47
dengan metode rapid view yaitu didampingi oleh berbagai tokoh masyarakat. Pada salah satu Rw yang ada di Kelurahan Karawaci Baru yaitu Rw 04 baru saja
selesai dilaksanakan pembanguan sarana dan prasarananya, proses survei di Rw 04 dilakukan pada bulan April 2013 yang didampingi oleh Lurah Karawaci Baru
dan Ketua Rw 04 serta Kader Posyandu. Hasil pengamatan singkat menunjukan bahwa Rw 04 Kelurahan Karawaci
Baru mempunyai lahan fasos pasum yang terletak di samping Kantor Kelurahan Karawaci Baru. Lahan tersebut terletak ditengah pasar tradisional di Kelurahan
Karawaci Baru dan berhadapan dengan gedung olahraga Balai Rakyat, lahan yang akan dijadikan sarana posyandu ditinjau dari ukuran dan di dokumentasikan agar
dapat direncanakan danmempersiapkan bentuk yang pas dengan kondisi lahan. Dinas Kesehatan juga melakukan survei tempat sekaligus mencari tahu apa
saja yang dibutuhkan oleh warga pada bulan Juni 2013, secara sekilas kader mempunyai permasalahan sulitnya meyakinkan warga untuk datang ke posyandu
guna memeriksa kesehatan balita, ibu hamil serta manula. Serta kebutuhan akan pemeriksaan kesehatan yang lebih komplit seperti pemeriksaan gigi anak,
kandungan dan KB Dengan begitu tahap persiapan yang dilakukan Pemerintah Kota Tangerang,
survei dilakukan seluruhnya dengan baik dan dengan adanya survei tersebut mengetahui masalah yang ada pada daerah Kelurahan Karawaci Baru dan bisa
meninjau dengan baik apa saja yang terkait dengan kebutuhan lokasi pelayanan kesehatan ini. Adapun wawancara peneliti dengan bapak Ahmad Suhaely Lurah
Karawaci adalah sebagai berikut:
48
“ Setelah Dinas Tata Kota, pihak Dinas Kesehatan juga survei ke para kader untuk tahu lebih jelas apa saja yang warga butuhkan
”
3
2. Tahap Pengkajian Assessment
Tahap inidilakukan dengan mengidentifikasi masalah kebutuhan yang dirasakan = felt needs dan juga sumber daya yang dimiliki klien. Dalam
melakukan tahapan ini masyarakat sudah dilibatkan secara aktif agar mereka dapat merasakan bahwa permasalahan yang sedang dibicarakan benar
– benar permasalahan yang keluar dari pandangan mereka sendiri. Pada proses ini dapat
pula menggunakan teknik SWOT dengan melibatkan kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman. Dalam hal ini Kelurahan Karawaci Baru melakukan
kajian kebutuhan need assesment yang dilakukan sejak pertama kali dilakukan survei awal dan terus dilakukan secara priodik untuk memperoleh gambaran
terkini kondisi wilayah yang menjadi lokasi sarana pelayan kesehatan masyarakat. Materi kajian diantaranya adalah untuk melihat aspek internal dan eksternal
yang dapat berpengaruh terhadap keberhasilan program 1000 posyandu. Aspek internal yang dikaji diantaranya meliputi kekuatan dan kelemahan yang dinilai
dapat memperkuat dan memperlemah pelaksanaan program, sedangkan aspek eksternal diantaranya meliputi peluang dan ancaman yang dapat menambah dan
menghambat keberhasilan program. Hasil kajian kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang sering disebut komponen SWOT ini selengkapnya dapat dilihat
pada tabel berikut:
3
Wawancara pribadi dengan Bapak Ahmad Suhaely Lurah Karawaci Baru pada tanggal 3 Mei 2013
49
Adapun identifikasi komponen SWOT Pelayanan Kesehatan dalam program 1000 posyandu
4
:
Tabel 4 Komponen SWOT
No. Komponen SWOT
Kelurahan Karawaci Baru 1.
Kekuatan -
Keberadaan puskesmas sebagai pemberian pelayanan medis
- Sudah ada kesiapan masyarakat
2. Kelemahan
- Kurangnya
kepercayaan masyarakat
3 Peluang
- Adanya dukungan dari Pemerintah
Kota -
Adanya dukungan Rumah sakit 4.
Ancaman -
Adanya pihak lembaga swasta yang melakukan penyuluhan yang
tidak sesuai
dengan kriteria
program Sumber : Wawancara pribadi dengan seksi bidang Pemberdayaan Masyarakat
Kelurahan Karawaci Baru 5 Mei 2013
Kegiatan kajian kebutuhan ini dilakukan sebagai upaya untuk mengkaji kebutuhan dan keinginan masyarakat dalam program 1000 posyandu disesuaikan
dengan karakteristik lingkungan dan kemampuan Sumber Daya Manusia di Kelurahan Karawaci Baru. Kajian kebutuhan ini dilakukan untuk menentukan
jenis – jenis pelatihan yang diperlukan sebagai penguat kapasitas dan kapabilitas
masyarakat di Kelurahan Karawaci Baru guna menjadikan kader sebagai agen perubahan dan menularkannya kepada masyarakat luas.
4
Komponen SWOT dijabarkan oleh bapak Subagio bag. Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Karawaci Baru Kota Tangerang, Wawancara ini peneliti lakukan guna mengetahui
lebih lanjut analisis SWOT menurut Kelurahan Karawaci Baru.
50
3. Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan Designing.
Pada tahap ini, petugas sebagai agen perubah change agent secara partisipatif mencoba melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang
mereka hadapi dan bagaimana mereka mengatasinya, yang tentunya sesuai dengan tujuan pemberian bantuan yang bermanfaat jangka panjang. Adapun tahapan
perencanaan alternatif program yang dilakukan Kelurahan Karawaci Baru adalah sebagai berikut :
Kegiatan pertemuan para pemangku kepentingan seperti Ketua RW dan Ketua Kader Posyandu sekelurahan Karawaci Baru, pertemuan para pemangku
kepentingan dilakukan pada pertengahan Januari 2012. Tujuan dilakukannya pertemuan ini adalah mensosialisasikan secara terbuka mengenai kegiatan
program 1000 posyandu kepada para pemangku kepentingan di wilayah masing- masing. Kegiatan dilakukan dengan metode FGD Focus Group Disscusion yaitu
proses diskusi kelompok untuk menfokuskan persoalan yang ada, serta menyampaikan keterbukaan aspirasi dan pandangan masyarakat saat ini tentang
upaya pelayanan masyarakat yang ada di wilayah. Hasil pertemuan para pemangku kepentingan menunjukan bahwa Kelurahan
Karawaci Baru sudah mengenal kegiatan – kegiatan pelayanan kesehatan yang
ada di posyandu, kendati belum tersosialisasikan secara menyeluruh. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Zuliana:
“Kami jadi paham tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan nanti. Tapi kami juga belum mensosialisasikannya ke masyaraka
t.”
5
Demikian halnya dengan Ibu Atun yang mengungkapkan:
5
Wawancara pribadi dengan Ibu Zuliana kader posyandu Rw. 04 pada tanggal 5 Mei 2013