringatan  buzzer  dari  meter  prabayar.  Ini
pertanda  token  baru  harus  disiapkan.  Jika  sisa  KwH  habis,  meter  akan memadamkan  listrik  dan  untuk  menghidupkan  kembali,  harus  input  20  digit
nomor token baru.
57
C.  Tanggung  Jawab  Pelanggan  Dan  PLN  Di  Dalam  Perjanjian  Pemakaian Arus Listrik.
Perjanjian berlangganan arus listrik antara PT. PLN dengan pelanggan atau konsumen  tentu  timbul  hak  dan  kewajiban.  Adapun  kewajiban  PT.  Persero  PLN
yaitu sebagai berikut :
58
57
Ibid
58
Formulir Perjanjian Ketentuan Berlangganan  Listrik antara PT. PLN Persero dengan Pelanggan.
Universitas Sumatera Utara
1. Menyediakan tenaga listrik
2. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat
3. Memperhatikan keselamatan kerja dan keselamatan umum
4. Membangkitkan, menyalurkan dan mendistribusikan tenaga-tenaga listrik dari
pusat-pusat  pembangkitan,  jaringan-jaringan  transmisi  dan  distribusi  milik perusahaan,  sesuai  dengan  norma-norma  yang  sehat  di  bidang  industri  dan
niaga. 5.
Merencanakan  atau  merumuskan  dan  mengusulkan  rencana  peraturan- peraturan  untuk  selanjutnya  diajukan  kepada  Menteri  guna  mendapatkan
keputusan dan penetapannya, sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku, berupa  peraturan  pelaksanaan  dari  ketentuan  mengenai  pembangkitan,
transmisi dan distribusi tenaga listrik beserta penggunaannya. 6.
Merencanakan,  menentukan  dan  melaksanakan  rencana  pembangunan  di bidang  listrik,  sesuai  dengan  kebijaksanaan  cq.  Keputusan  pemerintah  dan
turut  serta  dalam  pembuatan-pembuatan  rencana  umum  untuk  perkembangan ekonomi  dan  ketahanan  nasional  yang  menyangkut  kebijaksanaan  umum  di
bidang tenaga listrik. 7.
Mendirikan  bengkel-bengkel  untuk  reparasi  alat-alat  tenaga  listrik, menyelenggarakan  jasa-jasa  antara  lain  pemeliharaan  dan  pembelian  yang
dapat digunakan pihak ketiga. 8.
Membangun dan menyelenggarakan pusat-pusat pembangkit jaringan-jaringan di waktu-waktu yang akan datang termasuk pembelian yang diperlukan sesuai
dengan norma-norma yang sehat di bidang industri dan niaga. 9.
Bertanggung jawab atas kebijakan kelistrikan, melakukan :
Universitas Sumatera Utara
a. Pengelolaan serta pengembangkan kelistrikan.
b. Penetapan  penggunaan  sumber  daya  energi  untuk  pengembangan
kelistrikan. c.
Pengaturan,  pengesahan  dan  pemberian  izin  peruntukan,  penggunaan, penyediaan dan pengusahaan kelistrikan.
d. Pengaturan dan penetapan bentuk-bentuk dan cara-cara penyelenggaraaan
usaha-usaha di bidang kelistrikan, baik untuk kemanfaatan umum maupun untuk keperluan sendiri.
e. Penetapan harga listik untuk kemanfaatan umum.
f. Hal-hal lain yang berkenaan dengan kebijaksanaan kelistrikan.
Kewajiban dalam penyambungan arus listrik bagi pihak pelanggan yaitu: 1.
Membayar iuran rekening bulanan 2.
Memberitahukan  kepada  pihak  PT.  Persero  PLN  jika  ada  kerusakan- kerusakan  dan  bila  menambah  arus  pemakaian  atau  daya  pemakaian  arus
listrik. 3.
Membayar  denda  jika  pembayaran  rekening  bulanan  dilalaikan pemenuhannya.
4. Bertanggung jawab atas instalasi listrik yang berada di rumah atau di bawah
kekuasaannya. 5.
Bertanggung  jawab  atas  akibat-akibat  yang  timbul  oleh  sebab  kesalahan pelanggan, misalnya terkena sengatan aliran listrik baik dirinya maupun orang
lain.
59
Selain  kewajiban-kewajiban  para  pihak,  maka  dalam  perjanjian penyambungan arus listrik juga ditentukan hak-hak dari para pihak. Adapun hak-
hak dari pihak PT. Persero PLN adalah :
59
Ibid
Universitas Sumatera Utara
1. Hak  monopoli  di  bidang  kelistrikan,  khususnya  pembangkitan  transmisi,
distribusi tenaga listrik. 2.
Menambil  tindakan-tindakan  terhadap  penyimpangan  atau  pelanggaran  atas ketentuan dalam kontrak yan diadakan oleh PT. Persero PLN dan konsumen.
3. Memutuskan sambungan aliran listrik dari seorang konsumen apabila instalasi
listriknya  tidak  aman  dan  dapat  menimbulkan  bahaya  atau  gangguan pemakaian listrik terhadap konsumen lainnya.
4. Perusahaan  dapat  menyelesaikan  perselisihan-perselisihan  yang  timbul  dari
suatu perjanjian kontrak dengan jalan arbitrase. 5.
Perusahaan dapat mengadakan ketentuan-ketentuan arbitrase dalam perjanjian atau kontrak yang dibuatnya dengan pihak ketiga.
60
Sedangkan  hak-hak  yang  timbul  bagi  pihak  pelanggan  dalam penyambungan aliran listrik adalah :
1. Menikmati aliran listrik
2. Menuntut ganti rugi kepada pihak PT. Persero PLN jika kesalahan dari pihak
PT. Persero PLN.
61
Dalam keadaan normal perjanjian dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya tanpa  gangguan,  tanpa  halangan,  sehingga  pelaksanaan  perjanjian,  termasuk
perjanjian  penyambungan  arus  lisrtik  pada  PT.  Persero  PLN  lancar  atau  tidak terhalang sehingga tidak menimbulkanya tunturan dari salah satu pihak.
Dalam  hal  tidak  terlaksananya  perjanjian  sebagaimana  mestinya,  terhadap kewajiban-kewajiban  yang  tercantum  dalam  perjanjian  yang  diadakan  oleh  para
pihak inilah yang disebut dengan wanprestasi.
60
Ibid
61
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Dalam  perjanjian  penyambungan  arus  listrik  pada  PT.  Persero  PLN mungkin  saja  dapat  terjadi  wanprestasi  yang  disebabkan  oleh  faktor  kelalaian.
Seorang  pelanggan  baru  dapat  dinyatakan  wanprestasi  telah  adanya  pernyataan lalai dari pihak PT. Persero PLN”.
Adapun  mengenai  bentuk  pernyataan  lalai  ini,  sesuai  dengan  ketentuan Pasal 1238 KUH Perdata, dapat berupa :
62
a. Berbentuk surat perintah atau akta lain yang sejenis.
b. Berdasarkan  kekuatan  perjanjian  itu  sendiri.  Apabila  dalam  surat  perjanjian
telah  ditetapkan  ketentuan  debitur  telah  dianggap  bersalah  jika  satu  kalipun debitur melewati  batas waktu yang diperjanjikan. Hal ini dimaksudkan untuk
mendorong  debitur  tepat  melaksanakan  kewajiban  dan  sekaligus  pula  untuk menghindarkan  proses  dan  prosedur.  Dengan  adanya  penegasan  seperti  ini
dalam  perjanjian,  tanpa  penegoran  kelalaian,  dengan  sendirinya  debitur  atau pelanggan pemakai arus listrik sudah berada dalam keadaan lalai bila ia tidak
melaksanakan prestasi tepat pada waktunya. c.
Jika  teguran  kelalaian  sudah  dilakukan  barulah  menyusul  peringatan  dan biasanya juga somasi.
Somasi  berarti  peringatan agar  debitur melaksanakan kelalaian  yang telah disampaikan    kreditur  kepadanya.  Dalam  somasi  inilah  kreditur
menyatakan  kehendaknya,  perjanjian  harus  dilaksanakan  dalam  batas waktu  yang  tertentu.  Tentu  adalah  lumrah  untuk  memberi  batas  waktu
yang benar-benar menurut kelayakan sesuai dengan berat ringannya objek prestasi  yang    hendak  dilaksanakan.  Kalau  denikian  jelaslah  fungsi
pernyataan  lalai  tiada  lain  dari  tegoran  atau  pemberitahuan  tentang kelalaian debitur tentang pelaksanaan perjanjian sesuai dengan batas waktu
yang telah diperjanjikan.
63
Dalam kontrak penyambungan arus listrik antara pihak PT. Persero PLN dengan  pelanggan,  yang  sering  digunakan  oleh  pihak  PT.  Persero  PLN  untuk
62
J. Satrio, Op.Cit, hal.89.
63
Ibid,  hal.90
Universitas Sumatera Utara
menyatakan  bahwa  pihak  pelanggan  dalam  keadaan  wanprestasi  adalah pernyataan  lalai  yang  telah  ditentukan  bagi  pihak  pelanggan  di  dalam  kontrak
penyambungan arus listrik  telah ditentukan bahwa apabila pihak pelanggan tidak memenuhi  ketentuan-ketentuan  yang  telah  diperjanjikan  dinyatakan  lalai  dengan
sendirinya, baik tanpa atau dengan surat peringatan. Perjanjian  penyambungan  arus  listrik  pada  PT.  Persero  PLN  biasanya
telah  ditetapkan  dalam  suatu  bentuk  perjanjian  yang  dibuat  oleh  PT.  Persero PLN adalah perjanjian baku. Di dalam perjanjian tersebut telah ditetapkan hak dan
kewajiban  para  pihak  dan  sanksi  bagi  para  pihak  apabila  pihak  pelanggan  l;alai akan perjanjiannya.
Pihak  pelanggan  tidak  dapat  berbuat  apapun  dalam  menentukan  isi  dari perjanjian.  Apabila  ia  setuju  dengan  isi  perjanjian  penyambungan  kontrak  arus
listrik,  maka  pelanggan  tinggal  menadatangani  perjanjian  tersebut.  Apabila pelanggan  merasa  tidak  sesuai  dengan  ketentuan  yang  terdapat  dalam  perjanjian
penyambungan  arus  listrik  dari  PT.  Persero  PLN,  maka  pelanggan  tidak  perlu mnenandatangani  perjanjian  tersebut.  Bila  konsumen  tidak  menandatangani
perjanjian, maka tidak ada ikatan antara PT. Persero PLN dan pelanggan. Biasanya  dalam  perjanjian  baku,  pihak  pelanggan  merupakan  pihak  yang
lemah  karena  segala  ketentuan  yang  dibuat  di  dalam  perjanjian  adalah keseluruhannya  berasal  dari  inisiatif  dari  pihak  PT.  Persero  PLN  kreditur,
pihak  pelanggan  hanya  tinggal  menyatakan  setuju  atau  tidak  setuju  terhadap perjanjian yang diadakan oleh pihak pelanggan dan pihak PLN.
Untuk menghindari  salah penafsiran  dalam  menafsirkan segala ketentuan yang tercantum  di  dalam isi  perjanjian,  maka pihak pelanggan  harus  melakukan
beberapa langkah antara lain yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Jika kata kata suatu perjanjian dapat diberikan berbagai macam penafsiran
maka  haruslah  diselidiki  maksud  kedua  belah  pihak  yang  membuat perjanjian  tersebut,  dari  pada  memegang  teguh  arti  kata-kata  menurut
huruf.
b. Jika suatu perjanjian berisikan dua macam pengertian, maka harus dipilih
pengertian yang sedemikian rupa yang memungkinkan janji tersebut dapat dilaksanakan, dari pada memberikan pengertian yang tidak memungkinkan
suatu perjanjian dilaksanakan.
c. Jika  kata-kata  dapat  memberikan  dua  macam  pengertian,  maka  harus
dipilih  pengertian yang paling selaras  dengan sifat perjanjian. d.
Apa  yang  meragukan  harus  ditafsirkan  menurut    apa  yang  menjadi kebiasaan di negeri atau dimana tempat perjanjian dilaksanakan.
e. Semua  janji  diartikan  dalam  hubungan  satu  sama  lain,  tiap  janji  harus
ditafsirkan dalam rangka perjanjian keseluruhannya. f.
Jika  ada  keragu-raguan,  maka  suatu  perjanjian  harus  ditafsirkan  atas kerugian  orang  yang  telah  dimintakan  perjanjian  sesuatu  hal  dan  untuk
kepentingan keuntungan orang yang telah mengikatkan dirinya untuk itu.
64
Dengan adanya  perjanjian  baku dalam kontrak penyambungan arus listrik pada  PT.  Persero  PLN,  maka  pelanggan  dengan  sendirinya  telah  berada  dalam
keadaan  wanprestasi,  apabila  pelanggan  tidak  mentaati  segala  ketentuan  yang tercantum di  dalam perjanjian  tersebut  maupun  melewati batas  waktu yang telah
ditetapkan dalam perjanjian.
D.  Berakhirnya Perjanjian Berlangganan Listrik