Faktor-Faktor Pendorong Poligami TINJAUAN UMUM TENTANG POLIGAMI
“Dari Anas bin Malik berkata: Rasulullah s.a.w menyuruh kita nikah dan melarang sangat untuk memutuskan tidak nikah. Beliau bersabda:
Nikahilah wanita yang penyayang dan peranak banyak anak, sebab dengan kamulah ummatku menjadi lebih banyak daripada ummat para
Nabi yang lain di hari kiamat ”.
17
b. Terdapat cacat fisik atau kekurangan pada kepribadian si istri sehingga
tidak menyenangkan dan menenangkan perasaan suami. c.
Si istri menderita sakit yang berkepanjangan sakit fisik ataupun psikis yang menjadikan kehidupan kusut.
2. Memenuhi Kebutuhan yang Mendesak bagi Suami
Seperti seringnya berpergian dalam waktu yang lama dan sulit disertai oleh istrinya karena si istri sibuk merawat anak-anak atau karena sebab
lain. Oleh karena itu, ia membutuhkan istri yang dapat menemaninya dan merawatnya dalam berpergian yang lama.
18
3. Hendak Melakukan Perbuatan yang Baik terhadap Wanita Saleh yang
Tidak Ada yang Memeliharanya. Hal ini mungkin dikarenakan wanita itu sudah tua, atau karena ia memelihara anak-anak yatim, atau karena sebab-
sebab lain.
17
Al-Hafidh Ibnu Hajar al-Asqalani, Bulughul Maram Min Adillatul Ahkam, hadits no. 955, h. 506.
18
Abdul Halim, Kebebasan Wanita, Jakarta: Gema Insani Press, 1998, Ce.k-1, h. 390.
Di dalam Islam terdapat beberapa patokan yang mengatur poligini, antara lain sebagai berikut.
19
a. Tidak Lebih dari Empat Orang
Allah berfirman, “Maka kawinilah wanita-wanita yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat
.” an-Nisa‟: 3
b. Disyaratkan Adil terhadap Para Istri
Allah berfirman, “Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka kawinilah seorang saja.”an-Nisa‟: 3
c. Tidak Memadukan Seorang Wanita dengan Saudaranya atau Bibinya
dari Pihak Ayah ataupun Ibu.
20
Menurut Ahmad
Musthafa Al-Maraghi
alasan-alasan yang
membolehkan seseorang boleh melakukan poligami adalah sebagai berikut: 1.
Karena si istri mandul, sementara keduanya atau salah satunya sangat mengharapkan keturunan.
2. Apabila suami memiliki kemampuan seks yang tinggi sementara istrinya
tidak mampu melayani suami sesuai dengan keinginannya.
19
Abdul Halim, Kebebasan Wanita, h. 392.
20
Fathul Bari, juz 11, h. 58-59.
3. Si suami memiliki harta yang banyak untuk membiayai segala
kepentingan istri, sampai anak-anaknya. 4.
Jumlah wanita lebih banyak dari jumlah dari laki-laki, yang bisa jadi dikarenakan perang.
21
Dalam Undang-Undang RI no. 1 tahun 1974 tentang perkawinan pada pasal 4 ayat 2 disebutkan bahwa pengadilan memberikan izin kepada
seseorang suami yang akan beristri lebih dari satu apabila: a.
Istri tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai istri. b.
Istri menderita suatu penyakit. c.
Istri tidak dapat melahirkan keturunan.
22