Adapun tiga pencatatan transaksi yang utama dalam Akuntansi Obligasi, yaitu
26
: 1.
Pada saat penerbitan atau penjualan obligasi 2.
Pada saat pembayaran bunga, Untuk obligasi syariah, tidak ada bunga tetapi dalam obligasi syariah di
tawarkan pembagian hasil sesuai dengan persentase yang telah disepakati di awal bagi setiap pemegang obligasi bondholders.
3. Pada saat pelunasan obligasi.
C. Pelaporan dan Penyajian Obligasi Syariah Mudharabah Pada Laporan
Keuangan Emiten
1. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Sofyan Syafri Harahap laporan keuangan adalah, “Output dan hasil akhir dari proses akuntansi yang menjadi bahan informasi bagi
para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan”.
27
Adapun tujuan dari laporan keuangan menurut PSAK No.1 adalah, “Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”.
28
26
Donald E. Kieso, dkk, Intermediate Accounting Jakarta: Penerbit Erlangga, 2001, h. 717-724
27
Sofyan Safri Harahap, Teori Akuntansi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004, h. 201
28
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan Per 1 April 2002, Jakarta: Salemba Empat, 2002, h. I.2.
Dan khusus untuk perbankan syariah, berdasarkan kerangka dasar penyusunan laporan keuangan bank syariah PSAK No.59 dikatakan
bahwa, “Tujuan laporan keuangan bank syariah pada dasarnya sama dengan tujuan laporan keuangan yang berlaku secara umum dengan
tambahan antara lain sebagai berikut”:
29
a. Informasi kepatuhan bank terhadap prinsip syariah, informasi
pendapatan, dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah bila ada, dan bagaimana pendapatan tersebut diperoleh serta
penggunaannya. b.
Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab bank terhadap amanah dalam mengamankan dana,
menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang layak, dan informasi mengenai tingkat keuntungan yang layak, serta informasi
mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh pemilik dan investasi terikat.
c. Informasi mengenai pemenuhan fungsi sosial bank, termasuk
pengelolaan dan penyaluran zakat.
29
Slamet Wiyono, Cara mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah Berdasar PSAK dan PAPSI, Jakarta: PT Grasindo, 2005, h. 78
2. Komponen Laporan Keuangan Bank Syariah
Di dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah PSAK No.59 dikatakan bahwa, “Sesuai dengan
karakteristiknya maka laporan keuangan bank syariah meliputi sebagai berikut”:
30
a. Laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan bank syariah sebagai
investor beserta hak dan kewajibannya yang dilaporkan ke dalam bentuk, antara lain :
1 Laporan Posisi Keuangan neraca
2 Laporan Laba Rugi
3 Laporan Arus Kas
4 Laporan Perubahan Ekuitas.
b. Laporan keuangan yang mencerminkan perubahan dalam investasi
terikat yang dikelola oleh bank syariah untuk kemanfaatan pihak-pihak lain berdasarkan akad mudharabah atau agen investasi yang
dilaporkan dalam laporan perubahan dana investasi terikat. c.
Laporan keuangan yang mencerminkan peran bank syariah sebagai pemegang amanah dana kegiatan sosial yang dikelola secara terpisah
dan dilaporkan ke dalam bentuk, yakni : 1
Laporan sumber dan penggunaan dana zakat infak dan shadaqah, dan
2 Laporan sumber dan penggunaan dana qadhul hasan.
30
Ibid., h. 77
3. Penyajian Obligasi Syariah Mudharabah Pada Neraca balance sheet
Perseroan Di dalam PSAK No. 59 dikatakan bahwa, “Unsur-unsur neraca
meliputi aktiva, kewajiban, investasi tidak terikat, dan ekuitas”
31
. Sedangkan didalam PSAK No. 1 dikatakan bahwa, “Suatu kewajiban
diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek, jika diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan atau
jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca. Semua kewajiban lainnya harus diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka
panjang”.
32
Selain itu di dalam AAOIFI Accounting and Auditing Organization Standards for Islamic Financial Institutions No. 2 tentang
Concept Of Financial Accouting For Islamic Banks And Financial Institutions 2002: paragraph 23 dikatakan bahwa :
“A liability is a present obligation to transfer asset, extends the use of an asset or provide services to another party in the future as a result of
past transactions or orther eventss.” Kewajiban
merupakan kewajiban sekarang untuk mentransfer
asset, memperluas penggunaan asset atau memberikan pelayanan kepada
31
Slamet Wiyono, Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah, Jakarta: PT Grasindo, 2005, h. 163
32
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan Per 1 April 2002, h.1.
pihak lain di masa yang akan datang sebagai akibat dari transaksi atau kejadian dimasa lalu.
33
Kemudian di dalam PSAK No. 59 dikatakan bahwa dalam mudharabah mutlaqah dimana bank bertindak sebagai pengelola dana
atau mudharib di sajikan dalam neraca sebagai investasi tidak terikat. Jadi berdasarkan keterangan diatas, maka penyajian obligasi
syariah didalam neraca diklasifikasikan sebagai investasi tidak terikat. Jadi segala ketentuan yang berlaku untuk pelaporan investasi tidak terikat pada
laporan keuangan perseroan juga diberlakukan pada pelaporan obligasi syariah tersebut atau menurut PSAK No.59 dikatakan bahwa, “Penyajian
aktiva pada neraca atau pengungkapan pada catatan atas laporan keuangan atas aktiva yang dibiayai oleh bank bersama pemilik dana investasi tidak
terikat, dilakukan secara terpisah”.
34
Menurut PAPSI 2003 Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia tentang investasi tidak terikat dikatakan bahwa, “Dana investasi
tidak terikat diakui sebagai investasi tidak terikat pada saat terjadinya sebesar jumlah yang diterima. Pada akhir periode akuntansi, investasi
tidak terikat diukur sebesar nilai tercatat”.
35
Penyajian investasi tidak terikat berdasarkan PAPSI 2003 adalah sebagai berikut, “Investasi tidak terikat dari pihak ketiga disajikan sebesar
33
Bank Muamalat Indonesia, Terjemahan Accounting and Auditing Standards for islamic Financial Institution Jakarta: Bank Muamalat Indonesia, 1998, h. 213
34
PSAK No. 59 paragraf 154
35
PAPSI 2003, h. 175
jumlah nominalnya untuk masing-masing bentuk investasi tidak terikat, antara lain tabungan mudharabah, deposito mudharabah.
36
ILUSTRASI NERACA BANK SYARIAH MAGHFIROH
31 Desember 20xB – 20xA
Sumber : PAPSI 2003 : 194
4. Penyajian Biaya Bagi Hasil Obligasi Syariah Mudharabah pada Laporan
Laba Rugi Income Statement Perseroan Seperti halnya pada obligasi konvensional, yang melaporkan biaya
bunga obligasi didalam laporan laba rugi perusahaan, didalam obligasi
36
Ibid., h. 177
Aktiva 1.
Kas 2.
Penempatan pada BI 3.
Giro pada Bank lain 4.
Penempatan pada bank lain 5.
Investasi pada efekSB 6.
Piutang : a.
Murabahah b.
Salam c.
Istishna 7.
Pembiayaan mudharabah 8.
Pembiayaan musyarakah 9.
Pinjaman Qardh 10.
Penyaluran dana investasi terikat 11.
Penyisihan kerugian penghapusbukuan aktiva produktif
12. Persediaan untuk dijual kembali
pada klien 13.
Tagihan dan kewajiban akseptasi 14.
Aktiva yang diperoleh untuk ijarah 15.
Aktiva istishna dalam penyelesaian 16.
Penyertaan pada entitas lain 17.
Aktiva tetap dan akumulasi penyusutan
18. Piutang pendapatan bagi hasil
19. Piutang pendapatan ijarah
20. Aktiva lainnya
Total Aktiva
Xxx Xxx Pasiva
1. Kewajiban segera
2. Bagi hasil yang belum dibagikan
3. Simpanan :
1. Giro Wadiah
2. Tabungan Wadiah
4. Simpanan dari bank lain :
1. Giro Wadiah
2. Tabungan Wadiah
5. Hutang :
1. Hutang Salam
2. Hutang Istishna
3. Kewajiban lain-lain
6. Kewajiban dana investasi terikat
7. Hutang pajak
8. Estimasi keruginan komitmen dan
kontijensi 9.
Pembiayaan yang diterima 10.
Pinjaman subordinansi
Investasi Tidak Terikat 1.
Investasi tidak terikat dari bukan bank
1. Tabungan mudharabah
2. Deposito mudharabah
2. Investasi tidak terikat dari bank
a. Tabungan mudharabah
b. Deposito mudharabah
Ekuitas 1.
Modal disetor 2.
Tambahan modal disetor 3.
Saldo labarugi
Kewajiban, Investasi Tidak terikat dan Ekuitas
Xxx Xxx
syariah, perusahaan akan mencatat biaya bagi hasil dan menyajikannya didalam laporan laba rugi. Berdasarkan PAPSI 2003 dikatakan bahwa :
“Pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian harus diungkapkan berdasarkan jenis menurut karakteristik transaksi. Dana yang berasal dari
investasi yang dibiayai bersama oleh bank dan para pemilik dana investasi tidak terikat dan investasi yang hanya dibiayai oleh bank harus
diungkapkan secara terpisah”.
37
Hak pihak ketiga atas bagi hasil investasi tidak terikat, dikatakan bahwa
38
: a.
Hak pihak ketiga atas bagi hasil investasi tidak terikat merupakan bagian bagi hasil milik pihak ketiga atas hasil pengelolaan dana
mereka oleh bank syariah. b.
Hak pihak ketiga atas bagi hasil investasi tidak terikat tidak dapat diperlakukan sebagai beban pada saat dikeluarkan untuk pihak ketiga.
Bank syariah hanya akan mengakui pendapatan bagi hasil sebesar bagi hasil yang merupakan porsinya berdasarkan nisbah yang telah
disepakati.
37
Ibid., h. 195-196
38
Ibid., h.200
BAB III GAMBARAN UMUM PT.BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK