BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut.
I. Kesengajaan dan kealpaan merupakan bentuk perbuatan yang dapat diancam
hukuman menurut ketentuan yang berlaku. Kesengajaan dan kealpaan dipengaruhi dari diri sendiri maupun dari lingkungan sekitar pelaku dader.
Faktor penyebab seorang Notaris bisa terlibat perkara pidana yakni : 1. Faktor Intern
Faktor ini dipengaruhi oleh keadaan sehatnya jasmani dan rohani, yang diperoleh secara lahiriah dan bathiniah serta tak luput dipengaruhi oleh
lingkungan sekitar. 2. Faktor Ekstern
Faktor ini berasal dari keadaan luar pribadi seseorang, yang selalu dipengaruhi keadaan terdekat seperti keluarga, dan masyarakat, serta tidak
terlepas dari keadaan sosial, budaya, dan ekonomi pada saat itu.
Universitas Sumatera Utara
II. Untuk pemanggilan Notaris yang diduga terlibat dalam perkara pidana.
Dalam proses itu, prosedur yang harus dilakukan oleh aparat penegak hukum tunduk kepada ketentuan perundang-undangan tentang jabatan Notaris yakni
Pasal 66 ayat 1 Undang-undang No. 30 Tahun 2004 Penyidik sebelum mengambil atau menyita surat-surat atau fotokopi minuta
akta yang dilekatkan pada minuta akta atau protokol Notaris dalam penyimpanan Notaris, atau memanggil Notaris berkaitan dengan akta yang
dibuatnya, haruslah terlebih dahulu mendapat ijin dan persetujuan dari Majelis Pengawas Daerah.
Lebih lanjut, Pasal 14 ayat 1 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor: M.03.HT.03.10 Tahun 2007 tentang
Pengambilan Minuta Akta dan Pemanggilan Notaris menyatakan bahwa ”Penyidik, Penuntut Umum, atau Hakim untuk kepentingan proses peradilan
dapat memanggil Notaris sebagai saksi, tersangka, atau terdakwa dengan mengajukan permohonan tertulis kepada Majelis Pengawas Daerah.”
Notaris sebagai jabatan kepercayaan wajib menyimpan rahasia mengenai akta yang dibuatnya dan keteranganpernyataan para pihak yang diperoleh dalam
pembuatan akta, kecuali undang-undang memerintahkannya untuk membuka rahasia dan memberikan keteranganpernyataan tersebut kepada pihak yang
Universitas Sumatera Utara
memintanya.
III. Dalam UUJN diatur bahwa ketika Notaris dalam menjalankan tugas
jabatannya terbukti telah melakukan pelanggaran, maka Notaris dapat dikenai atau dijatuhi sanksi, berupa sanksi perdata, administrasi, dan kode etik jabatan
Notaris, namun tidak mengatur adanya sanksi pidana terhadap Notaris. Jika terbukti secara sah dan meyakinkan telah melanggar ketentuan dalam
KUHPidana, maka harus mempertanggungjawabkan perbuatannya sebagaimana apa yang telah ditentukan dalam KUHPidana
Tiga sudut pandang yang menjadi pertanggungjawaban Notaris tersebut, yakni tidak dikeluarkan secara lahiriah, formal, dan materil dapat dijadikan
dasar untuk mempidanakan Notaris, sepanjang aspek yang harus diperhatikan penyidik atau pihak penghadap, sebagai pembuktian pertanggungjawaban
Notaris akibat akta yang telah dikeluarkannya terbukti secara sengaja dengan penuh kesadaran dan keinsyafan serta direncanakan oleh Notaris dan para
pihakpenghadap yang bersangkutan, bahwa akta yang dibuat di hadapan Notaris, dijadikan suatu alat melakukan suatu tindak pidana atau dalam
pembuatan akta para pihak, Notaris secara sadar, sengaja melakukan perbuatan pidana bersama-sama dari salah satu pihak yang menghadap atau
Universitas Sumatera Utara
melakukanmembantumenyuruh melakukan tindakan yang melanggar hukum.
Hak ingkar Notaris berkaitan erat dengan sumpah Jabatan Notaris, dan sumpah Jabatan Notaris berkaitan dengan pertanggungjawaban Notaris.
Berkaitan dengan pertanggungjawaban secara pidana dari Notaris terhadap kebenaran materil dalam akta yang dibuatnya, dapat ditelusuri dari
pemahaman akta itu sendiri. Dan dengan sendirinya penggunaan hak ingkar Notaris dalam perkara pidana tidak dapat digunakan, karena di mata hukum
setiap warga negara yang baik wajib memberikan kesaksian yang sebenar- benarnya dan tak lain daripada yang sebenarnya.
Diberhentikan sementara dari jabatannya atau diberhentikan dengan tidak hormat jika Notaris terbukti melakukan pelanggaran dan tindak pidana Pasal
9 ayat 1 jo Pasal 12 Undang-undang No. 30 Tahun 2004. Menteri dapat memberhentikan sementara Notaris dari jabatannya apabila
Notaris yang bersangkutan berstatus sebagai terdakwa karena diduga melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 lima tahun
atau lebih Pasal 33 ayat 1 PerMen No. M.01.HT.03.01 Tahun 2006. Notaris diberhentikan dengan tidak hormat oleh Menteri karena dijatuhi
pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan
Universitas Sumatera Utara
pidana penjara 5 lima tahun atau lebih Pasal 13 Undang-undang No. 30 Tahun 2004.
B. SARAN