Tempat dan Waktu Penelitian Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian dilakukan pada kawasan hulu DAS Kalibekasi, Kabupaten Bogor Jawa Barat Gambar 2. Sebagai sampel, diambil tiga perkampungan yang masing-masing mewakili hulu atas, hulu tengah, dan hulu bawah. Sampel yang diambil adalah Kampung Cimandala, Desa Karang Tengah 520-600 m dpl sebagai hulu atas, Kampung Landeuh, Desa Karang Tengah 260-280 m dpl sebagai hulu tengah, dan Kampung Leuwijambe, Desa Kadumanggu 175-210 m dpl sebagai hulu bawah. Ketiga lokasi berada dalam kawasan administrasi Kecamatan Babakan Madang. Di samping itu diambil satu sampel lokasi pada permukiman Sentul City sebagai pembanding lanskap kota pada area hulu, yaitu cluster Bogor Golf Hijau 220-265 m dpl. Penelitian dilakukan selama 3 bulan yang berlangsung dari Juli 2010 sampai September 2010. U Sumber Peta: BPDAS, 2007 Tanpa Skala U U Kampung Landeuh Kampung Cimandala Peta Hulu DAS Kalibekasi Cluster di Sentul City Tanpa Skala Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian Kampung Leuwijambe Lokasi DAS Kalibekasi

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam kegiatan penelitian meliputi tahapan sebagai berikut: 1. Persiapan penelitian Tahap persiapan penelitian terdiri survei awal dan pemilihan lokasi sampel penelitian. Pemilihan lokasi sampel dilakukan berdasarkan perbedaan ketinggian untuk merepresentasikan pembagian hulu atas, hulu tengah, dan hulu bawah. Berdasarkan survei awal, lokasi yang dipilih adalah Kampung Cimandala 520- 600 m dpl sebagai sampel hulu atas, Kampung Landeuh 260-280 m dpl sebagai sampel hulu tengah, dan Kampung Leuwijambe 175-210 m dpl sebagai sampel hulu bawah. Alasan lainnya adalah tiga lokasi ini dilintasi oleh aliran sungai yang sama sehingga data yang diperoleh diharapkan dapat menggambarkan suatu hulu DAS yang utuh. Sementara, sebagai pembanding lanskap kota diambil satu sampel cluster Bukit Golf Hijau BGH pada Sentul City. Pemilihan permukiman Sentul City didasarkan pada komitmennya dalam mengembangkan konsep ecocity sehingga menjadi relevan dengan kajian ecovillage. Sementara itu, cluster BGH dipilih karena merupakan cluster tertua, sehingga diasumsikan masyarakatnya lebih mengenal setiap aspek pada Sentul City. Faktor kemudahan akses juga menjadi pertimbangan dalam menentukan keempat lokasi ini. 2. Pengamatan karakter perdesaan Karakter yang diamati dalam kegiatan penelitian ini meliputi karakter lanskap, sosial ekonomi, serta spiritual budaya. Karakter perdesaan didapatkan dengan pengamatan lapang dan studi literatur. Pola lanskap masing-masing lokasi penelitian, selain dengan pengamatan lapang juga didapatkan dari pemetaan partisipatif dari beberapa anggota masyarakat. Sementara tren pola pekarangan dan pengelompokan rumah diperoleh dari sampling pada 10 rumah pada masing- masing lokasi penelitian didukung dengan pengamatan lapang pada keseluruhan lokasi. Sementara pendekatan metode penilaian cepat Rapid Agro-Biodiversity Appraisal RABA digunakan untuk memperoleh data keragaman hayati pada lokasi penelitian. RABA merupakan penilaian yang dilakukan dengan mendapatkan, mengompilasi, dan menganalisis data sekunder yang ada mengenai suatu lokasi TULSEA, 2009. Pada pendekatan RABA ini beberapa masyarakat pada lokasi penelitian dimintai keterangan tentang jenis dan lokasi ditemukannya suatu spesies baik vegetasi maupun satwa. Secara rinci daftar kebutuhan data karakter perdesaan disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Kebutuhan Data No Jenis Data Unit Sumber Analisis Kegunaan Karakter Lanskap Aspek Ekologi 1 Letak dan batas desa o LU- o LS- o BT- o BB- Dokumen, studi pustaka Analisis deskriptif Mengetahui batas fisik desa 2 Iklim suhu, curah hujan, kelembaban udara o C,mm, ,- Dokumen, studi pustaka Analisis deskriptif Mengetahui karakter iklim perdesaan bagian hulu 3 Tanah dan Topografi jenis tanah, kemiringan lahan -. Dokumen, Studi Pustaka Analisis deskriptif Mengetahui karakter topografi dan tanah pada perdesaan bagian hulu 4 Hidrologi bentuk badan air, kualitas, kuantitas Dokumen, Studi Pustaka Analisis deskriptif Mengetahui karakter hidrologi perdesaan bagian hulu 5 Vegetasi keragaman jenis, klasifikasi fungsi, arsitektur, kekhasan Spesies Observasi lapang, RABA Analisis Deskriptif Mengetahui karakter hidrologi perdesaan bagian hulu 7 Satwa keragaman jenis, klasifikasi, kekhasan Spesies Observasi lapang, RABA Analisis deskriptif Mengetahui karakter satwa pedesaan bagian hulu 9 Pola lanskap pola ruang desa, pola ruang rumah, arsitektur rumah - Obsevasi lapang, sampling Pola zonasi, Analisis dekriptif Mengetahui karakter satwa perdesaan bagian hulu Aspek Sosial 10 Sejarah Desa asal mula, berapa generasi - Wawancara masyarakat Analisis deskriptif Mengetahui sejarah desa 11 Demografi populasi, mata pencaharian, tingkat ekonomi, tingkat pendidikan Orang Dokumen, Studi Pustaka Analisis deskriptif Mengetahui karakter demografi perdesaan pada bagian hulu 12 Pelapisan dalam masyarakat - Wawancara Analisis deskriptif Mengetahui karakter sosial Aspek Spiritual 13 Agama, Nilai dalam masyarakat - Wawancara Analisis deskriptif Mengetahui karakter keagamaan, nilai dalam masyarakat 14 BudayaRitual Kegiatan budaya - Wawancara Analisis deskriptif Mengetahui karakter budaya pedesaan hulu 3. Penilaian keberlanjutan masyarakat Penilaian keberlanjutan masyarakat dilakukan dengan mengumpulkan data penilaian masyarakat terhadap kondisi keberlanjutan permukimannya dengan menggunakan format Community Sustainibility Assesment CSA atau Penilaian Keberlanjutan Masyarakat PKM melalui metode Focus Group Discussion FGD. FGD merupakan suatu metode diskusi yang direncanakan dan bertujuan menjaring persepsi serta sikap atas suatu topik. Setiap anggota diskusi saling mempengaruhi ide dan pendapat yang diutarakan dalam diskusi tersebut sehingga data yang didapatkan lebih kaya dan informatif. Secara teknis, 8 sampai 15 orang perwakilan masyarakat dipilih dalam diskusi sebagai representasi dari keseluruhan warga pada setiap lokasi penelitian. Perwakilan yang diambil merupakan perangkat desa, seperti ketua RT dan RW, pengawas desa, perwakilan petani, tokoh masyarakat, serta perwakilan kelompok wanita seperti anggota PKK, dan para kader. Pada Sentul City anggota FGD yang dipilih adalah beberapa anggota masyarakat dan pihak pengelola Sentul City. Sementara itu, CSA merupakan suatu alat untuk mengukur tingkat keberlanjutan suatu masyarakat dalam kerangka ecovillage yang dibuat oleh GEN berupa serangkaian pertanyaan yang diberi pembobotan Arifin, 2010. Materi yang digunakan adalah kuesioner baku CSA dari GEN yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Nurlaelih 2005. Kuesioner disajikan pada Lampiran 3. Parameter yang digunakan untuk menilai setiap aspek adalah sebagai berikut: A. Aspek ekologis, lingkungan kehidupan masyarakat seimbang jika: 1. Orang-orang sangat terikat dengan tempat dimana mereka tinggal hidup. Batasan, kekuatan, kelemahan, iramanya jelas dan manusia tinggal dalam sinkronisasi dan keselarasan di dalam sistem yang ekologis dimana mereka menjadi suatu bagian yang utuh 2. Kehidupan alami, proses dan sistemnya dihormati, margasatwa dan habitat tumbuhan dipelihara 3. Gaya hidup manusia bersifat memperbaharui, bukan mengurangi integritas lingkungan 4. Makanan terutama berasal dari lokal atau sumber-sumber wilayah alami, organik, bebas dari zat pencemar dan menyediakan gizi yang seimbang 5. Bangunanstruktur dirancang untuk memadukan dan melengkapi lingkungan alami, penggunaan alami, material, dan sistem pembangunan wilayah serta bersifat ekologis dapat diperbaharui dan tidak beracun 6. Konservasi dipraktikkan dalam sistem metode pembangunan dan transportasi 7. Konsumsi dan pembuangan limbah minimal 8. Tersedia air bersih yang dapat diperbaharui. Masyarakat menyadari, menghormati, melindungi, dan memelihara sumber airnya 9. Limbah manusia dan limbah cair digunakan atau dibuang untuk manfaat lingkungan dan masyarakat 10. Sumber energi tidak beracun dan dapat diperbaharui, digunakan untuk panas serta kegiatan masyarakat. Teknologi inovatif tidak dieksploitasi dan dibiarkan, tapi digunakan untuk kepentingan bersama B. Aspek sosial, kehidupan masyarakat seimbang jika: 1. Ada suatu perasaan terhadap perubahan dan stabilitas sosial dalam kehidupan masyarakat: suatu pondasi bagi keselamatan dan kepercayaan yang memungkinkan individu untuk secara bebas menyatakan diri mereka untuk kepentingan bersama 2. Tersedia ruang dan sistem untuk mendukung dan memaksimalkan komunikasi, dan hubungan dan produktivitas 3. Tersedia kesempatan yang cukup atau teknologi untuk berkomunikasi dalam masyarakat dan menghubungkannya dengan masyarakat luas 4. Bakat, keterampilan, dan sumberdaya lain diberikan secara bebas dalam masyarakat dan diberikan keluar masyarakat untuk melayani sebaik mungkin 5. Keanekaragaman dihormati sebagai sumber kesehatan, vitalitas, dan kreativitas dalam lingkungan alami dan dalam hubungan masyarakat 6. Penerimaan, kedekatan, dan keterbukaan membantu perkembangan, pemahaman terhadap keuntungan-keuntungan keanekaragaman, memperkaya pengalaman sosial dan lingkungan serta mempromosikan keadilan 7. Pertumbuhan pribadi, pembelajaran, dan kreativitas dihargai dan dipelihara, peluang mengajar dan belajar tersedia untuk semua kelompok umur melalau bentuk pendidikan yang bervariasi 8. Kebebasan untuk menyembuhkan, memelihara, atau meningkatkan kesehatan fisik, mental, spiritual, dan emosional tersedia dan bisa diusahakan, mencakup kesehatan alternatif dan praktik penyembuhan alami seperti meditasi dan gerak badan 9. Aliran sumberdaya, memberi dan menerima dana, barang-barang dan jasa adalah seimbang untuk berbagai keinginan dan kebutuhan bersama. Surplus bersama C. Aspek spiritual kehidupan masyarakat seimbang jika: 1. Kekuatan budaya dilestarikan melalui aktivitas artistik dan budaya lain serta perayaan-perayaan 2. Kreativitas dan seni dilihat sebagai suatu ungkapan kesatuan dan hubungan timbal balik dengan alam semesta, dan dilestarikan melalui berbagai bentuk ungkapan artistik, kehidupan seni, dan melalui pemeliharaan dan pertukaran nilai-nilai keindahan 3. Menghargai waktu bersenang-senang 4. Rasa hormat dan dukungan untuk manifestasi kespiritualan yang ditunjukkan dengan berbagai cara 5. Tersedia peluang untuk pengembangan diri 6. Perasaan gembira dan memiliki dikembangkan melalui acara agama dan perayaan 7. Kualitas dan kebersamaan dalam hati masyarakat membentuk persatuan dam kesatuan dalam kehidupan mereka. Hal ini mungkin suatu persetujuan dan visi bersama yang menyatakan komitmen; kepercayaan budaya, nilai-nilai dan praktik yang menggambarkan dan menyatakan keunikan dari tiap masyarakat 8. Mempunyai kapasitas untuk fleksibilitas dan kemampuan dalam menghadapi berbagai kesulitan yang muncul 9. Baik kota, pinggiran kota, maupun perdesaan, dikembangkan atau tidak, tumbuh pemahaman saling berhubungan dan saling ketergantungan dari semua unsur-unsur hidup di atas bumi 10. Masyarakat dengan sadar memilih dan berperan untuk menciptakan dunia yang penuh kasih Ketiga aspek dengan masing-masing indikatornya secara sederhana disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Indikator Keberlanjutan Masyarakat Arifin, 2010 No Aspek Ekologis Aspek Sosial Aspek Spiritual 1 Senseperasaan terhadap tempat Keterbukaan, kepercayaan, keselamatan Keberlanjutan budaya 2 Ketersedian, produksi dan distribusi makanan Komunikasi-aliran gagasan dan komunikasi Seni dan kesenangan 3 Infrastruktur, bangunan, dan transportasi Jaringan pencapaian dan jasa Keberlanjutan spiritual 4 Pola konsumsi dan pengelolaan limbah padat Keberlanjutan sosial Keterikatan masyarakat 5 Air- sumber, mutu dan pola penggunaan Pendidikan Gaya pegas masyarakat 6 Limbah cair dan pengelolaan polusi air Pelayanan kesehatan Holografik baru, pandangan dunia 7 Sumber dan penggunaan energi Keberlanjutan ekonomi lokal yang sehat Perdamaian dan kesadaran global Penilaian dilakukan dalam tiga tahap, yaitu penjumlahan skor tingkat komponen aspek, penjumlahan skor tingkat aspek, dan penjumlahan skor total ketiga aspek. Pada setiap tingkat, nilai akan dibobot menjadi tiga katagori. Kriteria penilaian dapat pembobotan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Kriteria penilaian dalam CSA Parameter Bobot Aspek Ekologis 1. Perasasaan terhadap tempat 2. Ketersediaan, produksi, dan distribusi makanan 3. Infrastruktur, bangunan dan transportasi 4. Pola konsumsi dan pengelolaan limbah padat 5. Air-sumber mutu, dan pola penggunaan 6. Limbah cair dan pengelolaan polusi air 7. Sumber dan penggunaa energi Total nilai aspek ekologis Aspek Sosial 1. Keterbukaan, kepercayaan, keselamatan; ruang bersama 2. Komunikasi, aliran gagasan, dan informasi 3. Jaringan pencapaian dan jasa 4. Keberlanjutan sosial 5. Pendidikan 6. Pelayanan kesehatan 7. Keberlanjutan ekonomi-ekonomi lokal yang sehat Total nilai aspek sosial Aspek Spiritual 1. Keberlanjutan budaya 2. Seni dan kesenangan 3. Keberlanjutan spiritual 4. Keterikatan masyarakat 5. Gaya pegas masyarakat 6. Holografik baru, pandangan dunia 7. Perdamaian dan kesadaran global Total nilai aspek spiritual Total nilai aspek keseluruhan Keterangan: 1. Pembobotan variabelparameter dalam satu aspek 50+ : Menunjukkan kemajuan sempurna ke arah keberlanjutan 25-49 : Menunjukkan suatu awal yang baik ke arah keberlanjutan 0-24 : Menunjukkan perlunya tindakan untuk mencapai keberlanjutan 2. Pembobotan variabelparameter dalam satu aspek 333+ : Menunjukkan kemajuan sempurna ke arah keberlanjutan 166-332 : Menunjukkan suatu awal yang baik ke arah keberlanjutan 0-165 : Menunjukkan perlunya tindakan untuk mencapai keberlanjutan 3. Pembobotan variabelparameter dalam satu aspek 999+ : Menunjukkan kemajuan sempurna ke arah keberlanjutan 500-998 : Menunjukkan suatu awal yang baik ke arah keberlanjutan 0-449 : Menunjukkan perlunya tindakan untuk mencapai keberlanjutan 4. Analisis Analisis dilakukan terhadap data karakter perdesaan dan hasil penilaian kuesioner CSA. Kedua data dianalisis dengan membandingkan keadaan aktual pada lokasi penelitian dan keadaan ideal yang sesuai dengan standar-standar untuk mencapai suatu perkampungan yang berlanjut berdasarkan referensi yang dikumpulkan. Pembandingan ini dapat menjadi gambaran potensi dan kendala pada masing-masing lokasi dalam pengembangan konsep keberlanjutan. 5. Sintesis Sintesis berupa penyusunan rekomendasi program pengelolaan untuk mencapai desa berkelanjutan berdasarkan analisis yang telah dilakukan. Gambar 3 menunjukkan secara diagramatis tahapan kerja pada penelitian ini. Gambar 3 Tahapan Kerja Penelitian  Penentuan Lokasi Pemilihan Desa  Survei Awal Lokasi Persiapan Pengumpulan Data Analisis Sintesis Pengumpulan Data Karakteristik Desa Penilaian Keberlanjutan Masyarakat Metode  Focus Group Discussing FGD untuk Pengisian Kuesioner CSA Aspek Ekologi, Sosial-Ekonomi, Spiritual-Budaya Penyusunan Karakter Desa Analisis Hasil Kuesioner CSA Penentuan Tingkat Keberlanjutan Masyarakat Analisis Potensi dan Kendala untuk menuju Desa Berkelanjutan Penyusunan Rekomendasi Program Pengelolaan Lanskap untuk mencapai Konsep Desa Berkelanjutan Metode:  Observasi lapang  Metode Penilaian cepat: RABA,  Sampling  Studi Pustaka Sumber Peta: Bakosurtanal

BAB IV KONDISI UMUM