Rancangan Penelitian Populasi dan Sampel. Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi Pembahasan Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu 3.1.1. Tempat. Penelitian dilakukan di LP kelas 1 pria Tg. Gusta Medan dan laboratorim Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan.

3.1.2. Waktu.

Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan dari pengumpulan sampel sampai pemeriksaan laboratorium. Sejak Juli sampai dengan Desember 2007.

3.2. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian survei dengan pengumpulan data secara cross sectional atau potong lintang dengan analisis secara deskriptif .

3.3. Populasi dan Sampel.

3.3.1. Populasi adalah seluruh penderita suspek TB yang diagnosis berdasarkan gejala klinis pada narapidana di LP kelas I pria Tg. Gusta Medan. 3.3.2. Sampel adalah seluruh penderita TB dengan BTA + setelah melalui pemeriksaan laboratorium. Susi : Pola Resistensi Mycobacterium Tuberculosis Pada Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Pria..., 2008 USU e-Repository © 2008

a. Kriteria Inklusi

Tahanan atau narapidana dengsn BTA + dan bersedia ikut dalam penelitian.

b. Kriteria Eksklusi

- Tahanan atau narapidana dengan BTA -. - Tidak bersedia ikut dalam penelitian. 3.4. Metode dan Cara. 3.4.1. Pengumpulan Sampel sputum. Sampel berupa sputum, dikumpulkan dari semua penderita dengan gejala klinis batuk-batuk 3 minggu, nafsu makan yang berkurang dan adanya penurunan berat badan, dari semua narapidana yang ada di LP kelas 1 pria Tg.Gusta Medan dijumpai 300 orang yang mempunayi gejala klinis TB paru, diambil 3 sampel sputum, yaitu sewaktu, pagi, sewaktu , dimasukkan dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus pandang atau cahaya dan diberi kode. Untuk mendapatkan sputum yang memenuhi syarat bagi penderita yang sulit diperoleh sputum-nya, sehari sebelumnya diberikan ekspektoransia untuk mempertinggi sekresi riak dan mencairkannya, sehingga mudah dikeluarkan. Kemudian dilanjutkan pemeriksaan kultur dan uji sensitivitas pada Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan. Untuk menjamin kualitas sputum dan mencegah kontaminasi, sputum dibawa dalam Susi : Pola Resistensi Mycobacterium Tuberculosis Pada Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Pria..., 2008 USU e-Repository © 2008 wadah tertutup rapat dengan suhu rendah dan segera atau kurang dari 72 jam dilakukan kultur.

3.4.2. Pemeriksaan Sputum.

a. Pemeriksaan sediaan hapus langsung Direct Smear Examination metode Ziehl – Neelsen. a.1. Peralatan dan Bahan 1. Api gas 2. Kaca objek 3. Kawat ose 4. Pinset 5. Botol pencuci 6. Rak tempat penyangga 7. Kertas hisap 8. Larutan Ziehl 9. Larutan Asam-alkohol Alcohol-HCl 10. Larutan Methylene Blue 0,1 a.2. Cara Kerja 1. Satu ose penuh sputum kental dioleskan secara merata di atas kaca objek kaca slide seluas 2x3 cm. 2. Keringkan secara sempurna pada temperatur kamar Susi : Pola Resistensi Mycobacterium Tuberculosis Pada Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Pria..., 2008 USU e-Repository © 2008 3. Agar sediaan melekat dengan baik, dikibaskan sediaan tersebut lebih kurang 5 detik melewati api 2-3 kali 4. Warnai dengan larutan Ziehl-Neelsen dengan menuangkan larutan ke seluruh permukaan slide, panaskan sampai timbul uap 75 dan biarkan dingin selama 5 menit. 5. Cuci dengan air mengalir 6. Hilangkan warna dengan larutan Asam-alkohol sampai tidak berwarna. 7. Tuangi dengan larutan Methylene Blue 0,10 untuk 10-20 detik. 8. Cuci dengan air 9. Keringkan dengan kertas penghisap. a.3. Observasi Mikroskopik Amati secara horizontal pada mikroskop dengan pembesaran 100 kali. b. Pemeriksaan Kultur Culture Examination dengan media Ogawa. Komposisi media Ogawa : - Larutan garam Potasium hydrogen phosphate anhydrous KH2PO4 3g - Sodium glutamate 1 g - Aquadest 100 ml - Glycerol 6 ml - Malachite green 2 6 ml - Telur yang telah dikocok 200ml b.1. Peralatan dan Bahan : Susi : Pola Resistensi Mycobacterium Tuberculosis Pada Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Pria..., 2008 USU e-Repository © 2008 1. Pipet 10 ml 2. Tabung pembenihan 18x180 mm dengan tutup 3. Rak tabung 4. Penyangga miring 5. Inkubator 6. Media Ogawa 3 7. Larutan NAOH 4 b.2. Cara kerja : 1. Tambah kira-kira 4 volume larutan NAOH 4 dalam sediaan sputum 2. Simpan dalam inkubator 37ºC selama 15 menit 3. Aduk isinya 4. Ambil lebih kurang 0,10 ml untuk di inokulasi dengan menetesi secara merata pada 2 tabung kultur yang berisi media Ogawa 3 5. Letakkan tabung pada rak miring dengan tutup dikendorkan sampai bahan inokulasi kering dan merata, kemudian tutup rapat. 6. Simpan pembenihan yang telah ditanami pada inkubator 37ºC sampai sekurang-kurangnya 4 minggu, dan diamati setiap minggunya. b.3. Test identifikasi Mycobacterium tuberculosis 1. Ketahanan asam tahan asam 2. Tingkat pertumbuhan pertumbuhan lambat 3. Tipe koloni tipe kasar, warna kekuningan, tumbuhnya kering Susi : Pola Resistensi Mycobacterium Tuberculosis Pada Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Pria..., 2008 USU e-Repository © 2008 4. Pigmentasi koloni tidak mendapat pigmentasi, baik di dalam gelap maupun setelah disinari lampu tungsten 5. Test niasin positif c. Tes Kepekaan Terhadap Obat Drug Sensitiity Test = DST c.1. Peralatan dan Bahan 1. Tabung reaksi 18x180 mm dengan tutup 2. Pipet ukur 3. Rak tabung 4. Penangas air 5. Neraca analitis 6. Gelas erlenmeyer 200 ml, 1000 ml 7. Gelas ukur 100 ml 8. Pipet 1 ml, 10 ml 9. Kawat ose 10. Es 11. Wadah es 12. Inkubator 13. Media Ogawa 14. OAT H, R, Z,E,S c.2. Cara Kerja : Susi : Pola Resistensi Mycobacterium Tuberculosis Pada Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Pria..., 2008 USU e-Repository © 2008 1. Pembuatan larutan obat timbang bahan obat larutkan dalam aquadest steril, diencerkan dengan aquadest steril sampai konsentrasi yang diinginkan. 2. Pembuatan suspensi kuman untuk membuat 1 mgml suspensi kuman : Satu kawat ose penuh koloni dari pertumbuhan biakan larutkan dengan 7 ml aquadest steril atau kira-kira 1mgml suspensi kuman diperoleh dan untuk mendapatkan suspensi yang lebih kecil dapat diencerkan dengan aquadest steril hingga konsentrasi yang diinginkan 0,01mgml. 3. Pembuatan larutan obat dalam media: Satu ml larutan obat dilarutkan dalam 100 ml larutan media Ogawa sehingga membentuk konsentrasi obat dalam media sesuai yang diinginkan, dalam hal ini dibuat larutan obat dalm media Ogawa : - Isoniazid 0,2 mcgml - Rifampisin 40 mcgml - Streptomisin 4 mcgml - Etambutol 2 mcgml - Pirazinamid 0,2 mcgml 4. Inokulasi suspensi kuman a. Inokulasi 0,10 ml dari 0,01 ml suspensi kuman ke dalam sejumlah media dan media kontrol media Ogawa tanpa obat. Susi : Pola Resistensi Mycobacterium Tuberculosis Pada Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Pria..., 2008 USU e-Repository © 2008 b. Simpan di dalam inkubator 4-6 minggu dan diamati pada setiap minggunya. - Pemeriksaan kultur Cultur Examination dengan media Ogawa. - Tes kepekaan terhadap obat DST.

3.4.3. Pengumpulan Data

Data merupakan data primer diperoleh melalui kultur dan pemeriksaan sensitivitas kuman terhadap komponen OAT serta data pasien yang menjadi sampel penelitian.

3.4.4. Analisa Data

- Untuk menggambarkan karakteristik narapidana penderita TB paru disajikan dalam bentuk tabulasi dan dideskripsikan. - Untuk menggambarkan pola resistensi Mycobacterium tuberculosis pada narapidana dalam bentuk tabulasi dan dideskripsikan. - Untuk menggambarkan proporsi resistensi kuman Mycobacterium tuberculosis berdasarkan salah satu OAT atau DR-TB dan MDR-TB pada narapidana. Susi : Pola Resistensi Mycobacterium Tuberculosis Pada Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Pria..., 2008 USU e-Repository © 2008 3.5.Kerangka Operasional. Populasi dengan gejala klinis + BTA + DR.TB MDR.TB Karakteristik penderita: • Umur • Pendidikan • Pekerjaan • Gaji perbulan • Riwayat kontak • Jumlah orangsel • Ventilasi • Merokok • Alkohol

3.6 Definisi Operasional.

3.6.1. Drug Resistance Tuberculosis DR – TB adalah resistensi kuman Mycobacterium tuberculosis terhadap salah satu atau lebih di antara OAT Isoniazid, Rifampisin, Pirazinamid, Etambutol dan Streptomisin. 3.6.2. Multidrug Resistance Tuberculosis MDR – TB adalah resistensi menyeluruh kuman Mycobacterium tuberculosis terhadap OAT atau paling tidak resisten terhadap Isoniazid dan Rifampisin. 3.6.3. TB paru pada penelitian ini adalah kasus TB dengan pemeriksaan dahak BTA +. Kultur +. 3.6.4. Pemeriksaan BTA merupakan pemeriksaan sputum mikrobiologi dengan teknik Zielh Neelsen, dilakukan 3 x. Susi : Pola Resistensi Mycobacterium Tuberculosis Pada Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Pria..., 2008 USU e-Repository © 2008 3.6.5. Jumlah kuman dihitung dengan skala Internasional Union Against Tuberculosis Lung Diseases, yaitu : 1 Negatif, tidak ditemukan BTA dalam 100 lapangan pandang 2 1+ ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapangan pandang 3 2+ ditemukan 1-10 BTA dalam satu lapangan pandang 4 3+ ditemukan lebih 10 BTA dalam satu lapangan pandang 5 Pemeriksaan mikroskopik dinyatakan positif bila pada pemeriksaan mikroskopik dengan pewarnaan Zielh Neelsen didapat nilai positif 6 Pemeriksaan dinyatakan negatif bila pada pemeriksaan didapat hasil negatif atau meragukan. 3.6.6. Pendidikan adalah pendidikan penderita. 1 SD adalah yang pernah duduk dan atau tamat SD. 2 SLTP adalah yang pernah duduk atau tamat SLTP. 3 SLTA adalah yang pernah duduk atau tamat SLTA. 4 Perguruan tinggi yang pernah duduk atau tamat Perguruan Tinggi. 3.6.7. Riwayat Kontak adalah yang pernah kontak secara dekat dengan kriteria kerja, minum, makan, tidur atau menghabiskan waktu bersosialisasi dengan orang yang menderita TB paru seperti keluarga, teman sekerja, teman satu asramapenjara dan sejenisnya dalam 3 bulan berturut – turut. 1 Ada riwayat kontak. 2 Tidak Susi : Pola Resistensi Mycobacterium Tuberculosis Pada Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Pria..., 2008 USU e-Repository © 2008 3.6.8. Ventilasi 1 Ada 2 Tidak ada 3.6.9. Riwayat OAT adalah pernah atau tidak makan OAT. 3.6.10. Gejala klinis TB paru adalah batuk 3 minggu, dahak berdarah atau dahak warna kehitaman, berat badan menurun, kelelahan, sedikit demam, berkeringat di malam hari, kedinginan, kehilangan selera makan, kesulitan bernafas atau batuk pleurisy. Susi : Pola Resistensi Mycobacterium Tuberculosis Pada Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Pria..., 2008 USU e-Repository © 2008 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lembaga Permasyarakatan Kelas 1 Tg.Gusta Medan 4.1.1. Lokasi Lembaga Permasyarakatan Lembaga Permasyarakatan Kelas 1 Pria Tg.Gusta Medan terletak pada perbatasan wilayah hukum daerah Tingkat II Kotamadya Medan dan daerah Tingkat II Deli Serdang termasuk dalam wilayah Kecamatan Medan Sunggal.

4.1.2. Wilayah Kerja Lembaga Permasyarakatan

Lembaga Permasyarakatan Kelas Pria 1 Tg.Gusta Medan mempunyai wilayah kerja yang dimaksud tetapi senantiasa terbuka untuk menampung atau menerima narapidana yang dipindahkan dari Lembaga Permasyarakatan atau Rumah Tahanan Negara lainnya di seluruh wilayah Negara Republik Indonesia terutama narapidana yang sedang menjalani hukuman penjara lebih dari 5 tahun.

4.2. Hasil Penelitian

Dari 300 orang yang dijumpai mempunyai gejala klinis TB paru, diambil dahak sebanyak 3 kali, didapati yang pemeriksaan Laboratorium BTA+ sebanyak 30 orang, yang diteruskan dengan pemeriksaan kultur dan dilakukan uji Susi : Pola Resistensi Mycobacterium Tuberculosis Pada Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Pria..., 2008 USU e-Repository © 2008 sensitivitas dengan memakai 5 macam OAT. Dari hasil uji sensitivitas yang telah dilakukan diperoleh hasil seperti yang terlihat dalam tabel 1 di bawah ini: Tabel 1. Hasil Uji Sensitivitas Mycobacterium tuberculosis Pada 30 Penderita di LP Kelas 1 Pria Tg.Gusta Medan Periode Juli-Desember 2007 RESISTENSI TERHADAP NO KULTUR POSITIF H R Z E S KETERANGAN 1 M. tuberculosis R S R S R 2 M.tuberculosis R S R S R 3 M.tuberculosis R R S S R 4 M.tuberculosis R S S S R 5 M.tuberculosis R S R S R 6 M.tuberculosis S R S S R 7 M.tuberculosis S S S S R 8 M.tuberculosis S S S S R 9 M.tuberculosis S R S S R 10 M.tuberculosis S R S S R 11 M.tuberculosis S R S S R 12 M.tuberculosis R S S S R 13 M.tuberculosis R S R S R 14 M.tuberculosis S R S S R 15 M.tuberculosis R S S S R 16 M.tuberculosis R R S S R 17 M.tuberculosis R S S R R 18 M.tuberculosis R S S S R 19 M.tuberculosis R R S S R 20 M.tuberculosis R S S S R 21 M.tuberculosis R R S S S 22 M.tuberculosis R S S S R 23 M.tuberculosis R R S S S 24 M.tuberculosis S R S S R 25 M.tuberculosis R S S R S 26 M.tuberculosis S R S S R 27 M.tuberculosis R S S R S 28 M.tuberculosis S S R S R 29 M.tuberculosis R S S S R Resistensi M. tuberculosis terhadap: H:2030 x 100 = 66,70 R:1230 x 100 = 40,00 Z:530 x 100 = 16,70 E:430 x 100 = 13,30 S:2630 x 100 = 86,70 MDR:530 x 100 = 16,7 Susi : Pola Resistensi Mycobacterium Tuberculosis Pada Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Pria..., 2008 USU e-Repository © 2008 30 M.tuberculosis R S S R R Tabel 2. Pola Resistensi Mycobacterium tuberculosis pada 30 Penderita di LP Kelas 1 Pria Tg.Gusta Medan Periode Juli-Desember 2007 Resistensi Obat Resistensi Terhadap Obat Jumlah Jumlah n=30 Keterangan Satu Obat Isoniazid H Rifampisin R Etambutol E Pirazinamid Z Streptomisin S - - - - 2 - - - - 6,67 2 6,67 Single Resistance Dua Obat H + R H + S H + E Z + S R + S 2 7 2 1 7 6,70 23,30 6,70 3,30 23,30 19 63,30 MDR-TB = 2 6,70 Tiga Obat H + R + S H + E + S H + Z + S 3 2 4 10,00 6,70 13,30 9 30,00 MDR-TB = 3 10,00 Jumlah 30 100,00 30 100,00 MDR-TB = 5 16,70 Resistensi single resistance terhadap Streptomisin sebanyak 2 6,67. Resistensi terhadap dua komponen OAT sejumlah 19 63,30. Resistensi terhadap tiga komponen OAT sejumlah 9 30,00. Kasus MDR-TB diperoleh resistensi terhadap INH dan Rifampisin sebanyak 2 6,70 dan resistensi terhadap INH + Rifampisin dan obat lainnya 3 10,00. Pada tabel 3 digambarkan proporsi DR-TB dan MDR-TB pada 30 penderita di LP Kelas 1 Pria Tg.Gusta Medan , Periode Juli-Desember 2007. Susi : Pola Resistensi Mycobacterium Tuberculosis Pada Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Pria..., 2008 USU e-Repository © 2008 Tabel 3. Proporsi DR-TB dan MDR-TB Pada 30 Penderita di LP. Kelas I Pria Tg.Gusta Medan Periode Juli – Desember 2007 Proporsi Jumlah DR – TB 25 83,30 MDR – TB 5 16,70 Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30 penderita TB paru yang diperiksa yang termasuk DR-TB sebanyak 25 83,30 dan yang termasuk MDR- TB sebanyak 5 16,70. Tabel 4. Hasil Tes Sensitivitas Mycobacterium tuberculosis Terhadap OAT Pada 30 Penderita di LP. Kelas 1 Pria Tg.Gusta Medan Periode Juli – Desember 2007 BTA + Hasil Tes Sensitivitas Resisten Sensitif Total 1. INH 20 66,70 10 33,30 100,00 2. Rifampisin 12 40,00 18 60,00 100,00 3. Etambutol 4 13,30 26 86,70 100,00 4. Pirazinamid 5 16,70 25 83,30 100,00 5. Streptomisin 26 86,70 4 13,30 100,00 Dari hasil tes sensitivitas dari 30 orang penderita dengan BTA +, kultur+, yang resisten terhadap INH sebanyak 20 66,70. Dari hasil tes sensitivitas dari 30 orang penderita dengan BTA+, kultur + yang resisten terhadap Rifampisin sebanyak 12 40,00. Dari hasil tes sensitivitas dari 30 orang penderita dengan BTA+, kultur + yang resisten terhadap Etambutol sebanyak 4 13,30. Susi : Pola Resistensi Mycobacterium Tuberculosis Pada Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Pria..., 2008 USU e-Repository © 2008 Dari hasil tes sensitivitas dari 30 orang penderita dengan BTA +, kultur + yang resisten terhadap Pirazinamid sebanyak 5 16,70. Dari hasil tes sensitivitas dari 30 orang penderita dengan BTA +, kultur + yang resisten terhadap Streptomisin sebanyak 26 86,70.

4.2.1. Distribusi Subjek Berdasarkan Karakteristik Penderita

Tabel 5. Distribusi Subjek Berdasarkan Karakteristik Penderita pada 30 Penderita di LP. Kelas I Pria Tg.Gusta Medan Periode Juli-Desember 2007 BTA + Karakteristik Penderita Jumlah 1. Usia - 20 tahun - 20 – 29 tahun - 30 – 39 tahun - 40 tahun - 14 13 3 - 46,70 43,30 10,00 Total 30 100,00 2.Pendidikan - SD - SLTP - SLTA 9 16 5 30,00 53,30 16,70 Total 30 100,00 3.Pekerjaan - Buruh - Pelajar - Tidak bekerja 15 3 12 50,00 18,80 40,00 Total 30 100,00 4.Gaji - 1 juta - Tidak berpenghasilan 16 14 53,30 46,70 Total 30 100,00 Susi : Pola Resistensi Mycobacterium Tuberculosis Pada Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Pria..., 2008 USU e-Repository © 2008 Distribusi subjek berdasarkan umur terbanyak adalah pada umur 20-29 tahun sebanyak 14 46,70, umur 30-39 sebanyak 13 43,30, dan yang berumur 40 tahun ke atas sebanyak 3 10,00. Distribusi subjek berdasarkan pendidikan terbanyak adalah tingkat SLTP 16 orang 53,30, SD 9 orang 30,00, SLTA 5 orang 16,70. Distribusi subjek berdasarkan pekerjaan terbanyak adalah buruh 15 orang 50,0, tidak bekerja 12 orang 40,00 dan pelajar 3 orang 10,00. Distribusi subjek berdasarkan penghasilan, dijumpai gaji 1 juta sebanyak 16 orang 53,30, tidak berpenghasilan sebanyak 14 orang 46,70. 4.2.2. Distribusi Subjek Berdasarkan Kebiasaan Hidup Tabel 6. Distribusi Subjek Berdasarkan Kebiasaan Hidup Pada 30 Penderita di LP. Kelas 1 Pria Tg.Gusta Medan Periode Juli – Desember 2007 BTA + Kebiasaan Hidup Jumlah 1.Peminum Alkohol - Tidak minum - Minum 1 x 1 minggu - Minum 2 x 1 minggu - Minum 2 x 1 minggu 2 13 10 5 6,70 43,30 33,30 16,70 Total 30 100,00 2.Perokok - 1 – 10 batanghari - 10 – 20 batanghari - 20 batanghari 11 18 1 36,70 60,00 3,30 Total 30 100,00 Susi : Pola Resistensi Mycobacterium Tuberculosis Pada Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Pria..., 2008 USU e-Repository © 2008 Distribusi subjek berdasarkan minum alkohol dijumpai yang minum alkohol 1xminggu sebanyak 13 orang 60,70, minum alkohol 2xminggu sebanyak 10 orang 33,30, minum alkohol 2xminggu sebanyak 5 orang 16,70, tidak peminum 2 orang 4,70. Distribusi subjek berdasarkan merokok, dijumpai yang merokok 10-20 batang perhari sebanyak 18 orang 60,00, 1-10 batang hari sebanyak 11 orang 36,70, 20 batanghari sebanyak 1 orang 3,30. 4.2.3. Distribusi Subjek Berdasarkan Keadaan Dalam Tahanan Tabel 7. Distribusi Subjek Berdasarkan Keadaan Dalam Tahanan Pada 30 Penderita di LP. Kelas 1 Pria Tg.Gusta Medan Periode Juli – Desember 2007 BTA + Keadaan dalam tahanan Jumlah 1.Jumlah orang dalam 1 sel - 5 – 10 orang - 10 orang 29 1 96,70 3,30 Total 30 100,00 2.Ukuran kamar m2 - 5 x 4 - 7 x 5 27 3 90,00 10,00 Total 30 100,00 3.Ventilasi - Ada 30 100,00 Total 30 100,00 Distribusi subjek berdasarkan jumlah orang dalam 1 sel dijumpai yang 5- 10 orang dalam 1 sel sebanyak 29 orang 96,70 dan yang 10 orang dalam 1 sel sebanyak 1 orang 3,30. Susi : Pola Resistensi Mycobacterium Tuberculosis Pada Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Pria..., 2008 USU e-Repository © 2008 Distribusi subjek berdasarkan ukuran kamar dijumpai ukuran kamar 5x4 m² sebanyak 27 orang 90,00, dan ukuran kamar 7x5 m² sebanyak 3 orang 10,00. Distribusi subjek berdasarkan ada atau tidaknya ventilasi, dijumpai 100 ada ventilasi. 4.2.4. Distribusi Subjek Berdasarkan Riwayat Kontak Penyakit Tabel 8. Distribusi Subjek Berdasarkan Riwayat Kontak Penyakit Pada 30 Penderita di LP. Kelas 1 Pria Tg.Gusta Medan Periode Juli – Desember 2007 BTA + Riwayat Kontak Penyakit Jumlah - Tidak pernah kontak - Pernah kontak 8 22 26,70 73,30 Total 30 100,00 Distribusi subjek berdasarkan riwayat penyakit dijumpai sebanyak 22 orang 73,30 yang pernah kontak dan yang tidak pernah kontak sebanyak 8 orang 26,70. 4.2.5. Distribusi Subjek Berdasarkan Riwayat Makan OAT Tabel 9. Distribusi Subjek Berdasarkan Riwayat Makan OAT Pada 30 Penderita di LP. Kelas 1 Pria Tg.Gusta Medan Periode Juli – Desember 2007 BTA + Riwayat Makan OAT Jumlah - Pernah 0,00 Susi : Pola Resistensi Mycobacterium Tuberculosis Pada Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Pria..., 2008 USU e-Repository © 2008 - Tidak pernah 30 100,00 Total 30 100,00 Distribusi subjek berdasarkan riwayat makan OAT dijumpai 100 adalah tidak pernah makan OAT. 4.2.6. Distribusi Subjek Berdasarkan Kasus Baru atau Kasus Lama Tabel 10. Distribusi Subjek Berdasarkan Kasus Baru atau Kasus Lama Pada 30 Penderita di LP. Kelas 1 Pria Tg.Gusta Medan Periode Juli – Desember 2007 BTA + Kasus Jumlah - Lama - Baru 30 0,00 100,00 Total 30 100,00 Distribusi subjek berdasarkan kasus baru atau kasus lama dijumpai 100 adalah kasus baru.

4.3. Pembahasan Penelitian

Pada penelitian ini sampel yang didapat dengan BTA +, kultur + sebanyak 30 orang. Umur terbanyak adalah berumur 20-29 tahun sebanyak 14 orang 46,70, yang berumur 30-39 tahun sebanyak 13 orang 42,50, dan yang berumur 40 tahun sebanyak 3 orang 10,80. Penderita TB dalam penjara seperti juga dengan penelitian lain pada populasi masyarakat mengenai TB didominasi oleh kelompok usia produktif. Penderita TB di negara Susi : Pola Resistensi Mycobacterium Tuberculosis Pada Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Pria..., 2008 USU e-Repository © 2008 berkembang kira-kira 75 adalah dari kelompok usia produktif Depkes.RI.2002. Di Eropah dan Amerika Utara, sewaktu TB sering ditemukan, insiden tertinggi TB paru biasanya mengenai usia dewasa muda Crofton, 2002. Secara teoritis usia dapat mempengaruhi kerja dan efek OAT karena metabolisme obat dan fungsi ginjal kurang efisien pada bayi yang sangat muda dan pada orang tua. Makin tua usia akan terjadi perubahan secara fisiologik, patologik dan penurunan sistim pertahanan tubuh, hal ini mempengaruhi kemampuan tubuh menangani OAT yang diberikan. Dari penelitian yang dilakukan oleh Trihadi dan Raharji 1995, menunjukkan bahwa kelompok usia di atas 55 tahun 61,71 memberikan respon kurang baik terhadap pengobatan. Tingkat pendidikan pada penelitian ini yang terbanyak dijumpai adalah tingkat pendidikan SLTP sebanyak 16 53,30, SD sebanyak 9 30,00 dan SLTA sebanyak 5 16,70. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi kemampuan menerima informasi tentang penyakit, terutama TB paru. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit TB paru menyebabkan kurangnya pengertian penderita terhadap penyakit dan bahayanya, sehingga kurang kepatuhan terhadap pengobatan atau berhenti berobat bila gejala penyakit tidak dirasakan lagi. Fahrudda 1999 dalam penelitiannya menghasilkan bahwa tingkat pengetahuan yang dikategorikan rendah akan berisiko lebih dari 2 kali untuk terjadinya kegagalan pengobatan dibandingkan dengan penderita dengan pendidikan tinggi. Susi : Pola Resistensi Mycobacterium Tuberculosis Pada Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Pria..., 2008 USU e-Repository © 2008 Penyebab utama kegagalan pengobatan salah satunya adalah lalai atau berhenti makan obat sebelum pengobatan lengkap. Dari hasil penelitian dijumpai pekerjaan sebagai buruh 15 orang 78,50, tidak bekerja 12 orang 40,00, dan pelajar 3 orang 10,00, sementara dari segi penghasilan perbulan dijumpai penderita dengan gaji 1 juta sebanyak 16 orang 53,30 dan yang tidak berpenghasilan sebanyak 14 orang 46,70. Pada penelitian Husein dkk. didapatkan bahwa subjek yang bekerja dan tidak bekerja tetapi jumlah penghasilan tidak dijelaskan. Pada penelitian Alcaide dan Yu dkk. ditemukan bahwa faktor sosioekonomi, daerah perumahan, jenis pekerjaan dan pendidikan berhubungan dengan TB. Dari hasil penelitian dijumpai penderita dengan kebiasaan minum alkohol 1xminggu sebanyak 13 orang 43,30, minum alkohol 2xminggu sebanyak 10 orang 33,30 sedangkan minum alkohol 2xminggu sebanyak 5 orang 16,70. Kebiasaan minum alkohol dan merokok merupakan faktor penting yang dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga dapat mempengaruhi hasil pengobatan Crofton, 2002. Salah satu indikator peningkatan perilaku hidup sehat pada masyarakat adalah besarnya jumlah masyarakat yang mengkonsumsi alkohol dan rokok Depkes RI. Perilaku yang negatif terhadap kesehatan mungkin mempengaruhi kepatuhan berobat penderita TB. Pada penelitian ini dijumpai penderita yang merokok 10-20 batanghari sebanyak 18 orang 60,00, 1-10 batanghari sebanyak 11 orang 36,70 dan Susi : Pola Resistensi Mycobacterium Tuberculosis Pada Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Pria..., 2008 USU e-Repository © 2008 yang 20 batanghari sebanyak 1 orang 3,30. Pada penelitian Husein dkk. ditemukan subjek TB yang merokok sebanyak 53,00 sedangkan Shah didapatkan tahanan yang merokok sebanyak 42,60. Hasil survei sosial ekonomi nasional Departemen Kesehatan RI tahun 2004 menunjukkan bahwa 35 penduduk umur lebih dari 15 tahun adalah perokok, dengan persentase laki- laki perokok sebesar 63 sedangkan persentase perempuan perokok sebesar 5 42,00. Menurut Tjandra Yoga Aditama Kompas, 2003 hasil penelitian ternyata menghubungkan kebiasaan merokok dengan terjadinya serta proses perjalanan penyakit TB paru. Penelitian menunjukkan adanya hubungan bermakna prevalensi, reaktivitas tes tuberkulin tes untuk mengetahui seseorang terinfeksi TB dan kebiasaan merokok. Mereka yang merokok 3–4 kali lebih sering positif tesnya, artinya 3-4 kali lebih sering terinfeksi TB daripada yang tidak merokok. Penelitian lain menunjukkan hubungan antara kebiasaan merokok dengan aktif tidaknya penyakit TB serta faktor risiko terjadinya TB paru pada dewasa muda, dan terdapat dose response relationship dengan jumlah rokok yang dihisap perharinya. Dari hasil penelitian ini dijumpai penderita dengan adanya riwayat kontak penyakit, yang pernah kontak sebanyak 22 orang 73,30 dan yang tidak pernah kontak sebanyak 8 orang 26,70. Seseorang yang sering kontak secara dekat dengan penderita TB paru yang infeksius dalam waktu 3 bulan, kemungkinan besar akan tertular dan menderita TB. Seseorang yang berpenyakit Susi : Pola Resistensi Mycobacterium Tuberculosis Pada Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Pria..., 2008 USU e-Repository © 2008 TB aktif dapat menulari 10-15 orang dalam satu tahun Aditama, 2000. Penderita TB yang dalam proses pengobatan telah dinyatakan BTA -, dapat terinfeksi kembali reinfeksi atau menjadi BTA + apabila kontak dengan penderita TB dengan BTA + lainnya. Sangat penting untuk melakukan pelacakan orang-orang yang kontak dengan penderita TB, apabila ditemui salah satu anggota keluarga menderita TB Crofton, 2002. Pada penelitian ini dijumpai semua penderita BTA + yang dijumpai adalah kasus baru dengan riwayat belum pernah makan OAT berarti disebut kasus baru TB paru new cases dan kasus resistensi yang dijumpai adalah primary resistance atau resisten primer. Pada penelitian ini dijumpai jumlah orang dalam 1 sel yang ditempati 5- 10 orang didapati BTA + 29 orang 96,70, dan yang menempati sel 10 orang sebanyak 1 orang 3,30, dengan ukuran kamar 5x4 m2 BTA + sebanyak 27 orang 90,00 dan ukuran kamar 7x5 m2 sebanyak 3 orang 10,00. Hal ini menunjukkan pada saat penelitian dilakukan Keadaan LP Tg.Gusta Medan sudah cukup bagus, para narapidana telah menempati sel sel baru, yang baru ditempati lebih kurang 1 tahun dengan keadaan fisik yang lebih bagus dibandingkan dengan barak-barak yang lama dan kondisi kamar yang kebanyakan tidak melebihi kapasitas. Tetapi menurut keterangan kondisi kepadatan dan jumlah orang yang menempati satu kamar senantiasa berubah- berubah setiap saat. Susi : Pola Resistensi Mycobacterium Tuberculosis Pada Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Pria..., 2008 USU e-Repository © 2008 Dari hasil penelitian ini dijumpai pola resistensi kuman Mycobacterium tuberculosis terhadap salah satu komponen OAT DR-TB sebanyak 25 orang 83,30 dan yang MDR-TB sebanyak 5 orang 16,70. Pola resistensi yang timbul adalah resisten baik terhadap salah satu komponen OAT single resistance maupun resisten terhadap dua atau lebih komponen OAT poli resistance. Resistensi kuman TB terhadap OAT dapat terjadi melalui dua cara yaitu perubahan target obat melalui mutasi gen atau titrasi obat melalui produksi yang lebih pada target. Probabilitas resistensi mikrobia sangat tinggi untuk antimikrobia yang kurang efektif, karena basil bermutasi berbanding langsung dengan dengan load mikrobia. Karena mutasi kuman TB menjadi resisten adalah secara kromosomal, maka kemungkinan kuman menjadi resisten secara simultan pada dua atau lebih OAT terjadi secara individual. Resisten terhadap obat terjadi secara seleksi pada keadaan yang menguntungkan gen resisten, yaitu jika terpapar antimikrobia. Dalam keadaan ini strain sensitif akan terbunuh dan mutan resisten akan berkembang. Apabila pasien terpapar oleh obat yang kedua bersama obat lain, maka mutan resisten akan terseleksi oleh obat yang baru, yang akhirnya pasien dapat mempunyai basil yang resisten terhadap dua atau lebih obat. Resistensi terhadap OAT secara seleksi berkelanjutan serial selection adalah mekanisme utama terjadinya MDR-TB Rattan,1998, Talenti,1998, Carolyn,2001. Susi : Pola Resistensi Mycobacterium Tuberculosis Pada Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Pria..., 2008 USU e-Repository © 2008 Prinsip pengobatan TB paru dengan masa pengobatan tahap intensif selama 2 bulan dengan terapi pemberian pengobatan kombinasi adalah untuk memastikan tidak terjadinya mutan resisten pada satu obat single resistance. INH dan Rifampisin adalah dua OAT yang sangat poten, membunuh lebih dari 99,00 basil tuberkulosis dalam 2 bulan awal pengobatan WHO,2000. Bersama kedua obat ini, Pirazinamid dengan efek yang tinggi yang bekerja terhadap basil semidorman yang tidak dipengaruhi oleh OAT yang lain. Oleh karena itu munculnya strain resisten terhadap salah satu obat ini pada penderita yang sebelumnya telah menggunakan OAT menjadi perhatian yang utama yang harus diantisipasi. Uji sensitivitas kuman TB terhadap komponen OAT mutlak diperlukan untuk keberhasilan pengobatan pada penderita TB gagal failed, lalai defaulted dan kambuh relaps. Hasil uji sensitivitas kuman TB terhadap komponen OAT diperoleh pola resistensi kuman Mycobacterium tuberculosis yang single resistance yaitu resisten terhadap Streptomisin sebesar 6,67, sedangkan resisten terhadap dua komponen OAT sejumlah 63,30, sedangkan resisten terhadap 3 obat OAT sebesar 30,00, yang diantaranya MDR-TB sebesar 16,70. Tingginya angka resistensi seluruh kuman TB terhadap komponen OAT INH 66,70, Rifampisin 4,00, Streptomisin 86,70, Etambutol 13,30 dan Pirazinamid 16,70, menggambarkan komponen OAT masih banyak digunakan secara tidak adekuat. Hal ini mungkin dapat terjadi, karena masih Susi : Pola Resistensi Mycobacterium Tuberculosis Pada Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Pria..., 2008 USU e-Repository © 2008 banyak tenaga-tenaga medis yang melakukan pengobatan TB yang tidak sesuai dengan pedoman pengobatan TB. Dipihak lain tingginya angka resistensi terhadap komponen OAT pada penderita TB mungkin berhubungan dengan penularan dari orang yang telah resisten primary resistance. Susi : Pola Resistensi Mycobacterium Tuberculosis Pada Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Pria..., 2008 USU e-Repository © 2008 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan