KASUS PENOLAKAN PRODUK PANGAN EKSPOR INDONESIA DI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. KASUS PENOLAKAN PRODUK PANGAN EKSPOR INDONESIA DI

AMERIKA SERIKAT OLEH US-FDA Selama tahun 2002-2010, Indonesia mengalami kasus penolakan di Amerika Serikat sebanyak 2608 kasus penolakan produk pangan selain produk obat-obatan dan jamu herbal. Setiap tahunnya terjadi lebih dari 200 kasus penolakan produk pangan Indonesia di Amerika Serikat oleh US-FDA dengan rata-rata tiap tahun terjadi 289 kasus penolakan. Jumlah kasus penolakan produk pangan tiap tahunnya selama tahun 2002-2010 tersaji pada Gambar 1. Gambar 1. Perkembangan jumlah kasus penolakan produk pangan Indonesia di Amerika Serikat selama tahun 2002-2010 FDA 2011. Perkembangan kasus penolakan produk pangan yang terjadi selama tahun 2002-2010 menunjukan perkembangan yang fluktuatif atau naik-turun. Berdasarkan Gambar 1. menunjukan bahwa jumlah kasus terbanyak terjadi pada tahun 2007 dengan 367 kasus dan terkecil pada tahun 2002 dengan jumlah 204 kasus. Pada tahun 2006-2010 menunjukan peningkatan jumlah kasus yang cukup tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yaitu tahun 2002-2005 meskipun pada tahun 2004 jumlah kasus penolakan yang terjadi cukup tinggi. Kasus penolakan produk pangan yang terjadi di Amerika Serikat melibatkan banyak jenis produk pangan. Produk pangan yang mengalami penolakan di Amerika Serikat digolongkan menjadi beberapa jenis produk pangan. Jumlah penolakan yang terjadi untuk setiap jenis produk pangan dapat dilihat pada Gambar 2 dibawah ini : 50 100 150 200 250 300 350 400 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Ju m lah K as u s Tahun 11 Gambar 2. Jumlah kasus dan jenis produk pangan yang mengalami kasus penolakan di USA oleh US-FDA selama tahun 2002-2010 FDA 2011. Berdasarkan Gambar 2 tersebut, jenis produk pangan yang paling banyak mengalami penolakanan adalah jenis produk seafood seperti ikan, udang dan kepiting. Jumlah kasus penolakan dari ketiga jenis produk pangan ini mencapai 80 dari total kasus yang terjadi atau sebanyak 2088 kasus selama tahun 2002-2010. Ikan merupakan jenis produk pangan yang paling banyak mengalami penolakan yaitu sebesar 1300 kasus atau hampir 50 dari total kasus yang terjadi. Selain produk seafood juga terdapat produk minuman, bumbu-bumbuan, rempah-rempah, cumi-cumi dan produk lainnya. Produk lainnya merupakan kumpulan jenis produk yang mengalami penolakan dibawah 50 kasus. Jumlah kasus penolakan dan jenis produk pangan untuk produk lainnya tersaji pada Gambar 3. Gambar 3. Jumlah kasus dan jenis produk pangan untuk produk lainnya yang mengalami penolakan di USA oleh US-FDA selama tahun 2002-2010 FDA 2011. ikan 50 udang 22 kepiting 8 produk minuman 3 bumbu-bumbuan 3 rempah-rempah 2 cumi-cumi 1 produk lainnya 11 n = 2608 kasus 10 20 30 pr oduk pe rm en pr oduk kue sa os s am ba l da n ke ca p ke rupuk gul a ag ar -a ga r da n je lli pr oduk ins ta nt ka ri gul ai bum bu pe ce l ata u ga do -ga do mie bum bu se m ur pr oduk bis kui t sa ra ng bur ung pr odu k s up ka ca ng pr oduk c okl at pr oduk de ss er t as in an bua h bua h da n s ay ur an pr oduk s ela i te pung ge la ti n pr oduk ta m ar in d pa ste … pr oduk s na ck pr oduk c am pur an Ju m lah K as u s Jenis Produk Pangan 12 Berdasarkan Gambar 3 menunjukan bahwa jumlah kasus penolakan yang terjadi pada produk pangan lainnya tidak menunjukan perbedaan jumlah kasus yang terlalu besar atau signifikan antara satu produk dengan produk lainnya hanya produk permen dan kue yang menunjukan jumlah kasus sedikit lebih tinggi. Selain itu terdapat produk campuran yang merupakan gabungan beberapa produk dengan jumlah kasus satu kasus saja. Produk pangan Indonesia yang mengalami penolakan di Amerika Serikat selama tahun 2002-2010 tidak setiap tahunnya mengalami penolakan. Produk pangan dengan jumlah kasus penolakan tertinggi seperti produk seafood mengalami penolakan setiap tahunnya, sedangkan produk pangan lainnya tidak setiap tahunnya mengalami penolakan bahkan ada beberapa produk yang hanya mengalami penolakan pada tahun-tahun tertentu saja. Produk seafood yang mengalami penolakan setiap tahunnya menunjukan kasus penolakan yang fluktuatif. Produk ikan pada tahun 2002-2004 mengalami penurunan persentase jumlah kasus dan meningkat pada tahun 2005-2010. Produk udang menunjukan penurunan persentase jumlah kasus pada tahun 2005-2010 meskipun masih mengalami perkembangan yang fluktuatif. Produk kepiting pada tahun 2004 menunjukan persentase jumlah kasus yang sangat signifikan dibandingkan tahun-tahun lainnya. Perkembangan kasus penolakan untuk produk seafood selama tahun 2002-2010 dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Perkembangan persentase kasus penolakan yang terjadi pada produk pangan seafood ikan, udang, kepiting di USA oleh US-FDA selama tahun 2002-2010 FDA 2011. Selain produk seafood, produk pangan lainnya juga mengalami perkembangan kasus penolakan yang cukup beragam. Produk minuman pada tahun 2002-2008 secara umum menunjukan perkembangan persentase jumlah kasus penolakan yang meningkat. Produk bumbu mengalami penolakan pada tahun 2004-2007 serta tahun 2009 dan pada tahun 2006 dan 2007 menunjukan persentase jumlah kasus penolakan yang sangat signifikan. Produk cumi-cumi mengalami peningkatan persentase jumlah kasus sejak tahun 2002 dan tertinggi pada tahun 2009 tetapi pada tahun 2010 tidak terjadi penolakan. Produk saos, sambal, dan kecap pada tahun 2007 menunjukan persentase jumlah kasus yang sangat tinggi dengan perkembangan yang sangat fluktuatif setiap tahunnya. Produk mie hanya mengalami penolakan pada tahun 2004-2006 dan pada tahun 2004 menunjukan persentase jumlah kasus yang sangat tinggi. Produk coklat hanya terjadi pada tahun 2002 dan tahun 2009-2010 dimana tahun 2010 menunjukan persentase jumlah 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 P e r se n ta se Tahun ikan udang kepiting 13 kasus penolakan yang tertinggi. Gambar yang menunjukan perkembangan kasus penolakan produk lainnya yang mengalami penolakan di Amerika Serikat selama tahun 2002-2010 terlampir pada lampiran. Berdasarkan data kasus penolakan produk pangan Indonesia, terlihat jelas bahwa produk ikan merupakan produk pangan yang paling banyak mengalami penolakan di Amerika Serikat selama tahun 2002-2010. Indonesia merupakan negara kepulauan yang menghasilkan produk ikan atau olahannya yang sangat besar. Jenis ikan yang diekspor ke Amerika Serikat bermacam- macam seperti tuna, snapper, grouper, mahi-mahi, swordfish, kingfish, opakapaka, tilapia, dan produk ikan lainnya. Setiap tahunnya terjadi kasus penolakan produk ikan mencapai lebih dari 50 kasus bahkan lima tahun terakhir mencapai lebih dari 100 kasus penolakan. Jumlah kasus penolakan dan jenis produk ikan yang diekspor dan mengalami penolakan Amerika Serikatdapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Jumlah kasus dan jenis produk ikan yang mengalami penolakan di USA oleh US- FDA selama tahun 2002-2010 FDA 2011. Jumlah kasus terbanyak terjadi pada produk ikan tuna yaitu dengan 811 kasus atau mencapai 62 dan ikan kakap dengan 17 dari jumlah produk ikan yang mengalami penolakan. Produk ikan seperti ikan mahi-mahi, todak, kerapu, tenggiri, dan kakap putih hanya mengalami penolakan dengan jumlah kasus dibawah 5. Produk ikan lainnya merupakan produk ikan yang terdiri dari beberapa jenis ikan dan produk olahannya dengan jumlah kasus yang sedikit. Jumlah dan jenis produk ikan lainnya yang mengalami penolakan tersaji pada Gambar 6. ikan tuna 62 ikan kakap 17 produk ikan lainnya 7 mahi-mahi 4 ikan todak 3 kerapu 3 tenggiri 2 kakap putih 2 n = 1300 kasus 14 Gambar 6. Jumlah kasus dan jenis produk ikan lainnya yang mengalami penolakan di USA oleh US-FDA selama tahun 2002-2010 FDA 2011. Berdasarkan Gambar 6 terlihat bahwa jumlah kasus penolakan yang terjadi pada produk ikan tersebut kurang dari 20 kasus atau dibawah 1 dari total kasus penolakan produk ikan yang terjadi selama tahun 2002-2010. Ikan olahan merupakan produk ikan yang telah mengalami pengolahan dan tidak diketahui jenis ikannya. Ikan lainnya merupakan produk ikan dengan jumlah kasus penolakan sebanyak 1 kasus. Produk ikan tuna yang mengalami penolakan di Amerika Serikat sebagian besar dapat digolongkan menjadi beberapa jenis produk yaitu produk tuna beku, produk tuna segar, produk tuna kalengan, produk tuna mentah, dan produk tuna lainnya. Produk tuna beku merupakan produk ikan tuna dengan kasus penolakan terbesar yaitu sebesar 88 atau 713 kasus. Produk ikan tuna lainnya yang mengalami penolakan yaitu produk tuna mentah, produk tuna segar, produk tuna kalengan dan produk ikan tuna lainnya. Jumlah persentase produk ikan tuna yang mengalami penolakan dapat dilihat pada Gambar 7. 2 4 6 8 10 12 14 16 Ju m lah K as u s Jenis Ikan 15 Gambar 7. Jumlah kasus dan jenis produk ikan tuna yang mengalami penolakan di USA oleh US-FDA selama tahun 2002-2010 FDA 2011. Penolakan yang terjadi pada produk pangan asal Indonesia tidak terlepas dari alasan penolakan atas produk tersebut. Alasan yang diterima oleh produk pangan tersebut beragam macamnya dan sesuai dengan sistem yang ada pada masing-masing negara. Jenis alasan dan jumlah penolakannya pada produk pangan ekspor asal Indonesia di Amerika Serikat dapat dilihat pada Gambar 8. berikut ini: Gambar 8. Jenis alasan dan jumlah kasus yang terjadi pada produk pangan yang ditolak oleh US- FDA selama tahun 2002-2010 FDA 2011. Alasan penolakan yang terjadi pada produk pangan ekspor asal Indonesia terbanyak adalah karena alasan filthy, Salmonella, no process, needs fce, vetdrugres, dan histamine. Keenam alasan ini mencapai lebih dari 70 dari total jumlah kasus yang terjadi atau sebanyak 2673 kasus dari 3382 kasus. Jumlah kasus ini melebihi dari jumlah produk yang mengalami penolakan yaitu 2608 kasus. Hal ini karena pada beberapa produk mengalami penolakan dengan alasan yang dapat produk tuna beku 88 tuna mentah 8 tuna segar 2 tuna kalengan 1 produk tuna lainnya 1 n = 811 kasus filhty 39 salmonella 23 no process 6 needs fce 4 vetdrugres 3 histamine 3 unsafe col 3 nutrit lbl 2 chloramp 2 poisonous 2 list ingre 2 lacks nc 1 other 10 n = 3382 kasus 16 mencapai lebih dari dua alasan. Alasan filthy merupakan alasan yang paling banyak terjadi yaitu sebesar 1326 kasus. Alasan ini terjadi jika dalam produk pangan tersebut mengandung sesuatu yang tidak selayaknya ada dalam bahan pangan tersebut Hariyadi dan Andarwulan 2007. Alasan Salmonella terjadi jika pada produk pangan tersebut mengandung Salmonella, zat beracun dan merusak yang dapat membahayakan kesehatan FDA 2011. Salmonella merupakan salah satu bakteri patogen yang berperan penting sebagai indikator keamanan dan berpengaruh sangat besar pada kesehatan manusia. Bakteri ini merupakan salah satu bakteri yang paling umum menyebabkan penyakit keracunan pangan di negara sedang berkembang dan negara berkembang Del-Portillo 2000 dalam Fredy 2010. Salmonella di dalam pangan perlu mendapat perhatian karena umumnya terdapat dalam jumlah kecil tetapi jumlah tersebut cukup untuk menimbulkan gejala penyakit Jenie dan Fardiaz 1989. Kasus dengan alasan Salmonella terjadi sebanyak 788 kasus. No process merupakan alasan penolakan jika produsen dari produk pangan tersebut tidak mengajukan informasi tentang proses yang dijadwalkan scheduled process seperti yang dipersyaratkan oleh 21 CFR 108,25 c 2 atau 108,35 c 2 FDA 2011. Kasus penolakan dengan alasan no process terjadi sebanyak 210 kasus. Needs fce terjadi jika produsen produk pangan tersebut tidak terdaftar sebagai produsen makanan kaleng berasam rendah atau makanan kaleng yang diasamkan sesuai dengan 21 CFR 108,25 c 1 atau 108,35 c 1 FDA 2011. Kasus dengan alasan needs fce terjadi sebanyak 144 kasus. Vetdrugres merupakan alasan yang terjadi jika pada produk pangan tersebut mengandung obat untuk hewan konversi dari produk sejenisnya yang tidak aman seperti dalam pasal 512 tentang kandungan pangan FDA 2011. Vetdrugres terjadi sebanyak 105 kasus. Alasan histamine terjadi jika pada produk pangan tersebut mengandung histamine, zat beracun dan merusak dengan jumlah yang dapat membahayakan kesehatan FDA 2011. Keberadaan histamine dalam jumlah yang besar pada ikan yang mengalami pembusukan dapat menyebabkan keracunan atau kematian, khususnya untuk ikan – ikan golongan Scombroidae Taylor 1983 dalam Naibaho 2010. Histamine terjadi sebanyak 100 kasus. Selain keenam alasan tersebut terdapat juga alasan lain yang jumlah kasusnya dibawah 100 kasus. Jumlah kasus dan jenis alasan untuk alasan lainnya yang terjadi dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9. Jenis alasan dan jumlah kasus penolakan yang terjadi untuk alasan lainnya pada produk pangan yang ditolak di USA oleh US-FDA selama tahun 2002-2010 FDA 2011. 5 10 15 20 25 30 po is c hl or la be lin g no e ngl is h la cks f ir m tr an sf at m fr i ns an ni tr of ur an us ua l n am e fa ls e. co lo r lbl g un sa fe a dd jui ce lis te ri a in sa ni ta ry un appr ov ed af la to xi n no t l is te d ye llo w of f odo r cy cl am at e di se as ed hea lt h C m fr hacc p sa cc ha rl bl ot he r Ju m lah K as u s Jenis Alasan 17 Alasan lainnya yang terjadi pada produk pangan yang mengalami penolakan berdasarkan Gambar 9 menunjukan bahwa alasan yang terjadi memiliki kasus dibawah 30 kasus dan antara alasan satu dengan yang lain memiliki jumlah kasus penolakan yang tidak berbeda jauh atau tidak terlalu signifikan dengan alasan lainnya yang juga mengalami penolakan. Alasan lainnya other merupakan gabungan dari beberapa alasan yang mengalami penolakan dengan jumlah kasus penolakan yang terjadi sebanyak satu kasus. Alasan penolakan yang terjadi selama tahun 2002-2010 menunjukkan perkembangan yang fluktuatif dan cukup berbeda satu dengan yang lainnya. Alasan filthy dan salmonella menunjukan perkembangan yang fluktuatif dengan persentase jumlah kasus penolakan yang tinggi setiap tahunnya selama tahun 2002-2010. No process dan needs fce merupakan alasan pada produk yang mengalami proses sterillisasi menunjukan perkembangan kasus yang juga fluktuatif dan persentase jumlah penolakan tertinggi terjadi pada tahun 2007 dan tahun berikutnya menunjukan penurunan jumlah kasus. No process dan needs fce dikelompokan menjadi satu yaitu process thermal . Perkembangan kasus untuk alasan filthy, salmonella dan process thermal dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10. Perkembangan kasus penolakan yang terjadi untuk alasan filthy, salmonella, process thermal di USA oleh US-FDA selama tahun 2002-2010 FDA 2011. Alasan lain yang juga menunjukan perkembangan kasus yang berbeda adalah vetdrugres yang menunjukan persentase kasus penolakan tertinggi pada tahun 2004 dan tahun berikutnya menunjukan penurunan jumlah kasus. Alasan chloramp menunjukan peningkatan persentase jumlah kasus mulai dari tahun 2008-2010. Poischlor hanya terjadi pada tahun 2004-2006 dengan persentase jumlah kasus yang cukup tinggi. Alasan transfat terjadi pada tahun 2007-2009 dengan tahun 2008 menunjukan kasus yang tertinggi. Alasan lain yang cukup berbeda adalah juice dan listeria yang hanya terjadi pada satu tahun yaitu tahun 2008 untuk juice dan tahun 2010 untuk listeria . Perkembangan kasus penolakan untuk alasan yang terjadi terlampir pada lampiran. Alasan yang terjadi pada produk pangan Indonesia yang mengalami penolakan di Amerika Serikat selama tahun 2002-2010, menunjukan bahwa terdapat 4 alasan dengan jumlah kasus yang cukup besar atau berbeda signifikan dengan alasan lainnya yaitu alasan filthy, salmonella, no process dan needs fce. Alasan filthy terjadi hampir disemua produk pangan yang mengalami penolakan sedangkan untuk alasan salmonella, needs fce dan no process hanya terjadi pada 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 P e r se n ta se Tahun filhty salmonella process thermal 18 beberapa produk tertentu saja. Jenis produk yang memiliki alasan penolakan karena filthy tersaji pada Gambar 11. Gambar 11. Jumlah kasus dan jenis produk pangan yang mengalami penolakan karena alasan filthy di USA oleh US-FDA selama tahun 2002-2010 FDA 2011. Alasan filthy terjadi sebanyak 1326 kasus selama tahun 2002-2010. Produk pangan yang mengalami penolakan karena alasan filthy terbanyak terjadi pada produk ikan dengan 63 dari 1326 kasus yang terjadi atau sebanyak 838 kasus. Selain produk ikan produk pangan lain yang juga mengalami penolakan karena alasan filthy adalah udang, kepiting, cumi-cumi, gula, produk kerupuk dan produk lainnya. Produk lainnya merupakan produk pangan yang ditolak dengan alasan filthy kurang dari 10 kasus. Berdasarkan Gambar 11 alasan filthy lebih banyak terjadi pada produk seafood seperti ikan, udang, kepiting, dan cumi-cumi. Seperti halnya alasan filthy, alasan salmonella juga banyak terjadi pada produk pangan seafood seperti produk ikan dan udang. Alasan salmonella pada produk pangan terjadi sebanyak 788 kasus selama tahun 2002-2010. Produk udang dan ikan merupakan produk pangan yang mengalami penolakan karena alasan salmonella terbanyak yaitu sebesar 46 dari 788 kasus yang terjadi. Selain produk udang dan ikan produk pangan lain yang menerima alasan salmonella adalah rempah-rempah, cumi-cumi, dan produk lainnya, yang merupakan produk yang memiliki alasan salmonella kurang dari 10 kasus. Seperti halnya filthy, alasan salmonella juga banyak terjadi pada produk seafood seperti ikan, udang dan cumi-cumi. Jenis produk yang ditolak karena lasan salmonella tersaji pada Gambar 12. ikan 63 udang 25 kepiting 4 cumi-cumi 2 gula 1 kerupuk 1 produk lainnya 4 n = 1326 kasus 19 Gambar 12. Jumlah kasus dan jenis produk pangan yang mengalami penolakan karena alasan salmonella di USA oleh US-FDA selama tahun 2002-2010 FDA 2011. Needs fce dan no process merupakan alasan yang terjadi pada produk yang mengalami proses tertentu seperti proses sterillisasi. Berbeda dengan alasan filthy dan salmonella, alasan needs fce dan no process hanya terjadi pada beberapa produk saja. Alasan needs fce dan no process terjadi sebanyak 354 kasus selama tahun 2002-2010. Produk pangan yang menerima penolakan dengan alasan needs fce dan no process terbanyak adalah bumbu-bumbuan sebesar 31 atau sebanyak 111 kasus. Produk lainnya yang memiliki alasan needs fce dan no process adalah produk minuman, saus, sambal dan kecap, produk makanan instant, kari gulai, bumbu semur, produk sup dan produk lainnya, yang merupakan produk pangan dengan alasan needs fce dan no process dibawah 10 kasus. Jenis produk pangan yang memiliki alasan needs fce dan no process tersaji pada Gambar 13. Gambar 13. Jumlah kasus dan jenis produk pangan yang mengalami penolakan karena alasan needs fce dan no process di USA oleh US-FDA selama tahun 2002-2010 FDA 2011. udang 46 ikan 46 rempah-rempah 4 cumi-cumi 1 produk lainnya 3 n = 788 kasus bumbu-bumbuan 31 minuman 24 saus sambal dan kecap 10 produk instant 6 kari gulai 6 bumbu semur 5 produk sup 4 produk lainnya 14 n = 354 kasus 20 Produk ikan yang merupakan produk pangan terbanyak mengalami penolakan oleh US- FDA selama tahun 2002-2010 memiliki alasan penolakan yang yang cukup banyak antara lain filthy , Salmonella, histamine, poisonous, lacks nc, list ingre dan alasan lain atau other. Alasan penolakan karena filthy merupakan kasus yang banyak terjadi yaitu sebesar 57 total produk ikan yang mengalami penolakan yaitu 1300 kasus. Beberapa produk ikan ada yang memiliki alasan penolakan lebih dari satu alasan. Selain alasan filthy, produk ikan tuna juga mengalami penolakan karena alasan mengandung Salmonella, histamine, poisonous, lacks nc, list ingre dan karena alasan lain atau other yaitu alasan dengan jumlah kasus dibawah 20 kasus. Jumlah kasus dan jenis alasan yang terjadi pada produk ikan yang mengalami penolakan di Amerika Serikat dapat dilihat pada Gambar 14. dibawah ini: Gambar 14. Jumlah kasus dan jenis alasan yang terjadi pada produk ikan yang mengalami penolakan di USA oleh US-FDA selama tahun 2002-2010 FDA 2011.

B. KASUS PENOLAKAN PRODUK PANGAN EKSPOR INDONESIA DI