Hasil Temuan Informan I

64 BAB V ANALISIS DATA

5.1 Pengantar

Pada bab ini akan membahas mengenai data-data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan di lapangan melalui wawancara dengan informan. Peneliti mengumpulkan data dari empat informan utama dan satu informan kunci. Dalam hal ini, data yang diperoleh langsung dari pekerja seks komersial dampingan Perempuan Peduli Pedila Medan P3M yang ada di Losmen Cibulan Sambu Medan. Dari penelitian yang telah dilakukan di lapangan, diperoleh berbagai data-data melalui observasi dan wawancara mendalam dengan informan. Untuk melihat gambaran yang lebih jelas dan rinci, maka penulis mencoba menguraikan petikan wawancara dengan informan serta narasi penulis tentang data-data tersebut.

5.1.1 Hasil Temuan Informan I

Icha, panggilan akrab Nurhalizah adalah seorang gadis kelahiran Medan, 12 November 1993. Icha merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara. Icha tinggal bersama keluarganya di Marelan. Didalam keluarga Icha terkenal ramah dan suka membantu keluarga. Icha memiliki keinginan untuk bisa membahagiakan keluarganya. Ayah Icha bekerja disalah satu pabrik sebagai buruh dan ibunya bekerja sebagai tukang cuci. Orangtua Icha selalu memperhatikan anak-anaknya yang lain tanpa membeda-bedakan satu antara lainnya dan selalu ingin membahagiakan mereka. 65 Dalam pergaulan sehari-hari dilingkungan tempat tinggalnya, Icha termasuk anak yang ramah dan suka membantu teman-temannya yang lain. Icha ingin teman-temannya tahu bahwa dia merupakan teman yang peduli. Teman-teman Icha merupakan orang-orang yang hanya menamatkan pendidikannya pada jenjang SD dan SMP saja, Icha sendiri yang hanya menamatkan pendidikan pada jenjang SMA. Icha tidak peduli dengan status pendidikan teman-temannya yang lebih rendah daripadanya, dia tidak pernah memilih-milih teman. Tamat SMA Icha bekerja sebagai buruh pabrik ditempat ayahnya bekerja. Icha memilih bekerja karena Ia ingin bisa ikut membantu kedua orangtuanya dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka. Kakak icha telah menikah dan hidup terpisah dari keluarganya, hanya Icha dan adiknya saja yang tinggal bersama orangtuanya. Icha ingin terus bisa menyekolahkan adiknya kejenjang yang lebih tinggi darinya, Icha beranggapan dengan pendidikan yang lebih tinggi lebih mudah untuk bisa membantu orangtuanya dari kertepurukan ekonomi. Penghasilan Icha bekerja sebagai buruh pabrik diserahkannya kepada ibunya. Icha terus bekerja dengan giat tanpa mempedulikan keletihan tubuhnya. Ini dilakukan Icha semata-mata karena Ia ingin bisa membahagiakan orangtuanya. Beberapa bulan Icha bekerja, Icha berkenalan dengan teman-temannya yang bekerja sebagai buruh pabrik juga. Icha dan teman-temannya bekerja dengan saling membantu satu sama lain. Icha merasa senang bisa mempunyai teman yang baik dan bisa saling tolong menolong. Pertemanan yang mereka jalin membuat Icha berkenalan dengan salah seorang laki-laki bernama Andre yang bekerja di pabrik itu juga. Icha suka dengan Andre dan ingin bisa berpacaran dengannya, perkenalan dan pendekatan terus dilakukan Icha dan teman-temannya. Icha yang dulunya tidak ingin mengenal laki-laki dulu, karena Icha ingin bisa membahagiakan keluarganya dulu. Icha berusah untuk menghilangkan rasa ingin tidak mengenal laki-laki. Namun, karena jatuh cinta pada pandangan pertama membuat Icha susah untuk terlepas dari bayang-bayang Andre. 66 Icha akhirnya berkenalan dan berpacaran dengan Andre. Laki-laki yang dianggapnya sangat baik dan ramah kepadanya membuat Icha semakin cinta kepada Andre. Beberapa bulan berpacaran, Icha membawa Andre menemui kedua orangtuanya. Orangtua Icha sangat suka dengan sikap Andre yang ramah dan sopan. Namun, ketika memasuki setengah tahun berpacaran, perlakuan Andre berubah drastis. Laki-laki yang dianggapnya baik dan tulus itu mendadak berubah menjadi sosok yang temperamental dan ringan tangan. Andre tidak segan-segan memukul Icha apabila Icha tidak memenuhi keinginannya. Karena ketulusan sayangnya kepada Andre, Icha selalu memnuhi permintaan Andre. Ini akibat cinta butanya kepada Andre. Sampai suatu ketika, Andre ingin merengut keperawanan Icha. Icha menolak dan terus menolak. Icha berusaha lari dan mengagalkan keinginan Andre, namun karena keterbatasan tenaga dan Andre terus menyiksa, memukul Icha akhirnya Andre pun berhasil merengut keperawan Icha. Icha menangis sedih. Ia merasa kotor, Icha tidak menyangka, Andre laki-laki yang sangat ia banggakan tega merenggut keperawannya. Setelah melakukan hubungan intim tersebut, akhirnya Icha hamil dan Icha berusaha meminta pertanggung jawaban Andre, namun Andre tiba-tiba menghilang dan tidak ada kabar. Icha sangat sedih dan semakin bingung karena dirinya tidak tahu lagi harus berbuat apa, Icha takut jika orangtuanya mengetahui hal ini orangtuanya pasti bakalan sangat sedih dan marah kepada Icha akibat perbuatan yang tidak baik yang telah dilakukannya sama pacarnya. Icha semakin kebingungan melihat kondisinya yang sedang hamil dan tidak ada yang mau bertanggung jawab. Icha takut jika tetangganya mengetahui hal ini pasti tetangganya akan mencibiri Icha dan mengusir Icha dari tempat tinggalnya. Icha takut orangtuanya menjadi sasaran tetangganya. Ketakutan itu membuat Icha berusaha mencari berbagai cara untuk bisa menutupi kehamilannya, Icha menemui sebuah cara untuk dapat menutupi 67 kehamilannya. Icha berusaha menutupi kehamilannya dengan cara menggugurkan kandungannya, Icha menemui dukun beranak yang ada didekat rumahnya. Akhirnya Icha berhasil menggugurkan kandungannya dan berhasil juga menutupi perbuatannya dari orangtua dan tetangganya. Icha awalnya takut untuk menggugurkan kandungannya karena takut berdosa, namun Icha lebih malu lagi jika orangtuanya tahu bahwa anaknya hamil diluar nikah. Dan akhirnya, Icha memutuskan untuk menggurkan kandungannya Icha mempunyai seorang kakak yang bekerja sebagai pekerja seks juga, kakak Icha bekerja sebagai salah satu psk di losmen yang ada di Medan. Kakak Icha mengajaknya untuk bekerja sebagai psk dengan iming-imingan gaji yang sangat besar, Icha sangat sedih melihat kenyataan kakaknya bekerja sebagai psk di salah satu losmen. Kakak Icha bekerja sebagai psk dikarenakan pendidikannya yang rendah dan keterampilannya tidak ada yang bisa mendukung dirinya mendapatkan pekerjaan, kakak Icha mengajak dirinya untuk bergabung menjadi salah satu psk di tempat kakaknya bekerja. Awalnya Icha menolak untuk ikut bergabung bersama kakaknya bekerja sebagai psk karena takut berdosa. Kakak Icha menjelaskan bahwa dengan pekerjaan ini lah kita dengan mudah dapat mendapatkan uang yang lebih banyak. Icha semakin bingung dengan ajakan kakaknya yang sangat menggiurkan ini, Icha terus berpikir dan berusah untuk bisa menerima ini, akhirnya Icha menerima pekerjaan sebagai psk karena Icha beranggapan bahwa dirinya sudah berdosa dan dengan penghasilan yang besar membuat icha sudah tidak memperdulikan lagi ketakutan yang sempat mengancam hidupnya. Icha hanya memikirkan nasib kedua orangtuanya yang sudah tua dan tidak sanggup lagi bekerja yang berat-berat, Icha bekerja bersama kakaknya di salah satu losmen yang ada di Medan. Awalnya Icha takut berjumpa dengan banyak laki-laki, kakak Icha berusaha menenangkan Icha supaya tidak takut lagi. 68 Icha dengan modal pengalaman yang tidak ada berusaha bisa menikmati pekerjaannya sebagai psk, Icha ingin terus bekerja supaya mendapatkan penghasilan yang banyak. Beberapa bulan bekerja Icha mendapatkan penghasilan yang begitu besar yang jauh lebih besar dari pekerjaan sebelumnya yang hanya sebagai buruh pabrik. Icha memberikan penghasilannya kepada ibunya, ibunya sangat bahagia karena Icha bisa mendapatkan uang yang begitu besar. Ibunya menanyakan pekerjaan yang sedang dijalani anaknya karena ibunya bingung darimana Icha bisa mendapatkan uang sebanyak itu, Icha gugup menjawab pertanyaan ibunya dan takut jika ibunya akan mengetahui ini. Icha menjawab bahwa dirinya telah bekerja di salah satu Mall yang ada di Medan, ibunya percaya dan berterimakasi kepadanya. Icha terus menikmati pekerjaannya sebagai psk dan senang karena telah bisa membahagiakan orangtuanya dengan penghasilannya sekarang. Icha terus bekerja dan terus memberikan penghasilannya kepada ibunya, ibunya sangat senang sekali kepada Icha karena telah mampu membahagiakan mereka. Icha senang dan bercampur sedih karena orangtuanya tidak mengetahui pekerjaan sebenarnya yang hanya sebagai psk, Icha berusaha untuk tidak memikiri itu dan tetap bekerja sebagai psk. Orangtua Icha semakin bingung dengan uang yang begitu besar yang hampir setiap minggu diberikannya kepada ibunya, orangtua Icha berusah mencari-cari apa sebenarnya pekerjaan asli dari anaknya. Orangtua Icha menanyakan kepada teman-teman Icha namun teman-teman Icha tidak mengetahui dengan jelas apa sebenarnya pekerjaan Icha, orangtuanya semakin bingung karena Icha kadang-kadang pergi malam pulang pagi dan kadang-kadang pergi siang pulang larut malam. Orangtua Icha berusaha untuk tidak menduga-duga apa sebenarnya pekerjaan anaknya, ibunya berusaha tetap percaya bahwa Icha bekerja di Mall. Ibunya terus mendapatkan uang yang besar dari Icha. 69 Ibunya terus mencari tahu apa sebenarnya pekerjaan aslinya dari anaknya, Icha berangkat kerja dan ibunya diam-diam mengikuti Icha dari belakang. Sesampainya di tempat pekerjaan orangtua Icha melihat tempat pekerjaan Icha dipadati dengan pria dan wanita, ibunya berusaha menanyakan kepada orang-orang yang ada disekitaran losmen itu dan betapa terkejutnya ibunya ketika mengetahui bahwa anaknya bekerja sebagai psk. Ibunya pulang kerumah dengan perasaan sedih yang sangat teramat dalam, ibunya berusaha tenang dan tidak emosi mengetahui pekerjaan anaknya. Icha akhirnya pulang kerumah dan disambut ibunya dengan perasaan yang sedih, ibunya langsung menanyakan pekerjaan Icha sebenarnya kepada anaknya itu, Icha semakin bingung dengan pertanyaan ibunya sambil diiringi dengan air mata. Icha akhirnya mau menjawab jujur kepada ibunya bahwa dirinya bekerja sebagai psk, ibunya semakin sedih setelah pengakuan anaknya, Icha berusaha menjawab pertanyaan ibunya. Icha mengakatan ini merupakan pekerjaan yang sangat mudah dijalani dan menghasilkan uang yang besar. Icha mengatakan bahwa pekerjaan ini sangat membantu kondisi ekonomi keluarga mereka. Icha meminta maaf kepada ibunya karena telah melakukan pekerjaan yang tidak halal dan bisa membuat malu keluarganya, Icha berusaha menenangkan ibunya dan mengatakan bahwa pekerjaan inilah yang sangat bisa mendapatkan penghasilan yang besar. Akhirnya setelah mendengar perkataan anaknya, ibunya akhirnya mengizinin Icha untuk bekerja sebagai psk dengan alasan bisa membantu kondisi sosial ekonomi keluarga mereka. Informan II Informan kedua saya bernama Siti, seorang remaja 20 tahun yang berasal dari Jawa Timur. Remaja kelahiran 21 Juni 1994 ini sekarang bertempat tinggal di Losmen Cibulan. Siti beragama Islam dan suku Jawa. Siti hanya menamatkan sekolahnya sampai Sekolah Dasar SD. Ini diakibatkan karena kehidupan keluarga Siti yang tergolong keluarga tidak 70 mampu. Siti adalah anak tunggal. Ayahnya sudah meninggal ketika Siti berumur 3 tahun, sedangkan ibunya hanya bekerja sebagai pedagang asongan di lampu merah. Melihat kondisi keluarga yang hidup pas-pasan dan rasa ingin membantu ibunya Siti memilih untuk tidak melanjutkan sekolahnya ke jenjang Sekolah menengah Pertama SMP, Siti memilih untuk mencari pekerjaan. Awalnya, Siti mendapatkan pekerjaan sebagai seorang pembantu rumah tangga. Selama bekerja sebagai pembantu rumah tangga, Siti mendapatkan penghasilan pas-pasan dan belum mampu untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Dengan keadaan terpuruk seperti ini, Siti memutuskan untuk merantau ke Medan. Di Medan, Siti sempat bekerja sebagai karyawan selama 6 bulan di salah satu pabrik yang ada di daerah Patumbak. Namun, penghasilan di pabrik tersebut tidak sesuai dengan jerih payah saat Siti bekerja. Dan akhirnya, Siti pun memutuskan untuk berhenti bekerja di pabrik tersebut. Pada saat ini pula, Siti berkenalan dengan seorang lelaki bernama Edyanto. Edyanto adalah sepupu teman Siti bekerja di pabrik. Edyanto hanya bekerja serabutan mocok-mocok. Setelah beberapa waktu berpacaran, Siti dan Edyanto memutuskan untuk menikah secara siri. Pada saat itu, usia Siti masih 18 tahun sedangkan Edyanto berusia 32 tahun. Lima bulan menikah, Siti dan Edyanto dikaruniai seorang anak perempuan bernama Nur Hasanah. Dan kehidupan keluarga Siti dan Edyanto berubah seketika semenjak mereka memiliki anak. Edyanto yang hanya bekerja serabutan, terkadang bekerja terkadang tidak dan Siti yang juga hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga, membuat mereka kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Siti pun memutuskan untuk mencari pekerjaan kembali. Awalnya Siti sama sekali tidak terpikir untuk menjalani profesi sebagai pekerja seks komersial. Hal ini dimulai ketika Siti ditawari temannya untuk bekerja di daerah Sambu sebagai pegawai rumah makan. Dengan iming-imingan gaji lumayan besar, Siti pun tertarik untuk menerima tawaran 71 tersebut. Namun, semua impian Siti hanyalah sia-sia. Siti bukan dipekerjakan sebagai pegawai rumah makan tetapi sebagai pekerja seks komersial. Dan temannya yang mengajakmenawari Siti untuk bekerja tersebut mendadak hilang kontak dengannya. Awalnya Siti menolak keras dipekerjakan sebagai pekerja seks komersial, namun karena keterpaksaan dan jeratan ekonomi, Siti pun menerimanya. Hari pertama bekerja sebagai pekerja seks komersial di Losmen Cibulan, Siti merasa ada yang lain di dalam batinnya. Di satu sisi, Siti merasa sangat berdosa, namun disisi yang lainnya Siti merasakan kemudahan dalam mencari uang. Jam kerjanya tidak banyak namun Ia dapat menghasilkan uang yang lumayan banyak. Ditambah lagi rayuan-rayuan dari para pekerja seks komersial lainnya yang telah lama bekerja di Losmen tersebut membuat Siti semakin mantap untuk menjadi seorang pekerja seks komersial. Edyanto, suami Siti tidak mengetahui akan pekerjaan haram Siti tersebut. Siti mengaku kepada suami dan orangtuanya dikampung bekerja sebagai seorang pegawai di rumah makan yang ada di Sambu. Untuk menyakinkan keluarganya, Siti mengatur strategi waktunya dalam bekerja. Ia pergi berangkat ke Losmen pukul 09.00 WIB dan pulang pukul 17.00 WIB selayaknya seorang pegawai rumah makan berangkatdan pulang bekerja. Pekerjaan Siti sebagai pekerja seks komersial sangat membantu sekali perekonomian keluarga kecil mereka. Sebelum bekerja, Siti dan keluarganya hanya bisa menyewa sebuah kost-kostan kecil. Sedangkan, setelah Siti bekerja sebagai pekerja seks komersial, Siti dan keluraganya sudah bisa menyewa sebuah rumah sederhana dan layak untuk dihuni. Namun pernikahan Siti dan Edyanto, tidaklah berlangsung lama. Setahun menikah, Siti memilih bercerai dari suaminya. Pekerjaan Edyanto yang tidak tetap, kebiasaannya yang suka main judi dan mabuk-mabukan, serta jarangnya Edyanto menafkahi Siti dan anaknya dijadikan 72 alasan Siti untuk menceraikan Edyanto. Ditambah lagi, keadaan Siti yang sudah bekerja dan mempunyai penghasilan yang lumayan membuat Siti semakin yakin untuk bercerai. Dan demi kebebasan Siti dalam bekerja Ia menitipkan anaknya, Nur Hasanah kepada ibunya di Jawa Timur. Setiap bulan, Siti mengirim uang kepada Ibunya untuk biaya sekolah dan kebutuhan sehari-hari anaknya. Dan untuk mengurangi pengeluarannya untuk sewa rumah kontrakan, Siti memilih Losmen Cibulan menjadi tempat tinggalnya. Ini dilakukan Siti, agar kirimannya ke kampung untuk kebutuhan anaknya cukup. Siti ingin anaknya bersekolah sampai jenjang perguruan tingggi. Siti tidak ingin anaknya mangalami keadaan yang seperti ia alami. Sehingga Siti berusaha bekerja sekeras mungkin untuk mendapatkan penghasilan yang banyak agar bisa memnuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya. Informan III Informan ketiga saya bernama Eka Paramitha alias ita. Remaja ini bertempat tinggal di Jln. Pasar 9 Gg. Dahlia No.15 Medan Tembung. Ita adalah anak pertama dari 4 bersaudara, satu perempuan dia dan tiga laki laki adiknya. Ita hanya tinggal dengan ibunya. Ayah Ita,sudah 10tahun merantau ke Aceh. Jangankan kembali ke Medan, mengirim uang untuk kebutuhan Ita dan adik-adiknya saja tidak pernah. Sedangkan Ibunya bekerja hanya sebagai pemulung. Ita hanya mengenyam pendidikan sampai SMP akibat tidak punya biaya lagi untuk melanjut Ita memutuskan untuk berhenti dan tidak melanjutkan lagi. Remaja kelahiran 14 juni 1990 ini beragama Islam, telah menikah dan memiliki anak sebanyak dua orang, anak pertama berumur 6 tahun dan anak kedua berumur 3 tahun. Ita menikah dengan seorang pria yang berumur 32 tahun. Pekerjaan suami hanya seorang buruh bangunan yang berpenghasilan tidak tetap. Mengenai menjadi pekerja seks komersial, Ita berpendapat bahwa Ia tidak mempunyai pilihan lain. Sebelum menjadi pekerja seks untuk membantu perekonomian 73 keluarganya Ita sempat bekerja sebagai baby sitter tetapi penghasilannya tidak cukup untuk menutupi keperluan keluarganya. Hidup Ita semakin berat, Ita bingung memulai usaha apa untuk menambah penghasilan pada suatu hari teman dekat nya menawarkan pekerjaan dengan iming iming gaji tinggi, karena desakan ekonomi Ita menerimanya, tidak ada kata menolak karena di satu sisi Ita sudah tidak Virgin perawan . Ita menyembunyikan status asli sebagai PSK dan mengaku kepada suami nya sebagai pembantu rumah tangga. Dan kebohongan ini tetap berlanjut sampai sekarang. Dan kadang kadang menurut pengakuan Ita dia terpaksa meminjam uang kepada germo mucikari untuk membiayai kontrak rumah dan keperluan lain nya, dan pinjaman ini memakai bunga yang cukup tinggi dan hal ini lah menyebabkan mereka tetap terbelenggu dalam lingkaran kemiskinan dan tidak mau keluar dari dunia prostitusi. Untuk mencari pundi pundi uang kadang kadang wanita ini menerima tamu di luar jam kerja. Karena jam kerja di Losmen Cibulan ini buka jam 09.00 pagi – 16.00. Kadang kadang Ita memberi nomor telpon nya kepada pelanggan untuk dapat menghubungi ketika di perlukan. Berbicara masalah tarif itu tergantung tawar menawar kita dengan si PSK, tergantung kesepakatan dan apa saja paket yang di berikan si PSK nya. Jadi kalau di rata ratakan penghasilan wanita ini perhari sekitar Rp.100.000. Tetapi Ita merasa ini belum cukup, maka dari itu kadang dia mencari sampingan sebagai pembuat kue dan lain-lain. Ita termasuk penghuni lama atau orang lama di losmen cibulan, sudah hampir empat tahun beliau bekerja di lokalisasi tersebut dan sudah merasa jenuh atau bosan. Ita mengatakan bahwa ada keinginan untuk keluar dari pekerjaan haram ini. Menurutnya, ia tidak rela bekerja seperti ini dan sampai menafkahi anak anaknya dengan uang haram, tetapi karena terlilit hutang dan kebutuhan yang mendesak semua harus mereka lakukan untuk bertahan hidup dan agar dapat memenuhi kebutuhannya sehari hari. Tetapi khusus dengan Ita, dia sudah berencana berhenti dari pekerjaan ini apabila hutang-hutangnya 74 telah lunas dan ia telah mendapatkan pekerjaan yang layak. Mereka mayakini bahwasanya pekerjaan ini tidak dapat di pertahankan terus menerus, harus ada rencana lain selanjut nya, karena fisik semakin lemah dan semakin lama akan terlihat tua dan kurang menarik di lihat. Informan IV Imel merupakan anak 1 dari 5 bersaudara yang tingga di kota medan. Imel mempunyai keluarga yang baik. Ibu imel bekerja sebagai penjual ikan di belawan, dan ayahnya telah meninggal dunia. Ayah imel meninggal karena penyakit lever. Imel sangat sedih kehilangan ayah tercintanya, ayah imel sangat perhatian dan baik sekali sama imel dan saudara-saudarnya yang lain. Imel hanya menamatkan pendidikannya pada jenjang SMP saja, imel merasa sudah tidak mau lagi melanjutkan pendidikannya karena ibu imel sudah tidak memiliki biaya lagi untuk melanjutkan pendidikan anaknya. Pada saat tamat SMP, imel bekerja sebagai tukang cuci di dekat rumahnya. Imel tahu bahwa perbuatannya ini dilakukannya untuk bisa menopang kebutuhan ekonomi mereka yang pas-pasan, gaji imel semuanya diserakan kepada ibunya untuk dapat menyekolahkan adik- adiknya. Imel tidak mau melihat adik-adiknya putus sekolah sama seperti dirinya, sebenarnya imel sedih kenapa tidak bisa melanjutkan pendidikannya karena dengan pendidikan yang baik akan dapat mampu memperbaiki kondisi ekonomi mereka Dilingkungan tempat tinggal, imel mempunyai teman yang nasibnya sama kayak dirinya. Teman-teman imel tidak melanjutkan pendidikannya karena keterbatasan biaya yang dimiliki oleh orangtuanya. Imel sangat bersahaja dengan teman-temannya, tetangga imel juga baik kepada imel karena perbuatan imel. Imel merasa senang mempunyai teman-temannya. Imel juga mempunyai tetangga yang tidak baik, namun imel berusah untuk tidak terpengaruh bujukan teman-temannya untk menjadi seorang bandal. Imel tidak mau melihat ibunya sedih karena anaknya menjadi bandal. 75 Di dalam lingkungan keluarga, imel termasuk anak yang baik dan patuh kepada orangtua khususnya ibu yang harus berjuang sendiri untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka. ibu amel sangat memperhatikan setiap tingkah laku anaknya ibu amel memberikan kebebasan kepada amel untuk bergaul kepada siapa saja, namun ibunya tetap menjalin komunikasi yang baik kepada anaknya agar anaknya bisa menjadi anak yang mampu mengambil keputusan dalam melakukan suatu perbuatan. Kehidupan imel berubah dari anak yang ramah dan riang menjadi anak pendiam dan suka marah, imel melakukan ini karena ibunya menikah lagi dengan orang lain. Imel tidak mau memiliki ayah tiri, imel tidak mau menggantikan posisi ayahnya dengan orang lain, ibu imel menikah diam-diam tanpa sepengetahuan imel. Awalnya imel sangat sedih dan tidak bisa menerima, namun karena imel tidak mau melihat ibunya sedih, akhirnya imel menyetuji ibunya untuk menikah lagi. Ayah tiri imel mempunyai 2 orang anak yang masih kecil, ayah tiri imel bekerja sebagai tukang becak. Ayah imel awalnya merupakan sosok ayah yang baik, ayah tirinya sangat memperhatikan imel dan saudara-saudaranya yang lain. Ayah tiri imel mencoba menjalin komunikasi yang baik kepada mereka, imel merasa senang ternyata ayah tirinya gk seburuk yang dipikirkannya. Ayah imel sering memberikan uang jajan yang lebih kepada imel karena ayahnya tahu bahwa imel tidak kerja dan tidak melanjutkan pendidikannya, imel tetap berusaha untuk percaya kepada ayah tirinya, namun imel mempunyai suatu firasat yang buruk kepada ayah tirinya. Imel selalu dan selalu mendapatkan uang dari ayah tirinya, imel merasa bingung kenapa ayah tirinya sering memberikan uang jajan yang selalu lebih ketimbang dengan adik- adiknya yang lain, imel mencoba tetap percaya kepada ayah tirinya dan menganggap bahwa ini merupakn suatu perbuatan yang baik yang biasanya dilakukan oleh seorang ayah kepada anaknya. Setiap ayahnya pulang kerja, imel selalu mendapatkan uang jajan yang lumayan 76 banyak sampai pada waktu itu imel langsung menanyakanya kepada ayah tirinya, namun ayah tirinya hanya menjawab bahwa ini Cuma pemberian uang jajan yang lebih. Imel percaya bahwa ini cuma pemberian biasa. Puncat kebingungan amel adalah karena Ayah imel selalu memberikan uang jajan yang lebih kepada dirinya dengan alasan-alasan yang aneh. Suatu ketika pada saat ibu amel bekerja dan adik-adiknya berangkat sekolah, amel dan ayahnya tinggal berdua saja didalam rumah tersebut, imel berada didalam kamarnya sendiri dan ayah tirinya juga berada didalam kamar yang lain. Imel makin curiga karena ayah tirinya selalu mondar-mandir seperti merasa ada sesuatu yang mencurigakan dari ayah tirinya, ternyata dugaan amel betul. Ayah tiri amel menjumpai imel didalam kamarnya, awalnya ayah tiri imel menyuruh dirinya untuk mengambilkan segelas air kebelakang. imel menuruti ayahnya karena imel sudah menganggap ayah tirinya sebagai ayah kandungnya, imel memberikan air tersebut kepada ayah tirinya. Pada saat diberikan air tersebut, imel menyuruh ayahnya untuk keluar dari kamarnya, namun ayahnya tidak kunjung keluar dan tetap saja didalam kamarnya. Imel semakin curiga dan bertanya-tanya didalam hatinya kenapa ayahnya tidak mau kunjung keluar, akhirnya merasa takut imel keluar dari kamarnya dan berada didalam ruang tamu. Ayah tiri amel ternyata ikutan keluar dan menjumpai amel di ruang tamu, amel menanyakan apa sebenarnya yang mau dilakukan oleh ayah tirinya, ayah tirinya ternyata ingin melakukan hubungan intim dengan dirinya. imel sangat terkenjut dengan pernyataan ayah tirinya yang sangat memalukan itu, imel mencoba untuk menolak ajakan ayah tirinya karena imel beranggapan bahwa ayahnya adalah sosok yang baik. Imel terus menolak ajakan ayah tirinya untuk tidak melakukan hubungan itu, namun ayah tirinya memaksa dirinya untuk melayani ayah tirinya. Imel mencoba melawan dan melarikan diri, ternyata ayah tiri imel mengancam imel untuk tidak memberitahukan hal ini 77 kepada ibunya karena ayahnya akan membunuh imel jika ibunya mengetahui hal ini. Imel sangat sedih dengan perbuatan ayah tirinya yang tidak terpuji ini, dan ternyata uang jajan yang selalu lebih itu dilakukan ayahnya untuk menutupi keburukan ayah tirinya kepada ibunya. Ayahnya gagal melakukan itu karena tiba-tiba ibunya pulang dari tempat kerjaan, ayah imel langsung keluar rumah dan pergi etah kemana. Ibu imel melihat imel sedih dan bertanya kepada dirinya kenapa imel bersedih, imel menjawab dengan gugup dan mengatakan kalau dirinya sedih karena imel tidak mau melihat ibunya kecapekan, namun imel takut menceritakan yang sebenarnya karena ayah tirinya bakalan marah dan akan membunuh dirinya. Ayah tiri imel terus mencoba berbagai cara untuk dapat melampiasakan nafsunya kepada anaknya. Pada saat itu ibunya kembali kerja dan adik-adiknya bersekolah, imel mencoba minta ikut sama ibunya. Imel terus memaksa ibunya untuk tetap ikut, ayah tiri imel mengakatakan kepada ibunya bahwa jika imel ikut yang akan membereskan rumah ini siapa, dengan pertimbangan itu akhirnya ibu imel tidak membawanya ketempat kerjanya dan tetap dirumah. Ibu imel pergi bekerja dan imel mencoba untuk tidak dirumah dan pergi kerumah temannya, ayah tiri imel memaksa imel untuk dirumah dan jangan kemana-mana namun imel memaksa untuk keluar, dengan perlawanan itu ayah tirinya tetap memaksa imel berada dirumah,akhirnya imel berada dirumah dan masuk kedalam kamar. Pada saat imel masuk ke dalam kamar, ayah tiri imel mengikuti imel dari belakang dan masuk kedalam kamar imel. Ayah imel terus memaksa masuk dan imel tidak mengizini masuk, ayah tiri imel terus memaksa untuk masuk dan membuka pintu, akhirnya ayah imel berhasil membuka pintu kamar imel. Ayah imel memaksa untuk melakukan hubungan intim tersebut, awalnya imel menolak melakukan perbuatan itu, namun ayah tiri imel mengancam imel jika tidak melakukan itu akan membunuh ibunya. Ayah tiri imel akhirnya berhasil melampiaskan 78 nafsunya kepada imel, ayah imel membalasnya dengan memberikan uang yang lebih dan mengancam akan membunuh ibunya jika imel memberitahukan hal ini kepada ibunya. Imel sangat sedih kenapa ayah tirinya sampai harus melakukan perbuatan ini. Ayah tiri imel selalu memaksa imel untuk melakukan perbuatan ini dan terus mengancam imel. Imel akhirnya selalu mendapatkan perbuatan bejak tersebut dari ayah tirinya dan selalu juga dapat pengancaman dari ayah tirinya. Imel hanya bisa bersedih dan termenung melihat perbuatan ayah tirinya yang sangat buruk kepada dirinya, imel melakukan ini karena takut dibunuh ayah tirinya. Ibu imel selalu menanyakan kenapa imel sedih dan imel hanya menjawab kalau imel sedih karena belum mampu membahagiakan mereka. imel sudah tidak tahan lagi dengan perbuatan ayah tirinya dan berusah untuk melarikan diri, imel melarikan diri pergi jauh entah kemana dan tidak mengabari ibunya, imel kabur karena tidak tahan dengan perbuatan ayah tirinya yang bejat itu. Imel pergi ke kost temannya dan nginap disitu, imel tidak tahu harus kemana lagi melarikan diri, teman imel baik kepadanya dan mau membantu imel, pada saat sampai di kost temannya, imel menceritakan semua perbuatan ayah tirinya kepada temannya. Teman imel ternyata seorang psk yang bekerja di salah satu jalan yang ada di Medan, imel cerita panjang lebar kenapa dia sampai melarikan diri. Imel mencoba meminta temannya untuk memberikan pekerjaan kepada dirinya. Teman imel tidak tahu harus memberikan pekerjaan apa kepada dirinya dengan tamatan hanya pada jenjang SMP, teman imel akhirnya menawarkan pekerjaan ini dengan iming-imingan gaji yang lumaya besar, awalnya teman imel takut untuk mengatakan ini namun dengan omongan imel yang mengatakan kalau dirinya sudah tidak perawan lagi yang membuat temannya berani mengatakan ini. Imel memikirkan ajakan temannya untuk menjadi psk, dengan pertimbangan-pertimbangan yang matang akhirnya imel setuju dengan pekerjaan 79 ini dan mau menjalaninya, imel menerima pekerjaan ini karena iming-imingan gaji yang lumayan untuk membantu ibunya agar terus mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka. Imel bekerja menjadi psk di salah satu jalan yang terkenal di Medan, awalnya imel ketakutan melakukan pekerjaan ini karena imel takut melakukan dosa, namun dengan keberanian akhirnya imel bekerja dengan serius dan mau menjalaninya. Awal pertama kerja imel mendapat cukup banyak pelanggan dan mendapat cukup banyak uang, imel terkejut bisa mendapatkan uang yang lumayan banyak ini. Imel memberikan penghasilannya kepada ibu tercinta untuk bisa memenuhi kebutuhan mereka. Beberapa bulan bekerja imel terus mendapat uang yang lumayan untuk bisa membantu ibunya, melihat kesuksesan imel bekerja teman-teman imel merasa dirugikan karena dengan kehadiran imel disitu mengurangi jatah mereka untuk mendapatkan pelanggan, imel awalnya tidak peduli dan terus bekerja disitu dengan alasan bahwa pelanggan disitu banyak. Teman imel satu kost mengajak imel untuk pindah dari tempat yang dulu ke tempat yang bukan jalanan namun salah satu lokasi tempat psk berjualan yaitu salah satu losmen yang ada di Medan. Ibu imel tidak mengetahui apa sebenarnya pekerjaan imel yang terpenting ibu imel bisa mendapatkan uang dari anaknya dan juga senang melihat anaknya sudah sukses, sebenarnya imel takut memberikan uang haram ini kepada ibunya, namun dengan pekerjaan inilah imel bisa mengirimkan uang kepada ibunya. Imel terus bekerja sebagai psk walaupun sebenarnya pekerjaan ini sangat tidak baik kepadanya, imel takut kena penyakit dan takut ketahuan ibunya, tapi ketakutan imel itu tidak membuatnya untuk menyelesaiakan pekerjaannya sebagai psk, akan tetapi tetap melanjutkannya dengan alasan pendidikan yang rendah dan keterampilan yang juga tidak ada. Imel beranggapan bahwa pekerjaan inilah yang dirasa sesuai dengan kemampuannya dan bisa menghasilkan lumayan uang. 80 Informan Tambahan Informan tambahan yang saya jadikan dalam penelitian ini adalah pimpinandirektur lembaga Perempuan Peduli Pedila Medan. Alasan saya memilih kak Wilda sebagai informan tambahan karena Beliau adalah salah satu pencetus berdirinya lembaga Perempuan Peduli Pedila Medan. Selain itu, latarbelakangnya yang pernah menjadi seorang pekerja seks komersial juga membuat saya yakin bahwa kak Wilda mampu memahami permasalahan dan faktor-faktor apa yang memengaruhi seorang remaja menjadi pekerja seks komersial. Pengamatan dan hasil wawancara yang dilakukan Kak Wilda terhadap para pekerja seks komersial, menunjukkan bahwa kebanyakan para pekerja seks komersial adalah mereka yang masih remaja. Dimana usia remaja masih sangat labil. Pada usia ini cenderung seseorang itu mencari jati diri, bergabung dan bergaul dengan teman-teman sebaya, membentuk kelompok-kelompok bermain. Rasa ingin tahu yang sangat besar juga sifat tidak ingin kalah saing dari temannya yang lain membuat remaja sangat rentan terjerumus dalam hal-hal negatif. Ini juga membuat banyak remaja cenderung menghalalkan segala cara. Selain itu, semakin majunya teknologi mulai dari munculnya berbagai macam media sosial seperti facebook dan twitter membuat semakin luasnya pergaulan para remaja saat ini. Pada umumnya alasan yang melatarbelakangi seorang remaja menjadi pekerja seks komersial sangat beragam. Dari hasil penelitian yang dilakukan Perempuan Peduli Pedila Medan P3M pada tahun 2012 terhadap 100 responden pekerja seks komersial di berbagai losmen dan jalanan menyebutkan bahwa 80 mereka memilih menjadi pekerja seks komersial akibat pelecehan seksual misalnya seperti diperkosa. Pelecehan seksual tersebuat membuat mereka merasa tidak berharga lagi. Mereka beranggapan bahwa mereka itu hina, najis dan kotor. Dan pemikiran “sudah terlanjur basah” dan penghasilan yang lumayan membuat mereka memilih menjadi seorang pekerja seks komersial. Sisanya 20 dari mereka 81 menjadi pekerja seks komersial karena masalah ekonomi, frustasi ditinggal pacar suami, dan bahkan karena disarankan keluarga ataupun teman untuk menjadi pekerja seks komersial. Namun, untuk sekarang ini alasan paling besar yang melatarbelakangi seseorang remaja menjadi pekerja seks komersial adalah masalah ekonomi. Ketidakmampuan keluarga dalam hal ini orangtua dalam memenuhi kebutuhan hidup anak-anaknya membuat anak turut ikut ambil bagian dalam menyokong perekonomian keluarganya. Kehidupan remaja pada saat ini yang cenderung glamour dan hobi hura-hura membuat remaja menjadikan Lingkungan tempat tinggal atau lingkungan sosial bisa menjadi ancaman bagi para remaja untuk mengikuti perkembangan arus yang semakin hebat saja, banyak remaja yang mudah terpengaruhi untuk terjerumus kedalam seks bebas bahkan menjadi pekerja seks komersial. Berbicara sosal pergaulan sehari-hari maka kembali lagi berbicara tentang lingkungan dimana tempat seseorang itu tinggal dan bagaimana interaksi sosial yang terjadi di lingkungannya tersebut. Sesorang remaja dapat terjerumus menjadi seorang pekerja seks komersial karena melihat dan mengetahui bagaimana kondisi sekitarnya, gambaran kondisi lingkungannya, dengan siapa ia bergaul, dan adanya kesempatan baginya untuk bekerja sebagai pekerja seks komersial. Peran orangtua juga sangat penting. Orangtua yang peduli terhadap anaknya akan selalu memperhatikan kehidupan anak-anaknya sesibuk apapun dirinya bekerja. Mengenai, pekerja seks komersial yang masih remaja, banyak para orangtua tidak mengetahui pekerjaan anaknya sebagai pekerja seks, yang terpenting anaknya bisa menghasilkan uang dan tidak menggangur sudah membuat senang hati para orangtua. Bahkan, ada pula orangtua yang mengetahui anaknya bekerja sebagai pekerja seks komersial. Para orangtua tersebut tidak merasa keberatan dengan pekerjaan anaknya tersebut, karena orangtuanya juga terlibat dalam pekerjaan tersebut. 82 Jika dilihat dari remaja yang bekerja sebagai pekerja seks komersial di Losmen Cibulan kebanyakan karena faktor ekonomi yang rendah. Keadaan ekonomi yang rendah membuat mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan penghasilan. Selain itu, rendahnya tingkat pendidikan para remaja tersebut membuat mereka tidak memiliki kemampuan dan keahlian khusus untuk mencari pekerjaan yang lebih layak lagi.

5.2 Analisis Data

Dokumen yang terkait

Peranan Perempuan Peduli Pedila Medan Dalam Mendampingi Pekerja Seks Komersial Di Losmen Sinabung Medan

3 41 102

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Remaja Menjadi Pekerja Seks Komersial (Studi Deskriptif : PSK Perempuan Lokalisasi Losmen Bougenville Kelurahan Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan)

0 0 10

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Remaja Menjadi Pekerja Seks Komersial (Studi Deskriptif : PSK Perempuan Lokalisasi Losmen Bougenville Kelurahan Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan)

0 0 2

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Remaja Menjadi Pekerja Seks Komersial (Studi Deskriptif : PSK Perempuan Lokalisasi Losmen Bougenville Kelurahan Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan)

0 1 10

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Remaja Menjadi Pekerja Seks Komersial (Studi Deskriptif : PSK Perempuan Lokalisasi Losmen Bougenville Kelurahan Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan)

0 1 42

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Remaja Menjadi Pekerja Seks Komersial (Studi Deskriptif : PSK Perempuan Lokalisasi Losmen Bougenville Kelurahan Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan) Chapter III IV

0 0 48

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Remaja Menjadi Pekerja Seks Komersial (Studi Deskriptif : PSK Perempuan Lokalisasi Losmen Bougenville Kelurahan Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan)

0 0 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Seks - Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Remaja Menjadi Pekerja Seks Komersial (Studi Deskriptif : Psk Dampingan Perempuan Peduli Pedila Medan Lokalisasi Losmen Cibulan)

0 0 37

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Remaja Menjadi Pekerja Seks Komersial (Studi Deskriptif : Psk Dampingan Perempuan Peduli Pedila Medan Lokalisasi Losmen Cibulan)

0 0 13

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI REMAJA MENJADI PEKERJA SEKS KOMERSIAL (Studi Deskriptif : PSK Dampingan Perempuan Peduli Pedila Medan Lokalisasi Losmen Cibulan) SKRIPSI

0 0 10