Jenjang kognitif yang menimbulkan miskonsepsi pada siswa SMA di kelas X.

konsep yang banyak mempengaruhi adalah konsep abstrak dengan contoh konkrit 46,7 dan yang terendah adalah konsep konkrit 6,7.Persentase miskonsepsi pada tiap jenis konsep berbeda-beda. Untuk lebih jelasnya disajikan pada grafik-grafik di bawah ini. Gambar 11 Grafik Persentase Miskonsepsi pada Tiap Jenis Konsep Yang Ada Pada Konsep Suhu dan Kalor Gambar 12 Grafik Persentase Miskonsepsi pada Tiap Jenis Konsep Yang Ada Pada Konsep listrik dinamis Gambar 13 Grafik Persentase Miskonsepsi pada Tiap Jenis Konsep Yang Ada Pada Konsep optik.

e.Jenjang kognitif yang menimbulkan miskonsepsi pada siswa SMA di kelas X.

Deskripsi jenjang kognitif pada konsep suhu dan kalor yang mempengaruhi miskonsepsi siswa disajikan pada grafik berikut ini : Gambar 14 Grafik Persentase Miskonsepsi Siswa pada Tiap Jenjang Kognitif Bloom pada konsep suhu dan kalor Gambar 15 Grafik Persentase Miskonsepsi Siswa pada Tiap Jenjang Kognitif Bloom pada konsep Listrik Dinamis Jenjang kognitif yang banyak mempengaruhi timbulnya miskonsepsi pada konsep suhu dan kalor adalah jenjang kognitif C 2 pemahaman yang menyebabkan timbulnya miskonsepsi sebanyak 39,5. Sedangkan yang terendah adalah jenjang C 3 aplikasi sebanyak 8,3. Jenjang kognitif yang banyak mempengaruhi timbulnya miskonsepsi pada konsep listrik dinamis ada empat yaitu jenjang C 1 -C 4 . Jenjang kognitif yang paling banyak berpengaruh adalah jenjang kognitif C 2 pemahaman yang menyebabkan timbulnya miskonsepsi sebanyak 31,3. Sedangkan yang terendah adalah jenjang C 3 ingatan pengetahuan sebanyak 4,3. Jenjang kognitif yang banyak mempengaruhi timbulnya miskonsepsi pada konsep optik ada tiga yaitu jenjang C 1 -C 3 . 0,8 15,4 39,7 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 35,0 40,0 45,0 Konsep abstrak Konsep abstrak dengan contoh konkrit Konsep yang menyatakan nama proses Miskonsepsi 20,8 13,1 10,6 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 Konsep abstrak dengan contoh konkrit Konsep konkrit Konsep yang menyatakan simbol Miskonsepsi 9,2 39,5 8,3 10 20 30 40 50 C1 C2 C3 Miskonsepsi 27,5 31,3 4,3 22,5 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 35,0 C1 C2 C3 C4 Miskonsepsi 37,8 46,7 6,7 27,4 - 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 Konsep abstrak Konsep abstrak dengan contoh konkrit Konsep konkrit Konsep yang menyatakan simbol Gambar 16 Grafik Persentase Miskonsepsi Siswa pada Tiap Jenjang Kognitif Bloom pada konsep optik Jenjang kognitif yang paling banyak berpengaruh adalah jenjang kognitif C 1 ingatanpengetahuan yang menyebabkan timbulnya miskonsepsi sebanyak 43,6. Sedangkan yang terendah adalah jenjang C 2 pemahaman sebanyak 20,6. f.Kemampuan Siswa SMA di kelas X yang mengalami miskonsepsi pada konsep suhu dan kalor, listrik dinamis, dan optik. Kemampuan siswa yang banyak mengalami miskonsepsi pada tiap konsep yang di teliti disajikan pada grafik di bawah ini: Gambar 17 Grafik Persentase Miskonsepsi pada tiap kategori Kemampuan Siswa SMA pada konsep suhu dan kalor Gambar 18 Grafik Persentase Miskonsepsi pada tiap kategori Kemampuan Siswa SMA pada konsep listrik dinamis Pada konsep suhu dan kalor miskonsepsi terjadi pada tiga kategori kemampuan siswa, yaitu : rendah, sedang, dan tinggi. Persentase miskonsepsi pada tiga kemampuan tersebut berbeda-beda. Persentase siswa dengan kategori kemampuan rendah paling banyak mengalami miskonsepsi 26,1 diantara kelompok lainnya, dan persentase yang paling kecil adalah siswa dengan kategori kemampuan tinggi. Pada konsep listrik dinamis, miskonsepsi terjadi pada dua kategori kemampuan siswa saja, yaitu : siswa dengan kategori kemampuan rendah, dan sedang. Gambar 19 Grafik Persentase Miskonsepsi pada tiap kategori Kemampuan Siswa SMA pada konsep optik Persentase miskonsepsi pada kedua kemampuan tersebut berbeda-beda. Siswa dengan kategori kemampuan rendah banyak mengalami miskonsepsi 25 dan 15 pada kategori sedang, sedangkan kategori kemampuan tinggi tidak ada yang miskonsepsi 0. Pada konsep optik, miskonsepsi terjadi pada tiga kategori kemampuan siswa, yaitu : kategori siswa berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi. Persentase miskonsepsi pada tiga kemampuan tersebut berbeda-beda. Siswa dengan kategori kemampuan rendah banyak mengalami miskonsepsi 44 dan yang paling kecil adalah siswa dengan kemampuan tinggi 26.

D. Pembahasan