Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam mengatur tatanan hidup dengan sempurna, tidak hanya mengatur masalah ibadah seseorang kepada Tuhannya, tetapi juga mengatur masalah muamalah yaitu hubungan sesama manusia, hubungan manusia dengan mahluk lain dan dengan alam sekitarnya, seperti sosial budaya, pertanian, tehnologi, tidak terkecuali di bidang ekonomi. Islam memandang penting persoalan ekonomi, hal ini dikarenakan ekonomi merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak dapat dipisahkan, namun bukanlah merupakan tujuan akhir dari kehidupan ini melainkan sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang lebih baik. setiap manusia mempunyai kebutuhan pokok, yaitu sandang, pangan, dan papan. Semua kebutuhan tersebut tidak dapat diperoleh secara gratis tetapi harus diusahakan dengan benar dan sah. Dan telah menjadi sifat alami manusia untuk memenuhi kebutuhannya karena merupakan fitrah jika kemudian manusia bekerja untuk memperoleh harta demi terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tersebut. 1 2 Islam dengan tegas menggariskan kepada penguasa untuk meminimalkan kesenjangan dan ketidak seimbangan distribusi. 1 Pajak diterapkan atas kekayaan seseorang untuk membantu yang miskin untuk mencukupi kebutuhannya, dalam Islam distribusi pendapatan ini dapat terlihad dari salahsatu rukun Islam yaitu melalui zakat 2 . Indonesia merupakan Negara ketiga yang sampai saat ini jumlah penduduk miskinnya masih terbanyak, kemiskinan di Indonesia tak sekedar terjadi karena struktur dan budaya masyarakat. Namun kemiskinan juga tak hanya disebabkan oleh sulitnya masyarakat miskin mendapatkan akses sumber permodalan faktor produksi. Kemiskinan sangat erat kaitannya dengan persoalan keimanan dan ketakwaan masyarakat. Untuk itu pendekatan pemberdayaan masyarakat dalam mengentaskan kemiskinan, khususnya di bidang ekonomi haruslah dimulai dari pembangunan aspek maknawiyah masyarakat. Yang dimaksud dengan aspek maknawiyah adalah kesadaran yang kuat bahwa keimanan dan ketakwaan kepada Allah akan mendatangkan keberkahan hidup. 1 Edwin, Nasution Mustofa, dkk, “Pengantar Eksklusif Ekonomi Islam”, h.120 2 Zakat berasal dari bentuk kata zaka yang berarti suci, baik, berkah, tumbuh dan berkembang. Lihat Didin Hafidhudhin, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak, Shadaqah Jakarta: Gema Insani Press, 1998, cet ke-1, H.13 3 Kebahagiaan merupakan tujuan utama kehidupan manusia. 3 manusia akan memperoleh kebahagiaan ketika seluruh kebutuhan dan keinginanya terpenuhi, baik dalam aspek material maupun spiritual, dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Terpenuhinya kebutuhan yang bersifat material, seperti sandang, pangan dan papan rumah serta kekayaan lainya dewasa ini lebih banyak mendapatkan perhatian dalam ilmu ekonomi. Terpenuhinya kebutuhan material inilah yang disebut dengan sejahtera. 4 Dalam upaya mewujudkan kesejahteraan manusia kita senantiasa menghadapi kendala pokok yaitu, kurangnya sumberdaya yang bisa digunakan untuk mewujudkan kebutuhan tersebut. Ketika kebutuhan masyarakat masih bisa dipenuhi oleh sumber daya yang ada maka tidak akan terjadi persoalan bahkan juga tidak akan terjadi persaingan. 5 Namun manakala ketika kebutuhan seseorang atau masyarakat akan barang dan jasa sudah melebihi kemampuan penyediaan barang dan jasa, maka akan terjadilah apa yang disebut kelangkaan. 3 Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam P3EI Universitas Islam Indonesia Yogyakarta atas kerjasama dengan Bank Indonesia, “Ekonomi Islam”, Jakarta: 2008, PT. raja Grafindo Persada, h.1 4 Sejahtera diterjemahkan dari kata prosperous yang berarti maju dan sukses, terutama dalam hal pendapatan dan memperoleh kekayaan yang cukup banyak. Bahagia happiness memiliki makna yang lebih luas, yang berarti kondisi atau perasaan nikmat dan nyaman, yang bisa disebabkan oleh terpenuhinya kebutuhan material maupun spiritual. 5 Edwin, Nasution Mustofa, dkk, “Pengantar Eksklusif Ekonomi Islam” Jakarta: 2006, Kencana Prenada Group, h.54. 4 Islam dengan tegas menggariskan kepada penguasa untuk meminimalkan kesenjangan dan ketidak seimbangan distribusi. 6 Pajak diterapkan atas kekayaan seseorang untuk membantu yang miskin untuk mencukupi kebutuhannya, dalam islam distribusi pendapatan ini dapat terlihat dari salahsatu rukun Islam yaitu melalui Zakat. Indonesia merupakan Negara ketiga yang sampai saat ini jumlah penduduk miskinnya masih terbanyak, kemiskinan di Indonesia tak sekedar terjadi karena struktur dan budaya masyarakat. Namun kemiskinan juga tak hanya disebabkan oleh sulitnya masyarakat miskin mendapatkan akses sumber permodalan faktor produksi. Untuk itu pendekatan pemberdayaan masyarakat dalam mengentaskan kemiskinan, khususnya di bidang ekonomi haruslah dimulai dari pembangunan aspek maknawiyah masyarakat. Yang dimaksud dengan aspek maknawiyah adalah kesadaran yang kuat bahwa keimanan dan ketakwaan kepada Allah akan mendatangkan keberkahan hidup. Masalahan kemiskinan yang cukup kompleks ini membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi 7 . Namun penanganannya selama ini cenderung masih parsial dan tidak berkelanjutan. Peran dunia usaha dan masyarakat pada umumnya juga belum optimal. 6 Edwin, Nasution Mustofa, dkk, “Pengantar Eksklusif Ekonomi Islam”, h.120 7 Tim Pengendali PNPM Mandiri 20072008, “Pedoman Umum Program Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri”, Jakarta: 2007, PNPM, h.10 5 Kerelawanan sosial dalam kehidupan masyarakat yang dapat menjadi sumber penting pemberdayaan dan pemecahan akar permasalahan kemiskinan juga mulai luntur. Untuk itu diperlukan perubahan yang bersifat sistemik dan menyeluruh dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Kepuasan merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Jadi tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Kepuasan masyarakat sepenuhnya dapat dibedakan pada tiga taraf , yaitu: pertama, Memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar masyarakat, Taraf kedua, memenuhi harapan masyarakatpelanggan dengan cara yang dapat membuat mereka akan kembali lagi dan Taraf ketiga: melakukan lebih daripada apa yang diharapkan masyarakat. Pada tahun 1998 diadakan juga program pengembangan kecamatan PPK untuk penanggulanga kemiskinan. Program ini dimaksudkan sebagai program pendukung dan kelanjutan dari program pengembangan desa tertinggal yang dikenal sebagai program IDT dan juga program peningkatan pendapatan petani kecil dan nelayan P4K. 8 Kemudian ada juga program yang diperuntukkan bagi masyarakat miskin yang dikenal dengan program pemberdayaan masyarakat kelurahan PPMK dan yang sekarang kita lihat dengan program di media televisi ada 8 Asep Saepuddin. Dkk.Manajemen Masyarakat Mandiri Jakarta: Gramedia. 2003, h.88 6 Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat yang lebih dikenal dengan PNPM. Kesemua program tersebut merupakan program dari pemerintah yang bertujuan untuk mengurangi dan mengentaskan kemiskinan yang melanda masyarakat Indonesia sampai saat ini. Dari sekian banyak program yang telah dilaksanakan oleh pemerintah penulis tertarik untuk mengadakan sebuah penelitian yang mengacu pada program pemberdayaan masyarakat kelurahan PPMK. Sesuai dengan pendekatan PPMK dalam melakukan pemberdayaan masyarakat menggunakan tiga pendekatan Tri Bina yang dilakukan yang bobot masing-masing berbeda yaitu: 1 Ekonomi minimum 600 dalam bentuk dana pinjaman yang harus dikembalikan. 2 Fisik maksimum 20 dalam bentuk hibah yang dikembalikan. 3 Sosial maksimum 20 dalam bentuk hibah yang tidak dikembalikan. Dari tiga pendekatan yang dilaksanakan sering kali pendekatan pada sektor perokonomianlah yang banyak dilakukan. Hal ini disebabkan pertama, karena tingginya animo masyarakat untuk mempertahankan dan melanjutkan kehidupan dirinya dan keluarganya. Kedua, akses yang mudah dan cepat dalam birokrasi dan ketiga adanya nominal uang yang dipegang sendiri oleh masyarakat sehingga masyarakat dengan mudah dapat mengelola bantuan atau pinjaman tersebut sesuai dengan keinginan dan harapan dari masyarakat yang akan mempergunakannya. 7 Dalam proses peminjaman yang mudah dan terjangkau seringkali masyarakat mengabaikan untuk mengembalikan dana pinjaman, sehingga terjadi kemacetan dalam pengembalian dana yang disebabkan oleh usaha yang dibangunnya macet, penerima dana meninggal dunia, penerima dana pindah alamat serta ada juga para peminjam dana yang tidak mau mengembalikan dana tersebut. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Badan Pengawasan Daerah BAWASDA DKI Jakarta dalam implementasi program pemberdayaan masyarakat kelurahan yang diberikan oleh pemerintah melalui dana pinjaman terjadi berbagai macam kendala yakni macetnya pengembalian dana dan Badan Pemberdayaan Masyarakat BPM DKI Jakarta tidak membuat aturan yang jelas tentang pengembalian dana tersebut. 9 Sehingga program pemberdayaan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah kurang efektif dan dapat dikatakan terjadi kegagalan. Lain halnya yang terjadi di kelurahan Tegal Parang. Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan yang telah dilakukan ternyata membawa hasil yang sangat berharga. Kelurahan Tegal Parang menjadi juara terbaik tingkat pemerintahan Kota DKI Jakarta pada tahun 2007 dalam Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan. Prosedur bantuan khususnya ekonomi yang mudah dan terjangkau yang diberikan oleh pemerintah ternyata 9 http:209.85.175.104search?=cache:KG9v40MNG_01www.tempointeraktif.comhgjakarta 20050413brk. Artikel diambil pada tanggal 23 Mei 2010 8 terbalas sudah. Keberhasilannya dapat dilihat dari meningkatnya produksi dan hasil ekonomi pada usaha kecil menengah UKM seperti pedagang jamu gendong dan pedagang krupuk kikil. 10 Kelurahan ciracas adalah salahsatu kelurahan yang terdapat pada kecamatan Ciracas Jakarta Timur, dan merupakan salah satu kelurahan yang mendapatkan suatu program pemerintah yang disebut P2KP Program Penaggulangan Kemiskinan di Perkotaan Dari latar belakang masalah di atas, penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian mengenai kepuasan masyarakat terhadap Program Penaggulangan Kemiskinan di Perkotaan PNPM Mandiri tersebut dan membuat laporan hasil penelitiannya ke dalam sebuah karangan ilmiah dalam bentuk sebuah skripsi dengan judul: “ANALISA KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PPMK KELURAHAN CIRACAS JAKARTA TIMUR”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah