beku pada jenis udang windu dan vanname, dengan metode regresi linear berganda yaitu menggunakan model analisis OLS Ordinary Least Square.
Sedangkan analisis deskriptif kualitatif untuk menjelaskan pengkajian potensi, kendala, dan peluang yang berarti menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
keunggulan kompetitif komoditi udang Indonesia dalam hal ini yang diteliti adalah jenis udang windu dan udang vanname. Analisis dilakukan dengan
pendekatan Teori Berlian Porter Porter’s Diamond Theory.
3.2.1 Analisis Daya Saing Revealed Comparative Advantage RCA
Untuk mengetahui daya saing komoditi udang di Indonesia dalam penelitian ini digunakan analisis Revealed Comparative Advantage RCA.
Metode RCA Revealed Comparative Advantage didasarkan pada suatu konsep bahwa perdagangan antar wilayah sebenarnya menunjukkan keunggulan
komparatif yang dimiliki suatu wilayah. Variabel yang diukur adalah kinerja ekspor suatu produkkomoditi terhadap total ekspor suatu wilayah yang kemudian
dibandingkan dengan pangsa nilai produk dalam perdagangan dunia. RCA didefinisikan bahwa jika pangsa ekspor komoditi udang Indonesia di
dalam total ekspor komoditi dari suatu negara lebih besar dibandingkan pangsa pasar ekspor komoditi udang di dalam total ekspor komoditi dunia, diharapkan
negara tersebut memiliki keunggulan komparatif dalam produksi dan ekspor komoditi udang. Apabila nilai RCA lebih besar dari satu berarti negara itu
mempunyai keunggulan komparatif di atas rata-rata dunia untuk komoditi udang dalam penelitian ini artinya komoditas tersebut komoditi udang Indonesia
berdaya saing kuat. Sebaliknya jika nilai RCA lebih kecil dari satu berarti
keunggulan komparatif untuk komoditas udang rendah di bawah rata-rata dunia atau berdaya saing lemah.
Kinerja ekspor udang Indonesia dalam penelitian ini jenis udang beku dan tak beku pada komoditi ekspor udang windu dan udang vanname terhadap total
ekspor Indonesia ke pasar dunia yang selanjutnya dibandingkan dengan pangsa nilai ekspor udang dunia terhadap total nilai ekspor dunia, menggunakan rumus
RCA yaitu: RCA
ij
= 3.1
Dimana : RCA
ij
= Keunggulan komparatif daya saing Indonesia tahun ke t X
ij
= Nilai ekspor komoditi udang Indonesia tahun ke t X
is
= Nilai ekspor seluruh komoditi Indonesia tahun ke t W
j
= Nilai ekspor komoditi udang di dunia tahun ke t W
s
= Nilai ekspor seluruh komoditi dunia tahun ke t t = 1989,…….,2007
Nilai daya saing dari suatu komoditi ada dua kemungkinan, yaitu : 1.
Jika nilai RCA 1, berarti suatu negara memiliki keunggulan komparatif di atas rata-rata dunia sehingga komoditi tersebut memiliki daya saing
kuat. 2.
Jika nilai RCA 1, berarti suatu negara memiliki keunggulan komparatif di bawah rata-rata dunia sehingga suatu komoditi memiliki daya saing
lemah.
Indeks RCA merupakan perbandingan antara nilai RCA sekarang dengan nilai RCA tahun sebelumnya. Rumus indeks RCA adalah sebagai berikut :
Indeks RCA =
RCA RCA
3.2 Dimana :
RCA
t
= Nilai RCA tahun sekarang t RCA
t-1
= Nilai RCA tahun sebelumnya t-1 t = 1989,………,2007
Nilai indeks RCA berkisar dari nol sampai tak hingga. Nilai indeks RCA sama dengan satu berarti tidak terjadi kenaikan RCA atau kinerja ekspor udang
Indonesia di pasar internasional tahun sekarang sama dengan tahun sebelumnya. Nilai indeks RCA lebih kecil dari satu berarti terjadi penurunan RCA atau kinerja
ekspor udang Indonesia di pasar internasional sekarang lebih rendah daripada tahun sebelumnya.
Nilai indeks RCA lebih besar dari satu berarti terjadi peningkatan RCA atau kinerja ekspor udang Indonesia di pasar internasional sekarang lebih tinggi
daripada tahun sebelumnya. Pendekatan Revealed Comparative Advantage RCA merupakan salah satu indikator yang dapat menunjukkan perubahan keunggulan
komparatif atau tingkat daya saing suatu komoditi di suatu negara. 3.2.2 Analisis Porter’s Diamond Theory
Pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif Teori Berlian Porter untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keunggulan kompetitif
komoditi udang Indonesia secara deskriptif atau menggunakan tiap komponen dalam Teori Berlian Porter Porter’s Diamond Theory. Komponen tersebut
seperti ditampilkan pada Gambar 3.1
Sumber : Porter, 1990
Gambar 3.1 Porter’s Diamond Theory
a. Factor Condition FC yaitu keadaan faktor –faktor produksi
seperti Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia, Modal, Infrastruktur dan IPTEK.
b. Demand Condition DC yaitu keadaan permintaan atas barang dan
jasa dalam negara. c.
Related and Supporting Industries RSI yaitu keadaan para penyalur dan industri lainnya yang saling mendukung dan
berhubungan. Factor
Conditions
Related and Supporting
Industries Demand
Conditions
Firm Strategy, Structure and
Rivalry Chance
Factor Government
Factor
d. Firm Strategy, Structure, and Rivalry FSSR yaitu strategi yang
dianut perusahaan pada umumnya, struktur industri dan keadaan kompetisi dalam suatu industri domestik.
Selain itu ada komponen lain yang terkait dengan keempat komponen utama tersebut yaitu peran pemerintahan dan faktor kesempatan. Keempat faktor
utama dan dua faktor pendukung tersebut saling berinteraksi. Dari hasil analisis komponen penentu daya saingnya selanjutnya ditentukan komponen yang menjadi
keunggulan dan kelemahan daya saing komoditi udang Indonesia. Keunggulan tiap faktor dalam penentu daya saing komoditi udang dilambangkan dengan +
sedangkan kelemahan tiap faktor dalam komponen penentu daya saing komoditi udang disimbolkan dengan -. Hasil keseluruhan interaksi antar komponen yang
saling mendukung sangat menentukan perkembangan yang dapat menjadi competitive advantage
dari suatu komoditi.
3.2.3 Metode Regresi Linear Berganda OLS