BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bahan-bahan pustaka sangat penting dalam memperkaya wawasan teori bagi suatu penelitian, dalam perpustakaan menyimpan banyak bacaan-bacaan yang
menghimpun berbagai informasi dari banyak disiplin ilmu pengetahuan, yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian. Informasi yang dapat dikumpulkan dari
perpustakaan, baik itu teori maupun konsep yang dikemukakan oleh para ahli yang di himpun di dalam kepustakaan yang dipakai sebagai bahan untuk keberhasilan suatu
penelitian maupun suatu penelitian. Telaah atau studi pustaka dapat dipergunakan untuk mencari sumber data
sekunder, tetapi juga untuk mendukung penelitian dan diperlukan juga untuk mengetahui sampai dimana terdapat kesimpulan dan degenerasi yang telah pernah
dibuat, sehingga situasi yang diperlukan dapat diperoleh. Sejalan dengan dinamika kehidupan manusia, maka timbullah berbagai jenis
organisasi yang berperan sebagai wahana dan saluran dalam usaha berkehidupan di masyarakat agar lebih tertib, sejahtera, aman dan sentosa. Maka sejalan dengan
perputaran roda kehidupan, timbullah berbagai jenis kebutuhan manusia yang semakin lama semakin kompleks, sehingga manusia tidak mungkin dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya tanpa meminta bantuan orang lain. Dari situasi yang demikian itu manusia tidak dapat menghindarkan diri dari ketergantungannya dengan bekerja
sama atau yang lebih dikenal dengan organisasi. Dengan kata lain manusia yang 17
Nina Karina : Dinamika Sosial Politik Organisasi Pemuda Pancasila Sumatera Utara. USU e-Repository © 2008.
hidup sekarang adalah manusia organisasional. Alo Liliweri 1997 berpendapat dalam bukunya yang berjudul Sosiologi Organisasi, bahwa manusia modern adalah
manusia organisasi, karena manusia organisasi adalah manusia yang mempunyai kemauan, kemampuan untuk bekerja sama dalam suatu wadah yang disebut dengan
organisasi. Manusia mulai sadar hanya melalui kerja sama dalam organisasi, dia akan memperoleh hasil karya yang efektif dan effisien karena manusia sangat
membutuhkan organisasi. Tuntutan akan kehadiran organisasi bukan sekedar merupakan tuntutan sekelompok orang yang kebetulan bersedia diakomodasi dalam
suatu wadah , tetapi kehadiran organisasi itu datang dari masyarakat sendiri juga . Organisasi adalah suatu sistem yang terdiri dari pola aktifitas kerja sama yang
dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan menurut Indriyo Gitosudarmo dan I Nyoman Sudita 1997 dalam bukunya
Perilaku Keorganisasian. Sehingga organisasi merupakan suatu sistem terbuka, dimana batas organisasi adalah lentur dan menganggap bahwa faktor lingkungan
adalah input. Organisasi yang bersifat terbuka akan selalu berupaya untuk mengikuti perubahan-perubahan tersebut. Namun masing-masing organisasi memiliki
kemampuan yang berbeda-beda dalam beradaptasi dengan perubahan-perubahan dari faktor lingkungan Ada kecenderungan bahwa semakin besar dan kuat suatu
organisasi semakin mampu untuk beradaptasi dengan faktor lingkungan. Tujuan organisasi mencakup beberapa fungsi diantaranya memberikan pengarahan dengan
cara menggambarkan keadaan di masa datang yang senantiasa berusaha dikejar dan di
Nina Karina : Dinamika Sosial Politik Organisasi Pemuda Pancasila Sumatera Utara. USU e-Repository © 2008.
wujutkan oleh organisasi. Dengan demikian tujuan tersebut menciptakan pula sejumlah pedoman bagi landasan kegiatan organisasi.
Tujuan organisasi serta eksistensi organisasi itu dapat dipergunakan sebagai patokan oleh anggota organisasi maupun dari kalangan luar organisasi untuk menilai
keberhasilan satu organisasi, misalnya mengenai segi efektivitas maupun efisiensi sehingga tujuan organisasi berfungsi juga sebagai tolok ukur bagi para ilmuwan di
bidang organisasi guna mengetahui seberapa jauh organisasi ini berjalan dengan baik. Menurut Amitai Etziomi 1999 dalam bukunya Organisasi-Organisasi Modren
Manusia membentuk organisasi karena organisasi adalah unit sosial yang dibentuk sesuai dengan makna dan tujuan yang ingin dicapainya. Kelompok semacam ini
mempunyai karateristik sebagai berikut : 1. Mempunyai pembagian kerja. kekuasaan dan pertanggung jawaban
yang dikomunikasikan. Pembagian ini tidaklah dilakukan secara acak random melainkan sengaja direncanakan untuk meningkatkan usaha
untuk mencapai tujuan. 2. Adanya satu atau lebih pusat kekuasaan yang dapat dipergunakan
untuk mengendalikan usaha-usaha organisasi yang telah direncanakan dan dapat diarahkan untuk mencapai tujuan. Pusat kekuasaan ini juga
harus dapat dipergunakan untuk menilai kembali secara benar pelaksanaan organisasi dan menyempurnakan struktur yang dianggap
perlu untuk meningkatkan effisiensi.
Nina Karina : Dinamika Sosial Politik Organisasi Pemuda Pancasila Sumatera Utara. USU e-Repository © 2008.
3. Adanya usaha pergantian kepenggurusan, misalnya seseorang yang cara kerjanya tidak memuaskan dapat dipindah dan diganti dengan
orang lain yang mengerti dengan tugasnya. Pengertian tentang organisasi telah banyak ditulis oleh para ahli namun
secara ringkas dapat dikatakan bahwa organisasi adalah suatu sistem yang terdiri dari pola aktifitas kerja sama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh
sekelompok orang untuk mencapai satu tujuan. Kolektivitas tersebut berstruktur berbatas dan beridentitas yang dapat dibedakan dengan kolektivitas-kolektivitas
lainya. Tujuan organisasi pada dasarnya dibedakan menjadi dua bagian yaitu tujuan
yang bersifat abstrak dan berdimensi panjang, yang menjadi dasar dan nilai-nilai yang melandasi organisasi itu didirikan. Tujuan organisasi itu disebut dengan misi
organisasi. Jenis tujuan yang lain disebut dengan tujuan operasional atau sering disebut dengan objektif, jenis tujuan ini sifatnya lebih operasional, karena
menunjukkan apa yang akan diraih oleh organisasi. Tujuan operasioanal atau objective biasanya merupakan tujuan jangka pendek yang lebih spesifik dan dapat
diukur secara kualitatif, misalnya pertumbuhan, pangsa pasar, produktivitas dan lain sebagainya.
Kenapa pemuda selalu saja disarankan untuk berorganisasi ? Setidaknya ada empat sebab utama yang akan memberi faedah, andaikan seorang pemuda
berorganisasi. Pertama, ia menjadi begitu terlatih untuk melihat masalah secara objektif, memilah-milah masalah secara sistematis untuk kemudian mencari jalan
Nina Karina : Dinamika Sosial Politik Organisasi Pemuda Pancasila Sumatera Utara. USU e-Repository © 2008.
keluarnya secara cermat. Kedua, pemuda yang aktif berorganisasi akan terlatih untuk menjalin kerjasama dengan orang lain maupun kelompok lain. Dengan
demikian lewat organisasi ia akan memiliki banyak relasi. Melalui intensitas interaksi yang tinggi dengan berbagai pihak luar inilah seseorang aktifis organisasi semakin
kaya dan matang wawasannya. Ketiga, orang yang berorganisasi akan terlatih dan terkondisi untuk terus menerus mengasah naluri kepemimpinannya. Melalui
kepercayaan dan amanat yang diserahkan organisasi kepadanya, para aktivis selalu memiliki peluang untuk mengaktualisasikan potensi dirinya. Dan keempat, di dalam
organisai orang selalu berada dalam satu atmosfir pengabdian, sehingga kepribadian yang bersangkutan akan jauh dari hasrat yang individualistik dan sebaliknya akan
lekat kuat semangat kebersamaannya. Menurut Yorrys Th Raweyai 1994 dalam bukunya Catatan Seorang Aktivis bahwa Organisasi adalah lembaga pengabdian
begitu juga dalam organisasi Pemuda Pancasila. Seorang anggota Pemuda Pancasila jangan bertanya apa yang bisa ia peroleh
kalau aktif di organisasi itu. Tapi harus bertanya apa yang ia berikan untuk Pemuda Pancasila. Kalau begitu tidak ada untungnya aktif di organisasi, siapa bilang kalau
dihitung secara sederhana saja sudah ada empat manfaat yang bisa dipetik dalam berorganisasi. Barangkali sudah saatnya kesadaran berorganisasi ditanamkan di-
masyarakat. Pembangunan ini butuh anak-anak bangsa yang berwawasan luas yang berkualitas dan tahu bagaimana keadaan masyarakatnya, organisasilah yang bisa
menyajikan hal semua itu.
Nina Karina : Dinamika Sosial Politik Organisasi Pemuda Pancasila Sumatera Utara. USU e-Repository © 2008.
Kelompok pemuda merupakan motor penggerak perekonomian bangsa, dan kelompok ini juga merupakan kelompok yang paling “mobil” baik secara vertikal
maupun horizontal. Kelompok pemuda ini juga merupakan motor penggerak pembangunan di seluruh penjuru Indonesia, baik di desa maupun di kota. Dalam diri
pemuda ada nilai positif yang menjadikan kelompok ini sebagai suatu kekuatan atau modal pembangunan di masa - masa akan datang. Sebagai kelompok usia yang
paling energik dan produktif keberhasilan menanamkan etos kerja yang tinggi dan moral yang baik akan menjadikan kaum muda ini sebagai tenaga yang dapat di
handalkan dan produktif, RiwantoTirtosudarmo 1997 dalam bukunya yang berjudul Dinamika Sosial Pemuda Di Perkotaan. Kelompok pemuda dalam usia ini belum
terbentuk jati dirinya tetapi merupakan kelompok yang paling dinamis, mudah berubah, dan paling mudah menerima pembaharuan baik bersifat positif maupun
negatif. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok, bersama-
sama, saling berhubungan satu sama lain atau berkomunikasi, dan saling mempengaruhi. Hidupnya selalu bergabung dalam satu ruang sosial . maka tingkah
lakunya itu selalu menjurus pada kader referensi kemanusiaan, mengarah pada aku- lain : yaitu ada dalam kaitan relasi antar manusia seperti yang ditulis oleh Kartini
Kartono 1991 dalam bukunya yang berjudul Pemimpin dan Kepemimpinan Selanjutnya, kelompok merupakan satu situasi sosial psikologis khusus,
tempat berpijaknya individu. Kelompok ini sangat berarti bagi individu, karena kelompok memberikan pengaruhnya kepada individu. Sebaliknya individu juga
Nina Karina : Dinamika Sosial Politik Organisasi Pemuda Pancasila Sumatera Utara. USU e-Repository © 2008.
mempunyai potensi untuk mempengaruhi kelompok tadi. Jadi ada pengaruh yang timbal balik antara individu dengan kelompoknya. Artinya sebagai berikut :
Individu itu adalah kesatuan psikofisik, atau kesatuan jasmani dan rohani . Kelompok adalah kesatuan idiil, kesatuan psikologis, dan kesatuan moril.
Jadi berarti organisasi Pemuda Pancasila itu adalah kelompok individu yang bersatu menjadi kelompok besar yang mempunyai kesatuan jasmani dan rohani serta
kesatuan idiil, kesatuan psikologis dan moril yaitu berupa Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, juga Peraturan Organisasi.
Menjamurnya organisasi kepemudaan pada saat ini memberikan gambaran bagi kita bahwa minat generasi muda untuk membentuk wadah-wadah kepemudaan
sebagai sarana pengkaderan kaum muda agar mampu berbuat bagi bangsa dan bernegara. Hal ini telah dibuktikan dari perjalanan sejarah kepemudaan yang banyak
memberikan sumbangan yang nyata terhadap pergerakan kebangsaan. Mereka menyatu dan sama-sama menyelaraskan persepsi yang beragam dalam ke daerahan
yang bernama organisasi. Akan tetapi akan lebih signifikan lagi adalah tujuan yang sama, walaupun tidak tertutup kemungkinan ada sedikit konflik diantara organisasi
kemasyarakatan pemuda tersebut . Organisasi kemasyarakatan pemuda harusnya mampu merumuskan dan
merealisasikan program kerjanya yang sesuai dengan perkembangan masyarakat di- sekitarnya, sehingga sebuah organisasi kemasyarakatan pemuda harus mampu
berperan sebagai lembaga yang menawarkan anggotanya dengan serangkaian
Nina Karina : Dinamika Sosial Politik Organisasi Pemuda Pancasila Sumatera Utara. USU e-Repository © 2008.
aktivitas, tetapi juga mampu mencetak anggota yang mampu dan siap mengabdi di- masyarakat .
Dengan kata lain idealnya sebuah organisasi kepemudaan adalah lembaga yang dalam dinamikanya memiliki kepekaan sosial yang tinggi. Bukan saja dalam
memahami konstelasi sosial yang ada, tetapi juga bisa menangkap nuansa-nuansa histories dan proyektif sejalan dengan cita-cita dari program bangsa. Sehingga
program – program yang dijalankan organisasi kemasyarakatan pemuda menjadi demikian kondunsif dalam mendukung program pemerintah mulai dari tingkat desa
sampai ketingkat nasional . Organisasi Pemuda Pancasila idealnya harus begitu, pada tulisan Yorrys Th
Raweyai 1994 dalam bukunya Catatan Seorang Aktivis, bahwa organisasi ini harus tetap komited untuk melahirkan program yang sarat dengan komitmen kebangsaan.
Yang pertama adalah, langkah pembenahan kedalam, melakukan konsolidasi, baik berupaya untuk membangun persamaan persepsi pada seluruh jajaran organisasi,
pelaksanaan program pengembangan organisasi secara merata diseluruh bidang serta pemantapan kader maupun penataan manajemen organisasi. Kedua adalah, bentuk
program konkrit, baik dalam rangka perumusan program jangka panjang dan program jangka pendek, maupun program yang ada di lapangan. Dua hal ini memang bukan
kerja yang mudah, karena hal itu baru bisa berjalan secara ideal jika dilakukan terus menerus secara berkesinambungan dan saling berkait. Sebab gerakan konsolidasi
baru bisa dikatakan berhasil kalau ia merangsang lahirnya program-program yang
Nina Karina : Dinamika Sosial Politik Organisasi Pemuda Pancasila Sumatera Utara. USU e-Repository © 2008.
berkualitas. Dan sebuah program baru layak dikatakan berkualitas andaikata ia bisa memberi pengaruh langsung terhadap konsolidasi organisasi.
Organisasi Pemuda Pancasila Sumatera Utara sebagai tempat berkumpulnya kelompok masyarakat dari profesi yang beraneka ragam dari kelompok usia yang
berbeda, maka secara aktual dan tepat perlu merumuskan perencanaan program yang fokus terhadap berbagai dimensi kebutuhan kelompok masyarakat, sehingga
mendapatkan hasil berupa aspresiasi dan legitimasi sosial yang diharapkan dapat tercapai.
Undang-undang nomor 8 tahun 1985 pasal 1 menyatakan bahwa organisasi kemasyarakatan adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat secara
sukarela atas kesamaan kegiatan, profesi, fungsi agama dan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa untuk berperan serta dalam pembangunan dalam rangka
pembangunan nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1985,
1985 Generasi muda bukanlah golongan yang memegang kendali kebijakan dalam
penanganan proses pembangunan. Namun dengan program-program kerja yang ditetapkan oleh setiap Organisasi Kemasyarakatan Pemuda akan mempermudah
pemerintah dalam melaksanakan pembinaan generasi muda. Peranan Pemuda Pancasila Sumatera Utara dapat dilihat melalui program-program kegiatan yang
sudah ditetapkan didalam musyawarah wilayah, baik yang bersifat kreatif dan kontruktif. Apakah itu melalui kerja nyata atau lewat gagasan yang dapat diterima
Nina Karina : Dinamika Sosial Politik Organisasi Pemuda Pancasila Sumatera Utara. USU e-Repository © 2008.
dan diserap oleh masyarakat. Kegiatan yang dilakukan oleh Pemuda Pancasila Sumatera Utara berusaha merangkul seluruh generasi muda yang terdapat di-
Sumatera Utara, hal itu menunjukkan bahwa Pemuda Pancasila Sumatera Utara mempunyai peranan di dalam pembangunan generasi muda di Sumatera Utara
Sarmadan, 2002. Peranan Pemuda Pancasila Sumatera Utara tidak berfokus pada satu bidang
tertentu tetapi mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat sesuai dengan kebutuhan daerah Sumatera Utara. Di setiap daerah program yang dilaksanakan oleh
Pemuda Pancasila tidak semuanya sama, tergantung dari masalah yang yang dihadapi oleh daerah tersebut, jadi prioritas kerja memang harus dilaksanakan. Namun secara
umum peranan Pemuda Pancasila Sumatera Utara dalam segala hal seperti masalah sosial politik, sosial ekonomi, sosial budaya, keamanan dan ketertiban masyarakat di
Sumatera Utara. Dalam kehidupan bersama terutama organisasi selalu muncul perilaku-
perilaku kerjasama, kompetisi atau persaingan dan konflik pertikaian yang mengandung dampak negatif dan positif. Konflik adalah fenomena sosial dari proses
interaksi dalam masyarakat. Seperti yang dinyatakan oleh Astrid Susanto Sunarto 1998 dalam bukunya yang berjudul Masyarakat Indonesia Memasuki Abad ke Dua
Puluh Satu. Konflik itu sendiri adalah bentuk sosialisasi dalam masyarakat dengan asumsi bahwa tidak ada kelompok yang selalu dalam keadaan harmoni, melainkan
selalu dalam proses antara harmoni dan disharmoni, atau selalu terdapat faktor-faktor
Nina Karina : Dinamika Sosial Politik Organisasi Pemuda Pancasila Sumatera Utara. USU e-Repository © 2008.
positif dan negatif yang membangun relasi kelompok. Pada derajat tertentu sangat esensial dalam membentuk kelompok dan mempertahankan eksistensi kelompok.
Secara konsepsual ada 4 empat sumber konflik organisasi yaitu : 1.
Suatu situasi yang tidak menunjukkan keseimbangan tujuan yang ingin dicapai . 2.
Terdapatnya sarana-sarana yang tidak seimbang atau timbulnya proses alokasi sumber-sumber yang tidak seimbang
3. Terdapatnya suatu persoalan status yang tidak selaras.
4. Timbulnya persepsi yang berbeda.
Konflik yang terjadi antara kelompok-kelompok pemuda di Sumatera Utara memperlihatkan adanya perbedaan kepentingan antara kelompok. Untuk
mempertahankan dan memperkuat posisinya, mereka berusaha menekan pihak-pihak lain yang dianggap sebagai penghalang untuk mencapai tujuan organisainya.
Definisi konflik dari kata con-fligere, conflictum yaitu saling berbenturan adalah semua bentuk benturan, tabrakan, ketidak-sesuaian, ketidak-serasian,
pertentangan, perkelahian, oposisi dan interaksi-interaksi yang antagonistis yang bertentangan.
Kata konflik ini mengandung banyak pengertian. Ada pengertian yang negatif, yang netral dan yang positif. Dalam pengertian yang negatif, konflik
dikaitkan dengan sifat-sifat animalistik, kebuasan, kekerasan, barbarisme, pengerusakan, penghancuran, irrasionalisme, tanpa kontrol emosional, hura-hura,
pemogokan, perang, dan seterusnya Dalam pengertian positif, konflik dihubungkan dengan peristiwa, petualangan, hal-hal baru, inovasi, pembersihan, pemurnian,
Nina Karina : Dinamika Sosial Politik Organisasi Pemuda Pancasila Sumatera Utara. USU e-Repository © 2008.
pembaharuan, penerangan batin, kreasi, pertumbuhan, perkembangan, rasionalitas yang dialektis, mawas diri, perubahan dan seterusnya. Sedang dalam pengertian yang
netral, konflik diartikan sebagai akibat biasa dari keaneka ragaman individu manusia dengan sifat-sifat yang berbeda, dan tujuan hidup yang tidak sama pula. Seperti yang
dituliskan oleh Kartini Kartono 1991 dalam bukunya yang berjudul Pemimpin dan Kepemimpinan.
Penyelesaian masalah secara bersama merupakan strategi resolusi yang efektif jika kelompok yang sedang mengalami konflik memusatkan perhatiannya pada
permasalahannya yang menjadi sumber konflik, dan bukan pada argumentasi tentang siapa yang benar atau siapa yang salah. Strategi penyelesaian masalah biasanya
dilakukan melalui pertemuan secara langsung antara pihak-pihak yang sedang mengalami konflik seperti yang dinyatakan Panji Anaroga dan Sri Suyati 1995
dalam bukunya Perilaku Keorganisasian. Akhirnya pimpinan dari organisasi Pemuda Pancasila dan organisasi Ikatan Pemuda Karya dari segala tingkatan
dipertemukan dengan di fasilitasi oleh aparat keamanan atau polisi juga para tokoh- tokoh masyarakat setempat.
Akhirnya konflik itu membawa perubahan yang nyata karena perubahan tersebut meliputi seluruh aspek kehidupan di masyarakat. Perubahan sosial itu
tumbuh dari rasa kurang puas rasa tidak senang dan hasrat untuk memperbaiki kondisi dengan mengambil alternatif lain yang lebih baik. Perubahan ini tidak
berlangsung secara mendadak atau serta merta, juga tidak timbul tanpa sebab, akan tetapi selalu didorong oleh konflik-konflik diantara bermacam-macam kepentingan.
Nina Karina : Dinamika Sosial Politik Organisasi Pemuda Pancasila Sumatera Utara. USU e-Repository © 2008.
Pada umumnya perubahan sosial yang radikal berlangsung melalui krisis-krisis memuncak disertai dengan konflik. Konflik merupakan unsur yang dibutuhkan untuk
mengembangkan organisasi, jika organisasi ingin terus hidup dan tumbuh.
Nina Karina : Dinamika Sosial Politik Organisasi Pemuda Pancasila Sumatera Utara. USU e-Repository © 2008.
BAB III METODE PENELITIAN