27
Gambar.2.3 Struktur Organisasi Dewan Kelurahan Ciracas
LURAH KETUA
SUMARMIN
Garis Pembidangan : Garis Koordinasi :
C. Pemberdayaan
1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat
Istilah pemberdayaan masyarakat mengacu pada kata empowerment yang berarti penguatan. Yaitu sebagai upaya untuk
mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki sendiri oleh masyarakat. Jadi pendekatan pemberdayaan masyarakat titik beratnya adalah
penekanan pada pentingnya masyarakat lokal yang mandiri sebagai suatu sistem yang mengorganisir diri mereka. Maka pendekatan pemberdayaan
ACENG ZAENI S.Ag.MH
WAKIL KETUA
H. ENOCH SARWONO
KOORD.SEKRET BENDAHARA
WK. SEKRET WK. BENDAHARA
KOMISI I
Bidang Pemerintahan dan Trantib
1. Drs. SURURI A.K
2. SUWANDI
KOMISI II
Bidang Pelayanan Umum 1.
W. SUKARWAN 2.
Drs. NIRIN THARMIZI
KOMISI III
Bidang Pemberdayaan Masyarakat 1.
M. YUSUF ACHMAD 2.
Drs. H. SOFYAN DIMYATI
KOMISI IV
Bidang Prasarana Umum 1.
DERMAWAN. SH 2.
NOMING K.K
28
masyarakat yang diharapkan adalah yang dapat memposisikan individu sebagai subjek bukan sebagai objek.
13
Payne sebagaimana dikutip Adi 2003 menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah:
“To help client gain power of decision and action over their own lives by reducing the effect of socisl or personal block to exercising
excisting power, by increasing capacity and self confidence to use power and by transferring power from the environment to clients”.
membantu klien memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan terkait dengan diri mereka,
termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan
kemampuan dan rasa percaya diri yang ia miliki, antara lain melalui transfer daya dari lingkungannya
14
Menurut Suharto 2005 pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga
mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam a memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan freedom,
dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan bebas dari kesakitan b menjangkau
sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatanya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa
13
Setiana L., Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat”, dalam nurjanah, ed., Implikasi Filsafat Konstruktivisme Untuk Pemberdayaan Masyarakat, Yogyakarta: UIN Sunan
Kalijaga Press, 2007, Cet-1, h.79
14
Isbandi Rukminto Adi, “Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyaraka, Jakarta: Rajawali Press, 2008, h. 77-78
29
yang mereka perlukan c berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka.
15
Adi 2005 juga mengutip pendapat Ife tentang pemberdayaan. Ife menjelaskan bahwa:
“empowerment means providing people with the resources, opportunities, knowledge, and skill to increasentheir capacity to
determine their own future and to participate in and affect the life of their community.”
“Pemberdayaan sebagai sarana untuk memberikan orang dengan sumber-sumber, kesempatan-kesempatan, pengetahuan dan
keterampilan untuk meningkatkan kapasitas mereka sehingga dapat menentukan masa depan dan berpartisipasi dalam kehidupan
komunitas mereka”.
16
Selanjutnya Kartasasmita dalam buku Isu-isu Tematik Pembangunan Sosial yang ditulis oleh Sulistiati 2004 mengatakan,
bahwa memberdayakan masyarakat berarti meningkatkan kemampuan masyarakat dengan cara mengembangkan dan mendinamisasi potensi-
potensi masyarakat dalam rangka meningkatkan harkat dan martabat seluruh lapisan masyarakat. Dengan kata lain menjadikan masyarakat
mampu dan mandiri dengan menciptakan iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang. Pemberdayaan bukan hanya meliputi
penguatan anggota individu anggota masyarakat tetapi juga pranata-
15
Edi Suharto, “Membangun Masyarakat Memberdayakan rakyat, Bandung: PT Refika Aditama , 2005, h. 58.
16
Isbandi Rukminto Adi, “Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyaraka”, Jakarta: Rajawali Press, 2008, h. 50-51
30
pranatanya, menanamkan nilai-nilai budaya modern seperti kerjakeras, hemat, keterbukaan, dan tanggung jawab adalah bagian pokok dari upaya
pemberdayaan.
17
Sedang menurut Parsons yang dikutip oleh Suharto 2005 pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup
kuat untuk berpartisipasi dalam, berbagai pengontrolan atas dan mempengaruhi terhadap kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang
mempengaruhi kehidupanya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh pengetahuan, keterampilan dan kekuasaan yang cukup untuk
mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatianya.
18
Menurut Cristenson dan Robinson, yang dikutip oleh Soetomo, bahwa: “pengertian pemberdayaan masyarakat adalah sebagai suatu proses
dimana masyarakat yang tinggal pada lokasi tertentu mengembangkan prakarsa untuk melaksanakan suatu tindakan sosial dengan atau tanpa
intervensi untuk mengubah situasi ekonomi, sosial, kultural, dan atau lingkungan mereka.”
19
Dari definisi Cristenson dan Robinson, terlihat kesan yang hendak menyatakan bahwaa dalam memberdayakan masyarakat intervensi
bukanlah suatu hal yang mutlak, justru yang lebih penting adalah
17
Sulistiati, “Isu-isu Tematik Pembangunan Sosial: Konsepsi dan Strategi Jakarta: Balai latihan dan pengembangan Sosial Depsos RI, 2004, h.229
18
Edi Suharto, “Membangun Masyarakat Memberdayakan rakyat, Bandung: PT Refika Aditama , 2005, h. 58.
19
Soetomo, “strategi-strategi Pembangunan Masyarakat” Yogyakarta: Pustaka
Belajar,2006, h.81.
31
partisipasi masyarakat dalam proses yang berlangsung dimana pemberdayaan itu dilaksanakan.
Dari berbagai pengertian yang ada, maka peneliti menarik kesimpulan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya yang
dilakukan untuk membuat masyarakat berdaya dengan mengembangkan keterampilan yang dimilikinya, yang dapat dikembangkan dalam
pelatihan-pelatihan keahlian hidup, agar masyarakat menjadi berdaya dan dapat mandiri.
2. Peran Pemerintah pada Pemberdayaan Masyarakat