Sekolah Percontohan Evaluasi pengelolaan perpustakaan di empat Sekolah Dasar Negari percontohan di DKI Jakarta : SDNP Komplek IKIP Rawamangun, SDNP Sunter Agung 12 Pagi, SDNP Pesanggarahan 10 Pagi, dan SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi

penyelenggara dan pengelola perpustakaan sekolah. Unsur-unsur perpustakaan sekolah yang diatur dalam buku pedoman ini antara lain: sumber daya manusia, koleksi, layanan dan ruang perpustakaan. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa yang dimaksud dengan sumber daya manusia, koleksi, layanan dan ruang perpustakaan adalah: a. Sumber daya manusia adalah pengelola perpustakaan yang merupakan gurupegawai yang ditugaskan sebagai pelaksana di Perpustakaan Sekolah dan ditetapkan berdasarkan surat tugas atau surat keputusan Kepala Sekolah. 51 b. Koleksi adalah semua jenis bahan pustaka yang dikumpulkan diadakan, diolah, disimpan, dan dimanfaatkan oleh siswa guru untuk menunjang proses belajar mengajar di sekolah. 52 c. Layanan adalah pendayagunaan yang dilakukan perpustakaan kepada para pengguna perpustakaan, dalam hal ini sebagian besar adalah siswa dan guru. 53 d. Ruang perpustakaan adalah sarana untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan perpustakaan. 54

C. Sekolah Percontohan

Tahun 1973 Departemen Pendidikan membentuk Sekolah Dasar Proyek Pembaharuan Kurikulum dan Metode Mengajar SD PKMM yang merupakan cikal 51 Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, h. 8 52 Ibid., h. 14 53 Ibid., h. 27 54 Ibid., h. 33 bakal SD Percontohan. Pada tahun 1976 SD PKMM diubah menjadi SD Percontohan DKI Jakarta berdasarkan Keputusan Gubernur No. 2792 4 1976 tanggal 6 September 1976. Tahun 1984 diadakan program evaluasi penyempurnaan SD Percontohan berdasarkan Keputusan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 2760 th.1984 tentang pendanaan pembentukan SD Percontohan di DKI Jakarta. Berdasarkan Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 2760 th.1984 tersebut maka dibuatlah ketentuan umum sebagai berikut: 55 1. Pengertian Sekolah Percontohan Pengertian Sekolah Percontohan adalah Sekolah Dasar Negeri yang penyelenggaraannya dilakukan secara optimal yang ditunjang dengan penyediaan sarana dan fasilitas lain yang diperlukan sesuai dengan tuntutan kurikulum dan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Sekolah percontohan merupakan sekolah dasar negeri yang terfasilitasi dengan lengkap. Sekolah harus memiliki sarana dan prasarana yang telah ditentukan oleh Pemerintah atau sarana dan prasarana lainnya sesuai dengan kegiatan yang terdapat di sekolah tersebut. 2. Maksud dan Tujuan Sekolah Percontohan Selanjutnya dinyatakan maksud dan tujuan sekolah dasar percontohan sebagai berikut: 56 Maksud penyelenggaraan Sekolah Percontohan adalah memberikan keteladanan penyelenggaraan Sekolah Dasar yang baik di Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Tujuannya untuk membantu peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan pada Sekolah dasar Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 55 Lembaran Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 57, Jakarta: Biro Hukum DKI Jakarta, 1984, h. 2 56 Ibid., h. 3 Pembentukan sekolah percontohan dimaksudkan untuk memberikan contoh bagi sekolah dasar lain di sekitarnya mengenai cara penyelenggaraan sekolah dasar yang baik. Tujuannya adalah agar sekolah lain mengikuti metode penyelenggaraan sekolah percontohan sehingga terjadi peningkatan mutu di sekolah tersebut dan pemerataan mutu sekolah dasar di DKI Jakarta. 3. Fungsi Sekolah Percontohan Mengenai Fungsi sekolah dasar percontohan digariskan dalam Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 2760 th.1984 tersebut sebagai berikut: 57 Fungsi dan peranan Sekolah Dasar Percontohan adalah: a. Sebagai tempat uji coba untuk penentuan pola penyelenggaraan Sekolah Dasar di DKI Jakarta. b. Sebagai teladan dalam penyelenggaraan Sekolah Dasar di DKI Jakarta. c. Sebagai tempat observasi, bertukar pengalamandiskusi bagi guru Sekolah Dasar. d. Sebagai standar pembinaan Sekolah Dasar bagi aparat pembina pendidikan. e. Sebagai tempat mengadakan penelitian pendidikan dasar. Sekolah percontohan berfungsi sebagai tempat uji coba dan contoh dalam penerapan metode pendidikan dan penyelenggaraan sekolah dasar. Sekolah percontohan juga berfungsi sebagai tempat penelitian bagi sekolah dasar lain dan media diskusi bagi para guru, baik guru-guru di sekolah percontohan maupun guru-guru di sekolah dasar lainnya. 4. Tugas Sekolah Percontohan Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 2760 th.1984 tersebut juga menegaskan tugas sekolah dasar percontohan. 58 57 Ibid., 58 Ibid., Tugas sekolah dasar percontohan adalah: a. Menyelenggarakan proses kegiatan belajar mengajar sesuai dengan target kurikulum. b. Memberikan contoh dan menjadikan dirinya sebagai model dalam penyeenggaraan proses belajar mengajar dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Tugas sekolah percontohan adalah menjadi contoh yang baik dalam semua aspek pendidikan yang telah ditentukan Pemerintah. Bukan saja dari cara penyelenggaraan sekolah ataupun fasilitas yang harus dimiliki, tetapi juga aspek lain seperti hasil ujian nasional siswa yang harus memenuhi nilai standar. 5. Kriteria Sekolah Percontohan Kriteria sekolah dasar percontohan menurut Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 2760 th.1984: 59 Berikut ini adalah kriteria yang harus dimiliki oleh Sekolah Dasar Percontohan: a. Memiliki sarana dan prasarana sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. b. Memiliki ketenagaan yang berdedikasi, berkualifikasi profesional serta jumlahnya sekurang-kurangnya sesuai dengan kebutuhan minimal. c. Memiliki alat bantu pendidikan dan memanfaatkan secara optimal. d. Jumlah murid per kelas paling banyak 40 empat puluh anak dan sebanyak-banyaknya jumlah murid keseluruhan 240 dua ratus empat puluh anak anak. e. Melaksanakan proses belajar mengajar sesuai dengan target kurikulum dan dapat mencapai daya serap kurikulum secara optimal. f. Dapat merencanakan, mengelola dan mempertanggungjawabkan keuangan yang ada di sekolah dengan ketentuan yang berlaku. g. Memiliki sarana penunjang administrasi sekolah yang lengkap serta memanfaatkannya untuk menunjang kelancaran pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan. h. Dapat menjalin hubungan baik antara sekolah dengan orang tua wali murid dan masyarakat, sehingga dapat menumbuhkan partisipasi masyarakat guna membantu penyelenggaraan pendidikan di sekolah. 59 Ibid., h. 4 Pada dasarnya kriteria yang harus dipenuhi sekolah percontohan adalah dalam hal sarana dan prasarana yang sesuai dengan standard, sumber daya manusia yang berkualitas, penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar yang baik dan didukung alat bantu pendidikan yang optimal, memiliki pengelolaan administrasi dan keuangan yang baik, dan menjalin hubungan dengan orang tua murid dan masyarakat. Sesuai dengan SK Dirjen DIKDAS MENDEKDIKBUD No. 480 C Kep I 1992 tanggal 15 desember 1992 Sekolah Dasar Percontohan adalah Sekolah Dasar yang memiliki sarana fisik sebagai berikut: 60 Tabel. 2 Sarana Fisik Sekolah Dasar Percontohan No. Jenis Ruang Fungsi Ruang Jumlah Ruang Luas Ruang m² Jumlah Luas m² I. RUANG BELAJAR 1. Ruang Teori Kelas Belajar 12 56 672 2. Ruang Perpustakaan Belajar diskusi 1 56 56 3. Ruang Serbaguna Kesenian keterampilan 1 56 56 4. Ruang KKG Pertemuan Guru 1 56 56 5 Ruang Laboratorium Praktek 1 56 56 II. RUANG KANTOR 60 Dinas Pendidikan Dasar DKI Jakarta, Pedoman Pembentukan Sekolah Percontohan, Jakarta: Dinas Pendidikan Dasar DKI Jakarta, 2000, h. 3 6. Ruang Kepala Sekolah Pengelolaan 1 12 12 7. Ruang Guru Persiapan 1 35 35 8. Toilet Guru Pelayanan 3 3 9 III. RUANG PENUNJANG 9. Gudang Penyimpanan 1 12 12 10. Toilet Siswa Pelayanan 2 2,5 5 11. Ruang UKS Kesehatan 1 15 15 12. Kantin Pelayanan 1 12 12 13. Bangsal Kendaraan Parkir 1 9 9 14. Rumah Kepala Sekolah Tempat tinggal 1 36 36 No. Jenis Ruang Fungsi Ruang Jumlah Ruang Luas Ruang m² Jumlah Luas m² 15. Rumah Penjaga Sekolah Tempat tinggal 1 36 36 16. Rumah Ibadah Ibadah 1 12 12 17. Ruang Koperasi Koperasi 1 15 15 Jumlah luas ruang minimal 1.104 m² dan luas tanah maksimal 3000 m²

D. Evaluasi Pengelolaan Perpustakaan Sekolah