E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan penelusuran untuk mencari informasi tentang keaslian penelitian yang akan saya lakukan, khususnya di lingkungan Universitas Sumatera Utara,
penelitian berjudul “Analisis Hukum Terhadap keterlibatan Notaris Dalam Perkara Pidana”, belum ditemukan judul dan pokok pembahasan dari penelitian yang sama
ataupun menyerupai, yang telah dilakukan oleh peneliti lainnya.
Namun, ada penulis lain yang menyinggung persoalan atau membicarakan menyangkut hukum pidana, seperti :
Tesis yang berjudul “Kewenangan Notaris Dalam Status Tersangka Menjalankan Tugas Sebagai Pejabat Umum”, yang diteliti dan dibuat oleh Edy
Natasari Sembiring, dengan Nomor Induk Mahasiswa 077011016; dan tesis yang berjudul “Penggunaan Hak Ingkar Notaris pada Perkara Perdata dan Pidana Studi
penelitian di Kota Medan”, yang diteliti dan dibuat oleh Hamidah, dengan Nomor Induk Mahasiswa 037011130.
Universitas Sumatera Utara
F. Kerangka Teori dan Konsepsional
1. Kerangka teori
Kerangka teori adalah kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, mengenai suatu kasus atau permasalahan yang menjadi bahan
perbandingan atau pegangan teoritis dalam penelitian.
11
Burhan Ashshofa mengungkapakan suatu teori merupakan serangkaian asumsi, konsep, defenisi dan proposisi untuk menerangkan suatu
fenomena social secara sistematis dengan cara merumuskan antara konsep.
12
Teori menurut Snelbecker adalah sebagai perangkat proposisi yang terintegrasi secara sintaksis yaitu yang mengikuti aturan tertentu yang dapat
diamati dan fungsi sebagai wahana untuk meramalkan dan menjelaskan fenomena yang diamati.
13
Notariat di Indonesia dimulai pada saat masuknya usaha dagang VOC ke Hindia Belanda, awal abad XVI, dimana pemerintah Belanda memberi
kekuasaan sangat besar pada usaha dagang ini, dan pada masa itu masih
11
M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Mandar Maju, Bandung, 1994, Hal. 80
12
Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, 1996, Hal. 19
13
Lexy J Moleong, Metodologi penelitian kualitatif, Remaja Rosdakarya, 1990, Hal. 195
Universitas Sumatera Utara
kalah bersaing dengan Portugis. VOC diberikan hak monopoli untuk mengumpulkan bahan-bahan dagangan seAsia Tenggara.
Di Indonesia usaha dagang VOC berkedudukan di Batavia sekarang Jakarta. Banyak pedagang Eropah dan Negara-negara lainya datang ke
Batavia untuk membeli rempah-rempah dari VOC, dan untuk transaksi perdagangan dibutuhkan alat bukti tertulis, maka oleh pemerintah Hindia
Belanda diangkatlah Melchior Kerchem sebagai Notaris pertama di tanah air Indonesia.
Intruksi pertama untuk Notaris keluar tanggal 16 Juni 1625 yang isinya 10 pasal yang diantaranya ialah : Notaris harus diuji, disumpah, tidak
bebas dalam menjalankan jabatannya karena adanya jabatan rangkap dengan jabatan pemerintah yakni sebagai panitera pengadilan. Tahun 1632 keluar
instruksi dalam bentuk plakat, bahwa Notaris tidak boleh membuat akta jual beli, wasiat kecuali telah mendapat persetujuan dari Gubernur Jenderal dan
Pengadilan.
Pada tahun 1751 di Batavia ada lima orang Notaris dengan ketentuan dua orang tinggal di bagian barat kota, dan dua orang tinggal dibagian timur
kota, dan satu orang tinggal di luar kota.
Universitas Sumatera Utara
Pada tahun 1822 semua plakat-plakat yang ada, disatukan dalam sebuah peraturan yang disebut “Instructie voor Notarissen in Nederlandsche
Hindie”, dituangkan dalam Staatblad 1822 Nomor 11 yang isinya adalah rangkuman pengumuman yang ada di plakat-plakat tersebut yang dirangkum
menjadi 34 pasal. Intruksi ini berlaku sampai dikeluarkannya “Het Reglement op het Notaris Ambt in Nederlansche Hindie” atau lebih dikenal
dengan “Notaris Reglement” Staatblad 1860 Nomor 3 yang dikenal sekarang sebagai Peraturan Jabatan Notaris PJN sebagai pengganti peraturan lama.
Peraturan Jabatan Notaris Stb 1860 No. 3 telah diubah beberapa kali dan terakhir diubah dengan Lembaran Negara 1945 No. 101, dan setelah 144
tahun, Stb 1860 No. 3 dinyatakan tidak berlaku lagi, digantikan dengan Undang-undang jabatan Notaris nomor 30 Tahun 2004.
Untuk mendapatkan hasil kajian sesuai dengan tujuan yang di harapkan maka sebelum dilaksanakan penelitian di lapangan, perlu dianalisis
teori-teori yang berkaitan dengan kajian. Teori tersebut dimaksudkan untuk mendasari segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan pengkajian yang
dilakukan, meliputi : pengertian dan tugas pokok Notaris, serta pengertian perkara pidana yang melibatkan Notaris.
Universitas Sumatera Utara
Kata Notaris sendiri berasal dari kata “nota literaria” yaitu tanda tulisan atau karakter yang dipergunakan untuk menuliskan atau
menggambarkan ungkapan kalimat yang disampaikan nara sumber.
14
Kata Notaris juga pernah dipakai khusus untuk para penulis kerajaan yang
menuliskan segala sesuatu yang bicarakan kaisar pada rapat-rapat kenegaraan. Notaris yang menjadi penulis kerajaan ini mempunyai
kedudukan sebagai pegawai istana. Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta
otentik dan kewenangan lainnya serta orang yang menjalankan sebagian fungsi publik dari negara, khususnya di bidang hukum perdata.
Notaris adalah salah satu jabatan profesi hukum yang tugasnya melayani masyarakat diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
pembangunan hukum nasional dituntut untuk memiliki moral dan mental yang handal, sehingga Notaris tidak menyalahgunakan wewenang yang ada
padanya. Notaris akan dapat menjaga martabatnya sebagai seorang pejabat umum yang ikut melaksanakan kewibawaan pemerintah.
Perjanjian yang dibuat Notaris adalah akta otentik, karena Notaris merupakan pejabat umum yang diangkat oleh negara untuk itu. Notaris adalah
profesi yang jabatannya fungsionaris, ditunjuk dan diangkat oleh negara,
14
Lumban Tobing, Peraturan Jabatan Notaris, Erlangga, Jakarta, 1996, Hal. 5
Universitas Sumatera Utara
menjalankan jabatan berdasarkan undang-undang, namun tidak digaji oleh negara.
Jabatan Notaris adalah jabatan umum, karena Notaris diangkat dan diberhentikan oleh pemerintah, Notaris menjalankan tugas Negara, akta yang
dibuat, yaitu minuta adalah merupakan dokumen Negara. Jadi tugas utama Notaris yaitu membuat membuat akta-akta autentik guna melayani
masyarakat. Bidang pekerjaan Notaris selain membuat akta otentik, juga
melaksanakan antara lain : 1. Bertindak selaku penasehat hukum, terutama yang menyangkut masalah
hukum perdata; 2. Mendaftarkan akta-aktasurat-surat di bawah tangan waarmerking;
3. Melegalisir tanda tangan; 4. Membuat dan mensahkan waarmerking salinanturunan berbagai
dokumen; 5. Mengusahakan disahkannya badan-badan, seperti perseroan terbatas dan
perkumpulan, agar memperoleh persetujuanpengesahan sebagai badan hukum dari Menteri;
6. Membuat keterangan hak waris di bawah tangan; dan 7. Pekerjaan-pekerjaan lain yang bertalian dengan lapangan yuridis dan
perpajakan, seperti urusan bea materai dan sebagainya.
15
Prof. AG. Lubbers mengutarakan tentang lingkup kerja Notaris, yakni : 1. Autentik berarti bahwa keaslian ketulenan dan ketepatan tulisan itu
adalah pasti; 2. Seorang Notaris tidak hanya menangani ketentuan-ketentuan yang
termuat dalam jabatan Notaris mengenai cara membuat dan membentuk
15
Andasasmita Komar, Notaris Selayang Pandang, Alumni, Bandung, 1983, Hal. 7
Universitas Sumatera Utara
suatu akta, ia menangani keseluruhan hukum perdata yaitu hukum yang khas mengatur hubungan antara orang-orang sipil;
3. Seorang Notaris harus mendengar lebih lama dari memberi nasehat sependek dan seringkas mungkin. Sebagaimana telah diketahui, para
Notaris diangkat oleh penguasa untuk kepentingan masyarakat. Wewenang dari para Notaris diberikan Undang-undang untuk
kepentingan masyarakat umum dan bukan kepentingan diri Notaris itu sendiri. Oleh karena itu kewajiban Notaris adalah kewajiban jabatan.
16
Pejabat umum adalah pejabat yang diangkat dan diberhentikan oleh kekuasaan umum pemerintah dan diberi wewenang serta kewajiban untuk
melayani publik dalam hal-hal tertentu, karena itu ia ikut melaksanakan kewibawaan pemerintah.
17
Inilah yang membedakan Notaris dengan jabatan lain yang ada dalam masyarakat, walaupun pejabat selain Notaris juga diangkat oleh pemerintah,
ataupun mendapat izin dari pemerintah tapi sifat pengangkatan itu hanya merupakan pemberian izin untuk menjalankan sesuatu jabatan, tidak langsung
merupakan pengemban jabatan Negara Dokter, Advocat, Akuntan, dll. Pejabat selain Notaris itu menjalankan pekerjaan bebas, tidak bersumber
kepada kekuasaan pemerintah, hanya terikat kepada peraturan-peraturan mengenai jabatan, dan selanjutnya mereka bebas melakukan profesinya,
16
Tan Thong Kie, Buku I Studi Notariat Serba-serbi Praktek Notaris, Ibid, Hal. 175
17
Sutrisno, Diktat Komentar UU Jabatan Notaris Buku I, kalangan sendiri, 2007, Hal. 119
Universitas Sumatera Utara
boleh memilih dimana tempat bekerja, tidak terikat kepada peraturan cuti dan peraturan administrasi yang erat hubungannya dengan pekerjaannya serta
tidak ada pemeriksaan rutin atas segala pekerjaan yang telah dilakukannya.
Notaris bukan pegawai negeri, meskipun Notaris diangkat dan diberhentikan pemerintah. Antara pemerintah dan pegawai negeri terjadi
hubungan kerja kedinasan, sebaliknya pemerintah dan Notaris tidak ada hubungan kerja kedinasan. Notaris juga bukan pegawai swasta walaupun
tidak digaji pemerintah dan hanya bekerja mandiri, Notaris tunduk kepada pasal-pasal dari Undang-undang Jabatan Notaris. Inilah yang membedakan
Notaris dari pegawai swasta biasa.
Jabatan Notaris ini tidak ditempatkan di lembaga yudikatif, eksekutif ataupun yudikatif. Notaris diharapkan memiliki posisi netral, sehingga
apabila ditempatkan di salah satu dari ketiga badan negara tersebut maka notaris tidak lagi dapat dianggap netral. Dengan posisi netral tersebut, Notaris
diharapkan untuk memberikan penyuluhan hukum untuk dan atas tindakan hukum yang dilakukan Notaris atas permintaan kliennya. Dalan hal
melakukan tindakan hukum untuk kliennya, Notaris juga tidak boleh memihak kliennya, karena tugas Notaris ialah untuk mencegah terjadinya
masalah anti trial role.
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian profesi Notaris di Indonesia didasari oleh Pasal 1868 Kitab Undang-undang Hukum Perdata yang berbunyi: “Suatu akta
otentik ialah suatu akta di dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang, yang dibuat oleh atau dihadapan pegawai-pegawai umum yang berkuasa
untuk itu ditempat dimana akta dibuatnya”. Diterjemahkan kembali dalam Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 Sebagai pengganti Het Reglement op
het Notaris Ambt in Nederlandsche Hindie nomor 3 Tahun 1860. Pasal 1 ayat 1 UUJN
“Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang ini.”
Pasal 15 ayat 1 UUJN “Notaris berwenang membuat akta otentik mengenai semua perbuatan,
perjanjian, dan ketentuan yang diharuskan oleh peraturan perundang- undangan danatau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk
dinyatakan dalam akta otentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan grosse, salinn dan kutipan akta, semuanya itu
sepanjang pembuatan akta-akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh undang-undang.”
Universitas Sumatera Utara
Hamidah dalam tulisannya yang berjudul Penggunaan Hak Ingkar Notaris pada Perkara Perdata dan Pidana studi penlitian di kota Medan,
Kewenangan Notaris meliputi beberapa hal, yakni :
1. Notaris berwenang sepanjang menyangkut akta yang dibuatnya; 2. Notaris berwenang sepanjang mengenai orang untuk kepentingan siapa
akta itu dibuat; 3. Notaris harus berwenang sepanjang mengenai waktu pembuatan akta itu
dibuat.
18
Notaris sebagai pejabat umum diberikan oleh peraturan perundang-undangan kewenangan, kewajiban, larangan, dan tanggung jawab dalam melaksanakan
pekerjaanya. Kewenangan Notaris menurut UUJN Pasal 15:
1. Membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundangan danatau yang
dikhendaki oleh yang berkepentingan, untuk dinyatakan dalam akta otentik, menajmin kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan akta,
memberikan grosse, salinan dan kutipan akta, semuanya sepanjang pembuatan akta tersebut tidak ditugaskan atau dikecualikan kepada
pejabat atau orang lain yang ditetapkan oleh undang-undang.
18
Hamidah, Penggunaan Hak Ingkar Notaris pada Perkara Perdata dan Pidana studi penlitian di kota Medan, Karya Ilmiah, 2005, Hal. 4
Universitas Sumatera Utara
2. Mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal pembuatan surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus legalisasi.
Legalisasi adalah tindakan mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal surat di bawah tangan yang dibuat sendiri oleh orang
perseorangan atau oleh para pihak diatas kertas yang bermaterai cukup yang di tanda tangani di hadapan notaris dan didaftarkan dalam buku
khusus yang disediakan oleh Notaris. 3. Membukukan surat-surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku
khusus waarmerking. 4. Membuat kopi dari asli surat di bawah tangan berupa salinan yang
memuat uraian sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam surat yang bersangkutan.
5. Melakukan pengesahan kecocokan fotokopi dengan surat aslinya legalisir.
6. Memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan akta. 7. Membuat akta yang berhubungan dengan pertanahan.
8. Membuat akta risalah lelang. 9. Membetulkan kesalahan tulis danatau kesalahan ketik yang terdapat
pada minuta akta yang telah di tanda tangan, dengan membuat berita acara BA dan memberikan catatan tentang hal tersebut pada minuta
Universitas Sumatera Utara
akta asli yang menyebutkan tanggal dan nomor BA pembetulan, dan salinan tersebut dikirimkan ke para pihak Pasal 51 UUJN.
Kewajiban Notaris menurut UUJN Pasal 16: 1. Bertindak jujur, seksama, mandiri, tidak berpihak dan menjaga
kepentingan pihak yang terkait dalam perbuatan hukum; 2. Membuat akta dalam bentuk minuta akta dan menyimpannya sebagai
bagian dari protokol notaris, dan notaris menjamin kebenarannya; Notaris tidak wajib menyimpan minuta akta apabila akta dibuat dalam bentuk
akta originali. 3. Mengeluarkan grosse akta, salinan akta dan kutipan akta berdasarkan
minuta akta; 4. Wajib memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan dalam UUJN,
kecuali ada alasan untuk menolaknya. 5. Yang dimaksud dengan alasan menolaknya adalah alasan: a. Yang
membuat notaris berpihak, b. Yang membuat Notaris mendapat keuntungan dari isi akta; c. Notaris memiliki hubungan darah dengan
para pihak; d. Akta yang dimintakan para pihak melanggar asusila atau moral.
Universitas Sumatera Utara
6. Merahasiakan segala suatu mengenai akta yang dibuatnya dan segala keterangan yang diperoleh guna pembuatan akta sesuai dengan sumpah \
jabatan. 7. Kewajiban merahasiakan yaitu merahasiakan segala suatu yang
berhubungan dengan akta dan surat-surat lainnya adalah untuk melindungi kepentingan semua pihak yang terkait.
8. Menjilid akta yang dibuatnya dalam 1 bulan menjadi 1 bukubundel yang memuat tidak lebih dari 50 akta, dan jika jumlahnya lebih maka dapat
dijilid dalam buku lainnya, mencatat jumlah minuta akta, bulan dan tahun pembuatannya pada sampul setiap buku; Hal ini dimaksudkan bahwa
dokumen-dokumen resmi bersifat otentik tersebut memerlukan pengamanan baik terhadap aktanya sendiri maupun terhadap isinya untuk
mencegah penyalahgunaan secara tidak bertanggung jawab. 9. Membuat daftar dan akta protes terhadap tidak dibayarnya atau tidak
diterimanya surat berharga; 10. Membuat daftar akta yang berkenaan dengan wasiat menurut uraian
waktu pembuatan akta setiap bulan dan mengirimkan daftar akta yang dimaksud atau daftar akta nihil ke Daftar Pusat Wasiat Departemen
Hukum dan HAM paling lambat tanggal 5 tiap bulannya dan melaporkan
Universitas Sumatera Utara
ke Majelis pengawas daerah selambat-lambatnya tanggal 15 tiap bulannya;
11. Mencatat dalam repotrorium tanggal pengiriman daftar wasiat pada setiap akhir bulan;
12. Mempunyai capstempel yang memuat lambang negara republik indonesia dan pada ruang yang melingkarinya dituliskan nama, jabatan,
dan tempat kedudukan yang bersangkutan; 13. Membacakan akta di hadapan pengahadap dengan dihadiri minimal 2
orang saksi dan ditanda tangani pada saat itu juga oleh para penghadap, notaris dan para saksi;
14. Menerima magang calon Notaris;
Larangan jabatan Notaris menurut UUJN Pasal 17: Notaris dilarang: 1. Menjalankan jabatan di luar wilayah jabatannya;
2. Meninggalkan wilayah jabatannya lebih dari 7 hari kerja berturut-turut tanpa alasan yang sah;
3. Merangkap sebagai pegawai negeri; 4. Merangkap sebagai pejabat negara;
5. Merangkap sebagai advokat;
Universitas Sumatera Utara
6. Merangkap jabatan sebagai pemimpin atau pegawai BUMN, BUMD, atau badan usaha swasta;
7. Merangkap sebagai pejabat pembuat akta tanah di luar wialayah jabatan Notaris;
8. Menjadi Notaris pengganti; 9. Melakukan profesi lain yang bertentangan dengan norma agam,
kesusilaan atau kepatutan yang dapat mempengaruhi kehoramatan dan martabat jabatan Notaris.
Tugas dan tanggung jawab Notaris adalah membuat akta autentik, baik yang ditentukan peraturan perundang-undangan maupun oleh keinginan
orang tertentu dan badan hukum yang memerlukannya.
19
Di dalam menjalankan tugasnya Notaris harus berpegang teguh dan menjunjung tinggi martabat profesinya sebagai jabatan kepercayaan dan
terhormat. Sebagai pejabat umum yang terpercaya, akta-aktanya harus menjadi alat bukti yang kuat apabila terjadi sengketa hukum di pengadilan.
Dengan demikian teori yang digunakan dalam penelitian ini, merujuk kepada teori hukum Sosiologis. Menurut Roscoe Pound teori ini merupakan
suatu kajian yang berkarakter khas tertib hukum, yaitu merupakan suatu
19
Supriadi, Etika Tanggung Jawab Profesi Hukum di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2008 Hal. 37
Universitas Sumatera Utara
aspek ilmu hukum yang sebenarnya, memandang hukum sebagai suatu alat pengendalian sosial.
20
Keterlibatan Notaris dalam perkara pidana tidak akan lepas dari seperangkat peraturan perundang-undangan hukum pidana yang
berlaku dan Undang-undang Jabatan Notaris, karena Notaris adalah bagian dari masyarakat sosial itu sendiri.
2. Kerangka Konsepsional Menurut kamus Bahasa Indonesia konsepsi adalah pendapat atau
pangkal pendapat, pengertian pendapat; rancangan : cita-cita, dan sebagainya yang telah ada dalam pikiran.
Konsepsi adalah salah satu bagian terpenting dari teori. Peranan konsepsi dalam penelitian ini untuk menghubungkan teori dan observasi,
antar abstrak dan kenyataan. Konsep diartikan sebagai kata yang menyatukan abstraksi yang digeneralisasikan dari hal-hal yang khusus dan disebut defenisi
operasional.
21
Dalam kerangka konsepsional diungkapkan beberapa konsepsi atau pengertian yang akan dipergunakan sebagai dasar penelitian hukum, guna
menghidari perbedaan penafsiran dari istilah yang dipakai, selain itu juga dipergunakan sebagai pegangan dalam proses penelitian ini.
22
20
Achmad Ali., Menguak Teori Hukum dan Teori Peradilan, Kencana, Jakarta, 2009, Hal. 103
21
Samadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998, Hal. 3
22
Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum, Op. Cit., Hal. 28
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena itu untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini harus didefenisikan beberapa konsep dasar, agar secara operasional diperoleh
hasil dalam penelitian ini yang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan yaitu :
1. Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-
undang ini Pasal 1 butir UUJN.
2. Perkara pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan mana disertai ancaan sanksi berupa pidana tertentu, bagi
barangsiapa melanggar larangan tersebut.
23
3. Majelis Pengawas adalah suatu badan yang mempunyai kewenangan dan kewajiban untuk melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap
Notaris Pasal 1 butir 6 UUJN.
4. Ikatan Notaris Indonesia disingkat ini adalah perkumpulan organisasi bagi para Notaris, merupakan satu-satunya wadah pemersatu bagi semua
dan setiap orang yang memangku dan menjalankan tugas jabatan sebagai pejabat umum di Indonesia.
24
23
Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 2000, Hal. 54
24
Gunardi Markus Gunawan, Himpunan Peraturan tentang Kenotariatan, Jakarta, 2007, Hal. 604
Universitas Sumatera Utara
5. Kode Etik Notaris adalah seluruh kaidah moral yang ditentukan oleh perkumpulan Ikatan Notaris Indonesia yang berlaku bagi serta wajib
ditaati oleh setiap dan semua anggota, dan semua orang yang menjalankan tugas jabatan sebagai Notaris, termasuk di dalamnya pada
Pejabat Sementara Notaris, Notaris Pengganti, dan Notaris Pengganti Khusus.
25
6. Akta Notaris adalah akta otentik yang dibuat oleh atau dihadapan Notaris menurut bentuk dan tata cara yang ditetapkan dalam undang-undang ini
Pasal 1 butir 7 UUJN
7. Tindak pidana Notaris adalah kejahatan yang dilakukan Notaris secara sengaja maupun tidak sengaja dalam lingkup pekerjaannya.
26
Dengan demikian konsepsi dalam penelitian ini yakni : keterlibatan Notaris dalam peristiwa pidana sudah tidak asing lagi terdengar ditelinga kita.
Keterlibatan Notaris, baik sebagai saksi, tersangka, terdakwa, dan sebagai tergugat telah mencerminkan kurang hati-hatinya Notaris dalam membuat
akta atau menjalankan tugasnya selaku pejabat umum karena adanya kesengajaan dan kelalaian dari Notaris itu sendiri.
25
Gunardi Markus Gunawan, Himpunan Peraturan tentang Kenotariatan, Ibid.
26
Tjong, Deddy Iskandar, Wawancara, tanggal 04 Januari 2010
Universitas Sumatera Utara
G. Metode Penelitian