Lanskap Perdesaan TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dikemukaan beberapa referensi tentang kata kunci dari penelitian yaitu, Lanskap Perdesaan, Daerah Aliran Sungai DAS, Konsep Keberlanjutan, dan Ecovillage

2.1 Lanskap Perdesaan

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di daerah atau kabupaten. Desa terbentuk atas dasar ikatan tertentu, antara lain bentuk genealogis kesatuan hukum ikatan karena kekerabatan atau suku, bentuk teritorial daerah hukum karena kesukarelaan warga masyarakat untuk bertempat tinggal pada suatu tempat atas dasar kepentingan bersama dan bentuk campuran keduanya Sumardjo, 2010. Perdesaan menurut definisi Rustiadi, 2007 yang merupakan perluasan definisi dari Undang-Undang No. 24 tahun 1992, adalah kawasan yang dicirikan dengan pemanfaatan ruang utama aktivitas pertanian dan pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, kegiatan budidaya pertanian, pengolahanindustri pertanian dan non pertanian, distribusi dan pasar pertanian dan non pertanian yang memiliki kerapatankepadatan yang rendah. Penduduk perdesaan secara spasial bermukim dalam kelompok terpencar klastering, yang disebabkan persoalan ekonomi seperti karakteristik usaha taninya atau infrastruktur jalan dan komunikasi, di samping persoalan sosiologi seperti pengelompokan secara garis keturunan dan kepemilikan lahan Rustiadi, 2007. Pada lanskap perdesaan ditemukan berbagai sumberdaya yang dapat digunakan oleh penduduknya untuk kebutuhan sosial dan ekonomi. Lahan, udara, dan air merupakan elemen utama pada modal alami pembentuk lanskap perdesaan Golley Bellot, 1999. Kombinasi elemen modal alami dengan tenaga kerja manusia, pengetahuan, dan material kehidupan benih, teknik, mesin akan menghasilkan produksi perdesaan Golley Bellot, 1999. Di samping menghasilkan produk pangan dan material mentah, perdesaan juga menyediakan pemandangan, rekreasi, dan keterhubungan dengan aktivitas tradisional dan budaya. Dari segi sosial, kehidupan masyarakat desa terikat nilai-nilai budaya asli yang sudah diwariskan secara turun temurun melalui proses adaptasi yang sangat panjang dan interaksi intensif dengan lingkungan biofisik masyarakat. Di samping itu, kearifan lokal merupakan salah satu aspek karakteristik masyarakat, sehingga nilai-nilai yang terkandung di dalamnya seyogiyanya dapat dipahami sebagai dasar dalam pembangunan pertanian dan perdesaan. Sumardjono, 2010 Beberapa masalah pada lanskap perdesaan antara lain penggundulan hutan, eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan, degradasi lahan pertanian, penurunan keragaman jenis biologi, kekeringan dan krisis air bersih terutama di musim kemarau, peningkatan terjadinya erosi tanah longsor terutama di musim penghujan, terjadinya bahaya kelaparan, penurunan kesehatan masyarakat, peningkatan jumlah masyarakat miskin Arifin et al. 2009

2.2 Daerah Aliran Sungai