US-FDA UNITED STATES - FOOD AND DRUG ADMINISTRATION

4 Tidak hanya di AS saja terjadi kasus penolakan produk pangan Indonesia. Di Eropa oleh RASFF, produk pangan Indonesia juga banyak ditolak masuk karena alasan yang sama yaitu keamanan pangan. Berdasarkan data dari RASFF menyebutkan bahwa terjadi 11 kasus penolakan produk perikanan Indonesia pada tahun 2010. Produk perikanan ini mengandung Salmonella sp. yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia jika mengkonsumsinya.

B. US-FDA UNITED STATES - FOOD AND DRUG ADMINISTRATION

FDA adalah lembaga di bawah Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat yang terdiri atas kantor dan pusat layanan. FDA bertanggung jawab untuk melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin keamanan, khasiat dan keamanan obat-obatan manusia dan hewan, produk biologi, peralatan medis, suplai makanan untuk negara, kosmetik dan produk radiasi, dan mengatur pembuatan, pemasaran dan distribusi produk tembakau. FDA juga bertanggung jawab untuk memajukan kesehatan masyarakat dengan membantu mempercepat inovasi untuk membuat obat-obatan dan makanan lebih efektif, aman dan terjangkau, dan membantu masyarakat mendapatkan informasi yang akurat berbasis ilmiah untuk obat-obatan dan makanan, dan untuk mengurangi penggunaan tembakau untuk meningkatkan kesehatan. Dalam menjamin kesehatan masyarakat, FDA memiliki undang-undang yang disahkan oleh Presiden George W. Bush yang disebut “Public Health Security and Terorism Prepardnes and Response Act of 2002 ” Undang-Undang Mengenai Perlindungan Kesehatan Masyarakat dan Penangkalan Terorisme. Undang- undang ini selanjutnya disebut “Bioterorism Act” Undang- Undang Bio-terorisme. Undang-undang Bio-terorisme terdiri atas judul lima judul: 1. National Preparedness for Bioterrorism and Other Public Health Emergencies 2. Enhancing Controls on Dangerous Biological Agents and Toxins 3. Protecting Safety and Security of Food and Drug Supply 4. Drinking Water Security and Safety 5. Additional Provisions Pada undang-undang tersebut yang erat kaitannya dengan aktivitas ekspor dari negara luar AS adalah ketentuan yang tertuang pada judul III Protecting Safety and Security of Food and Drug Supply . Peraturan ini berlaku untuk pengusaha atau importir bahan makanan di AS. Sebagian besar pasokan bahan pangan berasal dari luar AS sehingga importir AS akan meminta eksportir terkait mengirim data atau informasi untuk memenuhi persyaratan yang diminta oleh Pemerintah AS. Judul III memuat empat pasal yang menjelaskan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: 1. Keharusan mendaftar fasilitas yang digunakan Pasal 305. Ketentuan ini mengharuskan pemilik atau pengelola atau agen yang mengelola suatu fasilitas pangan baik di dalam negeri AS maupun diluar negeri untuk mendaftar alamat, pemilik, dan lain-lain kepada US-FDA. Pengertian fasilitas adalah pabrik, gudang, pabrik pengemas yang membuat, memproses, mengemas, dan menyimpan bahan pangan. Pendaftaran ini dapat dilakukan oleh importir yang berasal di AS dengan meminta eksportir Indonesia mengisi formulir yang telah disediakan. 2. Penyusunan dan pemeliharaan catatan atau data Pasal 306. Ketentuan ini memberi wewenang kepada Menteri Pertanian untuk menentukan sumber terdekat dari asal dan penerimaan bahan pangan yang dikirim atau diterima. Ketentuan ini ditujukan untuk memudahkan US-FDA menilai atau melacak bila ditemui ancaman yang serius membahayakan kesehatan manusia dan hewan. Mereka yang terkena ketentuan ini 5 adalah yang membuat, memproses, mengemas, membawa, mendistribusikan, menerima, menyimpan, dan mengimpor bahan pangan. 3. Pemberitahuan awal bagi bahan pangan impor yang dikapalkan Pasal 307. Ketentuan ini mengatur importir agar menyampaikan pemberitahuan awal kepada US- FDA mengenai bahan pangan yang akan dikapalkan. Pemberitahuan ini harus mencakup deskripsi lengkap produk, nama pembuat pabrik, nama kapal, nama petani bila diketahui, negara asal, negara di mana produk dikapalkan, dan pelabuhan tujuan. 4. Penahanan administratif Pasal 303. Ketentuan ini memberi wewenang kepada Menteri Pertanian AS melalui US-FDA untuk memerintahkan penahanan bahan pangan bila seorang pejabat atau petugas yang berwenang menemukan bukti yang meyakinkan atau informasi yang menunjukan bahan yang dapat memberikan dampak negartif atau buruk atau kematian bagi manusia atau hewan. Selain UU Bio-terorisme, FDA juga memiliki peraturan dalam hal impor produk pangan yaitu Food, Drug, and Cosmetic Act. UU FDC. Dalam peraturan tersebut FDA dapat melakukan penahanan terhadap produk pangan yang masuk tanpa ada pemerikasaan fisik terlebih dahulu jika produk pangan tersebut berpotensi membahayakan kesehatan masyarakat. Penahanan ini dilakukan setelah mendapat rekomendasi dari lembaga negara atau lokal yang telah melakukan analisis terhadap produk pangan yang masuk dan FDA telah menetapkan bahwa pengambilan sampel dan pengujian yang dilakukan adalah akurat, diterima dan mewakili dari produk tersebut. Pada Pasal 801 a UU FDC menyatakan, “jika dalam pemeriksaan sampel tersebut atau dinyatakan pada Pasal 1 produk tersebut telah diproduksi, diproses, atau dikemas dalam kondisi tidak bersih atau fasilitas atau pengendalian dalam pembuatan, pengepakan, penyimpanan, atau instalasi tidak memenuhi pesyaratan Pasal 520 f, atau Pasal 2 produk tersebut dilarang atau dibatasi dalam penjualan di negara dimana produk diproduksi atau dari mana produk diekspor, atau Pasal 3 produk tersebut tercemar, misbranded, atau melanggar Pasal 505, maka produk tersebut akan ditolak masuk.” FDA akan melakukan penahanan terhadap beberapa produk seperti berikut: 1. Produk tersebut dapat menyebabkan resiko kesehatan yang tidak diinginkan. 2. Produk segar, beku, atau olahan yang memiliki tingkat residu pestisida, alfatoksin, dan kontaminan kimia diatas batas. 3. Produk makanan kaleng asam rendah atau makanan yang diasamkan kegagalan dalam proses pada suatu produk atau tidak terregristrasi. 4. Produk dengan informasi tentang bahan produk atau formulasi yang tidak jelas. 5. Produk yang tidak memberitahukan perubahan perangkat dan tidak sesuai dengan Pasal 510 k atau tentang permohonan persetujuan untuk pemasaran. 6. Produk yang memiliki pelanggaran pada pelabelan atau tidak sesuai dengan NLEA Nutritional Labeling and Education Act.

C. UNI EROPA-RASFF RAPID ALERT SYSTEM FOR FOOD AND FEED