produksi kayu manis yang dihasilkan oleh kelima propinsi penghasil kayu manis terbesar di Indonesia selama tahun 2000 hingga 2011 dapat dilihat pada Gambar 4.
Sumber: Departemen Pertanian 2014 diolah
Gambar 4Total produksi kayu manis berdasarkan sentra produksi kayu manis di Indonesia ton tahun 2000-2011
Seperti yang terlihat pada Gambar 4, sentra produksi kayu manis terbesar di Indonesia adalah propinsi Jambi dengan total produksi selama tahun 2000 hingga
2011 mencapai 389004 ton.Propinsi penghasil kayu manis terbesar kedua setelah Jambi yaitu Sumatera Barat dengan total produksi sebesar 303 538 ton dalam
kurun waktu yang sama. Selanjutnya, propinsi lainnya yang juga menjadi sentra produksi kayu manis di Indonesia yaitu Sumatera Utara dengan total produksi
sebesar 26 157 ton, Sumatera Selatan dengan total produksi sebesar 11 370 ton, dan Bengkulu dengan total produksi sebesar 11 251 ton dalam kurun waktu yang
sama. Jumlah produksi kayu manis dari masing-masing propinsi tersebut memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap pembentukan total produksi
kayu manis Indonesia.
Sumber: Departemen Pertanian 2014 diolah
Gambar 5 Kontribusi produksi kayu manis berdasarkan pulau terhadap total produksi kayu manis Indonesia tahun 2001-2011
Jambi Sumatera
Barat Sumatera
Utara Sumatera
Selatan Bengkulu
Produksi 389004
303538 26157
11370 11251
50000 100000
150000 200000
250000 300000
350000 400000
450000
T o
n
Sumatera 98
Jawa 1
Kalimantan 1
Sulawesi
Seperti yang telah dijelaskan pada Gambar 4 bahwa sentra produksi kayu manis di Indonesia sebagian besar terletak di Pulau Sumatera. Hal ini juga terlihat
pada Gambar 5, di mana sentra produksi kayu manis di Indonesia masih didominasi oleh Pulau Sumatera dengan kontribusi yaitu sekitar 98 terhadap
total produksi kayu manis Indonesia selama tahun 2001 hingga 2011. Meskipun total produksi kayu manis di Indonesia mayoritas berasal dari Pulau Sumatera,
namun ternyata Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, dan Pulau Sulawesi juga berkontribusi dalam memproduksi tanaman kayu manis, meskipun nilainya jauh
lebih kecil dibandingkan Pulau Sumatera.
Tabel 6 Perkembangan produksi, luas areal, dan produktivitas kayu manis di Indonesia tahun 2001-2011
Tahun Produksi Ton
Luas Areal Ha Produktivitas
TonHa 2001
40635 135572
0.30 2002
46 373 138205
0.33 2003
64830 140969
0.46 2004
99465 136577
0.73 2005
100775 125093
0.81 2006
100471 124573
0.81 2007
101880 104651
0.97 2008
102039 101961
1.00 2009
102680 103023
1.00 2010
88104 99321
0.89 2011
90276 102125
0.88 Rata-rata pertumbuhan
9.94 -2.63
13.05
Sumber: Departemen Pertanian 2014
Perkembangan produksi kayu manis di Indonesia tidak terlepas dari perkembangan luas areal dan produkstivitas kayu manis di Indonesia. Berdasarkan
Table 6 dapat diketahuibahwa selama tahun 2001 sampai dengan 2011, produksi dan produktivitas kayu manis mengalami laju pertumbuhan yang meningkat
masing-masing sebesar 9.94 dan 13.05 setiap tahunnya. Namun hal berbeda terjadi pada luas areal kayu manis yang cenderung mengalami penurunan setiap
tahunnya. Selama tahun 2001 hingga 2011 ternyata laju pertumbuhan luas areal kayu manis
Indonesia mengalami penurunan sebesar 2.63 setiap
tahunnya.Menurut Kepala Bidang Usaha Tani Dinas Perkebunan Sumatera Utara, penurunan luas areal kayu manis tersebut disebabkan karena harga jual kayu
manis ditingkat petani yang rendah sehingga membuat petani semakin enggan mengembangkannya. Selain itu, pengembangan komoditas kayu manis di
Indonesia memang kurang mendapat perhatian masyarakat meski sebenarnya komoditas tersebut banyak permintaan Medan Bisnis 2011.
Penurunan luas areal tanam kayu manis juga disebabkan oleh adanya gejala konversi tanaman kayu manis menjadi tanaman perkebunan lain khususnya kakao.
Tanaman kakao dinilai lebih memberikan keuntungan kepada petani baik dari segi harga maupun budidaya. Salah satu kecamatan yang melakukan budidaya
tanaman kakao sebagai pengganti tanaman kayu manis adalah Kecamatan Gunung
Raya, Jambi. Kegiatan budidaya kakao tersebut menyebabkan luas areal tanam kayu manis semakin menurun. Konversi tersebut dilakukan karena rendahnya
harga kayu manis yang ditawarkan pasar. Hal ini dikarenakan banyaknya petani yang memaksakan tanamannya untuk dipanen muda karena terdesak kebutuhan
ekonomi sehingga berpengaruh terhadap kualitas dari tanaman kayu manis tersebut Ashari 2006.
2. Perkembangan Harga Ekspor Kayu Manis Indonesia
Harga ekspor kayu manis Indonesia merupakan harga yang diperoleh dari hasil pembagian antara nilaiekspor kayu manis Indonesia secara keseluruhan pada
periode tertentu dengan volumeekspor kayu manis Indonesia pada periode yang sama. Perkembangan harga ekspor kayu manis Indonesia ke pasar dunia selama
tahun 2001 hingga 2011 cenderung mengalami peningkatan. Perkembangan harga ekspor kayu manis Indonesia tersebut dapat dilihat pada Gambar 6.
Sumber: UNComtrade 2014 diolah
Gambar 6 Perkembangan harga ekspor kayu manis Indonesia Gambar 6 menunjukkan bahwa perkembangan harga ekspor kayu manis
Indonesia selama tahun 2001 hingga tahun 2011 mengalami peningkatan. Harga ekspor kayu manis Indonesia pada tahun 2001 yaitu sebesar 0.50 USKg dan
mengalami peningkatan menjadi 1.33 USKg pada tahun 2011. Harga ekspor kayu manis Indonesia pada tahun 2011 merupakan pencapaian harga ekspor kayu
manis Indonesia paling tinggi selama tahun 2001 sampai dengan 2011. Peningkatan harga kayu manis Indonesia setiap tahunnya tersebut masih lebih
rendah jika dibandingkan dengan peningkatan harga ekspor kayu manis negara pesaing utama Indonesia yaitu China selama kurun waktu yang sama.
Perkembangan harga ekspor kayu manis China disajikan pada Gambar 7.
0.00 0.20
0.40 0.60
0.80 1.00
1.20 1.40
2001 2002
2003 2004
2005 2006
2007 2008
2009 2010
2011 US
K ilo
g ra
m
Tahun
Sumber: UNComtrade 2014 diolah
Gambar 7 Perkembangan harga ekspor kayu manis China Meskipun harga ekspor kayu manis China juga mengalami perkembangan
yang sama dengan perkembangan harga ekspor kayu manis Indonesia, di mana keduanya sama-sama cenderung mengalami peningkatan selama tahun 2001
hingga 2011. Namun harga ekspor kayu manis China masih lebih tinggi dibandingkan dengan harga ekspor kayu manis Indonesia. Hal ini dapat diketahui
bahwa ketika pada tahun 2001 harga ekspor kayu manis China sudah mencapai 0.78 USKg, sementara harga ekspor kayu manis Indonesia pada tahun yang
sama masih sebesar 0.50 USKg. Pada tahun 2011, harga ekspor kayu manis China mengalami peningkatan menjadi 1.79 USKg, sementara harga ekspor
kayu manis Indonesia mengalami peningkatan menjadi 1.33 USkg. Dengan demikian, terlihat bahwa harga ekspor kayu manis Indonesia masih lebih rendah
dibandingkan harga ekspor kayu manis China. Kondisi demikian mendorong negara-negara pengimpor kayu manis untuk memilih lebih banyak mengimpor
kayu manis yang berasal dari Indonesia. Hal ini dikarenakan harga ekspor kayu manis Indonesia dinilai oleh negara pengimpor lebih murah jika dibandingkan
dengan harga ekspor kayu manis China. Oleh karena itu, hingga saat ini Indonesia masih menjadi negara produsen dan eksportir terbesar kayu manis di dunia.
3. Kebijakan Pemerintah terhadap Komoditi Kayu Manis Indonesia
Menurut Kementerian Perdagangan 2012 kayu manis termasuk ke dalam salah satu dari 23 produk ekspor yang ditetapkan pengawasan mutunya. Kajian
terhadap kebijakan pemerintah terkait penetapan pengawasan mutu tersebut terdapat dalam SK Menperindag nomor 164MPPKep61996 tentang produk
ekspor yang ditetapkan pengawasan mutunya.Adanya kebijakan tersebut tidak terlepas dari banyaknya temuan di lapang bahwa mutu komoditas yang rendah,
seperti tidak adanya kewajiban penerapan Standar Nasional Indonesia SNI bagi komoditas ekspor dari hasil perkebunan. Hal ini mengakibatkan mutu barang yang
ditentukan melalui kesepakatan negara pembeli dengan produsen tidak sesuai.Tujuan dari Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik
0.00 0.20
0.40 0.60
0.80 1.00
1.20 1.40
1.60 1.80
2.00
2001 2002
2003 2004
2005 2006
2007 2008
2009 2010
2011 US
K ilo
g ra
m
Tahun
Indonesia Nomor 164MPPKep61996 tentang Pengawasan Mutu secara Wajib untuk Produk Ekspor tertentu antara lain yaitu:
1. Mencegah ekspor produk-produk Indonesia yang dibawah mutu standar. 2. Mempertahankan mutu produk ekspor.
Sedangkan kegiatan yang dilakukan antara lain: 1. Sertifikat Kesesuaian Mutu SM
2. Pemeriksaan sebelum pengapalan pre-shipment inspection 3. Pengambilan contoh oleh PPC Petugas Pengambil Contoh
4. Pengujian oleh Laboratorium Penguji 5. Memenuhi uji, bila tidak memenuhi; diterbitan LHA Laporan Hasil
Analisadan produk tidak boleh diekspor. 6. Eksportir melampirkan SM pada PEB Pemberitahuan Ekspor Barang.
7. Sertifikat Produk Penggunaan anda SNI. 8.
Eksportir mencantumkan cap “BEBAS SM” dan nomor Sertifikat pada PEB. Pengawasan terhadap mutu kayu manis merupakan suatu hal yang sangat
penting dalam menentukan harga kayu manis. Dalam laporan penelitian Wangsa dan Nuryati 2010, dijelaskan bahwa harga kayu manis ditentukan oleh tingkatan
grade kualitas kayu manis, misalnya:
1. Tingkat pertama adalah AA atau KA Tingkat ini dihasilkan dari kulit kayu dari batang kayu manisyang telah
diproses sehingga kulit kayunya kering dan bagian epidermisnya dihilangkandan berwarna coklat muda. Tipe ini biasanya dipanen setelah usia
15-20 tahun, sehinggamenghasilkan kualitas yang sangat bagus,dan 8-10 tahun untuk menghasilkan kualitasyang bagus. Di pasaran, kayu manis
kualitas ini dijual dengan harga tertinggi.
2. Tingkat kedua adalah KB Jenis ini hampir sama dengan AA, perbedaannya terletak padaepidemisnya
yang tidak dihilangkan. Warnanya coklat kehitam-hitaman. Kualitas ini dapatdihasilkan setelah pohon berusia diatas 7 tahun Jenis ini biasanya dijual
dengan harga lebih murah ketimbang jenis AA.
3. Tingkat ketiga adalah KC Kayu manis yang termasuk tipe KC ini merupakan pecahan kulit manis. Jenis
ini dihasilkan dari kayumanis tipe KB. Di pasaran, jenis ini diperjual belikan ditingkat penjualan yang terendahdibandingkan dua jenis yang disebutkan
sebelumnya.
Sementara menurut sumber FAO dalam Wangsa dan Nuryati 2010, kualitas kayu manis dalam perdagangan internasional diklasifikasikan menjadi 3
tingkatan grade, yaitu: 1. Grade A : kualitas terbaik, kulit kayu manis harus sepanjang satu meter dan
diambil dari batang utama. 2. Grade B : kualitas menengah, diambil dari percabangan.
3. Grade C : kualitas terendah, diambil dari pecahan kulit kayu manis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Perkembangan Volume Ekspor Kayu Manis Indonesia
Indonesia merupakan negara produsen utama kayu manis dunia. Hal ini terlihat dari jumlah kayu manis yang diproduksi oleh Indonesia. Berdasarkan
jumlah produksi, Indonesia menempati posisi terbesar pertama sebagai pemasok kayu manis di dunia dengan total produksi sebesar 928.6 ribu ton selama tahun
2001 hingga 2011. China sebagai negara pemasok terbesar kedua setelah Indonesia dengan total produksi sebesar 586.4 ribu ton. Negara pemasok kayu
manis terbesar selanjutnya diikuti oleh Vietnam dengan total produksi sebesar 179.5 ribu ton, Sri Lanka dengan total produksi sebesar 124.7 ribu ton, dan
Madagaskar dengan total produksi sebesar 19.8 ribu ton. Dengan demikian, China merupakan negara pemasok kayu manis yang menjadi pesaing utama Indonesia.
Gambar 8 berikut ini menggambarkan negara-negara produsen kayu manis dan jumlah produksinya selama tahun 2001 hingga 2011.
Sumber: FAO 2014 diolah
Gambar 8 Negara produsen kayu manis dan jumlah produksinyaton tahun 2001- 2011
Komoditi kayu manis Indonesia sebagian besar masih diekspor dalam bentuk gulungan dan sebagian kecilnya dalam bentuk bubuk.Perkembangan
volume ekspor kayu manis Indonesia ke pasar dunia selama periode 2001 hingga 2011 mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun dengan kecenderungan meningkat.
Berdasarkan Tabel 7, secara keseluruhan rata-rata volume ekspor kayu manis Indonesia ke pasar dunia tahun 2001 hingga 2011 sebesar 39.5 juta Kg.
Pertumbuhan volume ekspor rata-rata secara keseluruhan sebesar 5.42. Selama periode 2001 hingga 2011 volume ekspor tertinggi terjadi pada tahun 2007
sebesar 50.7 juta Kg sehingga menyebabkan nilai pertumbuhan rata-rata meningkat hingga 25.23, sedangkan volume ekspor terendah terjadi pada tahun
2003 sebesar 29.4 juta Kg sehingga menyebabkan nilai pertumbuhan rata-rata menurun hingga 14.06.
20000 40000
60000 80000
100000 120000
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 T
o n
Tahun Indonesia
China Vietnam
Sri Lanka Madagascar