Koefisien Determinasi Uji Koefisien Regresi Linier Berganda

1 Hipotesis nol dan hipotesis alternatif yang diusulkan 2 Daerah penerimaan dan penolakan serta teknik arah pengujian one tailed atau two tailed 3 Penentuan nilai hitung statistik 4 Menarik kesimpulan apakah menerima atau menolak hipotesis yang diusulkan Dalam uji keberartian regresi, langkah-langkah yang dibutuhkan untuk pengujian hipotesis ini antara lain : 1 Ho : β = β 1 = . . . = β k = 0 Tidak terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel tak bebas. H 1 : Minimal satu parameter koefisien regresi β k yang ≠ 0 Terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel tak bebas 2 Pilih taraf α yang diinginkan 3 Hitung statistik F hitung dengan menggunakan persamaan 4 Nilai F tabel menggunakan daftar tabel F dengan taraf signifikansi α yaitu F tabel = F 1 , 1    k n k  5 Kriteria pengujian : jika F hitung ≥ F tabel , maka Ho ditolak dan H 1 diterima. Sebaliknya Jika F hitung F tabel , maka Ho diterima dan H 1 ditolak.

2.5 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi yang disimbolkan dengan R 2 bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Nilai Universitas Sumatera Utara R 2 dikatakan baik jika berada di atas 0,5 karena nilai R 2 berkisar antara 0 dan 1. Pada umumnya model regresi linier berganda dapat dikatakan layak dipakai untuk penelitian, karena sebagian besar variabel dependen dijelaskan oleh variabel independen yang digunakan dalam model. Koefisien determinasi dapat dihitung dari : Sehingga rumus umum koefisien determinasi yaitu : Harga R 2 diperoleh sesuai dengan variansi yang dijelaskan oleh masing-masing variabel yang tinggal dalam regresi. Hal ini mengakibatkan variasi yang dijelaskan penduga hanya disebabkan oleh variabel yang berpengaruh saja. Dalam penelitian ini penulis menggunakan aplikasi softwere SPSS versi.17.

2.6 Uji Korelasi

Uji korelasi bertujuan untuk menguji hubungan antara dua variabel yang tidak menunjukkan hubungan fungsional berhubungan bukan berarti disebabkan. Uji korelasi tidak membedakan jenis variabel tidak ada variabel dependen maupun independen. Keeratan hubungan ini dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi. Uji korelasi terdiri dari Pearson, Spearman dan Kendall. Jika sampel data lebih dari 30 sampel besar dan kondisi data normal, sebaiknya menggunakan korelasi Pearson R 2 =         2 2 2 1 1 . ... i i i ki k i i i i Y Y y x b y x b y x b R 2 =   n 1 i 2 i reg y JK Universitas Sumatera Utara karena memenuhi asumsi parametrik. Jika jumlah sampel kurang dari 30 sampel kecil dan kondisi data tidak normal maka sebaiknnya menggunakan korelasi Spearman atau Kendall karena memenuhi asumsi non-parametrik.

2.6.1 Koefisien Korelasi

Nilai koefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur kekuatan keeratan suatu hubungan antarvariabel. Koefisien korelasi biasanya disimbolkan dengan r. Koefisien korelasi dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Untuk menghitung koefisien korelasi antara variabel tak bebas Y dengan tiga variabel bebas X 1 , X 2 , X 3 yaitu : 2. Koefisien korelasi antara Y dengan X 1 3. Koefisien korelasi antara Y dengan X 2 4. Koefisien korelasi antara Y dengan X 3 r =              2 2 2 2 i i i i i i Y Y n X X n Y X Y X n r 1 y =               2 2 2 1 2 1 1 1 i i i i i i Y Y n X X n Y X Y X n r 2 y =               2 2 2 2 2 2 2 2 i i i i i i Y Y n X X n Y X Y X n r 3 y =               2 2 2 2 3 3 3 3 i i i i i i Y Y n X X n Y X Y X n Universitas Sumatera Utara Koefisien korelasi memiliki nilai antara -1 hingga +1. Sifat nilai koefisien korelasi adalah plus + atau minus - yang menunjukan arah korelasi. Makna sifat korelasi: 1. Korelasi positif + berarti jika variabel X 1 mengalami kenaikan maka variabel X 2 juga mengalami kenaikan atau jika variabel X 2 mengalami kenaikan maka variabel X 1 juga mengalami kenaikan. 2. Korelasi negatif - berarti jika variabel X 1 mengalami kenaikan maka variabel X 2 akan mengalami penurunan, atau jika variabel X 2 mengalami kenaikan maka variabel X 1 akan mengalami penurunan. Sifat korelasi akan menentukan arah dari korelasi. Keeratan korelasi dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. 0,00 sampai dengan 0,20 berarti korelasi memiliki keeratan sangat lemah. 2. 0,21 sampai dengan 0,40 beirarti korelasi memiliki keeratan lemah. 3. 0,41 sampai dengan 0,70 berarti korelasi memiliki keeratan kuat. 4. 0,71 sampai dengan 0,90 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat. 5. 0,91 sampai dengan 0,99 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat sekali. 6. 1 berarti korelasi sempurna.

2.7 Uji Koefisien Regresi Linier Berganda

Universitas Sumatera Utara Untuk mengetahui bagaimana keberartian setiap variabel bebas dalam regresi, perlu diadakan pengujian tersendiri mengenai koefisien-koefisien regresi. Misalkan populasi memiliki model regresi linier berganda : µ n x x x y ... . . 2 1 = β + β 1 X 1 + β 2 X 2 + . . . + β k X k yang berdasarkan sebuah sampel acak berukuran n ditaksir oleh regresi berbentuk : Y = b + b 1 X 1 + b 2 X 2 + . . . + b k X k Akan dilakukan pengujian hipotesis dalam bentuk : H o : β i = 0, i = 1, 2, . . ., k H 1 : β i ≠ 0, i = 1, 2, . . ., k Untuk menguji hipotesis ini digunakan kekeliruan baku taksiran s k y ... 12 . , jumlah kaudrat-kuadrat ∑x 2 ij dengan x ij = X j - j X dan koefisien korelasi ganda antara masing-masing variabel bebas X dengan variabel tak bebas Y dalam regresi yaitu R i . Dengan besaran-besaran ini dibentuk kekeliruan baku koefisien b i yakni : s i b = 1 x 2 2 ij 2 ... 12 .   i k y R s dimana : s 2 .. 12 . k y = 1 Y i     k n Y ∑x 2 ij = ∑ X j - j X R 2 =   n 1 i 2 i reg y JK Selanjutnya hitung statistik : Universitas Sumatera Utara t i = i b i s b Dengan kriteria pengujian : jika t i ≥ t tabel , maka tolak H o dan jika t i t tabel , maka terima H o yang akan berdistribusi t dengan derajat kebebasan dk = n-k-1 dan t tabel = t n-k- 1,α2 . Dalam penelitian ini penulis menggunakan aplikasi softwere SPSS versi.17. Universitas Sumatera Utara BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET

3.1 Sejarah Umum Perusahaan