Uji Asumsi Klasik Analisis Pengaruh Switching Cost, Attractiveness of Alternative, Interpersonal, Realionship, dan Service Recovery terhadap Repurchase Intention GSM XL Prabayar (Studi kasus pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pengguna GSM XL P

90 18 responden dengan presentase 25,7 menjawab sangat setuju menyatakan bahwa responden akan membeli pulsa GSM XL prabayar dengan jumlah nominal yang lebih besar.

4. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi, variabel pengganggu atau variabel residual memiliki distribusi normal.Model data yang baik adalah berdistribusi normal atau mendekati normal Ghozali, 2011:160. Untuk melihat data berdistribusi normal dapat dilakukan dengan memperhatikan normal probability plot pada scatter plot berdistribusi normal. Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Sumber: Hasil output SPSS data primer yang diolah, 2013 91 Berdasarkan gambar 4.1 diatas dapat disimpulkan bahwa dalam grafik normal p-plot terlihat titik menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebarannya tidak terlalu jauh atau melebar. Berarti dari grafik ini menunjukkan bahwa model regresi sesuai asumsi normalitas dan layak digunakan. Selain dengan melihat grafik, normalitas data juga dapat dilihat melalui uji statistik yaitu dengan uji statistik non-parametrik Kolmogrov- Smirnov pada alpha sebesar 5. Jika nilai signifikansi dari pengujian Kolmogrov-Smirnov lebih besar dari 0,05 berarti data normal. Tabel 4.53 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Sumber: Hasil output SPSS data primer yang diolah, 2013 Berdasarkan uji statistik normalitas pada tabel 4.53 di atas menunjukkan Kolmogrov-Smirnov sebesar 0,801 dan signifikansi pada 0,543 lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi dengan normal. RPI N 70 Normal Parameters a,b Mean 37.43 Std. Deviation 5.115 Most Extreme Differences Absolute .096 Positive .096 Negative -.073 Kolmogorov-Smirnov Z .801 Asymp. Sig. 2-tailed .543 92

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independent. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas independent. Uji multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor VIF. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF = 1Tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikilonieritas adalah nilai tolerance ≥ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≤ 10. Tingkat kolinieritas yang dapat ditolerir adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan tingkat multikolinieritas 0,95 Ghozali, 2011: 105-106. Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel 4.54 : Tabel 4.54 Hasil Uji Multikolinieritas a. Dependent Variable : Repurchase Intention Sumber: Hasil output SPSS data primer yang diolah, 2013 Berdasarkan data pada tabel 4.54 di atas dapat diketahui bahwa syarat untuk lolos dalam uji multikolinieritas sudah terpenuhi oleh seluruh variabel independen yang ada, yaitu nilai tolerance yang lebih besar dari Model Collinearity Statistics Tolerance VIF constant Switching Cost Attractiveness of Alternative Interpersonal Relationship Service Recovery 0,879 0,960 0,830 0,948 1,138 1,041 1,205 1,055 93 0,10 dan nilai VIF Variance Inflation Factor yang tidak lebih dari 10. Pada tabel di atas, nilai tolerance variabel bebas switching cost sebesar 0,879, attractiveness of alternative sebesar 0,960, interpersonal relationship sebesar 0,830, dan service recovery sebesar 0,948. Sedangkan nilai VIF variabel bebas switching cost sebesar 1,138, attractiveness of alternative sebesar 1,041, interpersonal relationship sebesar 1,205, dan service recovery sebesar 1,055. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini tidak berkorelasi antara variabel independen satu dengan variabel independen yang lainnya.

c. Uji Heteroskedastisitas

UJi heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak heteroskedastisitas Ghozali, 2011:139. Gambar di bawah ini merupakan hasil dari uji heteroskidastisitas . 94 Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber: Hasil output SPSS data primer yang diolah, 2013 Berdasarkan gambar di atas dapat terlihat bahwa distribusi data tidak teratur dan tidak membentuk pola tertentu, serta tersebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model regresi ini tidak terjadi masalah Heteroskedastisitas. Untuk memperkuat bahwa data bebas dari Heteroskedastisitas, data akan diuji kembali dengan Uji Glejser, uji ini digunakan untuk memberikan angka-angka yang lebih detail untuk menguatkan apakah data yang akan diolah mengalami heteroskedastisitas atau tidak. Ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dari nilai signifikansi variabel bebas terhadap variabel terikat. Apabila hasil dari uji glejser kurang dari atau sama dengan 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data mengalami heteroskedastisitas dan sebaliknya Ghozali, 2011: 143. 95 Tabel 4.55 Hasil Uji Glejser Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 2.722 3.462 .786 .435 SWC -.077 .051 -.194 -1.519 .134 ATA -.010 .067 -.019 -.152 .880 IPR .137 .079 .230 1.744 .086 SVR -.008 .028 -.038 -.307 .760 a. Dependent Variable: RES2 Sumber: Hasil output SPSS data primer yang diolah, 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas pada persamaan regresi tersebut. Hal itu terlihat dari tidak adanya variabel bebas yang memiliki signifikansi di bawah 0,05. Variabel bebas switching cost memiliki signifikansi sebesar 0,134, attractiveness of alternative sebesar 0,880, interpersonal relationship sebesar 0,086, dan service recovery sebesar 0,760. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi dengan menggunakan uji glejser tidak terjadi heteroskedastisitas.

5. Koefisien Determinasi R

Dokumen yang terkait

Pengaruh Switching Barrier Terhadap Minat Pembelian Ulang Gsm Xl (Studi Kasus Pada Pelanggan Xl Di Xl Center Medan)

5 58 132

ANALISIS PERILAKU BRAND SWITCHING PENGGUNA SELULAR GSM PRABAYAR BERBASIS KETIDAKPUASAN DAN PENCARIAN VARIASI PADA KONSUMEN MAHASISWA UNIVERSITAS JEMBER

0 5 21

Positioning Sim Card CSM Prabayar Berdasarkan Persepsi Konsumen:Studi kasus pada mahasiswa FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 4 120

Korelasi kemampuan akademik mahasiswa terhadap penyelesaian studi di program studi pendidikan fisika

0 6 65

Analisis Pengaruh Promosi Tarif Interkoneksi Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Kartu Prabayar IM3 : Studi Kasus Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pengguna Karu Prabayar IM3

0 6 165

Analisis Pengaruh Tayangan Iklan Televisi Dan Harga Tarif Pada Kartu Prabayar XL Terhadap Tindakan Brand Switching Pada Pengguna SIM Card : Studi Kasus Pengguna SIM Card Pada Mahasiswa UIN Jakarta

0 3 163

Pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

0 21 0

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (STUDI KASUS PADA KONSUMEN SIM CARD GSM PRABAYAR XL DI KOTA YOGYAKARTA).

0 1 158

Pengaruh Switching Barrier Terhadap Minat Pembelian Ulang Gsm Xl (Studi Kasus Pada Pelanggan Xl Di Xl Center Medan)

0 0 31

Keyword : switching cost, attractiveness of alternative, interpersonal relationship,

0 0 12