Penurunanpenetrasi setelah pemanasan Max20
ASTM-D5D6 Titik Nyala
o
Min. 250 C
ASTM-D92 Kelarutan dalam Cs
wt
2
Min. 99,5 ASTM-D4
Spot Test Negatif
AASHO T102 Berdasarkan ketiga bentuk aspal tersebut, semen aspal atau aspal padat yang
paling banyak digunakan. Aspal yang digunakan untuk perkerasan jalan yang dicampurkan dengan agregat atau tanpa bahan tambahan disebut dengan aspal
beton. Yang paling umum digunakan yaitu aspal beton campuran panas yang dikenal dengan Hot Mix sedangkan jenis lainnya seperti aspal beton campuran
hangat, aspal beton campuran dingin, dan aspal mastis. Olgesby, 1996 Penambahan bahan polimer pada aspal yang bersifat plastomer dapat
meningkatkan kekuatan tinggi dalam campuran aspal polimer. Pada sisi lain, bahan yang bersifat elastomer seperti karet alam, maupun karet sintetis, dapat
memberikan aspal dengan fleksibilitas dan keelastisan yang lebih baik, termasuk juga perbaikan terhadap resistensi dan ketahanan terhadap temperatur rendah.
Bahan aditif aspal yang biasanya dipakai adalah material dari jenis karet, baik karet sintetis, karet buatan, karet yang sudah diolah dari ban bekas, atau bahan
plastik. Aspal telah digunakan selama ribuan tahun sebagai bahan waterproofing. Di Amerika Utara, aspal telah digunakan selama sekitar 150 tahun sebagai bahan
atap. Lebih khusus lagi, Buil-up Roofing BUR telah digunakan selama lebih dari 100 tahun. Bahan baru yang diperkenalkan sebagai alternatif BUR adalah
produk formulasi kimia yang berbeda. Produk ini menyediakan berbagai macam pilihan yang memenuhi karakteristik kinerja yang diperlukan, Paroli R. a., 1997.
2.8 AGREGAT
Agregat merupakan butir-butir batu pecah, kerikil,pasir atau mineral lain, baik yang berasal dari alam maupun buatan yang berbentuk mineral padat berupa
ukuran besar maupun kecil atau fragmen-fragmen.
Universitas Sumatera Utara
Sifat agregat merupakan salah satu faktor penentu kemampuan perkerasan jalan memikul beban lalu lintas dan daya tahan terhadap cuaca. Agregat,
berdasarkan ukuran butirannya dapat dibagi atas 3 bagian, yaitu : 1.
Agregat Kasar, adalah agregat dengan ukuran butiran lebih besar dari saringan No.8 2,36 mm.
2. Agregat Halus, adalah agregat dengan ukuran butiran lebih halus dari
saringan No.8 2,36 mm. 3.
Bahan pengisi filler, adalah bagian dari agregat halus yang minimum 75 lolos saringan No.30 0,06.
Agregat pasir adalah bahan batuan halus yang terdiri dari butiran sebesar 0,14 – 5 mm didapat dari hasildisintegrasi batu alam natural sand atau dapat
juga pemecahannnya artificial sand, dari komposisi pembentukan tempat terjadinya pasir alam dapat dibedakan atas : pasir galian, pasir sungai, pasir laut
yaitu bukit-bukit pasir yang dibawa kepantai. Wignall, Proyek Jalan Raya, Edisi Keempat, 2003
Pasir merupakan agregat halus yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran aspal beton. Agregat ini menempati kurang lebih 70 dari
volume aspal,sehingga akan sangat berpengaruh terhadap kekuatannya, Sukirman, 2003.
2.9 GENTENG
Suatu atap berfungsi melindungi terutama terhadap hujan. Tergantung atas sifat alami bangunan, atap itu bisa juga melindungi dari panas, cahaya matahari,
dingin dan angin. Jenis-jenis lain dari struktur, sebagai contoh, suatu bangunan untuk kebun, akan melindungi dari dingin, angin dan hujan tetapi bisa tembus
cahaya. Suatu rumah bisa diatapi dengan material yang melindungi dari cahaya matahari tetapi tidak menghalangi unsur-unsur yang lain. Setiap jenis penutup
atap punya kelebihan dan kekurangangnya masingmasing. Jenis genteng bermacam-macam, ada genteng beton, genteng tanah liat,
genteng keramik, genteng seng dan genteng kayu sirap dan lain-lain. Agar
Universitas Sumatera Utara
kualitas genteng optimal, maka daya serap air harus seminimal mungkin, agar kebocoran dapat diminimalisir, Piere, 2010.
Setiap jenis penutup atap mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing- masing. Anda bisa memilihnya dengan mempertimbangkan penampilan,
kepraktisan, bentuk dan umur rencananya masing-masing. Berikut akan dibahas beberapa jenis yang paling popular saat ini :
2.9.1 Genteng Komposit Polimer
Genteng berbasis polimer merupakan suatu alternatif pengganti genteng yang kita kenal selama ini, dibuat dengan mencampur polimer sebagai matriks
dan pengisi filter dari bahan sintetis atau bahan alam. Genteng komposit polimer dibuat secara partikel komposit dengan terlebih dahulu mengubah bentuk bahan
pengisi menjadi partikel, partikel ini kemudian dicampur dengan matrik polimer pada suhu titik leleh polimer tersebut.
Matrik yang digunakan adalah polietilen, polipropilen dan paduan polietilen-karet alam, sedangkan bahan pengisinya adalah jerami, pasir dan serbuk
gergaji. Mutu genteng komposit polimer yang dihasilkan bergantung pada bahan matriks, pengisi dan perbandingan komposisi antara matrik dan pengisi. Terhadap
komposit yang diperoleh dilakukan uji fisik, mekanik, termal, homogenitas, derajat kristalinitas dan cuaca. Komposit polimer yang memberikan sifat yang
diinginkan lalu dicetak sesuai dengan bentuk genteng sehingga diperoleh genteng komposit polimer. Secara keseluruhan genteng komposit polimer mempunyai
beberapa keunggulan seperti ringan, kuat, ekonomis dan estetis serta menggunakan bahan alam yang berlimpah sebagai bahan pengisi. Keuntungan
dari genteng polimer ini yaitu ramah lingkungan, tahan lama, pemeliharaanya mudah dan fleksibel.
Berdasarkan sistemnya genteng ini memiliki struktur polimer khusus yang meningkatkan fleksibilitas. Kekuatan tarik produk meningkat karena usia
Universitas Sumatera Utara
pembuatan lapisan lebih kuat dan lebih tahan lama untuk menyediakan produk dengan kinerja yang sangat baik, Batan.2009.
2.9.2 Genteng Aspal Modified Bituminous Sheet
Bahan material satu ini dari campuran lembaran bitumen turunan aspal dan bahan kimia lain polimer, ditambah dengan bahan pengisi dan aditif
.Komponennya dapat divariasi menurut karakter yang diinginkan Material ini diolah sehingga menghasilkan sebuah genteng yang tahan terhadap cuaca
dingin,tahan sinar UV, ringan, lentur, dan tahan air dan restan terhadap kelembaban dan kebocoran .
Secara luas genteng modifikasi turunan aspal ini menggunakan bahan SBS Styrene-butadine-styrene dan APP atactic polypropylene. Komposisi SBS rata-
rata 12 – 15 . Pada umumnya, banyaknya digunakan SBS karena temperature fleksibilitasnya rendah dan tahan kelelahan. Ada banyak perbedaan nilai SBS
yang menekankan satu atau lebih bentuk yang diperlukan untuk proses dan pencapaian dari lapisannya.APP adalah hasil dari manufaktur IPP isotactic-
polypropylene. Hal Ini meliputi 25 - 35 dari komposisi modifikasi, untuk meningkatkan bentuk mekaniknya. Hasil modifikasi APP lebih tinggi
kekuatannya dan rendah elongasinya dibandingkan dengan SBS. Jumlah yang sedikit dari pengisi menyebabkan kekakuan tetapi jumlah yang besar mengurangi
fleksibilitas dan sifat adhesinya. Konsekuensinya, hasil yang baik adalah memiliki sedikit pengisi.
Modifikasi SBS digunakan untuk genteng, sifatnya yang fleksibel dan temperaturnya rendah. Berikut ini Tabel 2.5 model komposisi lapisan turunan
aspal. Tabel 2.5 Model komposisi genteng lapisan turunan aspal
Komposisi Persen Berat
Aspal 50
APP atau SBS 25-35
Pengisi Filler 10-20
Minyak Oil 5
Universitas Sumatera Utara
Beberapa variasi dari penguat glass dan komposit polyester disatukan dalam lapisan untuk meningkatkan bentuknya. Sebahagian terdiri dari lembaran
plastic, film atau mat. Lapisan genteng aspal lebih baik permukaannya daripada tanpa aspal. Butiran granule berfungsi untuk melindungi permukaan dari
penurunan efek sinar UV. Pada beberapa lapisan laminat glass untuk melindungi permukaan dari patah atau pemindahan butiran. Jumlah penguatan pabrik
tergantung dari pembuatan produknya. Ketebalan lapisan ini kira-kira 5 mm. Aspal dalam hal ini berfungsi sebagai water proofing sehingga atap
menjadi tahan terhadap kebocoran. Selain anti bocor, genteng aspal juga lebih ringan dibandingkan genteng tanah liat, beton, atau genteng keramik. Dengan
bobot yang ringan konstruksi atap pun bisa diminimalkan, sehingga biaya pun bisa dihemat.
Ada dua model yang tersedia di pasar. Pertama, model datar bertumpu pada multipleks yang menempel pada rangka. Multipleks dan rangka dikaitkan
dengan bantuan sekrup. Genteng aspal dilem ke papan. Untuk jenis kedua, model bergelombang, model ini cukup disekrup pada balok gording.
Disini penulis mencoba merencanakan pembuatan genteng dengan menggunakan bahan plastic polimer dari polipropilena yang diperkuat serat
alam serat sabut kelapa. Untuk membuat barang-barang plastik agar mempunyai sifat-sifat seperti yang dikehendaki, maka dalam proses pembuatannya selain
bahan baku utama diperlukan bahan tambahan atau aditif. Keuntungan dari genteng aspal ini, yaitu : ramah lingkungan, tahan lama, dan pemeliharaanya
mudah dan fleksibel. Berdasarkan sistemnya genteng ini memiliki struktur polimer khusus yang meningkatkan fleksibilitas. Kekuatan tarik produk
meningkat karena usia pembuatan lapisan lebih kuat dan lebih tahan lama untuk menyediakan produk dengan kinerja yang sangat baik, Paroli Dutt, 1997.
2.10 KARAKTERISTIK GENTENG KOMPOSIT POLIMER
Karakterisasi dari genteng komposit polimer dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis campuran matrik dan filler. Karakterisasi ini meliputi sifat fisis
Universitas Sumatera Utara
seperti kerapatan dan daya serap air. Sifat mekanis meliputi uji kekuatan lentur , kekuatan impak, kekuatan tarik serta sifat termal meliputi titik bakar dan titik
nyala.
Karakterisasi genteng aspal sampai saat ini belum memiliki Standar Nasional Indonesia SNI sehingga peneliti merujuk kepada standar genteng
komersial yang sudah pernah dibuat oleh industri genteng di Ukraina Terdapat pada Lampiran Q. Adapun karakteristik genteng aspalnya dapat dilihat pada
Tabel 2.6 berikut. Tabel 2.6 Karakteristik Genteng Komposit Polimer Komersil
No Sifat Fisik dan Mekanik Nilai
1 Daya serap air
0,6 2
Kuat bengkok 10 MPa
3 Ketahanan beku
Tidak kurangdari 150 cycle,cm 4
Abradability 0,9 gcm
5
3
Jangka waktu pelunturan Tidak kurang dari50 tahun
6 Kedap air
Kedap air 7
Densitas Kerapatan 1500kgm
8
3
Ketahanan pukul Tahan pukul
9 Sifat tahan bakar
Susah terbakar 10 Massa dalam 1 m
20 kg
2
11 Masa dalam 1 pc 2,1 kg
12 Jumlah dalam 1 m 9 pc
2
Sumber :http:roofing.com.uaennews20100926ppcher.htm
2.10.1 Pengujian Sifat Fisis
Untuk mengetahui sifat-sifat fisis genteng komposit polimer dilakukan pengujian kerapatan ρ dan Daya Serap Air seperti beerikut :
a. Kerapatan ρ
Pengujian kerapatan dilakukan pada kondisi kering udara dan volume kering udara. Sampel ditimbang beratnya, lalu diukur rata-rata panjang. Lebar dan
Universitas Sumatera Utara
tebalnya untuk menentukan volumenya. Kerapatan sampel genteng komposit polimer dihitung dengan rumus :
� =
� �
................................................................................................. 2.10 Dimana :
� = Kerapatan grcm
3
m = massasampel gr v = volume sampel cm
3
b. Daya Serap Air
Pada saat terbentuk sampel, kemungkinan terjadinya udara yang terjebak dalam lapisan agregat atau terjadi karena dekomposisi mineral yang terbentuk
akibat perubahan cuaca, maka terbentuklah lubang atau rongga kecil didalam butiran agregat pori. Pori dalam sampel bervariasi dan menyebar diseluruh
butiran. Pori-pori menjadi resercvoir air bebas didalam agregat. Persentase berat air yang mampu diserap agregat dan serat di dalam air
disebut daya serapan air. Sedangkan banyaknya air yang terkandung dalam agregat dan serat disebut Kadar Air KA.
Pengujian daya serap air ini telah dilakukan terhadap semua jenis variasi sampel yang ada. Prosedur pengujian daya serap air ini mengacu pada ASTM C-
20-00-2005
.
Pengujian daya serap air air Water absorbtion dilakukan pada masing-masing sampel pengeringan. Lama perendaman dalam air adalah selama
24 jam dalam suhu kamar. Massa awal sebelum dan sesudah direndam diukur. Untuk mendapatkan nilai penyerapan air dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
���� ����� ��� =
�
�−
�
�
�
�
� 100
............................................ 2.11
Dimana : M
b
= Massa sampel dalam keadaan basah gr
Universitas Sumatera Utara
M
k
Pengujian daya serap air ini mengacu pada ASTM C-20-00-2005 tentang prosedur pengujian, dimana bertujuan untuk menentukan besarnya persentase air
yang terserap oleh sampel yang direndam dengan perendaman 24 jam. = Massa sampel dalam keadaan kering gr
2.10.2 Pengujian Sifat mekanik a. Kekuatan Lentur Ultimated Flexural Strength
Pengujian kekuatan lentur UFS, dimaksudkan untuk mengetahui ketahanan komposit terhadap pembebanan pada tiga titik lentur. Disamping itu, pengujian ini
juga dimaksudkan untuk mengetahui keelastisan suatu bahan. Adapun yang dimaksud dengan deformasi elastic suatu bahan adalah deformasi yang segera
hilanag setelah gaya luar yang mengenainya dihilangkan. Pada pengujian ini terhadap sampel uji diberikan pembebanan yang arahnya tegak lurus terhadap
arah penguatan serat. Uji Lentur ini menggunakan ASTM D790 Persamaan berikut diberikan untuk memperoleh kekuatan lentur :
��� =
3�� 2�ℎ
2
........................................................................................ 2.12
UFS = Kekuatan lentur Nm
-2
P = Gaya penekanan N
L = Jarak dua penumpu m
b = Lebar sampel m
h = tebal sampel m
b. Kekuatan Impak
Pengujian impak dapat dilakukan dengan menggunakan alat Wolpert Type : CPSA Cap: 4 Joule model charpy. Perbedaan model Charpy dan Izod adalah
peletakan sampel specimen. Penggunaan dengan charpy lebih akurat karena pada metode izod pemegang specimen juga turut menyerap energy, sehingga energy
yang terukur bukanlah energy yang mampu diserap material seutuhnya. Uji impak
Universitas Sumatera Utara
ini bertujuan untuk menguji ketahanan sampel terhadap benturan akibat dijatuhkannya pemberat secara vertical ke permukaannya.uji Impak ini
menggunakan ASTM 256. Harga impak yang dihasilkan HI merupakan perbandingan antara energi
yang diserap E dengan luas penampang A. kekuatan impak dapat dihitung dengan persaan :
�� =
� �
................................................................................................ 2.13 Dimana : HI = Kekuatan Impak Jm
2
E = Energi serap J A = Luas permukaan m
2
c. Kekuatan Tarik