Pendekatan Efek Tetap Fixed Effect

untukmengetahui ada atau tidaknya masalah heteroskedastisitas dalam data panel digunakan uji White dengan melihat pada nilai R 2 nya. Jika nilai probabilitas R 2 melebihi nilai kritis dengan α yang dipilih, maka hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada heteroskedastisitas, begitu pula sebaliknya. d. Autokorelasi Model dikatakan memiliki autokorelasi jika error dari periode waktu time series yang berbeda saling berkorelasi. Masalah autokorelasi ini akan menyebabkan model menjadi tidak efisien meskipun masih tidak bias dan konsisten. Autokorelasi menyebabkan estimasi standar error dan varian koefisien regresi yang diperoleh akan underestimated, sehingga R 2 akan besar serta uji t dan uji F akan menjadi tidak valid. Autokorelasi yang kuat dapat menyebabkan dua variabel yang tidak berhubungan menjadi berhubungan, untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melihat nilai dari Durbin Watson DW statistiknya yang dibandingkan dengan nilai dari tabel DW. Berikut merupakan kerangka identifikasi dalam menentukan ada tidaknya autokorelasi. Tabel 5 Kerangka identifikasi autokorelasi Nilai DW Hasil 4-dlDW4 Tolak H , korelasi serial negatif 4-dlDW4-dl Hasil tidak dapat ditentukan 2DW4-du Terima H , tidak ada korelasi serial duDW2 Terima H , tidak ada korelasi serial dlDWdu Hasil tidak dapat ditentukan 0DWdl Tolak H , korelasi serial positif Sumber: Gujarati 2004

3. Kriteria Ekonomi

Kriteria ekonomi digunakan untuk menunjukkan penggunaan tanda dan besaran yang diperoleh dalam model sesuai dengan teori ekonomi. Apabila tanda dan besaran model yang diperoleh relevan dengan teori ekonomi maka model tersebut dapat dikatakan baik secara ekonomi. Perumusan Model Penelitian Penelitian tentang faktor-faktor yang memengaruhi volume ekspor kayu manis Indonesia ke negara tujuan ekspor terbesar akan menggunakan analisis data panel. Negara yang dimasukkan ke dalam model adalah Amerika Serikat, Belanda, Brazil, Thailand, Jerman, India, Malaysia, Singapura, dan Kanada. Variabel-variabel yang digunakan dalam model yaitu volume ekspor kayu manis Indonesia ke negara tujuan ekspor terbesar sebagai variabel tak bebasnya, sedangkan variabel bebasnya antara lain yaitu harga ekspor HE, harga ekspor negara pesaing HEP, nilai tukar KURS, Gross Domestic Product GDP, dan produksi kayu manis PROD.Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: