bulan ke Sembilan. Daging buah mulai terlihat pada bulan ketujuh dan mencapai berat maksimum pada bulan keduabelas. Pada bulan ketujuh pada saat berat buah
maksimum proporsi komponen buah terdiri atas 62 sabut, 7 tempurung, 1 daging buah, sisanya adalah air. Pada saat panen 12 bulan, proporsi berat basah
sabut 56, tempurung 17 , daging buah 27; proporsi berat kering sabut 42, tempurung 28, dan daging buah 30. Mutu tertinggi dari produk hasil samping
akan tercapai pada saat umur buah 13 bulan terkecuali untuk nata de coco, pada umur demikian pertumbuhan buah sudah terhenti, kadar air pada sabut sudah
turun dan kandungan abu juga rendah. Sedangkan untuk nata de coco pada umur 13 bulan kandungan minyak pada air kelapa mulai menungkat yang menyebabkan
rendahnnya mutu nata de coco, Allorerung, 1998.
2.5.2 Serat Sabut Kelapa SSK
Buah kelapa terdiri dari epicarp yaitu bagian luar yang permukaannya licin, agak keras dan tebalnya ± 0,7 mm, mesocarp yaitu bagian tengah yang
disebut sabut, bagian ini terdiri dari serat keras yang tebalnya 3–5 cm, endocarp yaitu tempurung tebalnya 3–6 mm. Sabut merupakan bagian tengah mesocarp
epicarp dan endocarp.
Sabut kelapa merupakan bagian terluar buah kelapa. Ketebalan sabut kelapa berkisar 5-6 cm yang terdiri atas lapisan terluar exocarpium dan lapisan
dalam endocarpium. Endocarpium mengandung serat halus sebagai bahan pembuat tali, karpet, sikat, keset, isolator panas dan suara, filter, bahan pengisi
jok kursimobil dan papan hardboard. Satu butir buah kelapa menghasilkan 0,4 kg sabut yang mengandung 30 serat.
Komposisi kimia sabut kelapa terdiri atas selulosa, lignin, pyroligneous acid, gas, arang, ter, tannin, dan potasium. Dilihat sifat fisisnya sabut kelapa
terdiri dari :
a Seratnya terdiri dari serat kasar dan halus dan tidak kaku.
b Mutu serat ditentukan dari warna dan ketebalan.
Universitas Sumatera Utara
c Mengandung unsur kayu seperti lignin, suberin, kutin, tannin dan zat lilin.
Dari sifat mekanik nya : a
Kekuatan tarik dari serat kasar dan halus berbeda. b
Mudah rapuh. c
Bersifat lentur, Sudarsono, 2010.
2.5.3 Komposisi Serat Sabut Kelapa
Hasil uji komposisi serat sabut kelapa berdasarkan SNI yang dilakukan Sarana Riset dan Standarisasi dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut :
Tabel 2.2 Komposisi Serat Sabut Kelapa Parameter
Hasil Uji Komposisi
Metode Uji
Kadar Abu 2.02
SNI 14-1031-1989 Kadar Lignin Metode Klason
31.48 SNI 14-0492-1990
Kadar sari 3.41
SNI 14 – 1032 -1989 Kadar Alfa Selulosa
32.64 SNI 14 – 0444-1989
Kadar total selulosa 55.34
Metoda Internal BBPK Kadar pentosan sebagai
Hemiselulosa 22.70
SNI 01-1561-1989 Kelarutan dalam NaOH 1
20.48 SNI 19-1938-1990
Uji komposisi sifat kimia untuk megetahui komposisi kimia yang terdapat dalam serat sabut kelapa. Uji kadar abu untuk mengetahui kadar abu yang terdapat
dalam serat sabut kelapa. Uji lignin untuk mengetahui jumlah lignin dalam serat sabut kelapa. Lignin adalah bagian yang terdapat dalam lamela tengah dan
dinding sel yang berfungsi sebagai perekat antar sel, dan merupakan senyawa aromatik yang berbentuk amorf. Suatu komposit akan mempunyai sifat fisik atau
kekuatan yang baik apabila mengandung sedikit lignin, karena lignin bersifat kaku dan rapuh, Sunaryo, 2008.
Universitas Sumatera Utara
2.6 POLIPROPILEN