Hasil Pengujian Daya serap Air

Sampai saat ini Badan Standarisasi Nasional Indonesia SNI belum mengeluarkan standar untuk genteng komposit polimer, sehingga peneliti menggunakan standar genteng komersil yang telah diproduksi, dimana nilai kerapatan genteng komersil itu sebesar 1500 kgm 3 atau 1,5 gmcm 3 dapat dilihat pada Lampiran Q. Sedangkan hasil penelitian disini berkisar 1,54 gmcm 3 – 1,73 gmcm 3 , dimana nilai kerapatan yang mendekati standar genteng komersil ada pada sampel 6 komposisi 75 : 5 sebesar 1,54 grcm 3 , sementara secara teori nilai kerapatan yang baik untuk pembuatan genteng apabila nilai kerapatannya tinggi untuk menghindari kebocoran dan nilai ini ada pada sampel 1 dengan komposisi 80 : 0 sebesar1,73 gmcm 3 . Hal ini berarti penambahan SSK belum optimal untuk perhitungan kerapatan genteng komposit polimer ini .

4.1.2 Hasil Pengujian Daya serap Air

Daya serap air menunjukkan besarnya persentase air yang terserap oleh sampel yang direndam dengan perendaman selama 24 jam. Air yang masuk terdiri dari air yang langsung masuk melalui rongga-rongga kosong di dalam sampel dan air yang masuk ke dalam partikel-partikel penyusun, Masijaya MY, 2000. Nilai rata-rata uji sampel untuk setiap variasi persentase berat agregat pasir dengan SSK diperlihatkan pada tabel L-1 lampiran A. Perhitungan daya serap air menggunakan Persamaan 2.2. Hasil yang didapat dari pengujian daya serap air diperlihatkan pada tabel 4.2, terlampir pada tabel L.4 Lampiran D. Tabel 4.2 Nilai rata-rata daya serap air genteng komposit polimer No Sampel Komposisi Pasir : SSK Rata – rata DayaSerap Air Universitas Sumatera Utara 1 80 : 0 0,44 2 79 : 1 0,64 3 78 : 2 1,26 4 77 : 3 1,69 5 76 : 4 2,01 6 75 : 5 3,45 Daya serap air sampel yang dihasilkan berkisar antara 0,44 untuk komposisi tanpa serat 80 : 0 pada sampel 1 sampai dengan 3,45 untuk komposisi 75 : 5. Hasil penelitian menunjukkan kadar air terendah terjadi pada sampel 1 komposisi campuran tanpa serat 80 : 0, karena sampel tanpa SSK ini hanya terdapat matrik aspal dan polipropilen sebesar masing-masing 10. Dimana efektifitas penggunaan polipropilen sebagai matrik cukup baik, hal ini dikarenakan sifat polipropilen yang hidrofobik, sehingga genteng komposit polimer ini tidak mudah menyerap air dari lingkungannya. Banyaknya kandungan air dalam kandungan aspal cenderung mengurangi daya tahan campuran aspal karena menyebabkan erosi. Sehingga dengan ditambahkannya bahan polipropilen, persentase daya serap air menjadi lebih kecil. Ketiadaan serat juga menyebabkan ikatan matrik dan agregat pasir menjadi homogen sehingga cacat yang terbentuk relatif rendah dibandingkan dengan komposit yang menggunakan serat. Daya serap air tertinggi ada pada sampel 6 dengan komposisi 75 : 5, keberadaan SSK yang bersifat hidrofilik yaitu bahan yang cenderung menyerap air, oleh karena itu dengan kenaikan persentase SSK akan mengakibatkan semakin banyaknya air yang terkandung di dalam sampel selama proses pembuatannya. Daya serap air meningkat seiring dengan penambahan persen berat SSK, hal ini terjadi karena serat merupakan agregat ringan yang mempunyai banyak pori, sehingga persen daya serap air lebih besar dari daya serap air tanpa serat. Dari Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa daya serap air meningkat seiring dengan bertambahnya serat. Nilai kerapatan berpengaruh terhadap daya serap air, semakin besar nilai kerapatan maka daya serap air akan semakin kecil. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 Grafik Nilai daya serap air genteng komposit polimer Saat ini Badan Standarisasi Nasional Indonesia belum mengeluarkan persyaratan khusus untuk genteng komposit polimer, namun jika kita mengacu pada sebuah genteng polimer komersil, di mana daya serap airnya sebesar 0,6 dapat dilihat pada Lampiran Q , maka genteng komposit polimer yang dibuat dalam penelitian ini sudah mendekati nilai tersebut yaitu 0,64 pada sampel 2, kecuali untuk sampel 3 sampai dengan komposisi 78 : 2 sampai sampel 6 komposisi 75 : 5 dimana daya serapnya sebesar 1,26 sampai 3,45 , hal ini disebabkan oleh penggunaan serat yang terlalu banyak, lemahnya ikatan serat dan matrik dan ketidak homogenan campuran mengakibatkan terjadinya cacat pada komposit yang dihasilkan, selain permukaan komposit yang tidak merata juga dapat menbentuk banyaknya pori di dalam material komposit, Pori-pori yang terjadi pada sampel dapat menjadi reservoir air bebas didalam agregat. Secara teori daya serap air minimum ada pada sampel 1 komposisi 80 : 0 tanpa SSK sebesar 0,44 ini artinya penambahan SSK belum optimal untuk perhitungan daya serap air genteng komposit polimer ini . 0,44 0,64 1,26 1,69 2,01 3,45 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 80 : 0 79 : 1 78 : 2 77 : 3 76 : 4 75 : 5 D a y a S e ra p Air Komposisi Pasir dan Serat Sabut Kelapa Universitas Sumatera Utara 4.2 SIFAT MEKANIK GENTENG KOMPOSIT POLIMER 4.2.1 Hasil Pengujian Kekuatan Tarik